Beranda / Romansa / Istri Sitaan Sang CEO / Bab 12. Tertahan Masa Lalu

Share

Bab 12. Tertahan Masa Lalu

Penulis: Kalendra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-18 20:28:35

“Katakan apa tujuanmu menculik Venus Harristian?” hardik Detektif Kurt Illson menginterogasi Dion di kantor polisi. Dion masih tenang duduk di depan Kurt dengan kedua tangan diborgol.

“Aku tidak menculiknya. Dia adalah Istriku,” jawab Dion. Detektif Kurt langsung mencebik sinis lalu menggeleng.

“Kau mau coba berpura-pura berfantasi ya? Kau kira aku akan percaya padamu.” Kurt mengolok Dion. Dion menarik napas dan sedikit membuang wajahnya ke kiri.

“Suami Venus Harristian itu adalah Rex Milan Wilson. Dia yang melaporkanmu telah menculik Istrinya dari rumah sakit,” imbuh Kurt lagi. Dion sedikit mengeraskan rahangnya dan tidak mau menanggapi. Pandangan Kurt masih lekat menatap padanya.

“Jika kau tidak mau bicara, akan kujebloskan kau ke penjara, Tuan Juliandra. Satu lagi, kau masih memegang paspor Indonesia kan? Aku bisa mendeportasimu ke negaramu dan kau akan dilarang masuk US selamanya.” Kurt mengeluarkan ancamannya pada Dion. Dion menghela napas panjang.

“Baik, aku akan bicara. Tapi ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 13. Pengacara Misterius

    “Selamat malam, Tuan Juliandra!”Seorang wanita cantik berambut brunnete menyapa Dion yang cukup kebingungan dengan yang terjadi. Ia mengulurkan tangan dan Dion menyambutnya tanpa menyebutkan nama. Ia masih mengira-ngira siapa yang mengirimkan pengacara itu untuknya.“Maafkan sedikit keterlambatanku, Tuan Juliandra─” pintu terbuka dan detektif Kurt Illson muncul.“Aku dengar kau membayar pengacara mahal untuk membebaskanmu, Tuan Juliandra. Bahkan malam-malam begini, kepala polisi menerima jaminan darimu,” ujar Kurt dengan sikap sinisnya. Ia menoleh pada pengacara cantik yang datang dini hari membebaskan Dion.“Aku─” pengacara itu langsung memotong pembicaraan. Sikapnya yang ramah berubah ketus pada Kurt.“Aku sudah memenuhi dan membayar jaminan. Anda pun sudah menerima surat pembebasannya, bukan? Aku datang untuk menjemput klienku,” jawab pengacara itu. Dion hanya bisa diam saja. Ia masih belum tahu siapa yang telah mengirim pengacara tersebut. Mungkin ia akan memperoleh jawabannya se

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 14. Kembalikan Diriku Yang Dulu

    “Selamat pagi.” Rex Milan menyapa Venus dan ingin mencium keningnya. Venus langsung refleks menghindar. Namun, Rex Milan langsung memeluk tak peduli jika Venus merasa tidak nyaman.“Tolong lepaskan, Rex!” Venus mendorong tangan Rex Milan yang melingkar padanya. Rex Milan mengernyit dan perlahan melepaskan. Ia mengira kepulangan Venus sudah mengubah pikirannya.“Ada apa, Sayang?” tanya Rex Milan lembut.“Aku tidak suka dipeluk.” Venus menjawab ketus. Ia kembali duduk di kursinya untuk meneruskan sarapan. Rex Milan jadi makin kesal dan membuang badan ke samping. Namun ia tidak bisa memarahi Venus. Ia terus mengingatkan dirinya bersikap sebaik mungkin pada masa penyembuhan Venus. Rex Milan tidak mengatakan apa pun lagi selain duduk di kursinya di dekat Venus.“Bagaimana kabarmu hari ini?” tanya Rex Milan kembali mencoba ramah. Venus tidak mau menoleh pada Rex Milan saat bicara. Ia menarik napas sebelum menjawab.“Aku baik-baik saja. Tapi aku harus bicara denganmu.” Rex Milan menghentikan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 15. Mengejar Kebenaran

    “Maaf, Venus. Kamu tidak bisa keluar!” ujar Sebastian Arson menghalangi Venus yang akan bersiap pergi. Ia ingin bertemu dengan orang tuanya. Setelah tidak bisa menemukan nomor telepon orang tuanya di rumah Rex Milan, Venus merasa harus menemui mereka langsung. “Tolong, aku harus bertemu dengan orang tuaku!” pinta Venus memohon. Ia sudah berganti pakaian dan menenteng tasnya. Sebastian menghela napas lalu menggeleng. “Aku tidak bisa mengizinkannya─” “Kenapa?” Venus makin terlihat sedih. Matanya berkaca-kaca. Sebastian yang melihat jadi agak sedikit merasa tak enak. Ia tetap menggelengkan kepalanya. “Aku sangat merindukan orang tuaku.” Venus kembali merengek. “Aku tidak bisa membawamu keluar. Kamu masih sakit dan harus banyak beristirahat.” Sebastian kembali menegaskan. Venus diam menatap Sebastian dengan penuh harap. Sebastian pun menatap Venus dan meminta wanita itu mundur. “Apa kamu punya orang tua?” Sebastian yang sudah berbalik kini tertegun berhenti. Ia berbalik dan menganggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 16. Menemukan Kepingan Masa Lalu

    “Venus!” Claire memekik saat Venus datang dan memeluknya erat. Claire pun memeluk putrinya lalu meneteskan air matanya.“Mom,” sebut Venus pelan dalam pelukan Ibunya. Claire makin mengeratkan pelukannya sebelum melepas Venus dan membelai wajahnya.“Bagaimana kamu bisa kemari?” Venus langsung menoleh ke belakang lalu dengan cepat menarik ibunya ke dalam. Di ruang santai bersebelahan dengan dapur, Venus mengajak Claire duduk.“Mom, I have to talk─” ujar Venus masih menggunakan bahasa Inggris.“Bisakah kamu berbicara bahasa Indonesia? Apa kamu masih ingat?” tanya Claire membuat Venus tertegun. Venus diam sejenak lalu memejamkan matanya. Ia mengangguk perlahan.“Coba,” imbuh Claire lagi dengan mata penuh harapan.“Aku mau ngomong.” Claire langsung semringah dan memeluk Venus lagi. Venus tampak bahagia. Kemampuan bahasanya akan pulih sedikit demi sedikit dan ia berharap ingatannya juga.“Oke, sekarang kamu cerita ada apa? Apa kamu melarikan diri?” tanya Claire masih belum mengubah bahasan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 17. Penyamaran

    Dion duduk dengan tenang di salah satu coffee shop di lobi Moulson Enterprise untuk mengawasi semua pergerakan. Adik sepupunya yang bernama Cindy sedang menjalani tes akhir untuk bisa diterima sebagai sekretaris CEO, Rex Milan Wilson. Dion harus memastikan jika Cindy bisa masuk tanpa kendala.“Ndan, yakin kalau Cindy bisa berhasil masuk ke dalam?” tanya Peter menyela. Dion menoleh pada Peter yang kini sedang menyamar menjadi salah satu pelayan di kafe tersebut.“Iya, Cindy gadis yang pintar,” jawab Dion tenang dari balik kacamatanya. Ia menyesap kopi yang disajikan oleh Peter. Peter menarik napas agak panjang dan tampak cemas.“Itulah mengapa saya masukin kamu ke sini. Biar kamu bisa ikut mengawasi Cindy. Kalau ada apa-apa sama dia, kamu bisa langsung menolong,” imbuh Dion lagi.“Baik, Komandan. Saya pasti akan terus mengawasi Cindy. Lagian, kenapa Komandan gak beli saja sih coffee shop ini?” tukas Peter menoleh ke samping. Manajer coffee shop sedang mondar-mandir mengawasi pelayanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 18. Ku Ingin Mengubah Takdir

    “Ada apa ini?” tegur Sebastian menyela konfrontasi tersebut. Ia sampai berjalan ke arah Cindy dan dua mantan calon kandidat Sekretaris CEO. Ketiganya langsung diam saat Sebastian datang.“Apa kalian tahu jika ini adalah kantor? Apa berdebat seperti ini dibenarkan?” Sebastian dengan dingin memarahi ketiganya. Cindy tidak mau membela dirinya. Dia sendiri bahkan tidak tahu siapa pria yang sedang menegur mereka.“Aku rasa itu bukan urusanmu, Tuan! Urus saja urusanmu sendiri!” pungkas salah satu gadis di depan Sebastian dengan sikap kurang hormat serta menantang.“Apa kamu salah satu kandidat sekretaris untuk CEO?” keduanya diam mengernyitkan kening tak mengerti. Mereka juga saling berpandangan. Sikap Sebastian tampak tidak ramah sama sekal. Sekalipun ia cukup tampan tapi dia cukup galak.“Maaf, Tuan siapa?” tanya Cindy dengan suara rendah. Sebastian menoleh padanya sekilas.“Namaku Sebastian Arson, aku adalah Vice CEO Moulson Enterprise. Jika salah satu dari kalian yang menjadi Sekretaris

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 19. Tidak Ingin Melepaskan

    Dion yang sedang mengawasi lobi utama n Enterprise mengernyitkan keningnya perlahan. Apa mungkin ia salah lihat saat menemukan sosok Venus sedang berjalan sambil melihat ke semua arah.“Venus,” sebut Dion memperbaiki kacamatanya. Ia menurunkan topi pet sebelum berdiri dan merogoh dompet. Dion meletakkan pecahan uang 100 dolar untuk harga kopi dan makanan yang tidak lebih dari 50 dolar.Sambil melihat ke segala arah, Dion memastikan tidak ada yang mengekorinya. Ia berjalan cepat menuju Venus dan menarik tangannya.“Ahhk!” pekik Venus kaget saat seseorang menarik tangannya. Venus hendak berteriak tapi tubuhnya terdorong ke arah dinding. Rasa kagetnya bercampur ketegangan dan kebingungan.“Dion,” sebutnya pelan saat melihat sosok pria yang melepaskan topi dan kacamatanya.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Dion mencecar Venus dengan kedua mata membesar. Venus spontan menampar Dion yang terdiam memalingkan wajahnya. Setelah beberapa saat, Dion perlahan kembali menatap Venus yang memandangn

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 20. Pancingan yang Berhasil

    Peter Dumanuw kaget saat mendengar alarm kebakaran berbunyi. Seperti SOP yang telah dipelajari, jika ada alarm yang berbunyi maka seluruh pegawai berhenti lalu berkumpul untuk kemudian keluar dari bangunan Moulson secara teratur. Terlihat Natasha Cadrell sedang mengatur anak buahnya untuk berkumpul dan pergi.“Peter!” panggil Natasha sedikit mencicit. Peter yang sudah ingin kabur dari jalan depan, mencebik lalu sedikit berlari ke arah Natasha.“Tolong ke ruanganku dan ambil tasku. Cepat, sekarang!” perintahnya menunjuk pada Peter. Peter mengernyit bingung dan terperangah tak percaya.“Huh, apa?”“Ambil tasku cepat!”“Tapi alarm─”“Iya aku tahu. Ayo sana cepat! yang lainnya segera keluar dan berkumpul di tempat yang aku perintahkan!” Natasha dengan seenaknya memerintahkan Peter kembali ke ruangannya sementara untuk yang lainnya malah berkumpul di titik di depan lobi.“Tapi, ahhk!” Peter mengomel keras dan ingin protes. Ia tidak ingin menggadaikan keselamatannya demi tas tangan seorang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25

Bab terbaru

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 137. Selamanya Bersama

    Di belakang Dion menyerahkan tas milik Venus pada Jasman yang akan mengawal mereka. Dua pengawal lainnya ditempatkan oleh Dion di jalan depan saat keluar dari rumah sakit. Sedangkan sudah ada lima orang pengawal yang berdiri di dekat mobil yang akan membawa Venus pulang. Kali ini, Dion tidak ingin mengambil lagi risiko demi keselamatan Venus.Limosin yang membawa Dion, Venus, Arjoona dan Claire meluncur dengan baik saat keluar dari area rumah sakit. Mereka akan bersama-sama pulang ke rumah Dion karena anak-anak mereka sudah menunggu.“Bagaimana dengan masalah hukum kemarin, Dad? Apa kamu perlu bantuanku?” tanya Dion pada Arjoona yang duduk berhadapan dengannya. Venus menoleh cepat pada Dion dengan mata membesar. Ia tidak mengetahui jika ayahnya terlibat konsekuensi hukum.“Apa yang terjadi, Dad?” tanya Venus dengan raut cemas.“Gak ada. Daddy cuma harus membayar denda tilang saja kok. Namanya juga orang tua. Bisa ceroboh kala

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 136. Saatnya Harus Berakhir

    Tidak seperti yang diharapkan oleh Steven alias Dion, Venus tidak ingin menoleh padanya saat ia masuk. Venus membuang muka tak mau menyapa.“Venus─” Dion baru bicara dan Venus langsung memotong.“Pembohong! Siapa kamu sebenarnya?” tukas Venus tanpa basa-basi langsung mendelik pada Dion. Dion terdiam di sisi tempat tidur Venus dan belum bergerak. Ia sedikit menundukkan kepala dan terlihat menyesal.“Aku bisa menjelaskan semuanya─”“Jawab saja pertanyaanku!” Venus langsung menyela dengan tajam.Meskipun Venus masih cedera setelah tercekik oleh belitan kain, tapi ia masih bisa memarahi Dion yang baru datang.“Aku ... aku adalah ....”“Kamu bukan Steven kan?” Venus menebak lagi dengan ketus. Dion menarik napas panjang dan sedikit menunduk.“Aku adalah Dion Juliandra. Aku sedang menyamar menjadi Steven.” Dion akhirnya mengaku. Venus tak bergerak menatap tajam pada Dion. Kali ini, Dion sudah sangat keterlaluan membohonginya. Dion yang menyadari kesalahannya lantas melepaskan topeng karet ya

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 135. Tabir Masa Lalu

    Rex Milan berhasil dikeluarkan dari mobilnya yang ringsek akibat tabrakan dari jeep monster yang dikendarai oleh Arjoona Harristian. Ia segera dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri dan luka-luka. Sama dengan Venus Harristian, keduanya dibawa ke rumah sakit yang sama dan ditempatkan di bangunan yang berbeda.“Uncle, aku terpaksa harus menahanmu dulu sementara. Sampai aku selesai menemukan buktinya,” ujar Andrew menjelaskan pada Arjoona yang baru saja keluar dari kamar perawatan Venus. Arjoona meninggikan kedua alisnya mendelik pada Andrew yang hanya bisa menyengir.Dion datang menghampiri setelah membuka topengnya. Ia menarik napas panjang melihat Arjoona dan Andrew.“Sepertinya Venus tidak mau bertemu denganku,” ujarnya dengan raut sedikit meringis. Kening Andrew mengernyit memandang Dion dengan raut bertanya.“Tadi dia tidak mau kupegangi,” sambung Dion lesu. Andrew kemudian menoleh pada Arjoona yang masih diam saja.“Sebastian Arson sudah ditangkap. Rex Milan akan me

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 134. Membalas Karma

    “Venus, Venus. Oh, sayang. Apa kamu bisa bernapas?” Dion segera menggendong Venus ke dalam kamar dan meletakkannya di atas tempat tidur. Venus begitu kesulitan bernapas dan ia masih terengah kesulitan menarik atau mengeluarkan udara. “Cari tabung oksigen!” perintah Dion pada Arion. Arion pun masuk ke dalam walk in closet milik Venus untuk mencari tabung oksigen darurat. “Bernapaslah pelan-pelan, Sayang.” Dion menuntun Venus untuk bernapas satu-satu usai tercekik. Ia sudah tak peduli jika Rex Milan kabur. “Aku akan panggil Dokter,” ujar Divers pada Dion yang langsung mengangguk. Venus masih setengah semaput memandang Dion yang masih memakai topeng Steven. Ia merasa ada yang aneh tapi tak bisa bicara. Arion datang membawakan tabung oksigen darurat untuk Venus. Ia ikut membantu Venus mengenakan penutup untuk oksigen. Sementara itu, Rex Milan kabur lewat jalan samping dan langsung masuk ke mobilnya. Tidak ada yang sempat mengejar Rex Milan karena Dion dan teman-temannya sedang sibuk d

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 133. Melarikan Diri

    “Aku tidak membunuh Brema Mahendra. Aku bahkan tidak kenal siapa dia!” tegas Rex Milan masih bersikeras. Venus diam menatap Rex Milan yang tidak mau mengaku. Sambil menahan rasa berat di hatinya, Venus perlahan seperti melihat seperti apa Rex Milan yang sesungguhnya. Pria yang mengaku sebagai suaminya itu adalah seorang pembohong. Sekalipun Rex Milan tidak mengakui, tetapi Venus bisa merasakan kebohongan tersebut.“Terserah jika kamu tidak mau mengaku. Jika aku bisa melepaskanmu, aku rasa Ayah dan Kakakku tidak.” Venus mengancam dengan nada sinis. Rex Milan makin mendekat dengan deru napas yang terdengar kasar. Sedangkan Venus sekalipun cemas, tidak mundur sama sekali. Tangannya meremas tas tangannya cukup keras dan siap mengayunkannya pada Rex Milan jika ada yang terjadi.“Jangan mengancamku!” Rex Milan menggeram pelan.“Aku tidak akan seperti ini jika kamu tidak mengaku dan sepertinya kamu memang pantas untuk mendekam di penjara selamanya, Rex,” ujar Venus tak mengindahkan ancaman R

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 132. Memancing Ular Keluar

    Sebastian diborgol di depan Cindy yang terpaku melihatnya. Ia sempat protes tapi FBI membeberkan semua bukti. Sebastian masih mengira jika Cindy tak tahu apa pun. Ia berbalik dan mencoba menjelaskan.“Cindy, ini gak bener. Jangan percaya mereka!” ucapnya menatap Cindy yang diam saja. Peter lalu masuk dan hendak membawa Cindy pergi. Di sanalah, Sebastian mengetahui jika Cindy terlibat dalam penangkapannya.“Sebentar. Kamu bekerja sama dengan Polisi? Kamu yang melakukan semua ini?” ujar Sebastian dengan raut tak percaya. Cindy masih diam saja menatapnya dengan mata berkaca-kaca.“Jangan dengarkan dia. Ayo!” ujar Peter dengan bahasa Indonesia. Mata Sebastian membesar. Ternyata yang sudah mengatur dan merencanakan semuanya adalah Cindy dan pria yang merupakan kekasihnya. Cindy menelan ludah dan berjalan melewati Sebastian. Ia akan keluar dari ruangan tersebut meninggalkan penangkapan tersebut di belakang.“Tunggu!” seru Sebastian menghentikan langkah Cindy. Cindy berbalik dan Sebastian me

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 131. Terperangkap

    Cindy melangkahkan kakinya masuk ke ruangan CEO sesuai janjinya dengan Sebastian. Cindy masih diam saja dan cenderung sedikit mengendap masuk. Ia melihat Sebastian sedang sibuk dengan beberapa pria yang ternyata adalah anggota direksi dan pemegang saham. Mata Sebastian tak lama menangkap sosok Cindy yang masuk tanpa pemberitahuan.“Cindy?” sebut Sebastian lalu tersenyum. Para pemegang saham itu lantas ikut menoleh ke belakang. Sebastian lalu meminta waktu sesaat.“Sebentar.” Sebastian menghampiri Cindy. Sebastian lantas menarik lengan Cindy ke salah satu sudut ruangan lalu separuh berbisik padanya.“Akhirnya kamu datang. Kamu duduk dulu ya, nanti kita bicara, Aku sedang menyelesaikan masalah sedikit.” Sebastian berujar masih dengan sikap lembut pada Cindy.“Masalah apa, Pak?” balas Cindy balik bertanya.“Uh, Oddysey menarik proyeknya dan menyerahkannya pada King Enterprise. Kita kalah.” Cindy hanya diam saja dan sedikit menundukkan wajahnya.“Jangan sedih, aku pasti bisa mengatasi ini

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 130. Perangkap Terpasang

    Venus Harristian masuk ke rumah yang sudah ia tinggalkan demi bisa menjebak Rex Milan Wilson. Begitu mendengar dari salah satu pelayan jika Venus sudah pulang, Rex Milan langsung keluar. Ia tersenyum datang menghampiri. Venus langsung menyusutkan langkahnya ke belakang. Rex Milan pun berhenti.“Venus,” sebutnya pelan.“Aku pulang karena Rei yang memintaku. Sekarang kita harus bicara,” ujar Venus menegaskan. Raut wajahnya tidak menyiratkan emosi sama sekali. Ia tidak mau lagi terenyuh pada apa yang akan dikatakan oleh Rex Milan.Jasman terlihat masih berada di salah satu ruangan bersama staf pembersih lainnya. Rex Milan melirik lalu memerintahkan agar semua keluar.“Kalian sudah selesai hari ini. Aku akan memanggil kalian lagi. Sekarang keluar,” ujar Rex Milan memberikan perintah. Venus sedikit memutar bola matanya melihat satu persatu staf keluar dari ruang tengah termasuk Jasman. Jasman telah memasang beberapa kamera di tempat yang lebih aman untuk memantau Venus.Dion masih terus me

  • Istri Sitaan Sang CEO   Bab 129. Jalan Terakhir Untuk Selesai

    “Kamu kenapa? Kamu dari mana?” Peter langsung bertanya banyak pada Cindy yang sedang menangis memeluknya. Cindy belum berani menjawab dan hanya bernapas satu-satu. Peter yang cemas sedikit melepaskan pelukannya pada Cindy untuk melihat keadaannya.“Kita bicara dulu.” Peter membujuk dan Cindy pun mengangguk. Mereka masuk ke halaman tanpa masuk ke rumah.“Sekarang kamu harus cerita sama aku apa yang terjadi. Jangan berbohong. Siapa tadi yang nganterin kamu?” Peter kembali mencecar Cindy dengan pertanyaan.“Mas Peter lihat?” Cindy sedikit mengangkat wajahnya.“Iya. Aku di belakang mobil itu dan melihat kamu keluar dari sana. Itu siapa, Cindy?”Cindy menarik napas yang masih sesak seraya menatap wajah Peter yang tampak dari bias lampu depan di atas teras.“Sebastian Arson.” Cindy menjawab dengan suara kecil. Wajah Peter langsung berubah tegang.“Apa?” sahutnya meninggikan suara. Peter langsung melihat ke arah pintu khawatir jika terbuka dan Budhe Dewi tiba-tiba muncul.“Lalu, apa dia meny

DMCA.com Protection Status