“Tiana?” Keith kembali memanggil Anna, namun wanita itu sama sekali tidak bereaksi.Di sisi lain, Anna masih tenggelam dalam pikirannya. Dia menimbang-nimbang apa yang harus dia lakukan.Selama 3 tahun hidup di dalam dunia novel ini, dia tidak pernah bisa menemukan cara untuk kembali ke dunianya. Bahkan dia tidak kembali ketika pingsan setelah melahirkan. Pada akhirnya, Anna hanya bisa memaksakan diri untuk menerima kondisinya.Kematian Tiana seharusnya terjadi setelah 1 tahun dia memasuki novel. Tapi, meskipun itu sudah terlewat, bukan berarti Anna tidak benar-benar akan mati, bukan? Keith bisa menemukannya, bagaimana kalau keluarganya bisa menemukannya juga?Keith terdiam. Memberikan waktu kepada istrinya untuk berpikir. Dia bahkan bisa melihat wajah tertekan istrinya.Setelah beberapa saat, Anna akhirnya mengambil sebuah keputusan bulat. Dia mendongakkan kepalanya, menatap wajah Keith dan berkata dengan tegas, “Archer memang anakmu. Baiklah, kami akan ikut pulang denganmu.”Keith
“Wah, Mama, lihat! Ada sapi!” seru Archer penuh semangat. Suara celotehan Archer dan jawaban Anna terdengar sepanjang jalan, Zack dan Keith duduk di kursi depan, sedangkan Anna dan Archer menempati kursi belakang. Anna sesekali melirik ke arah kaca spion tengah dan bertatapan dengan sepasang mata yang menatapnya dengan tajam. Anna hanya melemparkan senyum tipis, lalu kembali memalingkan wajahnya dan bercanda dengan Archer.Zack sebenarnya merasa sedikit bingung dengan tingkah laku tuannya. Dia menginginkan istri dan anaknya pulang bersamanya, namun dia sama sekali tidak terlihat bahagia.“Ah, sepertinya hari-hari Nyonya akan sulit,” desah Zack di dalam hatinya.Hanya dalam satu jam perjalanan, Archer sudah tidur di pangkuan Anna. Anna menatap lembut dan membelai rambut anaknya. Semua gerak-geriknya tidak lepas dari perhatian Keith.“Apakah kamu tidak ingin menanyakan tentang keadaan keluargamu?” tanya Keith tiba-tiba.Anna tertegun dan gerakan tangannya berhenti sejenak di udara. Sete
“Tiana!” Nada suara Keith semakin berat, seolah-olah menuntut Anna untuk mematuhinya.Anna mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekati telinga Keith lalu berbisik pelan, “bisakah kamu berbicara dan bersikap lebih lembut kepada kami? Kalau kamu setuju, aku akan memberitahu Archer untuk memanggilmu ‘Papa’.”Wajah Keith sudah sehitam dasar panci. Dia tidak menduga Anna akan berani mengajukan permintaan kepadanya. Dia menggertakkan gigi dan bertanya dengan suara rendah, “apakah kamu sedang mempermainkanku?”“Mengapa? Bukankah kamu menjemput kami untuk memperbaiki hubungan kita?” bisik Anna berterus terang.“Dalam mimpimu!” dengus Keith dingin.“Lalu, mengapa kamu terus mencariku dan mengajakku pulang?” celetuk Anna kesal. Dia tidak tahu mengapa laki-laki ini sangat sulit untuk dibujuk.Keith terdiam, sama sekali tidak terlihat berniat menjawab pertanyaan Anna.“Baiklah, kalau begitu silahkan menikmati panggilan ‘Paman’,” desah Anna seraya menyandarkan tubuhnya kembali ke kursi mobil. Kei
Keith menghembuskan nafas berat, setelah itu dia memerintahkan Zack, “bawa Archer ke dalam kamarnya.”“Baik, Tuan,” jawab Zack patuh. Dia tidak berani menunda lagi dan bergegas menggandeng Archer, membawanya masuk ke dalam rumah.Keith menatap Anna, lalu berkata dengan nada tidak senang, “ini semua salahmu.”“Hei, daripada menyalahkanku, bagaimana kalau kita memikirkan solusinya?” celetuk Anna seraya berjalan mendekat.Keith menatap Anna dengan waspada, “solusi? Solusi apa?”“Bagaimana kalau begini. Setiap kali ada Archer, kamu berpura-puralah bersikap lembut kepadaku. Kita tunjukan kepadanya kalau hubungan kita baik-baik saja. Aku yakin dia akan mulai membuka hatinya kepadamu,” saran Anna.“Tidak. Aku bisa membuatnya menyukaiku tanpa bantuanmu,” tolak Keith seraya berjalan pergi meninggalkan Anna.Anna menggeleng pelan dan berkata di dalam hatinya, “Keith benar-benar keras kepala.” Setelah itu, dia berlari mengikuti Keith masuk ke dalam rumah.Anna melihat sekeliling ketika memasuki
Keith berjalan menaiki tangga, menuju kamar yang telah dia sediakan untuk Archer. Kamar itu terletak tidak jauh dari kamarnya dan juga kamar Anna. Hanya dipisahkan oleh ruang keluarga.Setelah sampai di depan pintu kamar, Keith menarik nafasnya dalam-dalam, menenangkan dirinya sejenak. Dia selalu tenang setiap kali menghadapi bisnis-bisnis besar. Namun entah mengapa, dia menjadi gelisah ketika harus menghadapi anak yang belum genap berusia 3 tahun.Setelah Keith merasa sedikit tenang, dia memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu.Tok! Tok! Tok!Hening. Tidak ada jawaban dari dalam kamar.Keith mengerutkan alisnya, lalu kembali mengetuk pintu. Akhirnya, sebuah suara bayi terdengar dari dalam ruangan.“Siapa?” tanya Archer.“Ini aku … ini Papa,” jawab Keith tegang.Hening. Tidak ada jawaban lagi dari balik pintu.“Archer, bisakah Papa masuk? Papa ingin mengobrol denganmu,” tanya Keith lagi.Akhirnya, suara langkah kaki berjalan mendekati pintu. Tanpa sadar, sudut bibir Keith menyungg
Anna mengangguk dengan antusias, “ya, berkebun! Aku ingin menanam sayuran dan buah-buahan. Apakah kamu mengetahui dimana aku bisa melakukannya?”“Itu … sebentar Nyonya. Biar aku bertanya kepada Tuan dulu,” kata Rose. Bagaimana kalau tuannya marah karena melihat nyonya mereka berkebun? Rose bergegas berjalan menuju sudut tembok, mengeluarkan HPnya lalu menekan layar telepon genggamnya. Tidak lama kemudian, suara seorang pria terdengar di seberang telepon.“Halo? Apakah dia berulah?” tanya Keith. “Tidak, Tuan, bukan seperti itu,” sangkal Rose cepat.“Lalu?” tanya Keith.“Nyonya … Nyonya ingin berkebun,” jawab Rose.“Berkebun?” Keith menduga dirinya salah dengar. Dia tidak pernah mendengar Tiana menyukai kegiatan berkebun sebelumnya.“Iya Tuan, berkebun,” jawab Rose.“Apakah maksudmu berkebun seperti memegang tanah, cangkul, menanam tanaman?” Keith tiba-tiba saja merasa dirinya sedikit bodoh.“Ya,” jawab Rose sedikit geli. Dia sudah bekerja di rumah keluarga Wilson semenjak Keith lahir
“Ya, dia memang Papamu,” jawab Anna seraya mengangguk.“Lalu, kenapa selama ini dia meninggalkan kita?” tanya Archer.Anna tercekat. Dia tidak menduga Archer akan tiba-tiba saja menanyakan pertanyaan ini. Berapa umurnya? Dia belum berusia 3 tahun tapi pemikirannya selalu terlihat lebih dewasa dari anak seumurannya.Setelah beberapa saat, Anna menggeleng pelan. Dia menjawab dengan wajah menyesal, “tidak. Bukan Papamu yang meninggalkan kita. Tapi Mama yang pergi meninggalkan Papa.”Ketika mendengar jawaban Anna, Archer terlihat sedikit bingung, “mengapa Mama meninggalkannya? Apakah karena dia selalu bersikap jahat kepada Mama?”Anna menghela nafas pelan dan tersenyum kecut, “tidak. Ada beberapa kesalahpahaman antara Mama dan Papa di masa lalu. Ini semua salah Mama. Tapi sekarang, demi Archer, kami akan memperbaikinya. Mama harap Archer bisa mulai menerima keberadaan Papa.”“Selama dia bersikap baik kepada Mama, aku pasti akan bersikap baik kepadanya juga!” jawab Archer tegas. Dia tetap
Suasana di ruang makan tampak hening, hanya terdengar suara dentingan garpu dan pisau. Archer melirik kedua orang tuanya dari waktu ke waktu, berusaha menilai mereka. Tapi, bagaimana mungkin anak berusia 2 tahun bisa mengalahkan pengalaman orang dewasa?Keith dan Anna menyadari tatapan menilai Archer dan mereka berpura-pura tidak tahu.Anna berdehem, menoleh ke arah Keith dan bertanya dengan nada lembut, “Sayang, apakah kamu ingin menambah sesuatu? Steak? Atau mashed potato mungkin?”Keith masih merasa kikuk dengan panggilan Anna, tubuhnya kembali menegang. Tapi dia berusaha menjaga ketenangannya di permukaan dan menjawab, “tidak, terima kasih.”Anna menoleh ke arah Archer, “bagaimana denganmu? Apakah kamu ingin tambah sesuatu?”Archer menggelengkan kepalanya pelan dan menjawab dengan sopan, “tidak, Mama. Aku sudah kenyang, terima kasih.”Setelah itu, suasana kembali hening hingga mereka semua menyelesaikan makan malam. “Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar di taman untuk men
Wajah Keith merosot ketika mendengar suara dari luar. Dia segera mengeratkan genggaman tangannya yang sedang menggenggam tangan Anna.Anna mengernyit. Dia sepertinya pernah mendengar suara wanita ini. Dia sedikit yakin, suara ini adalah suara wanita menyebalkan yang didengarnya ketika dia masih melayang-layang di dalam kegelapan.Benar saja, tidak lama kemudian, Marry masuk bersama Lee yang berwajah gelap di belakangnya.“Oh, ternyata benar, jalang ini masih ada di sini,” celetuk Marry dengan nada kesal. Dia lalu menoleh ke arah Lee dengan tatapan meremehkan, “kamu masih terlalu cepat seratus tahun untuk menipuku!”Wajah Lee bertambah hitam, seperti dasar pot. Dia lalu melirik Keith dengan tatapan meminta maaf.Keith menghela nafas pelan. Dia tahu Lee sudah memecat beberapa orang yang berkhianat sebelumnya, tapi ini masih terjadi. Kemungkinan besar Marry berhasil mendapatkan orang baru untuk memata-matai mereka. Siapa yang akan menolak iming-iming uang? Dia tidak bisa menyalahkan Lee.
Thomas berjalan bolak-balik di dalam ruang kerjanya. Dia sedang menunggu kabar dari anak buahnya, Justin, tanpa bisa menahan rasa cemasnya. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan dari luar.“Tuan Hartley, ini aku,” suara bass seorang pria terdengar dari luar.“Masuk!” perintah Thomas tanpa menunggu ketukan lain.Seorang pria dengan tinggi sekitar seratus sembilan puluh sentimeter, kepala botak, serta garis wajah yang gerang, bergegas masuk dari luar, tidak lupa menutup pintu yang ada di belakangnya.“Bagaimana?” tanya Thomas.“Polisi memang sempat mencurigai kita, tapi mereka tidak memiliki bukti apapun,” jawab Justin.“Bagus!” Thomas sangat bersemangat ketika dia mendengar laporan Justin. Tangan kanannya ini memang tidak pernah mengecewakannya. Dia lalu kembali teringat dengan Tiana, “bagaimana dengan kabar gadis jalang itu?”“Aku dengar Nona Tiana sudah sadarkan diri,” jawab Justin lagi.“Apa?!” wajah Thomas memucat. Walaupun polisi tidak memiliki bukti, namun kesaksian Anna a
“Kamu?” Anna tertegun ketika mendengar pengakuan Keith. Beberapa saat kemudian dia bertanya, “apakah kita teman masa kecil?” Kalau ya, cukup masuk akal jika mereka menikah. Sebuah plot cerita tiba-tiba saja tergambar di dalam pikiran Anna. Dua orang anak kecil, tumbuh bersama dan saling menjaga. Ketika keduanya dewasa, mereka memutuskan untuk menikah. Betapa indahnya itu.Namun, gelengan kepala Keith menghancurkan imajinasinya, “tidak. Kita hanya pernah bertemu sekali.”“Sekali?” Anna tertegun ketika mendengar perka Keith. Dia lalu bertanya lagi, merasa sangat penasaran “apakah pernikahan kita karena dijodohkan oleh keluarga?”Kalau dilihat-lihat, mereka berdua sepertinya berasal dari keluarga yang bisa dibilang, tidak sembarangan. Dua keluarga berjanji untuk menjodohkan anak-anak mereka, sepertinya itu adalah hal yang biasa.Keith terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab, “bisa dibilang seperti itu. Tapi, akulah yang meminta untuk menikahimu, dan keluargamu, setuju.”
“Kabar baik. Keadaan Anna sudah cukup stabil, hanya saja tubuhnya masih terlalu lemah. Aku akan memastikan dia mendapatkan nutrisi terbaik untuk tubuhnya agar lebih cepat pulih,” kata Lee berbicara kepada Keith, setelah dokter lainnya keluar ruangan.Ketika mendengar laporan mengenai Anna, Keith akhirnya bisa menghela nafas lega, seakan-akan batu besar yang selama ini menekan dadanya tiba-tiba saja terangkat. Dia lalu berbicara beberapa patah kata lagi dengan Lee mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Anna.Setelah memberikan penjelasan yang terperinci, Lee berpamitan kepada Keith, “aku akan mengurus beberapa hal dulu. Kamu pergilah berbicara dengan Anna.” Dia sudah melihat betapa khawatirnya Keith selama beberapa hari ini. Sekarang, istrinya akhirnya tersadar. Dia harus segera menyingkir dan memberikan waktu untuk mereka berbicara. Yah … meskipun Anna sedang kehilangan ingatannya, mungkin saja interaksi keduanya bisa memberikan rangsangan untuk memorinya.Keith mengan
“Bibi Jessy! Paman Zack!” Archer berteriak senang ketika melihat Jessy dan Zack yang baru saja turun dari mobil mereka masing-masing. Dia meronta dalam gendongan Sandra, meminta gadis itu untuk segera menurunkannya.Sandra sedikit kewalahan dengan gerakan Archer dan buru-buru menurunkannya. Bagaimanapun Archer sudah berusia tiga tahun dan gerakannya sudah mulai kuat. Dia takut akan menjatuhkannya bila tidak buru-buru menurunkannya. Sehari sebelum mereka pergi ke taman bermain adalah hari ulang tahun Archer. Dia merasa sangat sedih karena kedua orang tuanya tidak ada di rumah untuk merayakan ulang tahunnya. Ketika melihat Archer yang murung dari pagi, para pelayan merasa kasihan dan mereka langsung membuat pesta ulang tahun sederhana untuknya. Sederhana, namun mewah. Semua orang di Kediaman Wilson hadir untuk merayakannya.Untuk Keith dan Anna, para pelayan bisa memahami alasan mengapa kedua orang itu sampai tidak bisa pulang untuk merayakan ulang tahun Archer. Bagaimanapun kondisi n
Zack tanpa sadar mengangkat kedua alisnya ketika dia melihat tatapan kekaguman Jessy. Dia merasa sedikit malu, juga sedikit bangga dengan dirinya sendiri. Perlu diketahui, Jessy memiliki wajah yang cantik, cukup untuk membuat seorang pria merasa tertarik dengan sosoknya.“Eum … Nona, apakah ada sesuatu di wajahku?” tanya Zack merasa sedikit canggung.Jessy berjalan mendekati Zack, ketika dia sudah berdiri berhadapan dengan pria itu, dia mengangguk penuh semangat, “ya, ada!”“Benarkah?” Zack buru-buru menyentuh wajahnya. Dia menduga wanita ini merasa kagum kepadanya, tapi rupanya ada sesuatu di wajahnya. Betapa memalukannya hal ini!“Ya, ketampanan!” jelas Jessy tanpa ragu.Zack tertegun di tempatnya selama beberapa saat, melihat wajah wanita cantik yang penuh percaya diri di depannya dengan tatapan kosong. Apakah wanita ini sedang menggodanya?Jessy tertawa pelan ketika melihat wajah Zack yang terlihat bodoh, “ha! Ha! Ha! Kamu lucu sekali! Wajahmu baru saja terlihat bodoh, tapi tidak
Marry menoleh, menatap Keith dengan tatapan datar. Beberapa saat kemudian, sudut bibirnya sedikit melengkung yang membuat Keith menyadari kalau ibunya pasti memiliki ide yang buruk.Benar saja, tidak lama kemudian Marry berkata omong kosong dengan entengnya, “sekarang Istrimu dalam keadaan koma. Bukankah ada kemungkinan kalau dia tidak akan sadar lagi?”Wajah Keith berubah gelap. Aura yang dingin dan menekan memenuhi ruangan, membuat Marry tanpa sadar bergidik. Dia sebenarnya merasa takut kepada Keith, tetapi, melihat kenyataan kalau dia adalah ibu yang melahirkannya dan seorang senior, dia merasa akan sangat sia-sia kalau dia takut kepada Keith. Justru anak itu harus belajar untuk menghormatinya.Marry menarik nafas dalam, berusaha menenangkan dirinya dan memasang wajah arogan untuk menunjukan kekuasaan dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Setelah beberapa saat dia kembali berkata, “sungguh sia-sia menunggu orang koma untuk bangun kembali. Itu membuang waktu dan tenagamu. Dengarkan
“Woah!” Mata Archer berbinar begitu memasuki taman bermain. Senyumannya mengembang. Dia buru-buru menggandeng tangan Sandra dan Ben di masing-masing tangannya, lalu menarik keduanya untuk segera pergi bermain.“Tuan Archer, pelan-pelan. Bagaimana kalau kamu terjatuh?” tanya Sandra cemas.“Bagaimana bisa anak laki-laki tidak terjatuh? Kami terbiasa jatuh saat kecil,” kekeh Ben ketika melihat kekhawatiran yang berlebihan di wajah Sandra.Sandra sedikit cemberut ketika mendengar perkataan Ben. Archer adalah anak emas keluarga Wilson. Penerus sah yang harus mereka jaga bahkan dengan nyawa mereka. Bagaimana bisa mereka menyamakannya dengan anak biasa? Tidak bisakah dia melihat tiga orang pria berjas yang mengikuti mereka dari tadi?Ben kembali tertawa ketika melihat ketidaksetujuan Sandra melirik Ben dengan tatapan sedikit sinis, dan bertanya dengan kesal, “apanya yang lucu?”“Wajahmu,” jawab Ben tidak bisa menahan tawanya. “Semua pikiranmu tercetak jelas di wajahmu.”Sandra membuang muka,
“Baiklah. Kamu bisa menunggu di sini dulu. Aku akan bertanya kepada Tuanku,” jawab penjaga itu. Dia baru saja berbalik ketika dia melihat sebuah mobil hendak keluar dari Kediaman Wilson. Pintu gerbang dibuka dari dalam dan mobil itu hendak keluar dari gerbang ketika tiba-tiba saja berhenti.Jendela mobil dibuka, dan seorang anak kecil berusia tiga tahun menampakkan wajahnya yang terlihat sangat bersemangat, “Paman Ben!”Secara kebetulan, Archer merasa sangat bosan hari ini. Jadi dia meminta Sandra membawanya pergi ke taman bermain. Dia tidak menduga akan mendapatkan kejutan di balik pintu gerbang.“Archer!” Benjamin berlari mendekati mobil dengan senyum yang tidak bisa disembunyikannya.Archer tiba-tiba saja membuka pintu, menuruni mobil lalu berlari menuju Ben.“Tuan Archer!” Sandra terkejut dengan gerakan tiba-tiba Archer dan ikut menuruni mobil untuk mengejarnya. Tadi, dia sempat terpana dengan ketampanan Ben sehingga dia tidak menyadari gerakan mendadak Archer. Dia panik. Kalau te