Anna menoleh dan menatap Esme dengan tatapan tajam. Dia sangat mengetahui apa tujuan Esme. Sepupu tersayangnya ini hendak menghancurkan kepercayaan Keith kepadanya. Esme mengangkat salah satu alisnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat dan dia menatap Anna dengan tatapan provokatif seolah-olah bertanya, apa yang akan dikatakan Anna untuk membela dirinya.Anna hendak membalas perkataan Esme, namun, tanpa diduga, Keith mendahuluinya.“Apa yang kamu katakan? Apakah kamu tidak tahu kalau perkataanmu bisa mencemarkan nama baik keluarga Wilson?” Keith bertanya dengan nada dingin. Dia mungkin masih merasa sangat kesal kepada Anna, namun dia tidak akan membiarkan siapapun berbicara omong kosong mengenai Archer.Esme menciutkan lehernya, merasa ketakutan saat melihat tatapan Keith. Dia buru-buru berkata, “ah, Tuan Keith, bukan seperti itu. Aku hanya … aku hanya … aku hanya merasa kasihan kepadamu. Bagaimana kalau Tiana menipumu selama ini?”Tiana tertawa dengan marah. Matanya menatap Esme denga
Anna berdiri, melihat penampilannya sendiri di depan cermin. Dia mengenakan gaun A-line berwarna putih selutut. Rambutnya ditata dengan sanggul sederhana, dengan hiasan bunga kecil terselip diantaranya. Wajah Anna terlihat cantik natural, dengan riasan tipis. Dia tidak lupa menenteng sebuah tas clutch dan juga menggunakan sepatu hak tinggi yang berwarna senada. Anna mengenakan sepasang anting berlian yang terlihat sederhana, namun sangat anggun. Di lehernya tergantung sebuah kalung dengan rantai tipis, tetapi liontin berlian berbentuk mata air tidak bisa meremehkan penampilannya. Dia juga tidak lupa mengenakan cincin pernikahan di jarinya.Setelah merasa penampilannya cukup anggun, Anna mengangguk puas. Dia berpikir kepada dirinya sendiri, “seharusnya penampilan ini tidak akan membuat malu.”Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu di luar disertai suara datar seorang pria, “apakah kamu sudah siap?”Anna melirik ke arah jam. Jam tujuh kurang lima. Dia berbisik pada dirinya sendiri, “
Berbeda dengan Anna yang jantungnya terasa sedikit berdebar, Keith berjalan dengan penuh percaya diri dan acuh tak acuh, seolah-olah tatapan orang-orang yang tertuju kepada mereka adalah hal yang sudah semestinya. Bagaimana tidak? Tatapan orang-orang ini sudah biasa dia dapatkan semenjak kecil. “Tuan Wilson, apa kabar? Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu malam ini.” Seorang pria paruh baya dengan wajah ramah menghampiri mereka dan menjabat tangan Keith.Keith menjabat tangannya sebentar seraya mengangguk ke arah pria itu dan balas menyapanya, “Tuan Smith, maaf karena aku sudah lama tidak menemuimu.”Pria yang dipanggil dengan sebutan Tuan Smith itu terkekeh pelan, “bagaimana aku bisa menyalahkanmu? Aku mengerti kalau kamu pasti sangat sibuk.” Setelah mengatakan itu, dia menoleh ke arah Anna, dan bertanya dengan wajah penuh keingintahuan, “apakah ini Nyonya Wilson? Dan … Tuan Muda ini adalah ….”“Archer Wilson, putraku,” jawab Keith tegas.Tuan Smith menanyakan apa yang ingin di
Wajah Mia memucat ketika mendengar ancaman Anna. Jantungnya berdebar kencang dan pikirannya bergerak liar, “sial! Apa yang dikatakan Esme sore tadi? Bukankah dia mengatakan kalau Keith membenci Anna dan meragukan identitas anak sialan itu?! Mengapa semuanya berbeda?”Dia memang anak dari pemilik Perusahaan Brooke, yang identitasnya juga tidak main-main. Tetapi … bagaimana bisa mereka dibandingkan dengan keluarga Wilson?Mia melirik ke sekitar. Suara bisikan yang awalnya pelan, kini berubah menjadi ramai. Orang-orang yang menonton melemparkan tatapan menghina kepadanya, seolah sedang mengejeknya. Dia menarik nafas dalam, berusaha mengontrol emosinya.Keith tidak bergeming dan mengatakan apapun. Sikapnya menunjukan kalau dia akan berpihak dengan segala keputusan istrinya.“Mia, lebih baik kita pergi dari sini sekarang,” bisik salah satu wanita di belakangnya ketakutan.“Ya. Ini tidak akan berakhir dengan baik kalau kita tetap di sini,” bisik teman lainnya.Mia memikirkan saran kedua tem
“Keith, sakit! Lepaskan! Kamu menggenggam tanganku terlalu kuat!” jerit Anna. Dia sedikit ketakutan melihat perubahan suasana hati Keith. Anna tiba-tiba saja menyadari kalau dia sama sekali tidak memahami Keith.Keith tidak menggubris perkataan Anna sama sekali. Dia bahkan tidak meliriknya. Dia terus menyeret Anna menuju kamar hotelnya.“Ke-keith? Bisakah kita bicara?” tanya Anna, berusaha menyandarkan Keith. Anna mengernyit, genggaman tangan Keith terlalu kuat. Dia bahkan sudah bisa melihat jejak kemerahan di pergelangan tangannya.Keith tidak menjawab. Dia tetap menarik Anna hingga mereka tiba di depan sebuah kamar. Dia berhenti, lalu menekan kode angka pada pintu. Ketika pintu terbuka, Keith menyeret Anna masuk ke dalam kamar dengan kasar.“Ah!” Anna kembali menjerit kesakitan. “Keith, bisakah kamu melepaskanku? Akan tidak baik kalau Archer melihat kita seperti ini!” kata Anna dengan nada memohon. “Kamu tidak perlu khawatir. Dia tidur di kamar yang berbeda,” kata Keith akhirnya me
Nafas Keith semakin memburu, darah terasa mengalir dengan deras di seluruh tubuhnya. Gerakan bibirnya awalnya sedikit pasif, namun kini, dia begitu dominan dan menuntut. Sesekali dia menggigit pelan bibir Anna, membuat wanitanya itu mengernyit kesakitan.Setelah beberapa saat, Anna merasa tubuhnya semakin lemah. Dia melepaskan bibir Keith dengan perlahan. Seluruh wajahnya berwarna kemerahan, matanya sayu, dan dia terengah-engah. Dia bertanya dengan gugup, “apa … apa itu sudah cukup untuk membuktikan kepadamu?”Kedua bola Keith berkilat, dia merasa dirinya hampir gila ketika melihat raut wajah Anna. Dia terlalu seksi, dan Keith tidak ingin seorangpun, selain dirinya, yang bisa melihat ekspresi ini.Keith bertanya dengan nada datar, “membuktikan apa? Apakah menurutmu itu cukup?”“Aku … aku ….” Anna merasa lebih malu dari sebelumnya, dia buru-buru menghindari tatapan Keith. Hanya saja, sebelum dia sempat menghindar, dia bisa merasakan sebuah tangan yang besar menyentuh tengkuknya dan men
Anna membuka matanya perlahan. Kelopak matanya bergetar beberapa kali sebelum akhirnya bisa menyesuaikan diri dengan cahaya di dalam kamar. Ketika dia bisa melihat dengan jelas, dia melihat sepasang mata yang sedang menatapnya dengan tajam.Anna merasa sangat malu dan buru-buru menutup wajahnya, masuk kembali untuk bersembunyi di dalam selimut. Tiba-tiba, ingatan mengenai kejadian semalam terlintas di dalam kepalanya. Dia sudah tidak ingat lagi, berapa kali atau berapa lama dia dengan Keith melakukan hubungan intim semalam. Dia hanya bisa mengingat tubuhnya yang bergoyang, terhentak, dan sesekali terasa seperti melayang ke atas awan. Entah sejak kapan dia merasa sangat kelelahan dan akhirnya jatuh tertidur.Keith terkekeh, “mengapa harus malu? Aku sudah melihat semuanya dengan jelas tadi malam.”Anna tidak menjawab dan malah membungkus dirinya lebih rapat di dalam selimut. Dia tidak berani menghadapi Keith. Andai dia bisa membuat lubang di dalam kamar, dia akan melakukannya dan masuk
Setelah selesai mandi, Anna menatap gaunnya yang tergeletak di atas lantai seraya mendesah pelan. Dia tidak berharap Keith akan sangat kasar ketika melepaskan gaun tadi malam, sampai-sampai membuat bagian punggungnya sobek. “Aih … gaun ini sangat mahal dan bagus. Sayang sekali kalau dibuang. Apa masih bisa diperbaiki?” Anna berbisik pada dirinya sendiri, meraih gaun itu dari lantai dan mengamatinya bagian yang sobek. Sekarang, apa yang harus dia pakai?Anna melirik ke arah meja. Dia berpikir, “haruskah aku menelpon Keith dan meminta dia mengirim seseorang untuk mengantarkan baju untukku?”Ya, sepertinya itu bukan ide yang buruk.Anna hendak mengambil telepon genggamnya ketika bel pintu tiba-tiba saja berbunyi. Alis Anna sedikit mengernyit, merasa sedikit bingung, “siapa yang datang pagi-pagi ke sini?” Meski begitu, dia tetap mengencangkan jubah mandinya dan berjalan luar dari kamar. Ketika dia keluar dari pintu kamar, dia tercengang.“Apakah aku benar-benar sedang berada di dalam ka
Wajah Keith merosot ketika mendengar suara dari luar. Dia segera mengeratkan genggaman tangannya yang sedang menggenggam tangan Anna.Anna mengernyit. Dia sepertinya pernah mendengar suara wanita ini. Dia sedikit yakin, suara ini adalah suara wanita menyebalkan yang didengarnya ketika dia masih melayang-layang di dalam kegelapan.Benar saja, tidak lama kemudian, Marry masuk bersama Lee yang berwajah gelap di belakangnya.“Oh, ternyata benar, jalang ini masih ada di sini,” celetuk Marry dengan nada kesal. Dia lalu menoleh ke arah Lee dengan tatapan meremehkan, “kamu masih terlalu cepat seratus tahun untuk menipuku!”Wajah Lee bertambah hitam, seperti dasar pot. Dia lalu melirik Keith dengan tatapan meminta maaf.Keith menghela nafas pelan. Dia tahu Lee sudah memecat beberapa orang yang berkhianat sebelumnya, tapi ini masih terjadi. Kemungkinan besar Marry berhasil mendapatkan orang baru untuk memata-matai mereka. Siapa yang akan menolak iming-iming uang? Dia tidak bisa menyalahkan Lee.
Thomas berjalan bolak-balik di dalam ruang kerjanya. Dia sedang menunggu kabar dari anak buahnya, Justin, tanpa bisa menahan rasa cemasnya. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan dari luar.“Tuan Hartley, ini aku,” suara bass seorang pria terdengar dari luar.“Masuk!” perintah Thomas tanpa menunggu ketukan lain.Seorang pria dengan tinggi sekitar seratus sembilan puluh sentimeter, kepala botak, serta garis wajah yang gerang, bergegas masuk dari luar, tidak lupa menutup pintu yang ada di belakangnya.“Bagaimana?” tanya Thomas.“Polisi memang sempat mencurigai kita, tapi mereka tidak memiliki bukti apapun,” jawab Justin.“Bagus!” Thomas sangat bersemangat ketika dia mendengar laporan Justin. Tangan kanannya ini memang tidak pernah mengecewakannya. Dia lalu kembali teringat dengan Tiana, “bagaimana dengan kabar gadis jalang itu?”“Aku dengar Nona Tiana sudah sadarkan diri,” jawab Justin lagi.“Apa?!” wajah Thomas memucat. Walaupun polisi tidak memiliki bukti, namun kesaksian Anna a
“Kamu?” Anna tertegun ketika mendengar pengakuan Keith. Beberapa saat kemudian dia bertanya, “apakah kita teman masa kecil?” Kalau ya, cukup masuk akal jika mereka menikah. Sebuah plot cerita tiba-tiba saja tergambar di dalam pikiran Anna. Dua orang anak kecil, tumbuh bersama dan saling menjaga. Ketika keduanya dewasa, mereka memutuskan untuk menikah. Betapa indahnya itu.Namun, gelengan kepala Keith menghancurkan imajinasinya, “tidak. Kita hanya pernah bertemu sekali.”“Sekali?” Anna tertegun ketika mendengar perka Keith. Dia lalu bertanya lagi, merasa sangat penasaran “apakah pernikahan kita karena dijodohkan oleh keluarga?”Kalau dilihat-lihat, mereka berdua sepertinya berasal dari keluarga yang bisa dibilang, tidak sembarangan. Dua keluarga berjanji untuk menjodohkan anak-anak mereka, sepertinya itu adalah hal yang biasa.Keith terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab, “bisa dibilang seperti itu. Tapi, akulah yang meminta untuk menikahimu, dan keluargamu, setuju.”
“Kabar baik. Keadaan Anna sudah cukup stabil, hanya saja tubuhnya masih terlalu lemah. Aku akan memastikan dia mendapatkan nutrisi terbaik untuk tubuhnya agar lebih cepat pulih,” kata Lee berbicara kepada Keith, setelah dokter lainnya keluar ruangan.Ketika mendengar laporan mengenai Anna, Keith akhirnya bisa menghela nafas lega, seakan-akan batu besar yang selama ini menekan dadanya tiba-tiba saja terangkat. Dia lalu berbicara beberapa patah kata lagi dengan Lee mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Anna.Setelah memberikan penjelasan yang terperinci, Lee berpamitan kepada Keith, “aku akan mengurus beberapa hal dulu. Kamu pergilah berbicara dengan Anna.” Dia sudah melihat betapa khawatirnya Keith selama beberapa hari ini. Sekarang, istrinya akhirnya tersadar. Dia harus segera menyingkir dan memberikan waktu untuk mereka berbicara. Yah … meskipun Anna sedang kehilangan ingatannya, mungkin saja interaksi keduanya bisa memberikan rangsangan untuk memorinya.Keith mengan
“Bibi Jessy! Paman Zack!” Archer berteriak senang ketika melihat Jessy dan Zack yang baru saja turun dari mobil mereka masing-masing. Dia meronta dalam gendongan Sandra, meminta gadis itu untuk segera menurunkannya.Sandra sedikit kewalahan dengan gerakan Archer dan buru-buru menurunkannya. Bagaimanapun Archer sudah berusia tiga tahun dan gerakannya sudah mulai kuat. Dia takut akan menjatuhkannya bila tidak buru-buru menurunkannya. Sehari sebelum mereka pergi ke taman bermain adalah hari ulang tahun Archer. Dia merasa sangat sedih karena kedua orang tuanya tidak ada di rumah untuk merayakan ulang tahunnya. Ketika melihat Archer yang murung dari pagi, para pelayan merasa kasihan dan mereka langsung membuat pesta ulang tahun sederhana untuknya. Sederhana, namun mewah. Semua orang di Kediaman Wilson hadir untuk merayakannya.Untuk Keith dan Anna, para pelayan bisa memahami alasan mengapa kedua orang itu sampai tidak bisa pulang untuk merayakan ulang tahun Archer. Bagaimanapun kondisi n
Zack tanpa sadar mengangkat kedua alisnya ketika dia melihat tatapan kekaguman Jessy. Dia merasa sedikit malu, juga sedikit bangga dengan dirinya sendiri. Perlu diketahui, Jessy memiliki wajah yang cantik, cukup untuk membuat seorang pria merasa tertarik dengan sosoknya.“Eum … Nona, apakah ada sesuatu di wajahku?” tanya Zack merasa sedikit canggung.Jessy berjalan mendekati Zack, ketika dia sudah berdiri berhadapan dengan pria itu, dia mengangguk penuh semangat, “ya, ada!”“Benarkah?” Zack buru-buru menyentuh wajahnya. Dia menduga wanita ini merasa kagum kepadanya, tapi rupanya ada sesuatu di wajahnya. Betapa memalukannya hal ini!“Ya, ketampanan!” jelas Jessy tanpa ragu.Zack tertegun di tempatnya selama beberapa saat, melihat wajah wanita cantik yang penuh percaya diri di depannya dengan tatapan kosong. Apakah wanita ini sedang menggodanya?Jessy tertawa pelan ketika melihat wajah Zack yang terlihat bodoh, “ha! Ha! Ha! Kamu lucu sekali! Wajahmu baru saja terlihat bodoh, tapi tidak
Marry menoleh, menatap Keith dengan tatapan datar. Beberapa saat kemudian, sudut bibirnya sedikit melengkung yang membuat Keith menyadari kalau ibunya pasti memiliki ide yang buruk.Benar saja, tidak lama kemudian Marry berkata omong kosong dengan entengnya, “sekarang Istrimu dalam keadaan koma. Bukankah ada kemungkinan kalau dia tidak akan sadar lagi?”Wajah Keith berubah gelap. Aura yang dingin dan menekan memenuhi ruangan, membuat Marry tanpa sadar bergidik. Dia sebenarnya merasa takut kepada Keith, tetapi, melihat kenyataan kalau dia adalah ibu yang melahirkannya dan seorang senior, dia merasa akan sangat sia-sia kalau dia takut kepada Keith. Justru anak itu harus belajar untuk menghormatinya.Marry menarik nafas dalam, berusaha menenangkan dirinya dan memasang wajah arogan untuk menunjukan kekuasaan dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Setelah beberapa saat dia kembali berkata, “sungguh sia-sia menunggu orang koma untuk bangun kembali. Itu membuang waktu dan tenagamu. Dengarkan
“Woah!” Mata Archer berbinar begitu memasuki taman bermain. Senyumannya mengembang. Dia buru-buru menggandeng tangan Sandra dan Ben di masing-masing tangannya, lalu menarik keduanya untuk segera pergi bermain.“Tuan Archer, pelan-pelan. Bagaimana kalau kamu terjatuh?” tanya Sandra cemas.“Bagaimana bisa anak laki-laki tidak terjatuh? Kami terbiasa jatuh saat kecil,” kekeh Ben ketika melihat kekhawatiran yang berlebihan di wajah Sandra.Sandra sedikit cemberut ketika mendengar perkataan Ben. Archer adalah anak emas keluarga Wilson. Penerus sah yang harus mereka jaga bahkan dengan nyawa mereka. Bagaimana bisa mereka menyamakannya dengan anak biasa? Tidak bisakah dia melihat tiga orang pria berjas yang mengikuti mereka dari tadi?Ben kembali tertawa ketika melihat ketidaksetujuan Sandra melirik Ben dengan tatapan sedikit sinis, dan bertanya dengan kesal, “apanya yang lucu?”“Wajahmu,” jawab Ben tidak bisa menahan tawanya. “Semua pikiranmu tercetak jelas di wajahmu.”Sandra membuang muka,
“Baiklah. Kamu bisa menunggu di sini dulu. Aku akan bertanya kepada Tuanku,” jawab penjaga itu. Dia baru saja berbalik ketika dia melihat sebuah mobil hendak keluar dari Kediaman Wilson. Pintu gerbang dibuka dari dalam dan mobil itu hendak keluar dari gerbang ketika tiba-tiba saja berhenti.Jendela mobil dibuka, dan seorang anak kecil berusia tiga tahun menampakkan wajahnya yang terlihat sangat bersemangat, “Paman Ben!”Secara kebetulan, Archer merasa sangat bosan hari ini. Jadi dia meminta Sandra membawanya pergi ke taman bermain. Dia tidak menduga akan mendapatkan kejutan di balik pintu gerbang.“Archer!” Benjamin berlari mendekati mobil dengan senyum yang tidak bisa disembunyikannya.Archer tiba-tiba saja membuka pintu, menuruni mobil lalu berlari menuju Ben.“Tuan Archer!” Sandra terkejut dengan gerakan tiba-tiba Archer dan ikut menuruni mobil untuk mengejarnya. Tadi, dia sempat terpana dengan ketampanan Ben sehingga dia tidak menyadari gerakan mendadak Archer. Dia panik. Kalau te