Share

Bab 56

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 11:33:48

Tapi Dinda menggelengkan kepalanya.

"Kiara," kata Dinda dengan raut wajah memohon agar Kiara tidak lagi memaksanya untuk melepas tangan Moza.

Akhirnya Kiara pun menjauh dan saat itu Dinda pun menarik tangan Moza hingga akhirnya kembali naik ke atas.

Tubuh Moza terasa lemas.

Bahkan lututnya seperti tak lagi terasa membuatnya menjadi terduduk di lantai.

Dimas langsung saja memeluk putrinya yang ketakutan setelah apa yang barusan dia alami.

"Pi, Moza takut," kata Moza yang terus saja memeluk Dimas dengan eratnya.

Sedangkan Dinda memilih untuk segera pergi disusul oleh Kiara yang juga segera pergi dari sana.

"Tidak apa, kamu baik-baik saja," Dimas terus saja memeluk putrinya dengan erat.

Dia tahu Moza memang bersalah.

Akan tetapi rasa sayangnya terhadap Moza membuatnya tidak bisa marah.

Apa lagi dia tahu bahwa keinginan untuk memiliki keluarga yang utuh adalah impian anaknya itu sejak kecil.

Hingga membuat Moza seakan tak perduli bahwa dirinya hampir saja menjadi seorang pembunuh.

Bahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Eva Sari Pratiwi
ayoo sayang ....lanjutin ceritanya... penasaran...
goodnovel comment avatar
Nabillah Bella
semakin asik membaca jgn berhenti Thor ...please Thor lanjut blh mati berdiri macam ni tgu episod lanjut
goodnovel comment avatar
Anni Sahuri
aku sllu menunggu klnjutannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 57

    "Bu, saya ijin pulang ke rumah Ayah. Saya, rindu pada keluarga saya," pinta pinta Dinda saat dia sampai di rumah.Laras terdiam sejenak sambil terus melihat Dinda.Dia tahu apa yang barusan dialami oleh Dinda.Dan Membuat Laras pun mengangguk setuju sebab dia tahu Dinda butuh ketenangan."Pergilah sampai kamu ingin kembali lagi ke rumah ini," kata Laras.Dinda pun mengangguk cepat dengan perasaan lega."Tapi Dinda, jangan pernah berpikir untuk bercerai dengan Dimas!" papar Laras.Dinda menutup matanya sejenak sambil membayangkan wajah Moza.Jika saja bisa Dinda ingin sekali mengakhiri pernikahannya dengan Dimas untuk bisa membuat Moza bahagia."Ini hanya sementara waktu, kamu tetap istri anak saya! Jaga batas mu dengan laki-laki manapun di luar sana!" tambah Laras.Setelah mengatakan itu Laras pun segera pergi.******Kamar tidur dengan ukuran 2×2 yang selalu menjadi tempat ternyaman nya kini tidak lagi bisa dia tempati.Dan untuk saat ini dia kembali masuk ke kamar itu.Ada rasa rind

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 58

    Herman sangat bahagia karena Dinda pulang ke rumah.Bahkan makan malam ini dimasak oleh putrinya tersebut.Sesuatu yang sangat dirindukan oleh Herman sejak Dinda pergi ke dan harus tinggal di keluarga Hermawan."Kak Dinda sup nya enak pol," kata Zira yang makan dengan lahap karena itu adalah masakan Kakaknya.Menurut Zira masakan Dinda tidak ada duanya di lidahnya tetap yang terbaik."Kamu bisa aja," Dinda benar-benar melupakan apa yang terjadi dalam hidupnya jika sudah bersamaan dengan Zira dan Ayahnya.Kebahagiaan ini rasanya tidak ada duanya dan sangat nyaman untuknya.Sedangkan Kinara sibuk memandangi perhiasan yang kini begitu banyak di tubuhnya.Baru saja dia beli setelah mendapatkan uang dari Laras yang cukup banyak menurutnya.Tapi menurut Laras sudah pasti itu nominal yang sangat kecil."Bu, makan nasi. Nggak akan kenyang cuman pakai perhiasan!" kata Zira pada Kinara dengan sedikit kesal.Kinara pun menoleh pada putrinya itu, "Makan aja, brisik banget sih!" Kinara pun segera

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 59

    Meskipun Dinda kembali ke rumah orang tuanya tapi tetap saja dia harus ke kantor.Apa lagi Dinda pertanggung jawaban atas semua jadwal Dimas.Hingga pagi ini setelah selesai mengurus rumah segera menuju kantor tentunya dijemput oleh Kiara mengendarai sepeda motor matic nya.Jika untuk Dinda sepertinya Kiara tak akan pernah menolak.Mereka sudah berteman lama dan begitu akrab, apa lagi Kiara yang merasa memiliki saudara perempuan jika sudah bersama Dinda.Mengingat dirinya adalah anak tunggal.Berbeda dengan Dinda yang hanya anak yang tidak diketahui siapa keluarga kandungnya.Dia merasa sulit menemukan teman setulus Kiara dan Dinda pun merasa memiliki keluarga, apa lagi orang tua Kiara juga menganggapnya seperti anaknya juga.Satu hal yang sungguh membuatnya menjadi sangat bahagia tidak terkira.Dan sepanjang perjalanan menuju kantor keduanya pun tampak bercerita tentang kejadian kemarin.Tepatnya Kiara yang begitu banyak bertanya kepada Dinda.Dia sangat penasaran akan banyak hal."K

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 60

    "Kita cari makan yuk," Dimas langsung saja menarik tangan Dinda untuk ikut bersamanya.Dinda ragu untuk ikut karena ini jam bekerja dan ada banyak sekali pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh Dimas."Ada banyak pekerjaan, Pak Presdir," kata Dinda mengingatkan."Nanti saja, aku lapar," Dimas pun langsung saja berjalan.Dan akhirnya Dinda pun mengikuti langkah kaki Dimas yang membawanya menuju salah satu restauran.Dinda masih kenyang dan belum ingin makan tetapi kini di atas meja ada banyak makanan yang tersedia."Ayo makan," kata Dimas."Pak Presdir, aku masih kenyang," tolak Dinda, "anda saja yang makan, saya duduk saja di sini saja," kata Dinda lagi.Dimas pun mengangguk kemudian dia pun mulai makan.Dinda hanya diam sambil menunggu Dimas selesai makan dan sesekali melihat sekitarnya.Sampai akhirnya ada makanan yang mengarah padanya.Membuat Dinda pun terkejut karena ternyata Dimas yang melakukannya.Tapi untuk apa?Apakah Dimas ingin menyuapi dirinya?Rasanya tidak mungkin bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 61

    "Pak Presdir, ini sudah sore," kata Dinda setelah melihat jam pada ponselnya.Sudah sore hari tapi Dimas masih saja betah bersama Dinda di kamar hotel.Tapi Dinda yang ingin segera pulang ke rumah.Pusing rasanya terus saja terkurung di dalam ruangan seharian."Lalu?" tanya Dimas tampaknya tidak ingin pulang."Aku mau pulang," kata Dinda."Kita pulang ke rumah bersama," Dimas pun segera bangkit dan menyambar ponselnya yang tergeletak di meja."Aku pulang ke rumah Ayah," Dinda masih ingin menenangkan dirinya.Dia tidak ingin bertemu dengan Moza.Bukan karena benci, melainkan tidak ingin terus melihat wajah Moza yang begitu membencinya jika bertemu.Sekaligus untuk menghindari adanya cekcok.Dinda juga merasa bersalah atas kehadirannya di antara Dimas dan Megan yang seharusnya sudah bersama sesuai keinginan Moza."Ke rumah Ayah?" tanya Dimas bingung.Dinda pun mengangguk kemudian meraih tas miliknya."Tuan Dimas, kira-kira sampai kapan pernikahan ini kita jalani?" tanya Dinda dengan sua

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 62

    Malam semakin larut namun sampai detik ini Dimas masih memikirkan Dinda.Dia melihat ke sampingnya dimana selama ini Dinda tidur di sana dan kini tidak ada.Ada rasa sepi yang tidak bisa dijelaskan oleh seorang Dimas sejak Dinda memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya.Bahkan Dimas sendiri tak dapat melupakan saat-saat perdebatan mereka berlangsung di kamar itu.Bahkan di atas ranjang itu pula pertama kali Dimas merenggut kesuciannya seorang Dinda.Akh!Pikiran Dimas semakin kacau tak terkendali.*****Dinda masih sibuk dengan pikirannya.Rasanya sangat tidak nyaman dengan posisi seperti ini.Bahkan rasanya ia tidak ingin berjauhan dengan Dimas.Dinda juga bingung dengan dirinya sendiri karena rasanya dulu dan kini sudah sangat jauh berbeda.Tok tok tok!Terdengar suara ketukan pada jendela kamarnya.Membuat Dinda pun tersadar dari lamunannya dan bingung siapa yang mengetuk jendela kamarnya ditengah malam begini."Angin atau apa ya?" tanya Dinda.Dinda pun kembali mendengar sua

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 63

    "Ya, ampun gerah banget sih," gerutu Dinda.Bayangkan saja harus tidur di atas ranjang yang sempit untuk dua orang.Belum lagi Dimas yang malah memeluknya begitu erat.Rasanya sangat tidak nyaman untuk Dinda."Sudah aku bilang, buka saja bajunya, kau tidak percaya," kata Dimas dengan santainya.Dinda pun akhirnya mendudukkan tubuhnya dan melepas bajunya seperti apa yang dikatakan oleh Dimas.Malu?Tidak sama sekali.Untuk apa malu, Dinda sendiri tak dapat menghitung jumlah berapa kali sudah Dimas menyentuhnya.Mungkin sudah terlalu sering.Sedangkan Dimas tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Dinda.'Sepertinya ada keuntungan besar,' batin Dimas dengan pikirannya yang benar-benar tidak baik-baik saja."Apa lihat-lihat!" kesal Dinda."Galak sekali," kata Dimas sambil tersenyum dengan pikirannya yang benar-benar sudah jauh di awan."Biasa aja!" ketus Dinda sambil kembali merebahkan tubuhnya."Memangnya kamu tidak malu?" goda Dimas.Dinda pun membuat senyuman mendengar pertanyaan Dim

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 64

    "Pembagian otak? Kau kira otak adalah bantuan dari pemerintah?Kalau ada 10 saja jenis manusia seperti mu! Aku jamin, hancur berantakan dunia ini!" jawab Dimas.Dinda pun tersenyum seakan mengejek Dimas."Hubungannya apa? Nggak jelas! Lagi pula kalau 10 manusia seperti aku, apa ke 10 itu akan kamu nikahi?!" balas Dinda tak terima dengan perkataan Dimas.Tapi Dinda pun tak terima dengan perkataan Dinda saat ini."Kau yang tidak jelas!" Dimas pun segera menutup wajah Dinda dengan selimut.Gemas rasanya berdebat dengan Dinda yang tak pernah mau mengalah.Tampaknya kekalahan adalah sebuah hal yang sangat mengesalkan untuk Dinda.Sehingga dia sangat tidak menginginkannya.Apapun alasannya dia akan tetap melawan lihat saja saat ini pun."Apaansih!" Dinda pun berhasil melepaskan dirinya.Tapi tatapan tajam pun kini dilayangkan pada Dimas.Tanpa rasa takut seperti biasanya."Aku tanya! Tapi kalau 10 orang itu wanita semua masih wajar, tapi kalau ada yang pria?" Dinda pun tersenyum sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 267

    Kadang kala mendengar kebagian orang lain kita juga ingin merasakan seperti mereka. Namun, saat bahagia itu tiba tentu saja ada perjalanan yang penuh kerikil yang harus dilewati. Begitu pun juga dengan Dinda, awalnya dia juga menolak pernikahan paksa ini. Tapi takdir tetap saja membawanya untuk menjalaninya. Pernikahan yang tidak dia inginkan itu pula yang membawanya bertemu pada kedua orang tuanya. Hingga sadar bahwa dia tak lagi sendirian melewati semuanya. Belum lagi cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Dimas begitu besar. Meskipun perbedaan usia yang terbilang cukup jauh tapi bukan menjadi masalah untuk hidup terus berdampingan. Hingga kini mereka memiliki anak kembar yang lucu dan menggemaskan. Meskipun Dinda adalah ibu tiri untuk sahabatnya sendiri, tapi tidak membuat kedua merasa canggung. Moza yang awalnya menentang pernikahan ayahnya dan sahabatnya memilih untuk berdamai dengan keadaan. Apa lagi kenyataan pahit yang harus dia terima, bukan anak kan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 266

    Tuuut!!! Terdengar suara kentut yang cukup keras dan berasal dari Dinda. Membuat baby twins D seketika terjaga dan menangis keras. Padahal sudah payah Dinda menidurkan kedua bayinya itu. Tapi karena perkara kentut yang tak bisa dikondisikan malah membuat kedua bayi itu terusik. "Sayang," Dimas yang telah menunggunya sejak tadi di kamar pun memilih untuk segera menyusul ke kamar anaknya. Ternyata kedua anaknya tengah menangis keras. "Ada apa? Apa anak-anak rewel?" tanya Dimas. "Ini gara-gara kentut, tadi mereka udah tidur. Tapi Dinda malah kentut, mana suaranya keras banget. Bikin anak-anak kebangun," kesal Dinda. "Ahahahhaha," Dinda pun tertawa lucu mendengar ucapan Dinda, "kamu ini ada-ada saja, ayo tidurkan anak-anak dengan cepat, apa iya kita kalah sama pengantin baru itu," ujar Dimas. "Pengantin anak itu?" Dinda sepertinya bingung dengan maksud Dimas. "Sahabat mu itu dan Chandra, itu saja tidak tau!" "O, kirain tadi siapa. Ya, biarin aja mereka kan udah lam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 265

    "Baiklah, kamu tidur duluan, Mas mandi dulu, gerah," kata Chandra. Kiara mendengar suara gemerincing air dari kamar mandi. Saat itu Kiara pun segera keluar dari kamar. Dia pun pergi ke kamar Ibunya yang bersebelahan dengan kamarnya. "Ada apa?" tanya Diana. Awalnya Diana mengira jika saja Kiara sudah tidur. Ataupun mungkin saja terjadi hubungan antara suami dan istri dan rasanya itu sangat wajar. "Apa Mikayla rewel, Bu?" tanya Kiara yang hanya ingin membuat sebuah pertanyaan asal. Padahal dia sudah melihat sendiri jika saat ini anaknya tengah begitu terlelap dalam tidur di atas ranjang dengan Farhan yang juga berbaring di sampingnya. "Cucu Ibu baik-baik saja, kamu mendingan balik ke kamar mu, biasanya juga cucu Ibu tidurnya sama, Ibu," ujarnya. Karena Mikayla tidak minum asi, sehingga tidak sulit jika pun terus bersama dengan dirinya. "Oh," Kiara bingung harus beralasan apa lagi agar tetap berada di sana. Tapi jika bisa dia ingin tidur di kamar ini saja bersama

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 264

    Kiara pun kini sudah berada di dalam kamar setelah pesta selesai. Malam ini semua keluarga menginap di hotel milik keluarga Chandra. Dimana pesta pun dilangsungkan di hotel tersebut. Kiara tidak tau apa yang terjadi padanya hari ini akan membawa kebahagiaan atau tidak nantinya Dia hanya sedang berjuang untuk putrinya, untuk terus bersama. Kini dia sedang berada di dalam kamar mandi, setelah selesai segera keluar dengan memakai piyama dan handuk putih yang membalut rambutnya. Saat itu matanya pun tertuju pada sebuah kado milik Dinda yang ada di sudut kamar. Dia sudah penasaran sejak tadi, apa lagi kini hanya sendiri saja di kamar. Membuatnya pun segera mengambilnya dan membawanya ke atas ranjang agar dia bisa duduk dengan nyaman. Tangan Kiara tampak bergerak melepaskan pita kado, kemudian bergerak membuka kotaknya. Mata Kiara pun melebar sempurna setelah melihat apa yang ada di hadapannya. "Tisu ajaib?!" tanya Kiara yang bingung. Meskipun sebelumnya sudah pernah

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 263

    "Kamu masih ragu?" "Aku nggak tau, soalnya kamu aneh." "Kenapa begitu?" "Entahlah, tapi Mas boleh ngomong langsung ke Ibu dan Ayah. Kalau mereka setuju, Kiara juga setuju." *** Seperti yang dikatakan oleh Kiara, Chandra pun langsung berbicara pada kedua orang tua Kiara mengenai keinginan untuk rujuk kembali dengan Kiara. Dengan cara baik-baik tanpa ada beban yang tersimpan. "Diana, Farhan, terlepas dari masa lalu kita. Kini Kiara adalah ibu dari anak ku. Aku ingin anak ku dibesarkan di lingkungan yang baik-baik, memiliki orang tua yang lengkap." "Untuk itu aku mohon dengan sangat untuk mengijinkan aku dan Kiara menikah lagi, aku pun akan membahagiakannya," pinta Chandra. Farhan dan Diana pun tidak dapat lagi berkata-kata, sebab sudah menyaksikan sendiri seperti apa menderitanya Kiara selama beberapa bulan ini hamil tanpa suami. Mana mungkin dia kembali membiarkan putrinya kehilangan bayinya yang dibawa oleh Chandra. Sebab, kembali bersama adalah cara satu-satunya untuk men

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 262

    "Boleh saya masuk?" tanya Chandra yang kini berdiri di depan pintu kamar. Kiara pun bingung harus menjawab apa. Iya atau tidak? Apa lagi kini keduanya hanya orang asing, bagaimana mungkin hanya berdua saja di dalam kamar tersebut. "Masuk saja," sahut Diana yang muncul dari arah belakang dan kini dia telah masuk terlebih dahulu dengan membawa makanan hangat untuk putrinya, Kiara. Sesaat kemudian Diana pun segera keluar dan kini Chandra pun mulai melangkah masuk. Kedua tangannya tampak memegang paper bag berisi perlengkapan bayi. Mulai dari susu, diapers, tisu, pakaian bayi dan lainnya. Kiara juga merasa tidak mampu untuk membeli susu formula dengan harga yang begitu mahal. Karena anaknya tidak tidak bisa minum susu formula sembarangan. Selain untuk perkembangan juga karena alergi. Kiara semakin stres memikirkan uang untuk bisa membeli susu formula untuk anaknya sendiri. "Boleh saya menggendongnya?" tanya Chandra lagi. Kiara pun perlahan memberikan pada Chandra

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 261

    "Hay," Dinda dan Moza pun menjenguk Kiara dan bayinya yang sudah dibawa pulang ke rumah. Tentunya perasaan Kiara kini begitu bahagia melihat wajah bayi mungilnya yang sangat menggemaskan. "Kamu kapan hamilnya?" tanya Moza yang begitu penasaran. "Tau-tau udah lahiran aja," Dinda pun ikut menimpali. Kiara pun tersenyum mendengar ucapan kedua sahabatnya itu. Dia juga menyadarinya tapi selama hamil dia hanya di rumah saja menikmati kesendiriannya. Sedangkan dua sahabatnya juga sibuk dengan mengurus bayi mereka, bahkan sambil kuliah juga. Kegiatan yang begitu padat membuat mereka benar-benar hanya fokus pada kesibukan masing-masing. Berbeda dengan Kiara yang hanya di rumah saja hingga mereka tidak pernah bertemu. Apa lagi rumah mereka yang cukup berjauhan. "Pantesan waktu aku lahiran kamu gemukan, taunya isi," Moza pun mengingatkan kembali saat itu. Begitu juga dengan Dinda yang tidak lupa saat itu sempat berkomentar tentang penampilan Kiara dan bentuk tubuh yang berbed

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 260

    Chandra tidak lagi peduli akan status perceraian mereka berdua. Kini dia harus melihat keadaan putrinya, menjaganya hingga nanti akhirnya dokter mengatakan sudah bisa dibawa pulang. Bahkan Chandra pun tidak peduli pada Diana dan Farhan yang selama ini menentang hubungan antara dirinya dan juga Kiara. Sebab, Chandra sudah terlalu merasa bersalah pada bayinya. Bayi yang lucu itu dia beri nama Mikayla Chandra Winata. Bahkan Chandra tidak mempertanyakan sama sekali kebenaran tentang dirinya yang ayah kandung bayi itu atau bukan. Karena Chandra bisa melihat wajahnya dalam wajah bayi itu. Jika pun Kiara yang tiba-tiba mengatakan bahwa itu bukan bayinya nanti, justru Chandra yang tidak percaya. "Kiara, biarkan bayi itu bersama ku saja, aku yang akan merawatnya, dan membesarkannya," pinta Chandra. Chandra akan melakukan segala cara untuk bisa menebus kesalahannya terhadap bayinya. Sebab, baru mengetahui saat bayi itu lahir. Bahkan setiap kali melihat bayi Mikayla seketik

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 259

    Chandra tidak ingin banyak bertanya untuk apa uang yang diminta oleh Kiara. Bahkan dia juga cukup terkejut melihat nama Kiara yang muncul dilayar ponselnya. Awalnya Chandra tak percaya, tapi begitulah adanya. Bahkan saat sedang rapat pun dia tetap menerima panggilan telepon. Mungkin jika bukan Kiara yang menghubungi dia tak akan menjawab karena masih dalam rapat penting. Dan untuk mendengar suara Kiara saja rasanya sangat dirindukannya. Walaupun hanya sebentar saja mendengarnya. Bahkan dia langsung mengirimkan uang tanpa tau sebenarnya berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh Kiara. Apakah uang itu cukup atau tidak. Chandra tidak tau. Hingga akhirnya kini Chandra selesai rapat. Dia duduk di ruangannya dengan perasaan yang penuh tanya. Dia ingin menghubungi Kiara kembali, tetapi ragu. Akhirnya dia pun hanya diam sambil terus memikirkan tentang Kiara. Bahkan kini sudah malam tapi dia masih saja berada di kantor dengan perasaan yang tidak tenang tanpa sebab yang

DMCA.com Protection Status