Beranda / Romansa / Istri Simpanan Tuan Muda / BAB 119 SIASAT LICIK

Share

BAB 119 SIASAT LICIK

Penulis: Liliput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

ANDINI's POV

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku sendiri. Siapa yang menduga kalau Tuan Agus juga ikut berada di villa.

Apakah ini pertanda hubungan Mama dan Papa Baskara semakin membaik?

Sosok yang terbaring di sebelahku ikut-ikutan terkejut. "Ayo, tidur saja sekarang!"

Dia mengajakku untuk berlomba siapa yang paling cepat tidur. Sudah barang tentu Baskara-lah pemenangnya.

Sebelum subuh, aku sudah bangun dan sengaja melihat kondisi dapur di belakang.

"Masak apa Bibi?" Tanyaku pada Bibi Siti dan beberapa pekerja lain. "Apa yang bisa saya bantu?"

"Ah, Mbak Andini. Tidak usah. Oh ya, baru saja saya cek kamar Askara dan Bagas. Masih tidur nyenyak semuanya. Askara semalam terbangun, tapi itu juga hanya karena haus dan ganti popok, Mbak." Jelas Bibi Siti. Dia selalu melaporkan padaku perkembangan kedua anakku jika aku tidak sedang bersama mereka.

"Terima kasih, Bibi Siti." Aku duduk di kursi yang terletak dekat dengan beberapa bahan makanan.

Bibi Siti tersenyum dan akhirnya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 120 SELINGAN MESRA

    ANDINI's POV"Siapa sangka aku bisa menemukan kalian..."Sayup-sayup kudengar suara Tuan Agus yang kini sedang mendatangi Mama Baskara dan Tuan Hadi. Mereka berdua yang sedang saling pegang tangan seketika langsung menghempaskan tangan masing-masing."A... Agus... Aku ke sini hanya untuk melihat tanaman yang sedang berbunga!" Mama Baskara terlihat kehilangan kata-kata.Aku sengaja bersembunyi di balik rerimbunan daun pohon pucuk merah di samping gazebo. Sehingga aku dengan mudah bisa mengamati tanpa ketahuan.Askara yang tadinya hanya minta disusui, untunglah bisa tidur kembali setelah aku baringkan di ranjang kecilnya. Jadi, aku bisa mengikuti apa yang sedang terjadi di belakang villa."Tidak usah khawatir, kita sudah bukan suami istri lagi. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau." Ucap Tuan Agus dengan santai. Meski aku masih bisa merasakan adanya kekecewaan dalam setiap kata yang keluar dari mulutnya."Agus... a

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 121 CINTA MEKAR MUDA

    ANDINI's POVMasa saat cinta datang menyapa untuk pertama kalinya, kita akan sering lupa daratan. Matahari yang biasanya bersinar terik, jadi terasa menyejukkan. Cinta mampu merubah rasa yang sejatinya itu bagaikan racun yang pelan-pelan bisa mematikan. "Mama tidak tahu kalau... Hadi rupanya lebih busuk dari Agus!" Gerutu Mama Baskara lagi. "Apakah selama ini dia juga selingkuh saat katanya setia padaku?" "Ma, sudahlah. Dengan begini kan Mama jadi tahu siapa sebenarnya laki-laki itu." Kalimat Baskara nampak ambigu. Di sisi lain, Tuan Hadi adalah ayah kandungnya sendiri."Kamu tidak mengerti. Dulu, dia sudah berjanji mau menikahiku setelah aku hamil. Rupanya itu ditentang keluarga karena dia harus mengurus perusahaan dan ke Jerman sama Australia. Aku yang tidak punya pilihan, akhirnya diterima oleh Agus. Dia hanya kasihan padaku selama ini.... Huhuhu..." Mama Baskara tersedu-sedu. "Rupanya... dia lebih busuk dari yang aku kira...""Ma... sekarang Mama sudah tahu siapa sebenarnya dia.

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 122 LAUTAN MAAF

    BASKARA's POV Papa tak banyak bicara saat kami bertiga duduk dalam satu meja. Ini adalah momen langka karena setelah berbagai macam masalah menimpa, kami seperti telah ditelan oleh dunia masing-masing. "Aku mau kita segera selesaikan semuanya." Mama memulai bicara. Sudah hampir sepuluh menit Papa melakukan silent treatment. "Sejak kemarin itu saja yang kamu mau. Cepat selesai, cepat kelar, cepat bubar." Papa akhirnya buka suara setelah Mama terlihat tidak bisa sabar duduk bersama kami. "Baskara, kamu jangan diam saja! Aku tahu kamu selalu berpihak pada Papamu." Celoteh Mama karena melihatku sejak tadi tak mengatakan apapun. Bukannya apatis, sejatinya aku masih memikirkan apa yang harus aku katakan. Bukan sekedar buka mulut lalu akhirnya menyesal setelah mengucapkan. "Aku mau kamu jangan bawa-bawa Baskara, dia tidak tahu menahu soal ini semua." Papa mengingatkan lagi agar Mama tidak menyeretku ke urusan pribadi. "Baskara itu tidak tahu soal betapa busuknya kamu!" Mama berdiri da

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 123 BUAH CINTA BARU

    ANDINI's POVMelayani suami adalah tugas utama seorang istri. Menghormati, menuruti apa kemauannya, mencintainya dan tak lupa selalu mendoakan. Itu adalah nasehat ibu yang selalu aku dengar semasa masih gadis dulu.Setelah Baskara tertidur lelap di sampingku, memandanginya saat terpejam kedua matanya adalah hal yang memberiku perasaan campur aduk seiap kali melakukannya.Dulu, dia adalah orang yang paling aku benci. Aku selalu menganggap dia adalah pembawa sial dalam hidupku."Seandainya ayah masih hidup, tentu aku bisa melanjutkan kuliah dan bekerja sesuai bidangku. Lalu, aku akan menikahi lelaki yang menjadi raja di hatiku selama bertahun-tahun." Sering aku ucapkan kalimat itu ketika dulu aku berada di villa ini. Masa-masa itu adalah waktu di mana aku dan Baskara masih terikat pernikahan kontrak.Pikiran itu terjadi selama berbulan-bulan hingga akhirnya aku menyadari dan mengetahui kehamilan pertamaku. Peristiwa besar yang harusnya merupakan hal paling ditunggu dalam sebuah pernikah

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 124 SILUET MESRA

    BASKARA's POVNaluriku soal kehamilan Andini benar adanya. Dia baru percaya setelah akhirnya melihat sendiri hasil test pack yang menunjukkan dua garis biru."Aku tidak menyangka secepat ini sudah isi lagi." Andini termenung duduk di ujung ranjang.Tanpa ekspresi serta tanpa suara lagi."Kamu menyesal?" Hatiku terasa tidak nyaman melihat dia tak terlihat riang dengan kehamilannya kali ini.Andini menggeleng,"kupikir ini jarak yang terlalu dekat. Askara belum berusia enam bulan." "Andini, anak adalah titipan. Dia adalah anugerah. Harus kita syukuri. Kamu tahu sendiri bagaimana Papaku tidak punya anak dan akhirnya mengalami takdir pahit menikahi Mamaku." Kupegang erat tangannya. Sayangnya Andini masih saja termenung dan tak meresponku."Aku tidak bisa lagi memberi ASI untuk Askara setelah ini." Sesalnya. "Seharusnya dia berhak mendapatkannya sampai usia dua tahun..." "Kumohon untuk sekarang jangan berpikir macam-macam. Kamu harus bahagia dengan kehadirannya. Coba bayangkan jika anak

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 125 MAYA MANJA

    BASKARA's POVAku tertidur pulas sampai pagi. Tak tahu bagaimana ceritanya, kekhawatiranku tidak terjadi, Maya rupanya keluar setelah aku tidur. Dia membiarkanku menanggung akibat setelah dia memanjakanku semalam.Seharian aku tak bisa konsentrasi bekerja. Teringat tiap sentuhan lembut yang dia berikan."Ahhh, aku tidak boleh begini. Ini salah dan aku sudah memiliki istri." Berkali-kali aku mengingatkan diriku agar tidak hanyut dalam buaian Maya semalam.Saat aku memejamkan mata, yang muncul adalah memori saat aku meletakkan kepalaku di pangkuannya. Dia membelai lembut rambutku layaknya aku adalah seorang raja.Astaga! Aku sudah mulai tidak waras lagi.Maya adalah pembantu! Jika aku menyerahkan diri padanya, apa bedanya aku dengan Pak Lurah?"Tuan, Rosi rupanya mau ke sini." Pak Gun menelponku. Butuh waktu sehari semalam untuk tahu di mana tempat tinggalnya. "Tapi, dia memberikan syarat.""Apa syaratnya?"

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 126 FIRASAT ISTRI

    ANDINI's POV Kehamilan yang ke tiga ini adalah ujian untukku. Betapa tidak, biasanya aku saat malam begini sudah bisa beristirahat dan berduaan bersama suamiku. Kini, kehadiran janin ini sudah membuatku sepenuhnya hanya fokus pada tubuhku sendiri. Aroma tubuh Baskara membuatku mual. Padahal sejatinya aku begitu merindukan pelukan hangat dan mesranya. "Masih mual Mbak?" Maya bertanya padaku. Pagi ini dia membawakanku teh hangat dengan beberapa potong semangka. "Iya, Maya. Aku agak mual. Hanya saja sejak dua bulan ini aku sudah jauh lebih baik. Aku sudah bisa memeluk dan main bersama Bagas dan Askara lagi." Senyumku terkembang saat melihat Maya sudah mandi dan wangi sepagi ini. "Kamu baik sekali, Maya." Kataku lagi. "Kamu bahkan mandi dulu sebelum mengantarkan ini ke kamarku." "Ah, Mbak Andini kan wanita hamil. Kata ibuku, wanita hamil harus dijaga dan dibuat senyaman mungkin. Itu agar ibu dan bayinya sama-sama seha

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 127 MUSIBAH LONGSOR

    BASKARA's POVTangan Maya masih berpegang pada tanganku. Perjalanan ke tukang kayu yang disarankan oleh kontraktor villa akhirnya membuahkan hasil. Maya tahu betul seluk-beluk wilayah villa dan sekitarnya."Untunglah kamu tahu betul wilayah sini, Maya." Pujiku sembari mengemudi mobil kami. Jalanan sedikit licin setelah hujan."Ahh... Aku tidak terlalu tahu sebenarnya. Hanya mengira-ngira saja tadi." Maya menyandarkan kepalanya di bahuku. Kami melanjutkan perjalanan sampai keluar perbatasan. Kondisi jalan memang sangat curam dan berhadapan langsung dengan tebing."Tuan... hati-hati menyetirnya. Jangan sampai jatuh ke jurang." Pesannya. Dia sedikit mengencangkan pegangannya ke tangan kiriku.Aku menghela nafas dan menenangkannya. "Iya. Aku hati-hati kok. Jalanannya memang seperti ini, tapi aku masih bisa melaluinya."Rupanya memang tak mudah melalui jalur satu-satunya ini. Jalanan cukup licin dan banyak akar tan

Bab terbaru

  • Istri Simpanan Tuan Muda   EPILOG

    Seorang anak kecil memakai seragam taman kanak-kanak sedang menunggu jemputan pulang. Senyum manis menghiasi wajahnya."Belum dijemput?" Gurunya bertanya padanya. Hampir semua teman-temannya telah dijemput oleh orang tua, pembantu atau sopir.Anak itu menggeleng."Hmmm... ini sudah hampir satu jam dari jam pulang. Apa perlu Ibu antar ke rumahmu?" Guru itu merasa tidak tenang karena satu muridnya saja yang belum menunjukkan tanda-tanda akan segera dijemput."Tidak perlu, Bu. Ayah akan menjemputku sekalian membeli kue ulang tahun untukku." Jelas si kecil itu penuh semangat."Siapa yang berulang tahun? Bukankah kamu ulang tahun bulan depan?" "Ibuku maksudnya, tapi kata Ayahku, kue itu nanti aku yang akan memakannya...""Ohhh... jadi Ibumu yang berulang tahun hari ini. Selamat ulang tahun untuk Ibumu ya... Semoga Ibumu sehat, panjang umur dan bahagia selalu." Seru Guru itu sambil menemaninya duduk.

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 134 MENYATU LAGI (LAST EPISODE)

    ANDINI's POVSuasana pemakaman jenazah Tuan Hadi dan Bayu diiringi isak tangis yang tak berkesudahan. Beberapa memilih untuk menundukkan kepala. Barangkali, mereka saling mengingat memori yang pernah terjadi di masa hidup mereka.Aku sadari, dalam kehidupan manusia yang panjang... kita bisa saja lupa atau alpa. Tak ubahnya seperti sebuah tulisan yang terkadang banyak yang harus dihapus atau diabaikan."Ma, sudah... Ma..." Baskara membisikkan kata itu di telinga Mamanya.Mamanya sejak tadi menangis tersedu dan tak kuasa menahan air mata yang terus membanjiri wajahnya yang cantik."Ma..." Baskara mengelus-elus lengan Mamanya dan membawanya dalam pelukan.Aku yakin, meski Baskara baru menyadari kalau Tuan Hadi adalah ayah kandungnya, pasti dia merasa kehilangan juga sekarang. Baskara belum sempat memperbaiki keadaan sebelum dia ditinggalkan.Mungkin, mungkin saja dia juga punya rencana untuk memanggilnya 'ayah' atau 'papa' semasa h

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 133 KECELAKAAN NAAS (2 LAST EPISODE)

    ANDINI's POV"Ayah mau ke mana?" Tanyaku menyaksikan Tuan Agus tampak terburu-buru. Di tangan kanannya sudah tertempel ponsel."Bentar, Andini. Kamu di rumah saja dulu." Dia berlari dan menggandeng tangan Mama yang sebetulnya sedang asyik bermain dengan Askara."Ada apa, Pa?" Tanya Mama sembari akhirnya menitipkan Askara padaku."Hadi dan Bayu kecelakaan." Itu saja kalimat yang bisa keluar dari mulutnya. Selanjutnya dia tetap melanjutkan pembicaraan di ponselnya."APA?" Mama Baskarapun pingsan seketika. Beberapa asisten rumah tangga dengan cepat membopongnya untuk ditidurkan di sofa panjang."Nyonya... Bangun Nyonya..." Mereka tampak cemas.Suasana semakin tidak karuan. Aku sampai lupa kalau sekarang ini diriku masih masa pemulihan pasca keguguran."Huhuhu..." Mama bangun lalu pingsan lagi. Air matanya tumpah."Nyonya, minum air dulu. Ini minum dulu..." Bibi Siti tergopoh-gopoh membawa segelas air untuk

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 132 TERKUCILKAN (3 LAST EPISODE)

    BASKARA's POV Andini terlalu larut dalam lamunannya. Sekitar dua bulan ini tak banyak berkata pada siapapun. Dia lebih sering termenung. Papa dan Mama menyarankanku untuk pindah kembali ke rumah. Begitu pula dengan Hans, dia menyuruhku untuk segera pulang. "Percayalah padaku! Aku tahu bagaimana rasa sakitnya bercerai. Aku tahu. Aku bahkan sampai sekarang masih merasakan itu adalah siksaaan terberat dalam hidup." Hans yang selama ini jarang membuka suara soal apa yang dia rasakan, mulai bercerita. "Tapi selama ini juga kamu terlihat baik-baik saja. Kamu bahkan sudah punya pacar ponakan Bibi Siti, bukan? Waktu kita ke Australia saat itu." Aku sampaikan penilaianku terhadapnya. Hans tertawa terbahak-bahak. "Mungkin aku memang punya bakat akting yang terpendam. Kamu tak tahu berapa dalamnya luka itu di dalam hatiku." "Ah, kamu jangan sok puitis..." Komentarku pada Hans yang mulai tertawa. "Sungguh, aku bahkan tiga bulan setelah bercerai tidak bisa tidur kalau belum jam dua pagi.

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 131 KEHILANGAN CINTA

    ANDINI's POVBagiku ini adalah akhir. Tak bisa lagi aku mencari alasan untuk meyakinkanku tinggal. Rasanya lebih baik aku pergi sejauh-jauhnya.Baskara tak lagi mengenaliku. Bahkan dia sudah lupa dengan sentuhanku."Mbak, makan dulu." Alika, adikku menyediakan bubur ayam yang biasanya aku sangat lahap memakannya.Aku mengangguk tanpa suara. Batinku terlalu sibuk untuk berdialog dengan akalku."Mbak, jangan diem terus. Makanlah..." Sekali lagi Alika membujukku. Namun apa daya, makanan yang seharusnya nikmat disantap kini tak lagi menggugah seleraku."Andini, makanlah." Ibu menyuruhku. Kalau sudah Ibu yang menyuruh, aku tak bisa mengelak."Iya..." Aku patuh memaksa mulutku untuk menerima suapan demi suapan dari Alika."Nah, gitu. Kasihan bayi di perutmu, dia pasti butuh nutrisi." Ucap Ibuku. Saking terbelenggunya pikiranku pada kebencian dan sakit hati, aku lupa kalau tubuhku ini tak hanya milikku sendiri. "Habisin Mbak." Alika menyemangatiku untuk memakan beberapa suap terakhir. Mes

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 130 HILANG BAYANG

    BASKARA's POV Beginikah rasanya ditinggalkan oleh orang yang kita cintai? Aku merasa diriku memang tak layak untuk menjadi suami Andini. Selama mengenalnya, dia tak pernah melakukan hal yang membuatku terpuruk atau tersakiti. Justru sebaliknya, aku yang selama ini menyiksanya. "Sudah... tenangkan saja dirimu, Tuan..." Maya masih setia menemaniku meski aku telah terjatuh dan dijauhi oleh anak dan istriku. Berkali-kali aku sudah menyuruhnya pergi, tapi dia bersikukuh untuk membantuku menyelesaikan masalah. Karena dia juga terlibat dalam skandal ini. "Maya, apa yang harus aku lakukan?" Keluhku padanya. Tak seorangpun mau bicara padaku. Bahkan Papa yang biasanya selalu ada, kini sudah menganggapku tak lebih baik dari seorang pengecut. Pak Gun juga tak menunjukkan batang hidungnya. Pak Ali juga lebih memilih untuk angkat tangan pura-pura tidak mau tahu. Ke mana semua orang yang selama ini baik padaku? Bukankah aku juga begitu baik dan memberikan semua kemudahan pada mereka? Hans sej

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 129 MEMUTUS RASA

    BASKARA's POV"Kamu terlihat cantik, Maya..." Mataku tak bisa lepas darinya.Sosok yang dulunya masih remaja dan datang ke keluargaku dalam keadaan lusuh, kini sudah berubah menjadi seorang bidadari yang menawan."Ini karena make up, Tuan..." Bisiknya.Kami harus menjaga jarak karena sedang berada di tempat umum. Kupastikan agar Maya berjalan di belakangku. Rasanya jemariku tak sanggup lagi jika harus menunggu dua atau tiga jam tanpa menyentuh kulit putih yang lembut itu."Baskara! Akhirnya kamu datang..." Papa menyambutku.Mama sejak kedatanganku seperti curiga padaku. Tapi aku pura-pura untuk tidak terjadi apa-apa. Keduanya sibuk dengan menggendong Askara dan Bagas. Bibi Siti juga tampak membersamai mereka."Mana Andini?" Tanyaku pada Mama.Bibirnya mengucapkan sesuatu sebelum akhirnya berkata-kata,"bukankah dia seharusnya berangkat bersamamu?"Pertanyaan Mama seperti menohokku sekarang. Je

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 128 PUSARAN RINDU

    ANDINI's POV Bertemu dengan Askara dan Bagas membuatku tersenyum seketika. Keduanya menyambutku dengan senyuman, Bagas bahkan berlari ke arahku saat pintu mobil dibuka. "Maa..." Ucapnya. Dia memelukku dengan sangat erat. "Rindu sama Mama?" Tanyaku. Perutnya terlihat semakin gembul. Pipinya juga terlihat semakin berisi. Sepertinya dia kerasan dan betah berada di rumah lagi. "Mama... Mama tu..." Bagas menunjuk-nunjuk pada beberapa pohon mangga di samping rumah yang sedang berbuah. Aku paham apa yang dia maksudkan. Dia ingin memetiknya. "Ah, kamu mau mangga itu?" Bagas mengangguk tanda setuju. "Mama masuk ke rumah dulu ya. Mau meletakkan barang-barang. Nanti menyusul kamu di sini lagi . Kamu sama Bibi Siti dulu..." Rupanya Bagas mendengarkan apa yang aku sampaikan padanya. Dengan sigap, Bibi Siti membopong tubuhnya untuk menjauh dariku. Karena aku masih membawa beberapa koper yan

  • Istri Simpanan Tuan Muda   BAB 127 MUSIBAH LONGSOR

    BASKARA's POVTangan Maya masih berpegang pada tanganku. Perjalanan ke tukang kayu yang disarankan oleh kontraktor villa akhirnya membuahkan hasil. Maya tahu betul seluk-beluk wilayah villa dan sekitarnya."Untunglah kamu tahu betul wilayah sini, Maya." Pujiku sembari mengemudi mobil kami. Jalanan sedikit licin setelah hujan."Ahh... Aku tidak terlalu tahu sebenarnya. Hanya mengira-ngira saja tadi." Maya menyandarkan kepalanya di bahuku. Kami melanjutkan perjalanan sampai keluar perbatasan. Kondisi jalan memang sangat curam dan berhadapan langsung dengan tebing."Tuan... hati-hati menyetirnya. Jangan sampai jatuh ke jurang." Pesannya. Dia sedikit mengencangkan pegangannya ke tangan kiriku.Aku menghela nafas dan menenangkannya. "Iya. Aku hati-hati kok. Jalanannya memang seperti ini, tapi aku masih bisa melaluinya."Rupanya memang tak mudah melalui jalur satu-satunya ini. Jalanan cukup licin dan banyak akar tan

DMCA.com Protection Status