Share

Bab 154

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bibir tersenyum, mata berbinar-binar dengan penuh semangat Dimas pun segera membuka pintu mobil untuk Dinda.

Hari ini Dimas mengantar Dinda untuk melakukan pemeriksaan kandungan seperti yang telah diingatkan oleh Laras kemarin hari.

Dimas bukan hanya bahagia karena Dinda memberikannya jatah ranjang.

Tetapi juga bahagia karena ini adalah kali pertama ikut bersama dan akan melihat calon anaknya melalui USG.

Lengkap sudah kebahagiaan Dimas.

"Selamat datang Ibu dan Bapak Dimas Hermawan, silahkan duduk," sapa Vina.

Mungkin sapaan bercampur dengan gurauan jenaka seorang adik sepupu pada Kakak sepupunya.

Karena Vina adalah dokter spesialis kandungan yang menangani Dinda.

"Terima kasih, perawan tua," balas Dimas.

Mata Vina seketika itu melebar sempurna mendengar ucapan Dimas.

"Aku bukan perawan tua!" balas Vina.

"Lalu apa? Usia mu berapa?" tanya Dimas.

"Baru 30 Tahun," kata Vina.

"Ahahahhaha," Dimas pun tertawa mengejek sepupunya itu.

"CK!" Vina pun berdecak kesal melihat Dimas menertawakan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rhani Hr
awal mula benci jd cinta antara vina dan gilang wkwk
goodnovel comment avatar
Anni Sahuri
asyik nih tmbah rame crtanya
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
fix Gilang & Vina jodoh wkwkwkwk trimakasih kk Thor.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 155

    Gilang yang mengemudikan mobil sedangkan Dimas dan Dinda duduk di jok belakang.Sesekali Gilang mengintip keduanya melalui kaca spion mobil membuat Gilang merasa iri karena masih jomblo sampai detik ini.Dimas yang mengetahui itu segera menarik tengkuk Dinda mengecup bibir istrinya itu."Mas!" Dinda tentunya terkejut.Terkejut bercampur kesal karena mereka bukan hanya berdua saja.Melainkan bertiga!Ada Gilang yang sedang mengemudikan mobil."Nggak tahu tempat banget sih!" kata Dinda lagi."Siapa suruh mengintip," jawab Dimas dengan santai tetapi bermaksud menyindir Gilang yang memang mengintip mereka berdua.Gilang berpura-pura tidak mengerti dia tampak tetap fokus dengan mengemudikan mobil."Siapa yang ngintip?" tanya Dinda tidak mengerti."Dia," Dimas pun melihat ke depan.Tentunya orang yang dia maksud adalah Gilang."Kok Gilang?" tanya Dinda lagi yang benar-benar tidak mengerti."Kau tahu Om Haris dan Tante Indri sedang mencari seseorang untuk dinikahkan dengan anaknya Vina?" tan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 156

    Megan pun kembali masuk ke dalam mobil dan melihat Moza yang duduk di sampingnya.Membuat Moza pun segera menunduk karena tahu Megan marah padanya.Hingga akhirnya Megan pun mengemudikan mobilnya dan tidak lama berselang sampai di rumah.Namun, saat Moza sedang bergerak perlahan turun dari mobil tiba-tiba saja Megan menariknya dengan kasar.Rasanya cukup sakit tapi Moza memilih untuk menerima saja.Kemudian menghempaskan dengan kasar pula saat tiba di ruang tamu.Tubuh Moza pun terhuyung ke sandaran sofa membuatnya meringis menahan sakit."Anak tolol, tidak berguna!" pekik Megan penuh kekesalan.Tapi Moza hanya diam sambil perlahan berdiri dengan tegak karena dia tahu kesalahannya apa.Mungkin saja sebentar lagi Megan akan merasa lega setelah meluapkan perasaan kesalnya terhadap dirinya."Coba saja kalau kau tidak mengacaukan segalanya, sudah pasti mobil Mami menabrak mobilnya!Bukan hanya Dimas yang mati, tapi ada istrinya juga di sana, bodoh!" geram Megan dengan nada suaranya yang m

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 157

    Moza masih memikirkan nasib dirinya yang kini telah berubah jauh dari sebelumnya.Entah bagaimana dengan pendidikannya kedepannya juga.Karena barusan Megan mengatakan bahwa dirinya kuliah hanya menghabiskan waktu saja.Dan saat dirinya sedang memikirkan bagaimana keadaannya saat ini tiba-tiba saja Megan pun muncul."Moza!" "Ya, Mi?" sahut Moza sambil menoleh pada Megan yang kini berjalan kearahnya."Pakai ini!" Megan pun melemparkan sebuah pakaian padanya.Moza pun melihatnya dan merasa ada yang tidak beres.Moza memang terbiasa dengan pakaian terbuka, tetapi tidak juga seperti pakaian yang diberikan oleh Megan.Ini terlalu terbuka."Moza pakai ini, Mi?" tanya Moza memastikan."Masih bertanya! Dasar tolol!" bentak Megan.Seketika membuat Moza tersentak dan berusaha untuk tetap tenang."Pakai, Mami bilang!" titah Megan tak ingin dibantah."Iya, Mi," Moza pun menurut pada apa yang dikatakan oleh Megan."Gitu dong! Hobinya kok melawan terus!" gerutu Megan, "kamu dandan yang cantik, pak

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 158

    "Kamu mau ke mana, Mas?" tanya Dinda.Dinda yang baru masuk ke kamar melihat Dimas tampak buru-buru memakai jaketnya.Tebakan Dinda saat ini Dimas akan pergi padahal sebelumnya mengatakan akan tidur karena sudah lelah."Sayang, Mas keluar sebentar. Moza di jual oleh Megan di tempat hiburan malam," kata Dimas sambil berjalan ke arah Dinda."Hah?!" Dinda yang masih berdiri di depan pintu pun tampak begitu terkejut mendengarnya."Mas, akan segera kembali."Dimas pun mendekati Dinda dan mencium keningnya.Sesaat kemudian barulah Dinda mengangguk dan tersadar Dimas sudah pergi."Di jual?" Dinda pun masih bertanya-tanya mengapa bisa Dimas berkata demikian.Rasanya cukup mengejutkan seorang Ibu tega menjual putri kandungnya sendiri.Tapi tidak mungkin juga Dimas berbohong tentang ini semua, untuk apa?"Dinda, suami kamu ke mana malam-malam begini?" tanya Miranda yang melihat Dimas ke luar barusan dengan sangat terburu-buru.Sedangkan pintu kamar Dinda belum tertutup sepenuhnya.Memudahkan Mi

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 159

    "Mas," Dinda langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Dimas yang baru saja masuk ke dalam kamar.Perlahan Dimas tampak mulai menutup pintu dengan rapat."Moza, ikut pulang sama, Mas?""Kamu belum tidur?" tanya Dimas kembali karena awalnya mengira jika Dinda telah tidur apa lagi sudah pukul 02:30 wib."Belum, lagian kamu kok tanya balik," kata Dinda.Tapi saat itu Dimas langsung saja berjalan ke arah ranjang setelah melepas jaketnya dan melempar dengan asal dia pun segera berbaring di atas ranjang."Tidur di sini," Dimas menunjuk ranjang kosong di sampingnya.Dinda pun menurut dan berbaring di samping Dimas.Karena dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi barusan.Namun, saat itu Dimas langsung memeluk Dinda sambil menangis.Membuat Dinda merasa kebingungan bahkan sangat penasaran dengan apa yang terjadi barusan."Mas, kamu kenapa?" tanya Dinda panik.Dimas hanya diam sambil terus memeluk Dinda dengan perasaan yang begitu kacau."Mas, Moza nggak kenapa-napa kan?" Din

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 160

    *****"Ini kopinya, Mas," Dinda pun meletakkan di atas meja makan.Pagi ini Dimas tampak tidak bersemangat sama sekali.Mungkin karena kejadian tadi malam dan hari ini sesuai dengan apa yang dia katakan pada Dinda bahwa dia akan menjemput Moza."Ma, Papa jadi berangkat ke luar kota?" tanya Dinda pada Miranda yang juga kini duduk di kursi meja makan."Jadi, pagi-pagi sekali Papa sudah berangkat. Katanya supaya sore nanti sudah kembali," jelas Miranda."Nggak nginep ya, Ma?""Enggak, ya udah kalian lanjutkan sarapan. Mama sudah selesai, Mama ada arisan dengan teman-teman Mama. Termasuk Ibu mertua mu juga ikut," kata Miranda."Ya, Ma," Dinda pun mengerti.Dinda pun melihat Dimas yang mulai menyeruput kopi buatannya.Kemudian dia pun menghubungi Gilang namun ternyata Gilang sudah tiba."Saya di sini, Bos," kata Gilang sambil melihat ponselnya yang menyala dan tertulis nama Dimas di sana."Hilman di mana?" tanya Dimas dengan segera."Dia sudah berangkat pagi-pagi sekali dengan Tuan Wijaya

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 161

    "Ini rumah saya, Mbak. Maksudnya kosan saya," kata Nilam.Nilam pun segera membuka pintu dan mempersilahkan Moza untuk masuk.Moza merasa tempat tersebut sangat kecil.Mungkin karena telah terbiasa hidup dalam keadaan yang penuh dengan kemewahan."Mbak Moza, minum dulu, deh," Nilam pun memberikan mineral pada Moza.Moza pun menerimanya dan langsung meneguknya.Sejak kemarin Moza memang belum makan apapun."Panggil saya, Moza aja. Nggak usah pakai, Mbak. Saya yakin usia kamu lebih tua dari pada saya," ujar Moza."Saya masih muda juga, saya belum kawin," Nilam pun cengengesan karena tak ingin disebut tua.Dan Moza merasa Nilam memang seseorang yang sangat baik."Kamu mandi dulu, aku masakin makanan dulu. Ini handuknya," Nilam pun memberikan handuk pada Moza.Bukan hanya handuk saja, bahkan sampai meminjamkan piamanya.Moza tahu itu adalah pakaian murah tapi paling tidak Nilam sudah sangat baik bisa memberikan pakaiannya.Setelah Moza selesai mandi Nilam pun selesai memasak.Tepatnya men

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 162

    Dimas masih tidak bisa tenang sebelum menemukan Moza.Bahkan wajahnya juga tampak sangat serius memikirkan keadaan Moza saat ini."Aku yakin Moza baik-baik saja," Dinda mengelus lengan Dimas dengan lembut.Dia tahu saat ini pikiran Dimas terkuras habis memikirkan putrinya itu.Dinda pun dapat mengerti karena bagaimana pun juga Dimas yang merawat serta membesarkan Moza."Semoga saja apa yang kamu katakan benar," kata Dimas.Dinda pun tersenyum."Mas, di depan sana ada toko roti enak banget. Kemarin Dinda beli di sana soalnya pas pulang dari kampus," kata Dinda.Dimas pun mengangguk karena saat ini dia hanya ingin bertemu dengan anaknya."Mas, harus cobain deh," kata Dinda lagi berharap bisa menghibur Dimas.Dimas pun lagi-lagi tersenyum sambil mengacak lembut rambut Dinda.Sedangkan Gilang mengemudikan mobil karena Dimas hari ini berangkat ke kantor dan Dinda juga ikut karena itu bisa membuatnya bersemangat dalam bekerja."Gilang, berhenti di toko roti di depan sana," pinta Dinda.Gila

Bab terbaru

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 267

    Kadang kala mendengar kebagian orang lain kita juga ingin merasakan seperti mereka. Namun, saat bahagia itu tiba tentu saja ada perjalanan yang penuh kerikil yang harus dilewati. Begitu pun juga dengan Dinda, awalnya dia juga menolak pernikahan paksa ini. Tapi takdir tetap saja membawanya untuk menjalaninya. Pernikahan yang tidak dia inginkan itu pula yang membawanya bertemu pada kedua orang tuanya. Hingga sadar bahwa dia tak lagi sendirian melewati semuanya. Belum lagi cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Dimas begitu besar. Meskipun perbedaan usia yang terbilang cukup jauh tapi bukan menjadi masalah untuk hidup terus berdampingan. Hingga kini mereka memiliki anak kembar yang lucu dan menggemaskan. Meskipun Dinda adalah ibu tiri untuk sahabatnya sendiri, tapi tidak membuat kedua merasa canggung. Moza yang awalnya menentang pernikahan ayahnya dan sahabatnya memilih untuk berdamai dengan keadaan. Apa lagi kenyataan pahit yang harus dia terima, bukan anak kan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 266

    Tuuut!!! Terdengar suara kentut yang cukup keras dan berasal dari Dinda. Membuat baby twins D seketika terjaga dan menangis keras. Padahal sudah payah Dinda menidurkan kedua bayinya itu. Tapi karena perkara kentut yang tak bisa dikondisikan malah membuat kedua bayi itu terusik. "Sayang," Dimas yang telah menunggunya sejak tadi di kamar pun memilih untuk segera menyusul ke kamar anaknya. Ternyata kedua anaknya tengah menangis keras. "Ada apa? Apa anak-anak rewel?" tanya Dimas. "Ini gara-gara kentut, tadi mereka udah tidur. Tapi Dinda malah kentut, mana suaranya keras banget. Bikin anak-anak kebangun," kesal Dinda. "Ahahahhaha," Dinda pun tertawa lucu mendengar ucapan Dinda, "kamu ini ada-ada saja, ayo tidurkan anak-anak dengan cepat, apa iya kita kalah sama pengantin baru itu," ujar Dimas. "Pengantin anak itu?" Dinda sepertinya bingung dengan maksud Dimas. "Sahabat mu itu dan Chandra, itu saja tidak tau!" "O, kirain tadi siapa. Ya, biarin aja mereka kan udah lam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 265

    "Baiklah, kamu tidur duluan, Mas mandi dulu, gerah," kata Chandra. Kiara mendengar suara gemerincing air dari kamar mandi. Saat itu Kiara pun segera keluar dari kamar. Dia pun pergi ke kamar Ibunya yang bersebelahan dengan kamarnya. "Ada apa?" tanya Diana. Awalnya Diana mengira jika saja Kiara sudah tidur. Ataupun mungkin saja terjadi hubungan antara suami dan istri dan rasanya itu sangat wajar. "Apa Mikayla rewel, Bu?" tanya Kiara yang hanya ingin membuat sebuah pertanyaan asal. Padahal dia sudah melihat sendiri jika saat ini anaknya tengah begitu terlelap dalam tidur di atas ranjang dengan Farhan yang juga berbaring di sampingnya. "Cucu Ibu baik-baik saja, kamu mendingan balik ke kamar mu, biasanya juga cucu Ibu tidurnya sama, Ibu," ujarnya. Karena Mikayla tidak minum asi, sehingga tidak sulit jika pun terus bersama dengan dirinya. "Oh," Kiara bingung harus beralasan apa lagi agar tetap berada di sana. Tapi jika bisa dia ingin tidur di kamar ini saja bersama

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 264

    Kiara pun kini sudah berada di dalam kamar setelah pesta selesai. Malam ini semua keluarga menginap di hotel milik keluarga Chandra. Dimana pesta pun dilangsungkan di hotel tersebut. Kiara tidak tau apa yang terjadi padanya hari ini akan membawa kebahagiaan atau tidak nantinya Dia hanya sedang berjuang untuk putrinya, untuk terus bersama. Kini dia sedang berada di dalam kamar mandi, setelah selesai segera keluar dengan memakai piyama dan handuk putih yang membalut rambutnya. Saat itu matanya pun tertuju pada sebuah kado milik Dinda yang ada di sudut kamar. Dia sudah penasaran sejak tadi, apa lagi kini hanya sendiri saja di kamar. Membuatnya pun segera mengambilnya dan membawanya ke atas ranjang agar dia bisa duduk dengan nyaman. Tangan Kiara tampak bergerak melepaskan pita kado, kemudian bergerak membuka kotaknya. Mata Kiara pun melebar sempurna setelah melihat apa yang ada di hadapannya. "Tisu ajaib?!" tanya Kiara yang bingung. Meskipun sebelumnya sudah pernah

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 263

    "Kamu masih ragu?" "Aku nggak tau, soalnya kamu aneh." "Kenapa begitu?" "Entahlah, tapi Mas boleh ngomong langsung ke Ibu dan Ayah. Kalau mereka setuju, Kiara juga setuju." *** Seperti yang dikatakan oleh Kiara, Chandra pun langsung berbicara pada kedua orang tua Kiara mengenai keinginan untuk rujuk kembali dengan Kiara. Dengan cara baik-baik tanpa ada beban yang tersimpan. "Diana, Farhan, terlepas dari masa lalu kita. Kini Kiara adalah ibu dari anak ku. Aku ingin anak ku dibesarkan di lingkungan yang baik-baik, memiliki orang tua yang lengkap." "Untuk itu aku mohon dengan sangat untuk mengijinkan aku dan Kiara menikah lagi, aku pun akan membahagiakannya," pinta Chandra. Farhan dan Diana pun tidak dapat lagi berkata-kata, sebab sudah menyaksikan sendiri seperti apa menderitanya Kiara selama beberapa bulan ini hamil tanpa suami. Mana mungkin dia kembali membiarkan putrinya kehilangan bayinya yang dibawa oleh Chandra. Sebab, kembali bersama adalah cara satu-satunya untuk men

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 262

    "Boleh saya masuk?" tanya Chandra yang kini berdiri di depan pintu kamar. Kiara pun bingung harus menjawab apa. Iya atau tidak? Apa lagi kini keduanya hanya orang asing, bagaimana mungkin hanya berdua saja di dalam kamar tersebut. "Masuk saja," sahut Diana yang muncul dari arah belakang dan kini dia telah masuk terlebih dahulu dengan membawa makanan hangat untuk putrinya, Kiara. Sesaat kemudian Diana pun segera keluar dan kini Chandra pun mulai melangkah masuk. Kedua tangannya tampak memegang paper bag berisi perlengkapan bayi. Mulai dari susu, diapers, tisu, pakaian bayi dan lainnya. Kiara juga merasa tidak mampu untuk membeli susu formula dengan harga yang begitu mahal. Karena anaknya tidak tidak bisa minum susu formula sembarangan. Selain untuk perkembangan juga karena alergi. Kiara semakin stres memikirkan uang untuk bisa membeli susu formula untuk anaknya sendiri. "Boleh saya menggendongnya?" tanya Chandra lagi. Kiara pun perlahan memberikan pada Chandra

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 261

    "Hay," Dinda dan Moza pun menjenguk Kiara dan bayinya yang sudah dibawa pulang ke rumah. Tentunya perasaan Kiara kini begitu bahagia melihat wajah bayi mungilnya yang sangat menggemaskan. "Kamu kapan hamilnya?" tanya Moza yang begitu penasaran. "Tau-tau udah lahiran aja," Dinda pun ikut menimpali. Kiara pun tersenyum mendengar ucapan kedua sahabatnya itu. Dia juga menyadarinya tapi selama hamil dia hanya di rumah saja menikmati kesendiriannya. Sedangkan dua sahabatnya juga sibuk dengan mengurus bayi mereka, bahkan sambil kuliah juga. Kegiatan yang begitu padat membuat mereka benar-benar hanya fokus pada kesibukan masing-masing. Berbeda dengan Kiara yang hanya di rumah saja hingga mereka tidak pernah bertemu. Apa lagi rumah mereka yang cukup berjauhan. "Pantesan waktu aku lahiran kamu gemukan, taunya isi," Moza pun mengingatkan kembali saat itu. Begitu juga dengan Dinda yang tidak lupa saat itu sempat berkomentar tentang penampilan Kiara dan bentuk tubuh yang berbed

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 260

    Chandra tidak lagi peduli akan status perceraian mereka berdua. Kini dia harus melihat keadaan putrinya, menjaganya hingga nanti akhirnya dokter mengatakan sudah bisa dibawa pulang. Bahkan Chandra pun tidak peduli pada Diana dan Farhan yang selama ini menentang hubungan antara dirinya dan juga Kiara. Sebab, Chandra sudah terlalu merasa bersalah pada bayinya. Bayi yang lucu itu dia beri nama Mikayla Chandra Winata. Bahkan Chandra tidak mempertanyakan sama sekali kebenaran tentang dirinya yang ayah kandung bayi itu atau bukan. Karena Chandra bisa melihat wajahnya dalam wajah bayi itu. Jika pun Kiara yang tiba-tiba mengatakan bahwa itu bukan bayinya nanti, justru Chandra yang tidak percaya. "Kiara, biarkan bayi itu bersama ku saja, aku yang akan merawatnya, dan membesarkannya," pinta Chandra. Chandra akan melakukan segala cara untuk bisa menebus kesalahannya terhadap bayinya. Sebab, baru mengetahui saat bayi itu lahir. Bahkan setiap kali melihat bayi Mikayla seketik

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 259

    Chandra tidak ingin banyak bertanya untuk apa uang yang diminta oleh Kiara. Bahkan dia juga cukup terkejut melihat nama Kiara yang muncul dilayar ponselnya. Awalnya Chandra tak percaya, tapi begitulah adanya. Bahkan saat sedang rapat pun dia tetap menerima panggilan telepon. Mungkin jika bukan Kiara yang menghubungi dia tak akan menjawab karena masih dalam rapat penting. Dan untuk mendengar suara Kiara saja rasanya sangat dirindukannya. Walaupun hanya sebentar saja mendengarnya. Bahkan dia langsung mengirimkan uang tanpa tau sebenarnya berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh Kiara. Apakah uang itu cukup atau tidak. Chandra tidak tau. Hingga akhirnya kini Chandra selesai rapat. Dia duduk di ruangannya dengan perasaan yang penuh tanya. Dia ingin menghubungi Kiara kembali, tetapi ragu. Akhirnya dia pun hanya diam sambil terus memikirkan tentang Kiara. Bahkan kini sudah malam tapi dia masih saja berada di kantor dengan perasaan yang tidak tenang tanpa sebab yang

DMCA.com Protection Status