Home / Romansa / Istri Sitaan Sang CEO / Bab 16. Menemukan Kepingan Masa Lalu

Share

Bab 16. Menemukan Kepingan Masa Lalu

Author: Kalendra
last update Last Updated: 2023-05-22 16:53:21

“Venus!” Claire memekik saat Venus datang dan memeluknya erat. Claire pun memeluk putrinya lalu meneteskan air matanya.

“Mom,” sebut Venus pelan dalam pelukan Ibunya. Claire makin mengeratkan pelukannya sebelum melepas Venus dan membelai wajahnya.

“Bagaimana kamu bisa kemari?” Venus langsung menoleh ke belakang lalu dengan cepat menarik ibunya ke dalam. Di ruang santai bersebelahan dengan dapur, Venus mengajak Claire duduk.

“Mom, I have to talk─” ujar Venus masih menggunakan bahasa Inggris.

“Bisakah kamu berbicara bahasa Indonesia? Apa kamu masih ingat?” tanya Claire membuat Venus tertegun. Venus diam sejenak lalu memejamkan matanya. Ia mengangguk perlahan.

“Coba,” imbuh Claire lagi dengan mata penuh harapan.

“Aku mau ngomong.” Claire langsung semringah dan memeluk Venus lagi. Venus tampak bahagia. Kemampuan bahasanya akan pulih sedikit demi sedikit dan ia berharap ingatannya juga.

“Oke, sekarang kamu cerita ada apa? Apa kamu melarikan diri?” tanya Claire masih belum mengubah bahasan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 17. Penyamaran

    Dion duduk dengan tenang di salah satu coffee shop di lobi Moulson Enterprise untuk mengawasi semua pergerakan. Adik sepupunya yang bernama Cindy sedang menjalani tes akhir untuk bisa diterima sebagai sekretaris CEO, Rex Milan Wilson. Dion harus memastikan jika Cindy bisa masuk tanpa kendala.“Ndan, yakin kalau Cindy bisa berhasil masuk ke dalam?” tanya Peter menyela. Dion menoleh pada Peter yang kini sedang menyamar menjadi salah satu pelayan di kafe tersebut.“Iya, Cindy gadis yang pintar,” jawab Dion tenang dari balik kacamatanya. Ia menyesap kopi yang disajikan oleh Peter. Peter menarik napas agak panjang dan tampak cemas.“Itulah mengapa saya masukin kamu ke sini. Biar kamu bisa ikut mengawasi Cindy. Kalau ada apa-apa sama dia, kamu bisa langsung menolong,” imbuh Dion lagi.“Baik, Komandan. Saya pasti akan terus mengawasi Cindy. Lagian, kenapa Komandan gak beli saja sih coffee shop ini?” tukas Peter menoleh ke samping. Manajer coffee shop sedang mondar-mandir mengawasi pelayanan

    Last Updated : 2023-05-23
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 18. Ku Ingin Mengubah Takdir

    “Ada apa ini?” tegur Sebastian menyela konfrontasi tersebut. Ia sampai berjalan ke arah Cindy dan dua mantan calon kandidat Sekretaris CEO. Ketiganya langsung diam saat Sebastian datang.“Apa kalian tahu jika ini adalah kantor? Apa berdebat seperti ini dibenarkan?” Sebastian dengan dingin memarahi ketiganya. Cindy tidak mau membela dirinya. Dia sendiri bahkan tidak tahu siapa pria yang sedang menegur mereka.“Aku rasa itu bukan urusanmu, Tuan! Urus saja urusanmu sendiri!” pungkas salah satu gadis di depan Sebastian dengan sikap kurang hormat serta menantang.“Apa kamu salah satu kandidat sekretaris untuk CEO?” keduanya diam mengernyitkan kening tak mengerti. Mereka juga saling berpandangan. Sikap Sebastian tampak tidak ramah sama sekal. Sekalipun ia cukup tampan tapi dia cukup galak.“Maaf, Tuan siapa?” tanya Cindy dengan suara rendah. Sebastian menoleh padanya sekilas.“Namaku Sebastian Arson, aku adalah Vice CEO Moulson Enterprise. Jika salah satu dari kalian yang menjadi Sekretaris

    Last Updated : 2023-05-23
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 19. Tidak Ingin Melepaskan

    Dion yang sedang mengawasi lobi utama n Enterprise mengernyitkan keningnya perlahan. Apa mungkin ia salah lihat saat menemukan sosok Venus sedang berjalan sambil melihat ke semua arah.“Venus,” sebut Dion memperbaiki kacamatanya. Ia menurunkan topi pet sebelum berdiri dan merogoh dompet. Dion meletakkan pecahan uang 100 dolar untuk harga kopi dan makanan yang tidak lebih dari 50 dolar.Sambil melihat ke segala arah, Dion memastikan tidak ada yang mengekorinya. Ia berjalan cepat menuju Venus dan menarik tangannya.“Ahhk!” pekik Venus kaget saat seseorang menarik tangannya. Venus hendak berteriak tapi tubuhnya terdorong ke arah dinding. Rasa kagetnya bercampur ketegangan dan kebingungan.“Dion,” sebutnya pelan saat melihat sosok pria yang melepaskan topi dan kacamatanya.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Dion mencecar Venus dengan kedua mata membesar. Venus spontan menampar Dion yang terdiam memalingkan wajahnya. Setelah beberapa saat, Dion perlahan kembali menatap Venus yang memandangn

    Last Updated : 2023-05-24
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 20. Pancingan yang Berhasil

    Peter Dumanuw kaget saat mendengar alarm kebakaran berbunyi. Seperti SOP yang telah dipelajari, jika ada alarm yang berbunyi maka seluruh pegawai berhenti lalu berkumpul untuk kemudian keluar dari bangunan Moulson secara teratur. Terlihat Natasha Cadrell sedang mengatur anak buahnya untuk berkumpul dan pergi.“Peter!” panggil Natasha sedikit mencicit. Peter yang sudah ingin kabur dari jalan depan, mencebik lalu sedikit berlari ke arah Natasha.“Tolong ke ruanganku dan ambil tasku. Cepat, sekarang!” perintahnya menunjuk pada Peter. Peter mengernyit bingung dan terperangah tak percaya.“Huh, apa?”“Ambil tasku cepat!”“Tapi alarm─”“Iya aku tahu. Ayo sana cepat! yang lainnya segera keluar dan berkumpul di tempat yang aku perintahkan!” Natasha dengan seenaknya memerintahkan Peter kembali ke ruangannya sementara untuk yang lainnya malah berkumpul di titik di depan lobi.“Tapi, ahhk!” Peter mengomel keras dan ingin protes. Ia tidak ingin menggadaikan keselamatannya demi tas tangan seorang

    Last Updated : 2023-05-25
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 21. Kejar-Kejaran Berakhir Maut

    “Kalian kejar laki-laki itu! jangan sampai lolos!” teriak NLE Black memerintahkan tiga orang anak buahnya untuk mengejar Peter yang berhasil melarikan diri ke dalam bangunan perkantoran Moulson Enterprise. Sedangkan dirinya dan dua orang anak buahnya yang lain akan mengejar Dion yang berhasil melarikan diri menggunakan mobil.Dengan menggunakan Mustang, NLE Black membelah jalanan demi mengejar Dion yang mengebut masuk ke jalan raya. Dion sampai menikung di jalan dan lorong kecil agar bisa lolos dari NLE Black.“Jangan sampai dia melarikan diri ke jalan utama. Blokir dia sekarang!” perintah NLE Black pada anak buahnya yang sedang menyetir.Sementara Dion terengah mengatur napasnya begitu tegang mengganti gigi persneling sebelum melaju lebih kencang. Mobilnya nyaris memutar tapi ia lolos dan akhirnya bisa leluasa meluncur.“Aku harus ke jalan utama!” gumam Dion menekan pedal gas dan meluncur lebih kencang meski mobil serasa sedikit melayang. BHUM – mobil Dion sempat terentak di jalan ya

    Last Updated : 2023-05-26
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 22. Waktu Kematian

    “Tidak ... Tidak mungkin. Apa kamu yang membunuhnya?” ujar Venus menggeleng tak percaya. Rex Milan yang semula bahagia menyampaikan berita itu pada Venus kini memudarkan senyumannya.“Tidak. Untuk apa aku melakukan hal itu? Kenapa kamu menuduhku seperti itu? Aku ini adalah Suamimu, Venus,” balas Rex Milan dengan kening sedikit mengernyit. Venus masih memandang Rex Milan dengan mata berkaca-kaca. Entah mengapa napasnya semakin sesak saat mendengar kematian Dion.“Bagaimana itu bisa terjadi?” gumam Venus tanpa menjawab pertanyaan Rex Milan sebelumnya. Rex Milan sedikit mengeraskan rahangnya tapi ia benar-benar menyembunyikan perasaannya dengan sangat baik.“Aku tidak perlu membunuhnya, Venus. Pria itu memang bukan pria baik yang akan mendapatkan karma buruknya sendiri. Jika kamu berpikir aku melakukan kejahatan seperti itu, itu salah besar,” ucap Rex Milan meyakinkan Venus. Ia tetap menatap mata Venus dengan raut wajah yang serius.“Dion, dia adalah Suamiku,” sebut Venus dengan suara ya

    Last Updated : 2023-05-27
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 23. Rencana Terselubung

    Venus menunggu cemas sambil meremas tangannya di kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ia tidak akan bisa beristirahat sampai mengetahui kondisi Dion yang sesungguhnya. Ponsel yang disimpan Venus pun bergetar. Dengan cepat Venus menyambar dan menerima panggilan dari ibunya.“Mom?”“Ada berita buruk, Sayang. Sepertinya Rex Milan benar. Dion sudah tiada.” Venus langsung menutup mulut dengan sebelah tangannya. Ia terduduk di sofa dalam kondisi lemas.“A-Apa?” sahut Venus terbata-bata.“Maafkan, Mommy. Mommy baru saja mendapatkan kabar dari NYPD. Mobil Dion terbalik dan terjadi perampokan di jalan yang mengakibatkan dia terkena tembakan serta kecelakaan itu.” Venus menggeleng tak percaya dengan apa yang didengarnya.“Tapi dia ... aku ....” Venus menjeda dan tercekat tidak bisa bicara. Rasanya semuanya berhenti di tenggorokannya.“Sebaiknya kamu beristirahat dan jangan pikirkan soal Dion dulu. Besok Mommy akan melihat apa yang bisa dilakukan untuk memberikan pemakaman yang layak b

    Last Updated : 2023-05-28
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 24. Korban Kenyataan

    Berita soal kecelakaan Dion akhirnya memenuhi channel berita malam. Rekaman saat mobil Dion yang sudah terbakar beredar. Dewi dan anaknya Cindy juga Peter dan Jasman sama-sama duduk di ruang tengah menyaksikan berita itu.“Sekarang bagaimana, Ma? Apa aku harus terus kerja di perusahaan itu? Aku emoh ah, Ma, kalo Mas Dion ndak ada,” ujar Cindy sedikit merengek manja. Dewi mengambil sebelah tangan Cindy dan menggenggamnya.“Kalau kamu ndak mau, Masmu ndak memaksa. Itu semua terserah sama kamu. Tapi kalau kamu masih mau membantu, Dion meminta agar kamu tetap di sana untuk memantau mengumpulkan informasi terutama soal Venus.” Dewi kembali menjelaskan. Cindy diam menatap ibunya. Ia masih ingin menolong Dion tapi pekerjaan mata-mata yang dilakukannya bukan tanpa risiko.“Saya bersedia tetap bekerja di gedung itu agar bisa mengawasi dan membantu Dek Cindy, Tante,” celetuk Peter tiba-tiba menyela. Jasman sontak menyikut temannya itu lalu mendelik.“Jangan nyari kesempatan lu!” Jasman berbisik

    Last Updated : 2023-05-29

Latest chapter

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 137. Selamanya Bersama

    Di belakang Dion menyerahkan tas milik Venus pada Jasman yang akan mengawal mereka. Dua pengawal lainnya ditempatkan oleh Dion di jalan depan saat keluar dari rumah sakit. Sedangkan sudah ada lima orang pengawal yang berdiri di dekat mobil yang akan membawa Venus pulang. Kali ini, Dion tidak ingin mengambil lagi risiko demi keselamatan Venus.Limosin yang membawa Dion, Venus, Arjoona dan Claire meluncur dengan baik saat keluar dari area rumah sakit. Mereka akan bersama-sama pulang ke rumah Dion karena anak-anak mereka sudah menunggu.“Bagaimana dengan masalah hukum kemarin, Dad? Apa kamu perlu bantuanku?” tanya Dion pada Arjoona yang duduk berhadapan dengannya. Venus menoleh cepat pada Dion dengan mata membesar. Ia tidak mengetahui jika ayahnya terlibat konsekuensi hukum.“Apa yang terjadi, Dad?” tanya Venus dengan raut cemas.“Gak ada. Daddy cuma harus membayar denda tilang saja kok. Namanya juga orang tua. Bisa ceroboh kala

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 136. Saatnya Harus Berakhir

    Tidak seperti yang diharapkan oleh Steven alias Dion, Venus tidak ingin menoleh padanya saat ia masuk. Venus membuang muka tak mau menyapa.“Venus─” Dion baru bicara dan Venus langsung memotong.“Pembohong! Siapa kamu sebenarnya?” tukas Venus tanpa basa-basi langsung mendelik pada Dion. Dion terdiam di sisi tempat tidur Venus dan belum bergerak. Ia sedikit menundukkan kepala dan terlihat menyesal.“Aku bisa menjelaskan semuanya─”“Jawab saja pertanyaanku!” Venus langsung menyela dengan tajam.Meskipun Venus masih cedera setelah tercekik oleh belitan kain, tapi ia masih bisa memarahi Dion yang baru datang.“Aku ... aku adalah ....”“Kamu bukan Steven kan?” Venus menebak lagi dengan ketus. Dion menarik napas panjang dan sedikit menunduk.“Aku adalah Dion Juliandra. Aku sedang menyamar menjadi Steven.” Dion akhirnya mengaku. Venus tak bergerak menatap tajam pada Dion. Kali ini, Dion sudah sangat keterlaluan membohonginya. Dion yang menyadari kesalahannya lantas melepaskan topeng karet ya

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 135. Tabir Masa Lalu

    Rex Milan berhasil dikeluarkan dari mobilnya yang ringsek akibat tabrakan dari jeep monster yang dikendarai oleh Arjoona Harristian. Ia segera dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri dan luka-luka. Sama dengan Venus Harristian, keduanya dibawa ke rumah sakit yang sama dan ditempatkan di bangunan yang berbeda.“Uncle, aku terpaksa harus menahanmu dulu sementara. Sampai aku selesai menemukan buktinya,” ujar Andrew menjelaskan pada Arjoona yang baru saja keluar dari kamar perawatan Venus. Arjoona meninggikan kedua alisnya mendelik pada Andrew yang hanya bisa menyengir.Dion datang menghampiri setelah membuka topengnya. Ia menarik napas panjang melihat Arjoona dan Andrew.“Sepertinya Venus tidak mau bertemu denganku,” ujarnya dengan raut sedikit meringis. Kening Andrew mengernyit memandang Dion dengan raut bertanya.“Tadi dia tidak mau kupegangi,” sambung Dion lesu. Andrew kemudian menoleh pada Arjoona yang masih diam saja.“Sebastian Arson sudah ditangkap. Rex Milan akan me

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 134. Membalas Karma

    “Venus, Venus. Oh, sayang. Apa kamu bisa bernapas?” Dion segera menggendong Venus ke dalam kamar dan meletakkannya di atas tempat tidur. Venus begitu kesulitan bernapas dan ia masih terengah kesulitan menarik atau mengeluarkan udara. “Cari tabung oksigen!” perintah Dion pada Arion. Arion pun masuk ke dalam walk in closet milik Venus untuk mencari tabung oksigen darurat. “Bernapaslah pelan-pelan, Sayang.” Dion menuntun Venus untuk bernapas satu-satu usai tercekik. Ia sudah tak peduli jika Rex Milan kabur. “Aku akan panggil Dokter,” ujar Divers pada Dion yang langsung mengangguk. Venus masih setengah semaput memandang Dion yang masih memakai topeng Steven. Ia merasa ada yang aneh tapi tak bisa bicara. Arion datang membawakan tabung oksigen darurat untuk Venus. Ia ikut membantu Venus mengenakan penutup untuk oksigen. Sementara itu, Rex Milan kabur lewat jalan samping dan langsung masuk ke mobilnya. Tidak ada yang sempat mengejar Rex Milan karena Dion dan teman-temannya sedang sibuk d

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 133. Melarikan Diri

    “Aku tidak membunuh Brema Mahendra. Aku bahkan tidak kenal siapa dia!” tegas Rex Milan masih bersikeras. Venus diam menatap Rex Milan yang tidak mau mengaku. Sambil menahan rasa berat di hatinya, Venus perlahan seperti melihat seperti apa Rex Milan yang sesungguhnya. Pria yang mengaku sebagai suaminya itu adalah seorang pembohong. Sekalipun Rex Milan tidak mengakui, tetapi Venus bisa merasakan kebohongan tersebut.“Terserah jika kamu tidak mau mengaku. Jika aku bisa melepaskanmu, aku rasa Ayah dan Kakakku tidak.” Venus mengancam dengan nada sinis. Rex Milan makin mendekat dengan deru napas yang terdengar kasar. Sedangkan Venus sekalipun cemas, tidak mundur sama sekali. Tangannya meremas tas tangannya cukup keras dan siap mengayunkannya pada Rex Milan jika ada yang terjadi.“Jangan mengancamku!” Rex Milan menggeram pelan.“Aku tidak akan seperti ini jika kamu tidak mengaku dan sepertinya kamu memang pantas untuk mendekam di penjara selamanya, Rex,” ujar Venus tak mengindahkan ancaman R

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 132. Memancing Ular Keluar

    Sebastian diborgol di depan Cindy yang terpaku melihatnya. Ia sempat protes tapi FBI membeberkan semua bukti. Sebastian masih mengira jika Cindy tak tahu apa pun. Ia berbalik dan mencoba menjelaskan.“Cindy, ini gak bener. Jangan percaya mereka!” ucapnya menatap Cindy yang diam saja. Peter lalu masuk dan hendak membawa Cindy pergi. Di sanalah, Sebastian mengetahui jika Cindy terlibat dalam penangkapannya.“Sebentar. Kamu bekerja sama dengan Polisi? Kamu yang melakukan semua ini?” ujar Sebastian dengan raut tak percaya. Cindy masih diam saja menatapnya dengan mata berkaca-kaca.“Jangan dengarkan dia. Ayo!” ujar Peter dengan bahasa Indonesia. Mata Sebastian membesar. Ternyata yang sudah mengatur dan merencanakan semuanya adalah Cindy dan pria yang merupakan kekasihnya. Cindy menelan ludah dan berjalan melewati Sebastian. Ia akan keluar dari ruangan tersebut meninggalkan penangkapan tersebut di belakang.“Tunggu!” seru Sebastian menghentikan langkah Cindy. Cindy berbalik dan Sebastian me

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 131. Terperangkap

    Cindy melangkahkan kakinya masuk ke ruangan CEO sesuai janjinya dengan Sebastian. Cindy masih diam saja dan cenderung sedikit mengendap masuk. Ia melihat Sebastian sedang sibuk dengan beberapa pria yang ternyata adalah anggota direksi dan pemegang saham. Mata Sebastian tak lama menangkap sosok Cindy yang masuk tanpa pemberitahuan.“Cindy?” sebut Sebastian lalu tersenyum. Para pemegang saham itu lantas ikut menoleh ke belakang. Sebastian lalu meminta waktu sesaat.“Sebentar.” Sebastian menghampiri Cindy. Sebastian lantas menarik lengan Cindy ke salah satu sudut ruangan lalu separuh berbisik padanya.“Akhirnya kamu datang. Kamu duduk dulu ya, nanti kita bicara, Aku sedang menyelesaikan masalah sedikit.” Sebastian berujar masih dengan sikap lembut pada Cindy.“Masalah apa, Pak?” balas Cindy balik bertanya.“Uh, Oddysey menarik proyeknya dan menyerahkannya pada King Enterprise. Kita kalah.” Cindy hanya diam saja dan sedikit menundukkan wajahnya.“Jangan sedih, aku pasti bisa mengatasi ini

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 130. Perangkap Terpasang

    Venus Harristian masuk ke rumah yang sudah ia tinggalkan demi bisa menjebak Rex Milan Wilson. Begitu mendengar dari salah satu pelayan jika Venus sudah pulang, Rex Milan langsung keluar. Ia tersenyum datang menghampiri. Venus langsung menyusutkan langkahnya ke belakang. Rex Milan pun berhenti.“Venus,” sebutnya pelan.“Aku pulang karena Rei yang memintaku. Sekarang kita harus bicara,” ujar Venus menegaskan. Raut wajahnya tidak menyiratkan emosi sama sekali. Ia tidak mau lagi terenyuh pada apa yang akan dikatakan oleh Rex Milan.Jasman terlihat masih berada di salah satu ruangan bersama staf pembersih lainnya. Rex Milan melirik lalu memerintahkan agar semua keluar.“Kalian sudah selesai hari ini. Aku akan memanggil kalian lagi. Sekarang keluar,” ujar Rex Milan memberikan perintah. Venus sedikit memutar bola matanya melihat satu persatu staf keluar dari ruang tengah termasuk Jasman. Jasman telah memasang beberapa kamera di tempat yang lebih aman untuk memantau Venus.Dion masih terus me

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 129. Jalan Terakhir Untuk Selesai

    “Kamu kenapa? Kamu dari mana?” Peter langsung bertanya banyak pada Cindy yang sedang menangis memeluknya. Cindy belum berani menjawab dan hanya bernapas satu-satu. Peter yang cemas sedikit melepaskan pelukannya pada Cindy untuk melihat keadaannya.“Kita bicara dulu.” Peter membujuk dan Cindy pun mengangguk. Mereka masuk ke halaman tanpa masuk ke rumah.“Sekarang kamu harus cerita sama aku apa yang terjadi. Jangan berbohong. Siapa tadi yang nganterin kamu?” Peter kembali mencecar Cindy dengan pertanyaan.“Mas Peter lihat?” Cindy sedikit mengangkat wajahnya.“Iya. Aku di belakang mobil itu dan melihat kamu keluar dari sana. Itu siapa, Cindy?”Cindy menarik napas yang masih sesak seraya menatap wajah Peter yang tampak dari bias lampu depan di atas teras.“Sebastian Arson.” Cindy menjawab dengan suara kecil. Wajah Peter langsung berubah tegang.“Apa?” sahutnya meninggikan suara. Peter langsung melihat ke arah pintu khawatir jika terbuka dan Budhe Dewi tiba-tiba muncul.“Lalu, apa dia meny

DMCA.com Protection Status