Share

Bab 173

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kita makan di luar yuk, sekalian beli ponsel," ajak Hilman.

"Beli ponsel?" tanya Moza.

"Kakak, kesulitan untuk menghubungi kamu," jelas Hilman.

Moza pun terdiam sejenak sambil menimbang ajakan Hilman.

"Iya, tapi tunggu di sini sebentar ya, Kak. Moza akan segera kembali."

Belum sempat menjawab tapi Moza sudah pergi terlebih dahulu.

Membuat Hilman pun akhirnya diam dan menunggu Moza di dalam kamar sampai kembali.

*****

Tok tok tok.

"Apa, Mama ya, Mas?" tanya Dinda setelah mendengar suara ketukan pintu.

"Coba, buka dulu pintunya," kata Dimas.

"Sebentar ya, Mas."

Dinda pun segera menuju pintu padahal dia sedang mengeringkan rambut Dimas setelah keduanya selesai mandi bersama.

Ternyata setelah pintu di buka ada Moza yang berdiri di sana.

"Hay, Mami," sapa Moza sambil mengangkat tangannya.

Dulu keduanya setiap bertemu pasti melakukan itu.

Hanya saja tidak dengan panggilan --Mami seperti saat ini Moza lakukan.

"Ish, kamu apaan sih," kesal Dinda.

Bayangkan saja Moza memanggilnya dengan sebut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Bun Day
apa hilman itu yg menjebol keperawanan moza ya
goodnovel comment avatar
Ayyu Fyda
munculkan dion sm nia donk kk biar rame
goodnovel comment avatar
Wiwit Mamah E Marta
cerita nya semakin menarik e author jadi malas update nya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 174

    "Itu Hilman kan, Ren?" tanya Fatma.Rena pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ibunya tersebut.Belum sempat Rena menjawab Fatma sudah terlebih dahulu menghampiri Hilman."Hilman," kata Farma.Saat itu Hilman yang tengah berbicara dengan Moza pun langsung menoleh."Ibu?" tampaknya Hilman cukup terkejut melihat siapa yang menyapanya.Rena pun hanya bisa melihat wajah Hilman dan Moza penuh kekesalan."Bu, kita pergi yuk," kata Rena.Farma punya riwayat penyakit tekanan darah tinggi dan Rena takut kambuh lagi.Namun, Farma bingung saat melihat seorang wanita yang berada di samping Hilman."Dia?" tanya Rena."Dia adiknya Mas Hilman, Bu," jawab Rena.Rena pun menarik tangan Moza untuk menjauh dan berbisik."Ibu saya punya penyakit tekanan darah tinggi, kalau kambuh lagi gara-gara ini kau penyebabnya!" Setelah mengatakan itu Rena pun kembali berdiri di samping Ibunya."Saya, adiknya Kak Hilman, Bu, nama saya Moza," kata Moza."Sejak kapan Hilman punya adik?" tanya Fatma lagi yang semakin

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 175

    Hilman mengusap wajahnya hingga beberapa kali karena merasa sangat bingung dengan sikap Moza."Kak Hilman, nikah aja sama Kak Rena. Moza nggak papa, serius," kata Moza lagi.Bukankah sebagian suami di luar sana menginginkan apa yang dikatakan oleh Moza?Tapi kenyataannya tidak demikian dengan Hilman.Memiliki dua wanita dalam hidup tidak akan pernah bisa membuat bahagia karena sudah pasti akan ada perselisihan nantinya.Lagi pula Hilman ingin hidup normal tanpa harus pusing karena beban."Cuman sementara aja, Kak. Nanti kalau sudah saatnya kita pasti bisa cerai.Dan, Kakak bisa hidup dengan Kak Rena aja berdua.Nggak ada Moza yang jadi penghalang," tambah Moza."Semakin lama ucapan kamu semakin ngawur, kita pulang saja!"Hilman pun memilih untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah dan akhirnya sampai juga.Begitu mobil memasuki pintu gerbang dan terparkir Moza pun segera turun."Oma, ngapain?" tanya Moza melihat Miranda yang duduk di teras rumah padahal hari sudah malam."Ini

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 176

    Moza pun mulai memainkan ponsel barunya.Dia tampak sibuk dan tidak menyadari sejak tadi Hilman terus memperlihatkan dirinya.Tampaknya Hilman masih bingung dengan Moza yang tampak biasa saja saat bertemu dengan Rena.Gila nya Moza sendiri yang memintanya untuk tetap menikah dengan Rena.Hingga saat itu ponsel Hilman pun berdering dengan segera mengambil dari saku celananya.Tapi nama Rena yang tertulis di sana.Membuat Hilman bingung menjawab atau tidak."Kak Hilman, ponselnya bunyi terus kok nggak di jawab?Jawab dong," kata Moza sejenak beralih pada Hilman dan meletakkan ponselnya pada sofa."Rena," kata Hilman."Memangnya kenapa? Jawab dong, mana tau penting," kata Moza lagi.Akhirnya Hilman pun menerima panggilan dari Rena dengan perasaan ragu."Ngomong dong, diem aja," kata Moza melihat Hilman hanya menempelkan ponsel pada telinganya sambil melihat dirinya."Ya, Ren," jawab Hilman."Mas, sekarang kamu panggil nama ya? Kok, nggak panggil sayang?" tanya Rena dari seberang sana yan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 177

    "Kamu kenapa?" tanya Hilman sambil melihat Moza yang memijat kepalanya saat tengah duduk di meja rias.Awalnya Moza tampak sangat bersemangat menyambut pagi ini.Tetapi saat tengah menyisir rambutnya tiba-tiba dia memijat kepalanya."Kepala Moza agak berat aja, Kak. Tapi nggak papa kok," Moza pun kembali lanjut menyisir rambutnya.Sedangkan Hilman masih diam sambil melihat dirinya.Hingga terdengar suara ponsel Hilman tentunya yang menghubungi adalah Rena."Ya, Ren?" tanya Hilman."Aku nggak mau dipanggil nama, kamu biasanya manggil aku sayang," protes Rena dari seberang sana.Tampaknya wanita itu kesal karena merasa tidak nyaman dengan keadaan Hilman yang telah menikah dengan wanita lain."Kamu ko diem sih?!" kesal Rena dari seberang sana."Ya, sayang," kata Hilman memperbaiki panggilannya dengan ragu sambil melihat wajah Moza dari pantulan kaca.Tapi Moza tampak biasa saja terlihat hanya fokus pada apa yang dia lakukan.Tidak perduli pada Hilman yang tengah berbicara dengan kekasihn

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 178

    "Dinda!" seru Kiara sambil berlari menghambur memeluk Dinda."Kia, apa kabar? Gimana kabar Ibu kamu?""Udah lebih baik," Kiara pun tersenyum tapi mendadak senyuman di bibirnya menghilang saat melihat Moza menghampiri mereka berdua."Dinda, ke kantin yuk," kata Moza.Dinda pun tersenyum sambil mengangguk pelan.Tetapi, Kiara yang malah memberikan tatapan sinis pada Moza."Rencana jahat apa lagi yang kamu siapkan sekarang?" tanya Kiara.Senyum di bibirnya Moza pun seketika menghilang mendengar pertanyaan Kiara."Kiara," Dinda pun menegur Kiara."Aku serius tau, Din. Pasti dia punya niat terselubung!" kata Kiara lagi.Moza pun menunduk sambil menahan air mata yang menetes.Membenarkan apa yang dikatakan oleh Kiara.Sekaligus mengingat kembali seperti apa jahatnya dirinya.Malu rasanya jika mengenang itu semua.Akhirnya dengan langkah kaki yang lemah Moza pun memilih untuk pergi."Kiara, kamu nggak boleh begitu.""Tapi dia penjahat!" balas Kiara lagi.Terus kalau dia udah jahat kamu juga

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 179

    Beberapa jam kemudian."Kamu pulang bareng aku aja ya," kata Dinda pada Moza."Emang suami mu nggak papa?" celetuk Moza."Kamu suka ngeselin banget sih!" gerutu Dinda sambil memukul pelan lengan Moza."Hehe," Moza pun terkekeh geli karena saat ini Dinda adalah ibu sambungnya.Ting.Ponsel Moza pun berbunyi ternyata sebuah pesan singkat dari Hilman.[Kakak nunggu di gerbang kampus] Kak Hilman."Aku di jemput Kak Hilman, Din," kata Moza."Oh, bagus kalau gitu," kata Dinda sambil tersenyum."Woy, aku balik duluan ya. Apa lah aku yang nggak punya Ayang!" seru Kiara sambil mengemudikan motornya melewati Dinda dan Moza."Apaan sih," kesal Dinda.Sedangkan Moza tersenyum mendengar gurauan Kiara.Karena ucapan Kiara tidak seindah kenyataan yang dijalani oleh Moza.Tapi dia menutupi dengan senyuman.Brak!"Aaaaa!" pekik Kiara yang malah terjatuh dari sepeda motornya."Kiara!" seru Dinda dan Moza bersamaan.Padahal baru saja manusia itu berteriak sesukanya tapi sudah kecelakaan saja."Hati-hati

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 180

    Tiba-tiba ada taxi yang berhenti di depan pintu gerbang.Moza pun perlahan turun hingga matanya melihat Dinda dan Hilman yang berdiri di teras."Moza? Kamu dari mana?" tanya Dinda yang melihat kemunculan Moza.Hilman juga ikut melihat arah yang dilihat oleh Dinda dan benar ada Moza di sana."Tadi aku ketiduran di halte pas nunggu taxi," jawab Moza."Bukannya kamu pulang sama Hilman?" tanya Dinda merasa bingung.Moza pun melihat wajah Hilman dan merasa bingung harus menjelaskan apa.Sepertinya Moza lupa jika seharusnya tidak perlu mengatakan itu.Tentunya Dinda akan berpikir buruk terhadap Hilman.Padahal dirinya sudah sangat menyusahkan Hilman yang kini harus menjadi suaminya karena terpaksa."Hilman, tadi kamu jemput Moza nggak?" tanya Dinda pada Hilman."Iya.""Terus kok kalian bisa pulangnya nggak barengan?" tanya Dinda lagi."Tadi Kak Hilman ada urusan mendadak, aku bilang buat nurunin aku di jalan.Aku bisa naik taxi, terus aku malah ketiduran," jelas Moza."Besok-besok kalau kam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 181

    Saat Moza turun dari mobil Hilman, dia pun berdiri di depan halte.Saat itu kepalanya terasa pusing dengan penglihatan yang mulai gelap.Moza pun segera duduk namun saat itu tiba-tiba dia kehilangan kesadarannya.Hingga akhirnya dia sadar tapi sudah berada di puskesmas terdekat.Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa dirinya dilarikan ke sana oleh beberapa orang yang melihatnya terjatuh pingsan.Dan entah dimana orang baik itu yang telah menolongnya."Apa anda sudah menikah?" tanya Dokter tersebut.Moza pun mengangguk lemah karena bingung dengan pertanyaan dokter tersebut.Apa urusannya dengan menikah?"Oh, maaf pertanyaan saya agak aneh. Karena menurut saya anda masih terlalu muda," jelas dokter tersebut lagi.Moza masih diam sambil memijat kepalanya yang terasa belum nyaman.Bahkan ada sedikit memar pada dahinya karena saat terjatuh langsung membentur benda kerasa di sekitarnya."Kalau begitu selamat atas kehamilannya, usahakan untuk tidak bepergian sendiri.Karena, keadaan anda

Bab terbaru

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 267

    Kadang kala mendengar kebagian orang lain kita juga ingin merasakan seperti mereka. Namun, saat bahagia itu tiba tentu saja ada perjalanan yang penuh kerikil yang harus dilewati. Begitu pun juga dengan Dinda, awalnya dia juga menolak pernikahan paksa ini. Tapi takdir tetap saja membawanya untuk menjalaninya. Pernikahan yang tidak dia inginkan itu pula yang membawanya bertemu pada kedua orang tuanya. Hingga sadar bahwa dia tak lagi sendirian melewati semuanya. Belum lagi cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Dimas begitu besar. Meskipun perbedaan usia yang terbilang cukup jauh tapi bukan menjadi masalah untuk hidup terus berdampingan. Hingga kini mereka memiliki anak kembar yang lucu dan menggemaskan. Meskipun Dinda adalah ibu tiri untuk sahabatnya sendiri, tapi tidak membuat kedua merasa canggung. Moza yang awalnya menentang pernikahan ayahnya dan sahabatnya memilih untuk berdamai dengan keadaan. Apa lagi kenyataan pahit yang harus dia terima, bukan anak kan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 266

    Tuuut!!! Terdengar suara kentut yang cukup keras dan berasal dari Dinda. Membuat baby twins D seketika terjaga dan menangis keras. Padahal sudah payah Dinda menidurkan kedua bayinya itu. Tapi karena perkara kentut yang tak bisa dikondisikan malah membuat kedua bayi itu terusik. "Sayang," Dimas yang telah menunggunya sejak tadi di kamar pun memilih untuk segera menyusul ke kamar anaknya. Ternyata kedua anaknya tengah menangis keras. "Ada apa? Apa anak-anak rewel?" tanya Dimas. "Ini gara-gara kentut, tadi mereka udah tidur. Tapi Dinda malah kentut, mana suaranya keras banget. Bikin anak-anak kebangun," kesal Dinda. "Ahahahhaha," Dinda pun tertawa lucu mendengar ucapan Dinda, "kamu ini ada-ada saja, ayo tidurkan anak-anak dengan cepat, apa iya kita kalah sama pengantin baru itu," ujar Dimas. "Pengantin anak itu?" Dinda sepertinya bingung dengan maksud Dimas. "Sahabat mu itu dan Chandra, itu saja tidak tau!" "O, kirain tadi siapa. Ya, biarin aja mereka kan udah lam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 265

    "Baiklah, kamu tidur duluan, Mas mandi dulu, gerah," kata Chandra. Kiara mendengar suara gemerincing air dari kamar mandi. Saat itu Kiara pun segera keluar dari kamar. Dia pun pergi ke kamar Ibunya yang bersebelahan dengan kamarnya. "Ada apa?" tanya Diana. Awalnya Diana mengira jika saja Kiara sudah tidur. Ataupun mungkin saja terjadi hubungan antara suami dan istri dan rasanya itu sangat wajar. "Apa Mikayla rewel, Bu?" tanya Kiara yang hanya ingin membuat sebuah pertanyaan asal. Padahal dia sudah melihat sendiri jika saat ini anaknya tengah begitu terlelap dalam tidur di atas ranjang dengan Farhan yang juga berbaring di sampingnya. "Cucu Ibu baik-baik saja, kamu mendingan balik ke kamar mu, biasanya juga cucu Ibu tidurnya sama, Ibu," ujarnya. Karena Mikayla tidak minum asi, sehingga tidak sulit jika pun terus bersama dengan dirinya. "Oh," Kiara bingung harus beralasan apa lagi agar tetap berada di sana. Tapi jika bisa dia ingin tidur di kamar ini saja bersama

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 264

    Kiara pun kini sudah berada di dalam kamar setelah pesta selesai. Malam ini semua keluarga menginap di hotel milik keluarga Chandra. Dimana pesta pun dilangsungkan di hotel tersebut. Kiara tidak tau apa yang terjadi padanya hari ini akan membawa kebahagiaan atau tidak nantinya Dia hanya sedang berjuang untuk putrinya, untuk terus bersama. Kini dia sedang berada di dalam kamar mandi, setelah selesai segera keluar dengan memakai piyama dan handuk putih yang membalut rambutnya. Saat itu matanya pun tertuju pada sebuah kado milik Dinda yang ada di sudut kamar. Dia sudah penasaran sejak tadi, apa lagi kini hanya sendiri saja di kamar. Membuatnya pun segera mengambilnya dan membawanya ke atas ranjang agar dia bisa duduk dengan nyaman. Tangan Kiara tampak bergerak melepaskan pita kado, kemudian bergerak membuka kotaknya. Mata Kiara pun melebar sempurna setelah melihat apa yang ada di hadapannya. "Tisu ajaib?!" tanya Kiara yang bingung. Meskipun sebelumnya sudah pernah

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 263

    "Kamu masih ragu?" "Aku nggak tau, soalnya kamu aneh." "Kenapa begitu?" "Entahlah, tapi Mas boleh ngomong langsung ke Ibu dan Ayah. Kalau mereka setuju, Kiara juga setuju." *** Seperti yang dikatakan oleh Kiara, Chandra pun langsung berbicara pada kedua orang tua Kiara mengenai keinginan untuk rujuk kembali dengan Kiara. Dengan cara baik-baik tanpa ada beban yang tersimpan. "Diana, Farhan, terlepas dari masa lalu kita. Kini Kiara adalah ibu dari anak ku. Aku ingin anak ku dibesarkan di lingkungan yang baik-baik, memiliki orang tua yang lengkap." "Untuk itu aku mohon dengan sangat untuk mengijinkan aku dan Kiara menikah lagi, aku pun akan membahagiakannya," pinta Chandra. Farhan dan Diana pun tidak dapat lagi berkata-kata, sebab sudah menyaksikan sendiri seperti apa menderitanya Kiara selama beberapa bulan ini hamil tanpa suami. Mana mungkin dia kembali membiarkan putrinya kehilangan bayinya yang dibawa oleh Chandra. Sebab, kembali bersama adalah cara satu-satunya untuk men

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 262

    "Boleh saya masuk?" tanya Chandra yang kini berdiri di depan pintu kamar. Kiara pun bingung harus menjawab apa. Iya atau tidak? Apa lagi kini keduanya hanya orang asing, bagaimana mungkin hanya berdua saja di dalam kamar tersebut. "Masuk saja," sahut Diana yang muncul dari arah belakang dan kini dia telah masuk terlebih dahulu dengan membawa makanan hangat untuk putrinya, Kiara. Sesaat kemudian Diana pun segera keluar dan kini Chandra pun mulai melangkah masuk. Kedua tangannya tampak memegang paper bag berisi perlengkapan bayi. Mulai dari susu, diapers, tisu, pakaian bayi dan lainnya. Kiara juga merasa tidak mampu untuk membeli susu formula dengan harga yang begitu mahal. Karena anaknya tidak tidak bisa minum susu formula sembarangan. Selain untuk perkembangan juga karena alergi. Kiara semakin stres memikirkan uang untuk bisa membeli susu formula untuk anaknya sendiri. "Boleh saya menggendongnya?" tanya Chandra lagi. Kiara pun perlahan memberikan pada Chandra

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 261

    "Hay," Dinda dan Moza pun menjenguk Kiara dan bayinya yang sudah dibawa pulang ke rumah. Tentunya perasaan Kiara kini begitu bahagia melihat wajah bayi mungilnya yang sangat menggemaskan. "Kamu kapan hamilnya?" tanya Moza yang begitu penasaran. "Tau-tau udah lahiran aja," Dinda pun ikut menimpali. Kiara pun tersenyum mendengar ucapan kedua sahabatnya itu. Dia juga menyadarinya tapi selama hamil dia hanya di rumah saja menikmati kesendiriannya. Sedangkan dua sahabatnya juga sibuk dengan mengurus bayi mereka, bahkan sambil kuliah juga. Kegiatan yang begitu padat membuat mereka benar-benar hanya fokus pada kesibukan masing-masing. Berbeda dengan Kiara yang hanya di rumah saja hingga mereka tidak pernah bertemu. Apa lagi rumah mereka yang cukup berjauhan. "Pantesan waktu aku lahiran kamu gemukan, taunya isi," Moza pun mengingatkan kembali saat itu. Begitu juga dengan Dinda yang tidak lupa saat itu sempat berkomentar tentang penampilan Kiara dan bentuk tubuh yang berbed

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 260

    Chandra tidak lagi peduli akan status perceraian mereka berdua. Kini dia harus melihat keadaan putrinya, menjaganya hingga nanti akhirnya dokter mengatakan sudah bisa dibawa pulang. Bahkan Chandra pun tidak peduli pada Diana dan Farhan yang selama ini menentang hubungan antara dirinya dan juga Kiara. Sebab, Chandra sudah terlalu merasa bersalah pada bayinya. Bayi yang lucu itu dia beri nama Mikayla Chandra Winata. Bahkan Chandra tidak mempertanyakan sama sekali kebenaran tentang dirinya yang ayah kandung bayi itu atau bukan. Karena Chandra bisa melihat wajahnya dalam wajah bayi itu. Jika pun Kiara yang tiba-tiba mengatakan bahwa itu bukan bayinya nanti, justru Chandra yang tidak percaya. "Kiara, biarkan bayi itu bersama ku saja, aku yang akan merawatnya, dan membesarkannya," pinta Chandra. Chandra akan melakukan segala cara untuk bisa menebus kesalahannya terhadap bayinya. Sebab, baru mengetahui saat bayi itu lahir. Bahkan setiap kali melihat bayi Mikayla seketik

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 259

    Chandra tidak ingin banyak bertanya untuk apa uang yang diminta oleh Kiara. Bahkan dia juga cukup terkejut melihat nama Kiara yang muncul dilayar ponselnya. Awalnya Chandra tak percaya, tapi begitulah adanya. Bahkan saat sedang rapat pun dia tetap menerima panggilan telepon. Mungkin jika bukan Kiara yang menghubungi dia tak akan menjawab karena masih dalam rapat penting. Dan untuk mendengar suara Kiara saja rasanya sangat dirindukannya. Walaupun hanya sebentar saja mendengarnya. Bahkan dia langsung mengirimkan uang tanpa tau sebenarnya berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh Kiara. Apakah uang itu cukup atau tidak. Chandra tidak tau. Hingga akhirnya kini Chandra selesai rapat. Dia duduk di ruangannya dengan perasaan yang penuh tanya. Dia ingin menghubungi Kiara kembali, tetapi ragu. Akhirnya dia pun hanya diam sambil terus memikirkan tentang Kiara. Bahkan kini sudah malam tapi dia masih saja berada di kantor dengan perasaan yang tidak tenang tanpa sebab yang

DMCA.com Protection Status