Freya menatapnya tidak percaya, matanya memanas seolah dia akan menangis.“Dixon, bagaimana bisa kamu memperlakukan aku seperti ini,” ujarnya seolah dia sangat terluka.Regina mengangkat alis melihat sikapnya yang sangat berbeda dengan sikap sombong yang dia perlihatkan pada Regina.Apa itu tipe gadis yang disukai Dixon, manja dan kekanakan? Pikir Regina. Walau pun begitu dia tidak ingin terlihat menyedihkan membiarkan wanita lain manja pada suaminya di depannya seolah status ‘istri’ tidak berarti.“Kakak, sikap apa yang kamu perlihatkan pada suamiku? Apa kamu pikir kamu masih pacarnya?” ujar Regina dingin.Freya menoleh memelototinya.“Tidak urusannya dengan kamu! kamu bukan siapa-siapa selain hanya penggantiku!”Bibir Regina berkedut. Tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya.Dia melirik suaminya tanpa ekspresi.“Dixon, aku tidak peduli kamu menjalin hubungan apa dengan kakakku di belakangku. Tapi tolong jangan berselingkuh terang-terangan di depanku, jika kamu masih menghargai aku
“Jika kamu tidak senang aku mengganggu, aku akan pergi. Aku tidak akan datang lagi untuk mengganggumu.”Dixon menoleh menatapnya tajam.“Kenapa kamu selalu tanpa perasaan?”“Mengapa kamu menyebutku tanpa perasaan?” Regina balik bertanya tersinggung.“Aku memberimu ruang untuk bermesraan dengan pacarmu sudah cukup baik untuk seorang istri. Kenapa kamu malah marah-marah padaku?” “Karena kamu istriku, kamu seharusnya marah dan bukannya mengalah dan pergi begitu saja.”“Jika aku benar istrimu, aku akan melemparkan kotak makan ke kepala kalian berdua sejak melihat kalian berpelukan dan berciuman. Tapi kita hanya suami istri dalam kontrak. Aku tidak ingin menangis saat kamu lebih memilih membela Freya! Aku tidak ingin menjadi orang tersakiti.” Regina berkata dingin sebelum mendengus.“Aku tidak punya hak marah atau mencerca kalian. Aku minta maaf jika sudah menyinggungmu. Ke depannya ini tidak akan terjadi lagi,” lanjutnya dingin.Dixon terdiam tidak bisa berkata-kata.“Bukan maksudku sepe
Setelah pertengkaran pertamanya dengan Regina, Dixon dalam mood jelek dan memarahi banyak bawahannya yang salah memberi laporan. Bahkan Sam pun kena omelannya. Freya tidak tahu apa yang terjadi antara Dixon dan Regina sampai membuat Dixon marah. Tapi dia berpikir hubungan mereka retak dan menganggap itu adalah itu kesempatannya. Jadinya dia memperbaiki blusnya dan membuka kancing atasnya hingga belahan dadanya terbuka.Sekarang adalah jam pulang kantor dan Dixon masih bertahan di kantornya. Freya berharap tidak ada gangguan saat dia berdua dengan Dixon. Dia melihat Sam berdiri dari mejanya dan berjalan menuju kantor Dixon dengan sebuah berkas di tangannya.“Sam!” Freya memanggil pria itu sebelum dia pergi.Sam menoleh dan menatapnya dengan pandangan bertanya, “Ya?”“Kamu akan mengantar ke kantor Dixon?”Sam mengangguk.Freya gembira dan buru keluar dari mejanya menghampiri pria itu.“Biar aku saja, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu,” ujar Freya merebut berkas itu dari tangan Sam.Sam
Tapi sayang, Dixon bahkan tidak mendongak dan sibuk memijat pangkal hidungnya seolah dia sakit kepala.“Pergilah jika tidak ada yang lain.” Tanpa mendongak Dixon berkata dengan suara dingin menunjukkan dia dalam mood jelek.Freya tersenyum dan memutari mejanya sebelum berhenti di sebelahnya.“Dixon, apa kamu lelah dan atau sakit kepala? Aku akan memijat bahumu ....” tanpa menunggu persetujuan Dixon memijat pelipis Dixon.Dixon tidak menolak atau menepisnya. Dia membiarkan Freya memijat pelipisnya.Melihat Dixon tidak menolaknya, Freya semakin berani. Tangannya yang memijat pelipisnya perlahan turun ke pundak dan memijatnya. Dia berhenti untuk melihat reaksi Dixon.Freya merasakan otot pria itu sangat keras di bawah di sentuhannya. Pikiran kotor masuk di kepala Freya, dia merindukan sentuhan Dixon. Di masa lalu mereka pernah melakukan hubungan intim membuat Freya semakin merindukannya.Dixon masih belum mengusirnya dan fokus laporan di laporan di laptopnya.Freya tersenyum puas. Jema
Freya enggan menyuruhnya pulang yang di mana ada Regina sebagai istrinya.“Hm. Pulanglah, dan suruh Sam menungguku.” Dixon bahkan tidak menatapnya.Freya dengan cemberut gelap berjalan meninggalkan kantor Dixon.Sam mengangkat kepalanya mendengar suara pintu di buka dan Freya keluar dari kantor Dixon tidak lebih dari sepuluh menit. Sebelah alisnya terangkat. Ketika Freya mengambil inisiatif mengantar berkas, dia sudah tahu niat wanita itu. tapi tidak menyangka Freya keluar lebih cepat daripada yang dipikirkan.Freya memelototinya marah. Ekspresi Sam seolah mengejek kegagalannya. Dia mengambil tasnya dengan kesal dan berkata dingin pada Sam, “Aku akan pulang duluan. Dixon menyuruhmu untuk menunggumu.”“Mengerti,” balas Sam kembali ke pekerjaannya tanpa memedulikan Freya.Freya yang kesal meninggalkan kantor itu dengan cepat.Sementara itu Dixon melirik arlojinya dan menyadari sudah pukul 6 sore. Dia berniat lembur atau keluar sekedar minum bersama Aaron untuk melepas penat dan kekesa
“Sudah, ada di meja makan,” balas Regina acuh tak acuh masih tidak mengalihkan pandangannya dari TV.Dixon menggertak gigi melihat Regina mengacuhkannya. Namun dia tidak alasan kuat untuk mengeluhkan sikapnya dan bertengkar. Itu hanya membuatnya malu sendiri.Dixon berbalik kesal menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Tak lama kemudian dia keluar dan melihat istrinya masih di ruang tamu. Kali ini TV sudah matikan dan sekarang dia berbaring bermain ponsel di tangannya.“Kamu sudah makan?” tanya Dixon.“Sudah,” balas Regina cuek.“Kamu tidak menungguku?” ujar Dixon mengerutkan keningnya.“Mengapa aku harus nunggu kamu?” balas Regina masih cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.“Kamu seharusnya menungguku dan makan malam bersama. kamu harus temani aku makan,” kata Dixon tidak senang.Regina bangun dan berdiri dari sofa.“Kamu bisa makan sendiri, kekanakan sekali minta ditemani.” Dia berjalan melewati Dixon dan masuk ke kamarnya.Dixon menatap punggungnya tidak bisa berk
“Hentikan,” desis Regina dan menarik tangan Dixon keluar dari dalam bajunya.“Kamu mengganggu tidurku,” gerutunya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Mulut Dixon terbuka, namun tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Dia sudah terangsang namun istrinya menolaknya. Entah karena beneran tidur atau karena memang menolaknya. Dixon tidak yakin istrinya beneran menolaknya. Istrinya tidak pernah menolak setiap kali dia meminta jatah.“Regina,” panggilnya ragu-ragu mengangkat kepalanya mengintip Regina.“Kamu tidur?”“Hm,” balas Regina acuh tak acuh.Dixon meremas bahunya dan berbisik pelan, “Aku menginginkanmu.”Sengaja menekan ereksinya yang sudah keras di pantatnya untuk menunjukkan bahwa dia sedang bergairah. Dia mengecup leher jenjang istrinya dan menghirup aromanya yang manis. Tangannya kembali terulur menyelinap di dalam selimut menangkup payudaranya dan meremasnya untuk menarik gairah istrinya.“Hentikan.” Regina menepis tangannya dan menjauhkan lehernya dari bibir Dixon.
“Sam, menurutmu kenapa para wanita suka membesarkan masalah kecil menjadi masalah besar. Kupikir masalah akan berlalu, tapi dia mengacuhkan aku sampai berhari-hari. Dia mengatakan apa pun atau pun marah padaku, tapi hanya mengacuhkan aku sampai berhari-hari.” Dia menoleh memandang sekretarisnya.“Mengapa? Apa yang salah dengannya?“Wanita adalah makhluk yang susah dimengerti. Bahkan buku akan setebal buku Harry Potter belum cukup untuk menguraikan sosok wanita.”Dixon mendengus, “Jadi kamu punya solusi? Kamu sudah punya istri pasti mengalami masalah sepertiku. Apa yang kamu lakukan jika istrimu seperti Regina?”Sam terlihat berpikir sebelum menjawab, “Tentu aku akan meminta maaf bahkan jika aku tidak tahu kesalahanku.”“Mungkin jika Anda meminta maaf pada Nyonya Regina akan menyelesaikan masalah,” saran Sam.Dixon mengerut keningnya. Sayangnya dia enggan meminta maaf duluan saat dia tidak tahu di mana kesalahannya.“Ada cara lain?”Sam menggelengkan kepalanya. “Tuan, wanita sangat suk
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per