Namun, sebelum dia hendak keluar pintu, dilihatnya Angel sedang menyuapi David makan."Pah, kamu mau keluar?" Melihat Angkasa turun, David sangat kegirangan, dia segera turun dari kursi makannya dan berlari ke arahnya."David, tanganmu kotor, jangan sentuh pakaian Ayahmu," .elihat tangan David yang berminyak, Angel buru-buru mencegahnya, sayang dia terlambat, David sudah berada dalam pelukan Angkasa.Melihat bocah yang ada dalampelukannya ini, kedua mata Angkasa yang biasanya dingin itu memancarkan segurat kehangatan.Pria itu mengusap kepala David, dan berkata sambil tersenyum. "Aku harus pergi keluar, ini akhir pekan, kenapa kamu bangun sepagi ini?""Aku dan teman sekolahku sudah janjian untuk mengunjungi kantor Ayah," ujarnya tersenyum. "Pah, apa kamu bisa mengantarkan kami ke sana?" David memohon padanya sambil memeluk kakinya dengan wajah manja, bola matanya mengerjap-ngerjap.Melihat wajah anaknya, Angkasa tiba-tiba terlintas sebuah wajah yang lain. Bocah yang memiliki lipatan
Ketika mereka sampai di gerbang sekolah, Zayn sudah tiba.David membuka pintu mobil dan berlari ke arahnya. "Zayn! Cepat naik, Ayahku yang hari ini langsung mengantar kita mengelilingi perusahaan."Kata-kata David seketika membuat Zayn terhenyak. 'Ayah?!'Ketika dilihatnya Angkasa turun dari dalam mobil, melihat David yang memanggilnya Ayah dengan manis, Zayn merasa perasaan yang di hatinya ini bukan perasaan senang.Angkasa pun tidak menyangka teman sekolah David adalah Zayn, bocah lelaki yang mengencinginya di bandara waktu itu. Dia berjalan maju dan melihat Zayn dengan dingin, tidak berkata apapun, tapi aura tubuhnya yang menekan itu terasa.Diaa adalah seorang CEO, banyak orang dewasa yang menyingkir ketika bertemu Angkasa di jalan. Tapi, Zayn sama sekali tak tahu hal itu, dia terus menatap Angkasa, senyum di bibirnya mengembang, bocah itu berkata sambil tersenyum manis. "Hai paman, kita bertemu lagi."Keberaniannya membuat Angkasa hanya menatapnya. "Kamu teman sekolah David?""Ya
"Bukankah kamu sedang sakit? Aku datang menjengukmu." Perkataan Angkasa sangat natural, kedua matanya terpaku menatap Tasya.Wajah Tasya merah, kondisinya benar-benar tidak baik.Angkasa buru-buru mengulurkan tangan untuk meraba keningnya, membuat Tasya terlonjak kaget dan mundur ke belakang."Jangan bergerak," suaranya begitu dingin.Tanpa sadar Tasya menurut, detik berikutnya ketika dia tersadar mengapa dia begitu penurut, tangan Angkasa sudah menyentuh keningnya. Suhu yang hangat jauh lebih nyaman dibandingkan dengan suhu tubuhnya saat ini.Tiba-tiba wajah Angkasa berubah. "Sudah sepanas ini kamu masih di rumah? Apa kamu anak-anak? Tidak tahu bagaimana ke rumah sakit? Cepat ganti baju, aku antar kamu ke rumah sakit!"Tasya tidak pernah melihat Angkasa setegang ini sebelumnya.'Dasar lelaki, benar-benar busuk!''Wanita yang memperlakukannya dengan baik di rumah tidak dihargainya, dia justru malah memperhatikan dan menjaga wanita di luar!' Tasya mendengus dalam hati, namun wajahnya t
"Hei, kamu tidak mengerti kata-kata orang, ya? Kubilang, aku tidak suka jahe!" Tasya segera melompat turun dari ranjang, melihat Angkasa yang tengah sibuk di dapur rumahnya, tiba-tiba dia merasa sesak.Tidak seharusnya situasi hangat seperti ini ada diantara mereka berdua. Dan lagi, fia tidak merasa Angkasa yang sekarang jatuh cinta padanya, ini hanya untuk mendekatinya saja. Tasya ingin mendekat untuk mengambil pisau yang ada di tangan Angkasa, namun Angkasa tiba-tiba membalikkan badan dan menahannya di pintu dapur.Tasya dapat merasakan hembusan nafasnya. Tanpa sadar, jantung Tasya berdegup kencang, dia ingin memberontak, namun tiba-tiba tubuhnya terasa melayang. Angkasa sekali lagi menggendongnya dan membaringkannya kembali ke ranjang."Kalau tidak ingin melihatku memaksamu berbaring di ranjang, sebaiknya kamu menurut!" Selesai mengancam Tasya, dia berbalik ke dapur.Tasya terbengong-bengong. Dia tidak heran dengan sifat Angkasa yang pemaksa itu, tapi caranya yang membuatnya tidak
Zayn yang sedang berada di panti asuhan duduk sembari memegang sebuah permen loli di tangannya. "Mama, saat ini aku ada di Panti Asuhan Mekar Laksana. Ingat, kan anak yang dulu belum sempat menerima bantuan? Dia sekarang di sini!" ucapnya sambil tersenyum. "Hari ini aku bertemu dengan ibu kepala panti asuhan, dan datang untuk melihat-lihat disini. Aku rasa disini sangat nyaman, oh iya katanya ada yang memberikan donasi untuk mereka, dan kepala panti memperlakukanku dengan baik. Mama, tolong jemput aku setelah kamu selesai urusanmu, ya?""Ya. Pasti, aku pasti pergi menjemputmu." Sahut Tasya sambil tersenyum.Wajah Angkasa semakin buruk. 'Mau menjemputnya? Orang itu akan datang ke Bandung?! Aku harus melihatnya!'Tasya menutup telepon, ketika dilihatnya Angkasa masih disana, dia sedikit heran. "Kenapa kamu belum pergi juga?" Sikap Tasya yang lembut ketika di telepon tadi berubah sengit.Melihatnya yang memperlakukannya dengan dingin, emosi Angkasa seketika bergejolak. "Siapa yang ingin
Mengapa dia bisa sebrengsek itu?Angkasa mengangkat tangannya ingin kembali mengetuk pintu. Namun, lengannya tergantung di udara beberapa saat sebelum akhirnya dia mengurungkan niatnya.Pria itu menghela napas, menatap kembali pintu rumah itu, dan melepaskan apron yang dia gunakan. Angkasa menaruhnya di gagang pintu, lalu meninggalkan tempat itu dengan gundah.Setelah Tasya terdiam cukup lama, dia bangkit setelah menata ulang perasaannya. Wanita itu berjalan menuju dapur, melihat bahan makanan yang belum selesai dimasak itu, akhirnya dia melanjutkannya. Apapun yang terjadi, tidak boleh membuang-buang makanan."Tasya, apa kamu dirumah?"Panggilan itu membuat Tasya menolehkan kepalanya, wanita itu berjalan keluar dan dilihatnya sosok wanita berjalan menuju ke arahnya."Adel, akhirnya kamu pulang," sahut Tasya menyodorkan pipi kiri dan kanannya. "Adel, aku harus menjemput Zayn, aku ingin meminjam mobil milikmu, ya?"Mendengar Tasya ingin menjemput anaknya, Adelia mengerutkan keningnya. "
"Sembarangan. Ini urusan orang dewasa, anak kecil jangan ikut-ikutan, sana! Kerjakan tugasmu." Tasya menyuruh Zayn kembali ke kamarnya, lalu membuang semua bunga itu ke tempat sampah.Zayn kembali dan memeriksa CCTV, dia harus tahu apa yang telah dilakukan Angkasa, dahinya mengernyit, sorot matanya menyiratkan sesuatu.Kembali lagi, keesokan harinya, sekarang seorang kurir makanan mengantarkan makanan, semuanya adalah makanan kesukaan Tasya dulu, dan lagi berasal dari restoran terbaik di Bandung.Biasanya untuk memesannya saja, setidaknya harus melakukan reservasi seminggu sebelumnya, dia tak menyangka Angkasa menggunakan seluruh koneksinya hanya untuk mengantarkan makanan ini pada Tasya. Hari terus berlanjut dan Angkasa mengirimkan berbagai macam barang-barang dan makanan.Kemudian, Angkasa meminta dokter ke rumah Tasya untuk memeriksa pemulihannya. Namun, Tasya mengusirnya pergi. Tasya merasa dirinya hampir gila. Angkasa bukan seorang yang ramah, tapi sekarang semuanya itu benar-ben
Awalnya Tasya tidak ingin meladeninya, tapi ketika dilihatnya begitu banyak orang di sana, perasaan terjebak yang dia rasakan saat itu membuatnya mengamuk.Namun Angkasa justru segera menangkap tangannya dan berkata sambil tersenyum. "Hari ini kamu mewakili Star Company, lagipula apa kamu tidak ingin melihat pabrik milikku? Aku sudah melihat pakaian rancanganmu, meskipun aku tidak berjodoh membeli salah satunya, namun melihat filosofi rancanganmu itu, sepertinya aku ada chemistry dengannya."Melihat Tasya yang terdiam seperti kesal, Angkasa kembali berkata. "Kurasa saat ini kita bicara soal pekerjaan, tak peduli apa keberatanmu terhadapku, tapi saat ini kita dalam hubungan kerjasama, bukankah sebaiknya kita menyelesaikan soal pekerjaan lebih dulu? Apalagi selama seminggu ini, harusnya kesehatanmu sudah membaik, kan?"Kata-kata ini membuat Tasya tidak dapat membalasnya satu katapun, dia akhirnya hanya menahan kemarahan dalam dirinya itu. "Baiklah, hari ini ada banyak reporter, jangan b
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di