Tasya dan Adelia mengobrol tanpa henti melepas rindu mereka sambil memasak bersama di dapur.
"Tasya, coba lihat ini!" sahut Adelia menyodorkan ponsel miliknya sambil tertawa. "Ini lucu sekali! Memang, orang jahat harus mendapatkan balasan yang setimpal!"Zayn yang mendengar suara tawa itu mengerutkan keningnya. "Tante, kenapa tawamu begitu cempreng?" ujarnya dengan nada kesal. "Pantas saja kamu masih melajang setua itu!"Mendengar itu Adelia terkejut bukan main. "Hei bocah, apa katamu? Sekali lagi bilang, aku akan menciumu tanpa henti."Zayn menatapnya dengan nyinyir dan segera berjalan ke tempat Tasya, namun raut mukanya berubah dalam sekejap. "Mama, biar aku saja yang bereskan, kamu duduk dan istirahat saja di ruang tamu."Melihat Zayn yang begitu lugu dan juga baik terhadap ibunya, emosi Adelia mereda. "Bocah, untung saja kamu sangat baik terhadap ibumu, jika tidak, aku akan mencabik mulutmu!""Berisik!" gerutu Zayn dengan kesal. "Wanita tua yang bahkan tidak mengerti bagaimana membantu orang lain tapi mau makan dengan enaknya, apakah kamu punya otak?"Sekali lagi Zayn menusuk Adelia. "Biar kuperjelas, di sini adalah rumahku!""Kami bayar uang sewa padamu, apa kamu bayar uang makan pada kami?" Zayn menatap Adelia dengan sinis, membuat Adelia marah hingga tak sanggup berkata-kata.Melihat Zayn yang bertingkah sepertiitu, Tasya berdeham dan berkata. "Zayn, kamu tidak boleh berkata seperti itu pada tante Adelia. Kamu harus tahu, kamu akan belajar darinya. Kamu harus bersikap hormat kepada gurumu!"Wajah Zayn seketika merengut. Dia benar-benar tidak ingin ikut Tante Adelia, tapi begitu teringat akan David, teringat akan Angkasa, Zayn pun hanya bisa diam.Begitu Adelia mendengar bahwa Zayn akan belajar di tempat bekerjanya, dia segera bersemangat kembali. Adelia merupakan seorang guru di TK Semesta sejak kepergian Tasya ke Prancis."Tasya, kamu benar-benar akan memasukkannya ke sekolah kami?"Tasya menganggukkan kepalanya. "Ya, Zayn perlu belajar di TK, aku juga harus bekerja, tidak ada yangmenemaninya di rumah. Kudengar sekolah tempatmu bekerja itu sangat bagus, kali ini aku akan merepotkanmu.""Tidak, tidak apa-apa," Adelia diam-diam tertawa, sedangkan Zayn mengeluh tanpa suara."Oh ya, apa yang kamu tertawakan barusan?" Tanya Tasya sambil menghidangkan nasi dan sayur di atas meja.Barulah Adelia teringat akan berita yang tadi dilihatnya itu. Buru-buru dia memberikan ponselnya ke depan Tasya, lalu kembali tertawa keras. "Tasya, lihat, Angkasa dipipisi oleh seorang anak kecil," ujarnya sembari tertawa terbahak-bahak. "Hahaha …. keterlaluan. Akhirnya laki-laki brengsek ini dikerjai oleh orang lain."Perkataan Adelia tanpa sadar membuat Tasya menoleh. Di dalam video terlihat seorang anak kecil sedang menyemprotkan air seninya ke wajah Angkasa. Wajah anak itu tidak jelas, tapi wajah Angkasa yang terlihat sangat jelas, apalagi wajah Angkasa ketika dia sangat marah, benar-benar jelas.Tasya segera mengenali anak laki-laki di dalam video itu, xia segera menatap Zayn. Dan anak kecil itu buru-buru menunduk.Tiba-tiba Adelia tertawa nyaring. "Hei, bocah, anak ini bukan kamu, kan? Baju kalian sama persis! Astaga, kelihatannya …. tidak, punyamu kan terlihat besar!"Kalimat itu membuat muka Zayn merah padam. "Wanita tua, wanita genit!" Bocah kecil itu bangkit berdiri dan buru-buru lari ke kamar."Dasar! Wanita tua!"'Bagaimana bisa aku seperti itu di otak wanita tua itu?!'Melihat respon Zayn, ditambah lagi melihat Adelia yang tertawa tak karuan seperti itu, mata Tasya lambat launmenyiratkan kegundahan. Meskipun dia tidak tahu kapan Zayn berhadapan dengan Angkasa, tapi melihat hasil yang seperti ini, Tasya sedikit gembira.'Dipipisi oleh anaknya sendiri tepat di wajahnya, seharusnya tidak masalah, kan? Tapi mengingat karakter Angkasa, bisa ditebak dia pasti marah besar,' gumam Tasya sembari melihat ponsel itu."Tasya, kamu pikir siapa yang memposting foto ini di Internet?" tanya Adelia.Mendengar itu membuat Tasya tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Tidak peduli siapa itu, tapi ini cukup keterlaluan.""Kalau saja aku adalah dia yang bertemu dengan bocah kecil itu, aku pasti akan langsung menyiramkan larutan asam ke wajahnya!" Dengus Adelia dengan kesal. "Oh ya, anaknya dan Angelina, namanya David, dia juga bersekolah di TK Semesta, apa kamu yakin akan menyekolahkan anakmu itu ke sana?"Mendengar ucapan itu, raut wajah Tasya mendadak membeku. 'Anak mereka?'Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata datar. "Zayn bukan anak yang akan membiarkan dirinya ditindas, tenang saja.""Ya, untuk satu hal ini aku mengakuinya." Adelia dan Tasya terus mengobrol tanpa henti.Sementara Angkasa, pria itu sedang mengamuk hebat di dalam kantornya."Siapa yang menyebarkannya di internet?!""Apakah orang-orang yang dibayar untuk menjaga privasi terhadap publik itu hanya makan gaji buta, tidak bisa melakukan apa-apa? Video seperti ini bisa beredar di internet, apa yang mereka lakukan?" Angkasa melemparkan ponsel di hadapannya itu ke arah Ethan.Ethan berkeringat dingin.Dia juga baru menemukan video itu, ketika ingin menghapusnya, video itu sudah terlanjur menyebar. "Tuan Angkasa, kami juga sedang berusaha membereskannya, tapi sepertinya pihak yang menyebarkan itu menambahkan virus di dalamnya. Sehingga komputer kami terjangkit virus, saat ini teknisi IT sedang memperbaikinya," jawab Ethan dengan gemetar.Melihat Angkasa yang hanya terdiam, Ethan kembali
Sudah begitu lama Angkasa tidak semarah itu, bahkan sudah lama dia tidak turun tangan untuk membereskan masalah seperti ini. Mau tak mau dia mengakui, ahli IT di pihak sana sangat hebat, namun dia dapat melihatnya, pihak lawannya ini kurang berpengalaman.Melihat dirinya tidak bisa bergerak lagi di layar, Zayn tahu dirinya sudah dikunci. "Kacau!" dengusnya sembari terus menerus mengetik di laptop yang dia gunakan.Zayn ingin keluar dari database milik Wijaya Company, saat ini layarnya tidak bisa dikontrol olehnya sendiri. 'Bagaimana ini?' kebingungan terpancar di wajah Zayn.'Ini berbahaya! Pria bajingan itu bisa mengetahui posisiku!' Zayn segera bergerak, secepat kilat menghubungkan alat lain ke komputer.Tiba-tiba laptop di hadapan Zayn berkedip tanpa henti, layar biru bergaris hitam memenuhi laptop itu. Virus itu telah didobrak semuanya, dan mereka telah berhasil mengunci alamat IP nya.Angkasa semakin bingung melihat alamat IP yang tertera di depan matanya. "Ethan!"Mendengar Angk
Keesokan harinya ….Ketika Tasya bangun di pagi hari, dia melihat Zayn baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja."Morning, Mom," Zayn tersenyum lebar pada Tasya.Meskipun raut wajahnya mirip dengan Angkasa, tapi Angkasa tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Zayn adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang."Morning too, baby …." Tasya mengusap kepalanya dengan senang.Adelia yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, dia segera berkata dengan gembira, "Tasya, kamu benar-benar pengertian!" Ucapnya dengan wajah penuh kegembiraan. "Kamu bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah.""Zayn yang membelinya, aku juga baru bangun," Tasya merasa sikap Adelia telah kembali seperti biasa, tapi Zayn justru membuatnya pusing."Mama, apa aku benar-benar harus ikut Tante Adelia pergi ke sekolah?" suaranya terdengar malas.Seketika A
Perkataan Angelina membuat wanita yang berada di meja resepsionis itu kewalahan, belum sempat dia menjelaskan identitas Tasya pada Angelina, Tasya justru tertawa.Sebuah tawa yang membuat orang bergidik."Dan siapa kamu? Kamu bagian apa dari Wijaya Company? Kamu yakin ingin mengusirku?" Tak ada kegentaran dalam kata-kata Tasya, bahkan sorot matanya seperti merendahkan dan mengejeknya.Sebuah ekspresi yang menusuk Angelina secara langsung, membuatnya tiba-tiba merasa Tasya sedang mengejeknya!"Apakah aku salah mendengar?" Angel menatap Tasya dengan heran. "Aku adalah calon istri dari CEO Wijaya Company! Kuperingatkan kamu, jauhi Angkasa. Nona resepsionis, segera panggil satpam, bawa wanita jalang ini pergi dari hadapanku!" ucap Angel dengan nada yang tinggi."Calon istri? Berarti sekarang masih belum? Aku harus memberitahumu, bagi Angkasa, aku adalah orang yang sangat penting. Kalau kamu sekarang mengusirku pergi, takutnya aku akan kembali diundang ke sini," Tasya masih tetap berkata d
'Bukan hanya namanya yang mirip, bahkan bentuk tubuh dan cara jalannya pun mirip, tapi wanita itu adalah Helen?'Tapi Angkasa hanya terhenyak sesaat, ia segera bereaksi. "Nona Tasya salah paham, Angel bukanlah orang perusahaan kami, dia hanyalah anggota keluarga saya, tindakannya yang tidak sopan tadi terhadapmu, aku mewakilinya untuk meminta maaf."Kalimat Angkasa itu membuatnya seperti ditusuk belati, membuka kembali luka lama yang telah dikubur oleh Tasya, sakit dan mengalirkan darah."Keluarga?" Tasya tertawa ringan, sorot matanya sangat dingin."Keluarga Tuan Angkasa saja tidak menerimaku, dan Tuan Angkasa masih memintaku percaya bahwa Wijaya Company akan bekerjasama dengan Star Company dengan tulus dan jujur?" Suaranya begitu datar dan mengintimidasi. "Rencana kerjasama kita tidak harus dilakukan bersama Wijaya Company, bukan? Tuan Angkasa, kurasa kami perlu mempertimbangkannya ulang."Selesai mengatakannya, Tasya berbalik pergi. Meskipun rambutnya berantakan, wajahnya merah ben
Sekujur tubuh Angel tiba-tiba menjwdi kaku, wajahnya pucat pasi. "Tidak! Angkasa, kamu tidak bisa berbuat seperti itu padaku! Aku adalah mama David, kalau kamu mengusirku, bagaimana dengan David?" ucapnya dengan wajah yang penuh penyesalan. "Angkasa, aku sudah salah, aku benar-benar tidak sengaja."Buru-buru dia memeluk lengan Angkasa dan memohon padanya. Sudah enam tahun, setelah dia melahirkan David, dia akhirnya berhasil masuk ke dalam keluarga Angkasa dengan mengatasnamakan David sebagai cucu sulung keluarga itu. Namun sikap Angkasa terhadapnya justru berubah seperti langit dan bumi.Dia bersikap sangat baik pada David, hampir semua hal yang baik diberikannya pada David. Namun, ketika bersikap padanya, Angkasa justru seakan-akan berhadapan dengan orang asing.Semua orang mengira Angkasa memperlakukannya dengan baik, dan memang dia memberikan apapun keuangannya. Namun, yang dia inginkan adalah menjadi istri Angkasa, bukannya tinggal di rumah keluarga Angkasa dengan identitas yang m
Tasya segera mencari apotek setelah meninggalkan Wijaya Company, dia membeli sedikit es batu dan obat memar, lalu pulang ke rumah.Untungnya Zayn sedang bersama Adelia di sekolah. Kalau tidak, dia tak tahu bagaimana menjelaskan kejadian yang menimpa dirinya barusan. Terkadang Tasya sungguh bersyukur pada Tuhan, di saat dia paling putus asa, dia diberikan Zayn yang seperti malaikat baginya. Meskipun masih kecil, bocah enam tahun itu sangat pengertian terhadap dirinya.Mengingat anaknya, wajah Tasya menghangat. Dia bergegas pulang ke rumah, lalu mengompres wajahnya dengan es batu, dingin es yang menusuk itu membuat matanya menyipit.'Angel sampai sekarang belum menjadi istri Angkasa, kenapa?'Kalau mengingat kejadian itu, dia telah melahirkan seorang anak laki-laki bagi Angkasa. Hal ini adalah sebuah keberhasilan, dan lagi Angkasa punya perasaan terhadap dirinya.Bahkan, sampai tega membunuh istrinya sendiri? Tapi mengapa dia tidak menikah dengannya?Tasya tidak mengerti bagian ini, di
'Tapi kalau dia benar-benar Tasya, kenapa dia terlihat sangat berbeda?' Angkasa masih ingat seberapa besar cinta Tasya padanya enam tahun lalu.'Sebenarnya apa yang terjadi enam tahun lalu?'Media memberitakan bahwa Tasya mati terbakar karena bertemu kekasih gelapnya secara diam-diam. Dan, ketika dilaporkan bahwa jasadnya tidak tersisa lagi, dia tidak percaya. Seorang wanita yang begitu mencintainya, bagaimana mungkin diam-diam memiliki kekasih gelap? Namun, dua penjaga itu juga menghilang tanpa jejak, jasad Tasya juga tidak pernah ditemukan, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi saat itu.Angkasa masih ingat enam tahun yang lalu Tasya sedang mengandung. Itu adalah anak mereka, harusnya dia juga turut mati karena api itu bukan?"Ah!"Saat Angkasa berpikir keras, rokoknya menyala redup, tak lama kemudian membakar jarinya. Pria dingin itu sedikit mengoceh, buru-buru mematikan rokoknya, tiba-tiba dia termenung melihat jarinya yang sedikit menghitam.Dia masih ingat Tasya adalah
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di