"Ya benar, akhir-akhir ini dia agak aneh. Baik, aku akan menjemputnya. Jangan sampai dia ketularan oleh kebusukan Angkasa. Anak secerdas itu, jangan sampai dirusak olehnya." Adelia pergi dengan gusar, Tasya tak bisa tersenyum lagi.Cintanya yang pernah begitu polos dan indah kini tak ada lagi. Tiba-tiba dia merasa kesepian. Tasya mengambil foto Putri dari dalam dompetnya. Melihat anak perempuan berkulit putih pucat seperti tanpa darah itu membuat tekad Tasya semakin bulat.Tak ada yang lebih penting dari anaknya!Ini semua adalah hutang Angkasa pada mereka!Dia menyimpan kembali foto itu, ketika Tasya berencana istirahat, tiba-tiba dia mendengar suara sepatu hak tinggi yang melangkah cepat ke tempatnya. Tasya tak mengingat ada teman yang ingin menjenguknya, jadi siapakah yang di luar sana? Tasya sedikit bingung.Pintu kamar terbuka seketika, tercium wangi parfum yang menusuk hidung, membuatnya menggosok hidungnya. "Nona Angelina?"Tasya yang melihat Angelina berjalan ke arahnya itu se
Namun, pria itu segera menyadari apa yang mungkin dilakukan Angelina. "Dimana kamu?" Angkasa menelpon Angelina dengan kesal. "Apa yang baru saja kamu lakukan?!""Angkasa, aku sedang mengarah pulang, aku ingat kamu paling suka dengan sup ikan buatanku, kan? Aku pergi membeli ikan, siang ini aku akan membuatkannya untukmu, kebetulan David juga suka, kita bertiga bisa makan dengan baik nanti." Kata Angelina dengan senang.Mata Angkasa menyorot dingin, suaranya sangat pelan namun terdengar sangat dingin. "Kamu barusan ke rumah sakit?"Senyum di bibir Angelina seketika lenyap. "A-aku pergi untuk menjenguk Nona Helen, bukankah dia baru saja kecelakaan besar? Bagaimanapun juga aku harus pergi menjenguknya, kan?""Kamu kesana hanya menjenguknya?" Suara Angkasa begitu dingin bak es.Bahkan, dari seberang telepon pun Angelina masih dapat merasakan hawa dinginnya. "Tentu, tentu saja. Apalagi yang bisa kulakukan?""Angelina, dengarkan aku baik-baik, kalau sampai aku tahu kamu berbuat sesuatu pada
Baru saja mereka masuk ke kamar pasien, mereka merasa suasana dalam ruangan tidak seperti biasa. Aura Angkasa yang menekan itu seperti ikut menurunkan suhu dalam ruangan menjadi dingin."Baik-baiklah, apakah Tasya masih hidup?"Adelia seketika terdiam.Zayn justru menyerbu masuk. Ketika dilihatnya wajah Tasya yang ada bekas merah dan membengkak, matanya berkobar marah."Kamu kurang ajar! Berani-beraninya kamu memukul Mama!" Zayn seperti singa kecil menyerbu ke arah Angkasa, lalu dengan tangan dan kakinya memukul-mukul Angkasa.Angkasa hanya berdiri di tempat tanpa bergerak, menerima amukan Zayn, sementara Adelia segera masuk, ketika dilihatnya wajah Tasya, dia juga ikut marah. "Angkasa, kamu pria bukan? Beraninya main tangan dengan wanita, benar-benar brengsek!"Tasya yang melihat reaksi dari orang dewasa dan anak kecil itu hampir kehilangan kata-kata. "Bukan dia yang memukulnya, Zayn, hentikan!"Tasya berteriak, tapi Zayn tidak berhenti juga, malah dia menggenggam tangan Angkasa dan
"Kamu rasa apa? Tasya, ada hal yang ingin kubicarakan berdua saja denganmu,"Deg!Hati Tasya berdegup kencang.Tak ada keramahan dalam mata Angkasa, bahkan matanya seakan-akan mengancam. Jarang sekali Tasya melihatnya seperti itu, seketika tubuhnya mematung."Apa yang kamu lakukan?! Paman, kamu sedang menakuti Mamaku, ya?" Zayn maju selangkah.Zayn mencoba mendorong Angkasa, tapi Angkasa menangkapnya hanya dengan satu tangan, melihat matanya yang dingin, seketika membuat Zayn sedikit takut. Nyalinya sedikit ciut!Tasya tahu Angkasa sudah mencapai batas sabarnya, dan dirinya yang sudah mencapai batas kemarahan itu tidak semua orang mampu menerimaakibatnya, terlebih lagi Zayn yang kini ada di tangannya."Angkasa, apa yang mau kamu bicarakan denganku? Cukup kamu dan aku bicarakan saja, lepaskan Zayn, dia masih anak kecil. Adelia, bawa Zayn pergi belikan aku makanan, biarkan aku dan tuan Angkasa bicara." Tasya buru-buru menyahut, wajahnya sedikit gugup.Adelia menatapnya dengan tidak ten
"Tentu!" Angkasa segera menjawabnya, namun itu membuat Tasya terdiam."Kamu mendengarnya dengan jelas, kan? Aku ingin dia menerima sepuluh tamparan, dan semuanya itu di wajah." Sekali lagi Tasya mengulangi permohonannya.Kali ini Angkasa tidak lagi mengatakan apapun, dia segera menelepon Ethan. "Pergi ke rumahku dan bawa Angelina ke rumah sakit, aku ada di kamar desainer Helen, juga bawalah dua bodyguard.""Baik, tuan Angkasa." Meskipun Ethan tak mengerti tujuan dari perintah Angkasa, namun dia tetap melakukannya dengan segera, buru-buru ke rumah keluarga Wijaya.Tasya yang melihat sikap Angkasa yang begitu cepat seperti angin, sedikit kaget, namun itu hanya sesaat. Perasaan dingin Angkasa, dia sendiri sudah pernah merasakannya. Namun, tak disangka demi agar dirinya tetap berada di sini, dia juga akan melakukannya pada Angelina?!Atau, dia bersikap seperti ini hanya untuk mengambil hati di hadapannya? Sayangnya, Tasya yang sejak enam tahun yang lalu sudah mati dibakar dalam kobaran ap
Kalau sejak awal, dia tahu keputusannya itu berujung pada memisahkan mereka berdua, dia ingin semua itu tidak pernah terjadi. Tapi sekarang, teriakan Angelina menghancurkan segalanya. Tasya juga kembali tersadar karena suara Angelina yang nyaring itu.Tadi, hampir saja, dia ingin mengatakan kejadian tahun itu, bahkan sempat terbesit untuk langsung bertanya pada Angkasa mengapa dia masih belum berubah dan membohonginya.Untung Angelina datang!Tasya bernapas lega, di saat yang sama, dia juga melepaskan pikirannya yang kacau dan panas karena perkataan Angkasa.Dia menunduk, buru-buru membereskan perasaannya, lalu tersenyum dingin. "Tuan Angkasa, apa kamu sungguh-sungguh berencana menyuruhnya untuk membayar satu tamparan yang diberikannya padaku ini? Bukan menyuruhnya datang untuk beradu denganku? Melihat emosinya yang membara saat ini, pasti bisa langsung memecat asistenmu, posisi Angelina di keluarga Winaya begitu tinggi."Wajah Angkasa semakin buruk. Selama enam tahun ini, Angkasa buka
Angelina yang masih terus dipukuli oleh Ethan itu tidak dapat membuka mulutnya, tapi matanya yang melihat seluruh kejadian di depannya itu mulai memerah.'Wanita ini sungguh tidak mudah!'Dia baru datang ke Bandung, tapi sudah mampu menarik hati Angkasa, bahkan dia dihukum karena dirinya.'Sebenarnya apa strateginya?' Angelina merasa seluruh wajahnya sudah mati rasa.Dia menatap Tasya dengan penuh benci, ingin rasanya menghancurkan dia melalui sorot matanya!Tasya memandang ke sekitar sekilas, kebetulan matanya bertemu pandang dengan Angelina. Dia tersenyum, senyumnya mengandung ejekan, mengandung kepuasan, dan masih ada satu hal lagi yang tak dimengerti Angelina.Angelina tiba-tiba merasa Tasya sangat berbahaya. 'Apakah dia sengaja?''Bagaimana mungkin? Siapa dia?'Timbul bermacam-macam pikiran dalam benak Angelina. Namun, dia tak menemukan jawabannya.Dia sama sekali tak punya gambaran akan wajah yang asing itu. Angelina melihat dirinya sendiri yang terus mengejar Angkasa selama ena
Tasya terkejut. "Kamu melakukan ini hanya agar aku tetap tinggal?""Tentu saja," Angkasa begitu yakin dengan ucapannya."Mengapa?" Begitu pertanyaan ini keluar, barulah Tasya sadar rasanya sedikit tidak tepat, namun dia tak keburu menarik pertanyaannya kembali.Angkasa menggenggam tangannya, lalu berkata. "Kurasa kamu tahu alasannya."Tasya seperti tersengat listrik, rasanya ingin dia menarik kembali tangannya, namun dia tak dapat melakukannya. Tangan Angkasa menggenggamnya begitu erat.Sorot matanya begitu tajam. "Tasya, kamu benar-benar tak ingin mengatakannya padaku?"Matanya begitu menawan, membuatTasya tak berani menatapnya. "Apa yang sedang kamu katakan? Aku tak mengerti. Tuan Angkasa, diantara kita tidak ada apa-apa, kamu yang mengatakan ingin melampiaskannya menggantikanku, saat ini kamu mengatakan hal yang tak jelas asalnya ini, jangan sampai orang lain yang mendengarnya salah paham!""Siapa yang salah paham? Siapa orang itu? Khiar? Diantara kalian ada hubungan apa?" Angkasa
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di