Aria meraih kerah kemejanya dengan agresif. “Dengar bajingan, kamu bisa melakukan apa yang kamu suka padaku, penghinaan dan pelecehan, tapi jangan pernah menyentuh anak-anakku ataupun memanfaatkan mereka,” desisnya menatap belati pada pria itu. “Aku akan membuatmu menyesal jika kamu memanfaatkan anak-anakku lagi!” Dario menatap mata penuh amarah Aria dengan tenang, membiarkannya mencengkeram kerah kemejanya. Keduanya saling menatap selama beberapa saat dengan emosi masing-masing. Setelah beberapa saat, Dario berkata tanpa memutuskan kontak mata mereka. “Aku tidak akan pernah melakukan itu. Aku memang seorang bajingan, tapi aku tetaplah seorang ayah,” ujarnya dengan ekspresi tenang. “Tidak ada orang tua yang akan menyakiti anak-anaknya,” lanjutnya dengan suara tegas dan serius menatap Aria. “Kamu bisa mencari tahu sendiri bahwa aku tidak membuat lelucon mengerikan seperti itu memanfaatkan putriku dan menjelekkannya hanya untuk mendapatkanmu.” Aria menatapnya dengan mata menyipit
Seth muncul di depan Dario, menahan dadanya dengan ekspresi datar.“Seth ....” Aria menoleh menatap sepupunya.“Pergilah duluan,” ujar Seth melirik Aria dari ujung matanya.Aria mengangguk. Tanpa menatap Dario meninggalkan dia meninggalkan apartemennya dengan Delin yang masih menangis di pelukannya memanggil Dario.Hati Dario tercubit melihat putrinya memanggilnya. Dia ingin menyusul Aria namun Seth sekali lagi menahan dadanya.Dario meliriknya dengan tatapan marah dan menyingkirkan tangannya dari dadanya.“Apa yang kamu lakukan?” desisnya dengan tatapan mengancam.Seth menatapnya acuh tak acuh, tampak tidak terpengaruh dengan pandangan mengancam Dario.“Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dari Aria dan anak-anak?”Dario menyeringai sinis.“Apa hakmu melarangku? Dan siapa kamu bagi mereka untuk memperingatkan aku, ayah kandung si kembar, menjauh dari anak-anakku?” cibirnya dingin.Sudut bibir Seth berkedut, namun dia tetap mempertahankan topeng tanpa ekspresi di wajahnya
“Bagaimana jika aku beritahu kenyataan ini pada mereka?”Wajah Seth berkedut dengan urat biru menonjol di pelipisnya. Ketenangannya hilang mendengar setiap kata-kata Dario.Dia mencengkeram kerah kemeja Dario semakin erat.“Jangan berani-berani ....” Dia mendesis menatap Dario mengancam.Dario mencibir dan melepaskan cengkeraman Seth dari kerah kemejanya dengan kasar.“ha yang sama berlaku untukmu. Jangan berani menghalangi hubunganku dengan Aria ataupun anak-anakku atau menggunakan pengaruh keluarga Garrett-mu untuk mengancamku. Jangan melewati batasmu,” desis Dario sebelum mendorong Seth dan berbalik masuk ke apartemennya dan menutup pintu tepat di depan hidung Seth.“Sialan!” Seth menendang dinding di sebelahnya begitu pintu tertutup.Dia memelototi pintu apartemen Dario dengan napas terengah-engah.Beraninya dia mengancamku?!Sorot mata Seth menjadi gelap.Dario Clark, jangan pikir kamu menang.....Delin masih menangis ketika mereka sampai di rumah.Aria sakit kepala tidak peduli
Dixon menarik ujung baju Aria untuk meminta perhatian ibunya.Aria menunduk menatap putranya dengan pandangan bertanya.“Ibu jangan marah sama Delin. Ini salahku karena tidak mengawasinya hingga dia bisa menyelinap pergi dan bertemu dengan pria itu.” Dixon menatap ibunya dengan pandangan hati-hati, takut akan membuat Aria marah karena membela ibunya.Aria mengusap keningnya yang sakit. Sifat manja dan tidak kenal takut membuatnya marah sekaligus cemas. Bisa-bisanya anak seusia enam tahun pergi sendirian sejauh itu ke perusahaan Dario sendirian. Dia takut setengah mati mendapat kabar putrinya hilang dan tidak tahu ke mana. Butuh seharian untuk mencarinya di seluruh Capital. Jika bukan karena berita itu, Aria tidak akan tahu apa yang terjadi pada putrinya.“Ibu tidak marah. Hanya agak ... takut. Delin masih berusia enam tahun dan berani pergi sendiri sejauh itu menemui pria itu,” desis Aria menggertakkan gigi sebelum menghempaskan tubuhnya ke sofa.“Ini juga salah ibu,” desahnya mengus
Aria tidak ingin Dixon dan Delin membencinya karena memisahkan mereka dan diam-diam bertemu di belakang punggungnya.Tubuh Dixon sesaat kaku sebelum dia menunduk dan mengalihkan pandangan.“Aku benar-benar tidak ingin bertemu dengan pria itu,” gumamnya pelan.Aria menatapnya dengan tatapan dalam berharap bisa melihat perasaan anak itu tentang sosok ayahnya. Namun dia tidak bisa melihat perasaan anak itu karena Dixon memasang wajah datar. Kadang dia merasa Dixon bukan anak usia enam tahun.“Tapi Ibu bisa mengatur pertemuan Delin dengan pria itu daripada Delin akan menyilap diam-diam lagi.” Setelah mengatakan itu dia berbalik naik ke kamarnya meninggalkan Aria sendirian di ruang tamu.Aria mendesah menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sambil menutup matanya dengan lengannya.Apa yang harus dia lakukan?Haruskan dia mempertemukan anak-anaknya dengan Dario Clark?.....Di sebuah klub malam, di depan pintu salah satu kamar VIP terlihat seorang wanita bergaun hitam berpotongan rendah di b
Pikiran Tuan Brown terganggu dengan identitas Melissa dan tangannya menggoda di bagian pribadinya.Melissa meringkuk mendekat dan berbisik di telinga pria tua itu.“Tuan Brown, bagaimana menurutmu? Bisakah kamu membantuku berinvestasi di perusahaan Quin?” bisiknya menggoda, sementara tangannya melakukan pekerjaan untuk merangsang nafsu pria tua itu.Wajah Tuan Brown berkeringat dan napasnya terengah-engah penuh nafsu merasakan tangan nakal Melissa menggodanya. Namun pikirannya cukup jernih untuk mengingat peringatan seorang wanita yang mengaku sebagai perwakilan dari Garrett Group untuk tidak berinvestasi pada perusahaan Quin.Sebagai pengusaha, Tuan Brown tentu tahu reputasi Garrett Group sebagai perusahaan raksasa Internasional di beberapa negara. Bahkan Clark Corporation tidak bisa dibandingkan dengan Garrett Group. Tuan Brown tentu tidak akan berinvestasi pada perusahaan Quin yang bermasalah. Tetapi dengan godaan seorang wanita cantik dari keluarga kolongmerat, Tuan Brown sedikit
“Jadi Andre Brown?” Aria mengangkat alisnya membaca laporan dari Jenny.“Ya, pria tua itu hanya budak istrinya. dia tidak akan mudah membantu Melissa di bawah pengawasan istrinya.”Aria menyeringai, sorot matanya penuh dengan penghinaan.“Melissa pintar memilih target. Tapi bodoh tidak memperhitungkan istri Andre Brown. Jika Andre Brown berinvestasi pada perusahaan Quin, dia harus melalui persetujuan istrinya. Tentu Nyonya Eloise akan curiga mengapa suaminya berinvestasi di perusahaan yang bermasalah dan menyelidiki hubungannya dengan Melissa. Tuan Brown tidak akan begitu bodoh menarik kecurigaan istrinya,” komentar Aria membaca halaman berikutnya.“Melissa pintar menggaet pria, tapi satu kelemahannya.” Dia menatap Jenny dengan senyum miring.“Dia terlalu bergantung pada kemampuan pria bisa melakukan segalanya. Dia adalah tipe yabg berpikir semua pria yang ditakluknya akan menuruti semua keinginannya seperti Tuan Muda Jones tanpa memikirkan pria juga adalah makhluk egois yang bisa mem
“ Nyonya sebaik datang ke sini. Orang tua anak itu memprotes dan ingin bertemu dengan Anda untuk menuntut ganti rugi dan mengeluarkan Delin dari sekolah. Saya tidak bisa menanganinya dan Delin bersikeras tidak mau minta maaf untuk menyelesaikan masalah. Maafkan saya karena tidak kompeten mengurus masalah ini Nyonya,” kata Bibi pengasuh meminta maaf.Aria mengurutkan pangkal hidung mulai merasakan sakit kepala.Sejak malam itu Delin menjadi pemberontak dan merajuk berhari-hari. Dia membuat masalah mogok makan, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, merajuk pada Aria setiap saat.Aria telah membujuknya dengan lembut maupun keras, anak itu tetap keras kepala dan berteriak sepanjang hari ingin bertemu dengan Dario. Puncaknya dia berkelahi dengan teman sekolahnya.“Baiklah aku mengerti. Aku akan segera ke sana sekarang,” kata Aria menutup teleponnya dan berdiri dari kursi. Dia mengambil barang-barang pribadinya dan memasukkan ke dalam tasnya sebelum keluar dari kantornya.Jenny mendongak d