Share

Bab 22

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa saat kemudian Dimas tak lagi mendengar suara Adinda.

Dia pun melihat ke samping ternyata sudah terlelap.

Pantas saja Adinda tak lagi berbicara ngaur, ternyata minuman itu sudah membuatnya tertidur.

"Baru segitu sudah teler, dasar gembel!" umpat Dimas.

Jangankan untuk menghabiskan satu botol seperti saat ini, satu gelas saja sudah membuatnya mabuk.

Adinda tidak pernah meneguk minuman itu, dan kini terpaksa dia teguk.

Nasib malang.

*****

Kini keduanya sampai di rumah.

Dimas langsung turun dari mobilnya tapi saat itu matanya tanpa sengaja melihat Laras yang berdiri di balkon kamarnya dan melihat dirinya.

Laras memang menantikan kepulangan Dimas dan Adinda.

Hatinya merasa tenang saat melihat kedua orang itu sudah pulang.

Artinya Adinda tak lagi diturunkan di jalanan seperti sebelumnya.

Bahkan tanpa Dimas tahu jika dirinya mengirim orang untuk memata-matai Dimas saat membawa Adinda.

Meskipun tidak diberitahu, Laras tahu kemana perginya Dimas membawa Adinda.

Mungkin Dimas tak tahu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Halimatun Saadiah
semangat thor updatenya ......
goodnovel comment avatar
Noredah Ab Sam
akhirnya tewas juga ko Dimas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 23

    Adinda melihat wajahnya di cermin.Dia kini memakai handuk di tubuhnya dan seperti biasanya pula, itu adalah handuk milik Dimas.Sepertinya Adinda benar-benar tak perduli dengan apapun ucapan yang akan dia terima saat sang pemilik melihatnya.Apa lagi saat ini dia sibuk melihat dirinya di depan cermin meja rias.Mengamati satu persatu tanda merah keunguan yang masih menjadi misteri itu."Tanda ini?" tanya Adinda sambil mengingat sesuatu.Kemudian dia pun mulai menyimpulkan sesuatu yang ada di benaknya."Apa mungkin?" tanya Adinda lagi.Dia pun menepis pikirannya karena tak mungkin pula Dimas yang mencetak tanda itu.Karena, saat beberapa hari yang lalu pun dia pernah melihat tanda itu di tubuhnya.Dan itu setelah Dimas menyentuhnya.Dan kini muncul lagi.Apa mungkin?Ah, Adinda atau yang lebih sering di panggil Dinda itu semakin pusing dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya sendiri.Saat itu bertepatan dengan Dimas yang masuk ke dalam kamar.Dia melihat Dinda sedang berada d

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 24

    Dimas pun menghentikan langkah kakinya setelah mendengar suara itu.Ternyata ibunya di sana dan tersenyum padanya."Jangan terlalu menutup diri, hanya dalam hitungan hari dia sudah membuat mu seperti ini. Dia hebat, 'kan?" Laras pun tersenyum pada putra tunggalnya itu, karena sepertinya keinginannya untuk memisahkan anaknya dengan Megan akan segera tercapai.Sesaat kemudian Dimas pun memilih kembali melanjutkan langkah kakinya menuju meja makan.Tanpa menjawab perkataan Laras sama sekali.Begitu juga dengan Dinda yang menyusul."Nyonya, maksudnya Ibu," sapa Dinda melihat Laras berdiri tak jauh di depan pintu kamarnya."Urus suamimu!" tegas Laras.Adinda pun mengangguk kemudian Laras pun segera pergi.Perasaannya benar-benar bahagia dan berharap Dinda bisa segera mengandung cucunya.Dengan begitu dia akan memiliki keturunan dari Dimas.Dia butuh cucu yang mengalir darah anaknya langsung.Dan Dinda bisa mengandung cucunya, karena wanita itu tak lepas dari pengawasannya sudah dipastikan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 25

    Sesaat kemudian Kiara juga masuk.Chandra pun tersenyum melihat wajah yang cukup dia rindukan itu.Tapi tidak dengan Kiara yang tak ingin perduli sama sekali."Aku permisi, pekerjaan itu akan aku kerjakan," pamit Chandra.Sesaat kemudian dia pun melangkah ke luar melewati Kiara.Akan tetapi dia tampak biasa saja, namun lihat saja apa yang akan terjadi pada wanita itu yang sudah berusaha untuk terus menjauh darinya.Meskipun demikian tidak akan ada kata menyerah untuk bisa mendapatkan wanita tersebut.Hingga pintu pun tertutup rapat dan Chandra benar-benar pergi.Dimas kini mengetahui jika Chandra menyukai wanita yang tidak lain adalah sahabat Dinda.Kemudian dia pun kembali melihat wajah Dinda."Buatkan kopi!" titah Dimas."15 menit lagi ada meeting, Pak Presdir," Dinda menunjuk jam di pergelangan tangannya."Lalu kenapa?" tanya Dimas."Ya ampun, itu saja tidak mengerti. Artinya, anda harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke ruang rapat sekarang!" terang Dinda dengan sedikit kesal.

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 26

    Siapapun yang kini melihat Dinda tampaknya tidak akan bisa beralih pada yang lain.Bahkan wanita sekalipun akan merasa iri dengan kecantikan Adinda.Matanya hitam pekat dan bulu matanya yang melentik.Kulit putih dan mulus meskipun tanpa perawatan kecantikan yang mahal.Apa lagi laki-laki.Dinda yang hanya diam sambil berdiri di belakang kursi Dimas tampak menjadi perhatian yang lain.Bahkan salah seorang karyawan tengah berbicara menjelaskan tentang materi rapat namun yang lainnya justru hanya melihat wajah wanita yang kini menjadi asisten Dimas.Mereka bukan hanya kagum dengan kecantikan Adinda, mereka juga bingung mengapa bisa Dinda setuju menjadi asisten Dimas.Karena sejauh ini semua orang menolak meskipun dengan tawaran gaji tinggi."Ehem!" Dimas berdehem karena melihat yang lainya hanya melihat Dinda saja.Membuat yang lainya pun mulai tersadar dan mereka pun ketakutan menyadari kesalahan mereka.Akhirnya rapat pun selesai.Dinda kembali mengikuti langkah kaki Dimas menuju rua

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 27

    "Kakanda, ini belepotan," Dinda mengambil tisu dan membersihkan sudut bibir Dimas.Sedangkan yang sebenarnya adalah tidak ada noda sama sekali di sana.Tapi Dinda sangat menjiwai perannya saat ini.Lagi pula siapa yang menyadari jika dia hanya sedang bersandiwara saja.'Apa lagi ini?' batin Dimas pun lagi-lagi berbicara.Panggilan Dinda benar-benar aneh dan membuatnya merasa jijik.Belum lagi perlakukan Dinda yang terus membuatnya kesal bukan main."Kakanda?" Megan menahan tawa mendengarnya.Membuat Dimas menahan amarah merasa dipermalukan oleh Adinda."Kenapa? Itu panggilan sayang aku sama suami aku," jelas Dinda.Huuueekkk....Dinda merasa mual dengan apa yang dia ucapkan sendiri.Tapi sudahlah ini demi perang yang tengah terjadi antara dirinya dengan Ferdi.Di saat Dimas merasa dirinya sedang bekerja untuk membuat Megan cemburu.Saat itu Ferdi pun mencium tangan Megan.Membuat Megan bahagia karena merasa apa yang dilakukan oleh Ferdi sangat tepat.Dia melihat wajah Dimas yang menah

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 28

    Dimas pun meletakkan Dinda di atas meja kerjanya.Dia ingin mencekik leher Dinda karena sudah berani memerintah dirinya dengan sesukanya.Dimas merasa dipermainkan oleh Dinda.Sehingga wanita itu harus diberi pelajaran agar tak lagi bersikap seperti ini.Ini sudah melewati batas.Dimas merasa Dinda selalu mengambil kesempatan untuk membuatnya seperti sedang dibodohi."Kau menjengkelkan, rasakan ini," Dimas pun mulai memegang leher Dinda.Tapi apa yang terjadi saat itu dilakukan oleh Dimas pada Dinda?"Ayo kalau berani!" Dengan cepat Dinda menahan tubuhnya dengan menopang kedua tangannya pada meja.Sedangkan sebelah kakinya berada di dada Dimas.Sepatu hak tingginya dia tusukan pada dada Dimas.Membuat Dimas menatap sepatu Dinda yang berwarna hitam pekat yang berada di dadanya dengan tajam.Merasa wanita itu semakin berani dan kurang ajar padanya.Kemudian dia pun kembali melihat wajah Dinda.Lalu tatapan mata Dimas turun pada tengkuk leher Dinda.Tanda itu masih tampak jelas di sana

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 30

    Chandra melihat Dinda yang sudah pergi.Dia pun segera masuk ke ruangan Dimas tidak lupa menutup pintu.Melihat Dimas yang masih berdiri di sana dalam diamnya."Sepertinya wanita tadi cukup menantang," Chandra pun duduk di sofa sambil melihat Dimas.Chandra ingat jelas seperti apa wanita yang barusan itu.Dimas pun akhirnya kembali duduk di kursi kebesarannya.Kepalanya serasa ingin pecah memikirkan satu orang wanita yang sampai detik ini tidak bisa tunduk padanya.Lalu ia meneguk kopi yang masih tersisa di sana.Namun, sesaat kemudian dia pun tersadar kopi tersebut adalah sisa dari Dinda."Menjengkelkan!" gumam Dimas.Mengapa malah kembali meneguk kopi itu?Dimas pun melemparkan cangkirnya pada lantai hingga hancur berantakan.Menjengkelkan!Keinginan ingin membuat diri lebih baik malah semakin pusing bukan main.Adinda!Wanita ini benar-benar sangat menguras tenaga dan emosi seorang Dimas Hermawan."Ada apa? Ada yang salah dengan mu?" tanya Chandra yang melihat bahwa Dimas sedang ti

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 31

    Dimas memarkirkan mobilnya dengan asal.Kemudian turun dari mobilnya dan tampak Laras sedang membaca majalah di teras."Apa wanita ja--" Dimas tidak mengucapkan kata kasar yang ingin dia ucapkan itu.Entah mengapa dia malah mengingat wajah Dinda yang penuh kemarahan beberapa saat lalu saat dia mengatakan itu."Wanita ja?" tanya Laras yang bingung dengan maksud dari putranya itu."Apa Dinda sudah kembali?" Akhirnya Dimas pun menyebutkan nama wanita itu dengan benar."O," Laras pun mengangguk, "sudah, baru saja," belum juga Laras selesai berbicara tapi Dimas sudah pergi.Membuat Laras hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putranya tersebut.Tapi sesaat kemudian Laras pun tersenyum mengingat Dimas pulang-pulang langsung bertanya tentang Dinda.Ini adalah sebuah hal yang cukup baik tentunya dia pun kembali duduk dan melanjutkan kembali membaca majalah.*****Saat Dimas masuk ke dalam kamar tepat Dinda juga keluar dari kamar mandi.Dimas berdiri di depan daun pintu yang sud

Latest chapter

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 267

    Kadang kala mendengar kebagian orang lain kita juga ingin merasakan seperti mereka. Namun, saat bahagia itu tiba tentu saja ada perjalanan yang penuh kerikil yang harus dilewati. Begitu pun juga dengan Dinda, awalnya dia juga menolak pernikahan paksa ini. Tapi takdir tetap saja membawanya untuk menjalaninya. Pernikahan yang tidak dia inginkan itu pula yang membawanya bertemu pada kedua orang tuanya. Hingga sadar bahwa dia tak lagi sendirian melewati semuanya. Belum lagi cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Dimas begitu besar. Meskipun perbedaan usia yang terbilang cukup jauh tapi bukan menjadi masalah untuk hidup terus berdampingan. Hingga kini mereka memiliki anak kembar yang lucu dan menggemaskan. Meskipun Dinda adalah ibu tiri untuk sahabatnya sendiri, tapi tidak membuat kedua merasa canggung. Moza yang awalnya menentang pernikahan ayahnya dan sahabatnya memilih untuk berdamai dengan keadaan. Apa lagi kenyataan pahit yang harus dia terima, bukan anak kan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 266

    Tuuut!!! Terdengar suara kentut yang cukup keras dan berasal dari Dinda. Membuat baby twins D seketika terjaga dan menangis keras. Padahal sudah payah Dinda menidurkan kedua bayinya itu. Tapi karena perkara kentut yang tak bisa dikondisikan malah membuat kedua bayi itu terusik. "Sayang," Dimas yang telah menunggunya sejak tadi di kamar pun memilih untuk segera menyusul ke kamar anaknya. Ternyata kedua anaknya tengah menangis keras. "Ada apa? Apa anak-anak rewel?" tanya Dimas. "Ini gara-gara kentut, tadi mereka udah tidur. Tapi Dinda malah kentut, mana suaranya keras banget. Bikin anak-anak kebangun," kesal Dinda. "Ahahahhaha," Dinda pun tertawa lucu mendengar ucapan Dinda, "kamu ini ada-ada saja, ayo tidurkan anak-anak dengan cepat, apa iya kita kalah sama pengantin baru itu," ujar Dimas. "Pengantin anak itu?" Dinda sepertinya bingung dengan maksud Dimas. "Sahabat mu itu dan Chandra, itu saja tidak tau!" "O, kirain tadi siapa. Ya, biarin aja mereka kan udah lam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 265

    "Baiklah, kamu tidur duluan, Mas mandi dulu, gerah," kata Chandra. Kiara mendengar suara gemerincing air dari kamar mandi. Saat itu Kiara pun segera keluar dari kamar. Dia pun pergi ke kamar Ibunya yang bersebelahan dengan kamarnya. "Ada apa?" tanya Diana. Awalnya Diana mengira jika saja Kiara sudah tidur. Ataupun mungkin saja terjadi hubungan antara suami dan istri dan rasanya itu sangat wajar. "Apa Mikayla rewel, Bu?" tanya Kiara yang hanya ingin membuat sebuah pertanyaan asal. Padahal dia sudah melihat sendiri jika saat ini anaknya tengah begitu terlelap dalam tidur di atas ranjang dengan Farhan yang juga berbaring di sampingnya. "Cucu Ibu baik-baik saja, kamu mendingan balik ke kamar mu, biasanya juga cucu Ibu tidurnya sama, Ibu," ujarnya. Karena Mikayla tidak minum asi, sehingga tidak sulit jika pun terus bersama dengan dirinya. "Oh," Kiara bingung harus beralasan apa lagi agar tetap berada di sana. Tapi jika bisa dia ingin tidur di kamar ini saja bersama

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 264

    Kiara pun kini sudah berada di dalam kamar setelah pesta selesai. Malam ini semua keluarga menginap di hotel milik keluarga Chandra. Dimana pesta pun dilangsungkan di hotel tersebut. Kiara tidak tau apa yang terjadi padanya hari ini akan membawa kebahagiaan atau tidak nantinya Dia hanya sedang berjuang untuk putrinya, untuk terus bersama. Kini dia sedang berada di dalam kamar mandi, setelah selesai segera keluar dengan memakai piyama dan handuk putih yang membalut rambutnya. Saat itu matanya pun tertuju pada sebuah kado milik Dinda yang ada di sudut kamar. Dia sudah penasaran sejak tadi, apa lagi kini hanya sendiri saja di kamar. Membuatnya pun segera mengambilnya dan membawanya ke atas ranjang agar dia bisa duduk dengan nyaman. Tangan Kiara tampak bergerak melepaskan pita kado, kemudian bergerak membuka kotaknya. Mata Kiara pun melebar sempurna setelah melihat apa yang ada di hadapannya. "Tisu ajaib?!" tanya Kiara yang bingung. Meskipun sebelumnya sudah pernah

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 263

    "Kamu masih ragu?" "Aku nggak tau, soalnya kamu aneh." "Kenapa begitu?" "Entahlah, tapi Mas boleh ngomong langsung ke Ibu dan Ayah. Kalau mereka setuju, Kiara juga setuju." *** Seperti yang dikatakan oleh Kiara, Chandra pun langsung berbicara pada kedua orang tua Kiara mengenai keinginan untuk rujuk kembali dengan Kiara. Dengan cara baik-baik tanpa ada beban yang tersimpan. "Diana, Farhan, terlepas dari masa lalu kita. Kini Kiara adalah ibu dari anak ku. Aku ingin anak ku dibesarkan di lingkungan yang baik-baik, memiliki orang tua yang lengkap." "Untuk itu aku mohon dengan sangat untuk mengijinkan aku dan Kiara menikah lagi, aku pun akan membahagiakannya," pinta Chandra. Farhan dan Diana pun tidak dapat lagi berkata-kata, sebab sudah menyaksikan sendiri seperti apa menderitanya Kiara selama beberapa bulan ini hamil tanpa suami. Mana mungkin dia kembali membiarkan putrinya kehilangan bayinya yang dibawa oleh Chandra. Sebab, kembali bersama adalah cara satu-satunya untuk men

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 262

    "Boleh saya masuk?" tanya Chandra yang kini berdiri di depan pintu kamar. Kiara pun bingung harus menjawab apa. Iya atau tidak? Apa lagi kini keduanya hanya orang asing, bagaimana mungkin hanya berdua saja di dalam kamar tersebut. "Masuk saja," sahut Diana yang muncul dari arah belakang dan kini dia telah masuk terlebih dahulu dengan membawa makanan hangat untuk putrinya, Kiara. Sesaat kemudian Diana pun segera keluar dan kini Chandra pun mulai melangkah masuk. Kedua tangannya tampak memegang paper bag berisi perlengkapan bayi. Mulai dari susu, diapers, tisu, pakaian bayi dan lainnya. Kiara juga merasa tidak mampu untuk membeli susu formula dengan harga yang begitu mahal. Karena anaknya tidak tidak bisa minum susu formula sembarangan. Selain untuk perkembangan juga karena alergi. Kiara semakin stres memikirkan uang untuk bisa membeli susu formula untuk anaknya sendiri. "Boleh saya menggendongnya?" tanya Chandra lagi. Kiara pun perlahan memberikan pada Chandra

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 261

    "Hay," Dinda dan Moza pun menjenguk Kiara dan bayinya yang sudah dibawa pulang ke rumah. Tentunya perasaan Kiara kini begitu bahagia melihat wajah bayi mungilnya yang sangat menggemaskan. "Kamu kapan hamilnya?" tanya Moza yang begitu penasaran. "Tau-tau udah lahiran aja," Dinda pun ikut menimpali. Kiara pun tersenyum mendengar ucapan kedua sahabatnya itu. Dia juga menyadarinya tapi selama hamil dia hanya di rumah saja menikmati kesendiriannya. Sedangkan dua sahabatnya juga sibuk dengan mengurus bayi mereka, bahkan sambil kuliah juga. Kegiatan yang begitu padat membuat mereka benar-benar hanya fokus pada kesibukan masing-masing. Berbeda dengan Kiara yang hanya di rumah saja hingga mereka tidak pernah bertemu. Apa lagi rumah mereka yang cukup berjauhan. "Pantesan waktu aku lahiran kamu gemukan, taunya isi," Moza pun mengingatkan kembali saat itu. Begitu juga dengan Dinda yang tidak lupa saat itu sempat berkomentar tentang penampilan Kiara dan bentuk tubuh yang berbed

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 260

    Chandra tidak lagi peduli akan status perceraian mereka berdua. Kini dia harus melihat keadaan putrinya, menjaganya hingga nanti akhirnya dokter mengatakan sudah bisa dibawa pulang. Bahkan Chandra pun tidak peduli pada Diana dan Farhan yang selama ini menentang hubungan antara dirinya dan juga Kiara. Sebab, Chandra sudah terlalu merasa bersalah pada bayinya. Bayi yang lucu itu dia beri nama Mikayla Chandra Winata. Bahkan Chandra tidak mempertanyakan sama sekali kebenaran tentang dirinya yang ayah kandung bayi itu atau bukan. Karena Chandra bisa melihat wajahnya dalam wajah bayi itu. Jika pun Kiara yang tiba-tiba mengatakan bahwa itu bukan bayinya nanti, justru Chandra yang tidak percaya. "Kiara, biarkan bayi itu bersama ku saja, aku yang akan merawatnya, dan membesarkannya," pinta Chandra. Chandra akan melakukan segala cara untuk bisa menebus kesalahannya terhadap bayinya. Sebab, baru mengetahui saat bayi itu lahir. Bahkan setiap kali melihat bayi Mikayla seketik

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 259

    Chandra tidak ingin banyak bertanya untuk apa uang yang diminta oleh Kiara. Bahkan dia juga cukup terkejut melihat nama Kiara yang muncul dilayar ponselnya. Awalnya Chandra tak percaya, tapi begitulah adanya. Bahkan saat sedang rapat pun dia tetap menerima panggilan telepon. Mungkin jika bukan Kiara yang menghubungi dia tak akan menjawab karena masih dalam rapat penting. Dan untuk mendengar suara Kiara saja rasanya sangat dirindukannya. Walaupun hanya sebentar saja mendengarnya. Bahkan dia langsung mengirimkan uang tanpa tau sebenarnya berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh Kiara. Apakah uang itu cukup atau tidak. Chandra tidak tau. Hingga akhirnya kini Chandra selesai rapat. Dia duduk di ruangannya dengan perasaan yang penuh tanya. Dia ingin menghubungi Kiara kembali, tetapi ragu. Akhirnya dia pun hanya diam sambil terus memikirkan tentang Kiara. Bahkan kini sudah malam tapi dia masih saja berada di kantor dengan perasaan yang tidak tenang tanpa sebab yang

DMCA.com Protection Status