Setelah sambungan telepon Angie dengan Tedd berakhir, ia segera mengambil kotak kecil di lacinya dan membukanya. Di sana terdapat sebuah anting cantik pemberian teman ayahnya dan sebuah jam tangan canggih pemberian Tedd. Dua benda yang wajib dipakai oleh orang atas Teratai Mekar apapun situasinya, tapi malah lama tidak digunakan Angie.Menurut dengan ucapan Tedd, Angie mengenakan anting dan jam tangan tersebut. Dengan cepat ia mengkoneksi kedua benda tersebut dan setelah menekan mengetuk beberapa kali layar jam tangannya, suara seperti percakapan dua orang terdengar.Tubuh Angie merinding, tapi tangan dan rahangnya mengeras saat mendengarkan percakapan wanita dan pria yang sedang merencanakan pembunuhan.‘Tolong pastikan anak bernama Sammy mati. Terserah bagaimana caramu dan anak buahmu membunuhnya, yang penting aku hanya ingin segera mendengar kabar duka cita dari keluarga Clayton. Aku sudah tidak sabar menikahi ayahnya…’“Wanita iblis. Kau kira kau bisa mengambil nyawa putraku se-in
Lagu berakhir dengan sambaran tepuk tangan yang begitu meriah. Meski itu bukan sebuah lagu yang cocok untuk acara pesta tahun, melainkan tentang rindu seorang wanita pada pria yang disukainya, jelas itu bukan masalah bagi semua orang di sana, kecuali Angie dan Joe. Tak sedikit tamu mendoakan kalau saja ungkapan rasa suka yang tersampaikan lewat lagu tadi berakhir dengan penerimaan perasaan Rossa pada Joe. Tapi itu tidak mungkin terjadi karena sang pemilik pria sudah mendekat ke panggung, bahkan sudah menghampiri suaminya.Petugas keamanan di sana sudah terlambat menahan langkah Angie. Semua orang tercengang melihat ada seorang wanita berpakaian terlalu santai di acara se-formal itu dan malah langsung menggandeng tangan Joe dengan mesranya."Ayo pulang, Sayang,"Woah, satu kalimat Angie disusul dengan kecupan lembut di pipi Joe membuat semuanya heboh.Joe hanya bisa terkekeh melihat tingkah istrinya yang random. Ia bahkan membiarkan Angie mendekati MC lalu mengambil alih microphone.“
Hari-hari terasa indah bagi pasangan Angie dan Joe. Mereka begitu bahagia menjalani kehidupan bersama sebagai pasangan suami istri. Tapi tentu saja bagi sebagian orang yang tidak menyukai itu, akan terbakar hati, kesal, dan menyimpan dendam.Kemunculan Angie sebagai putri dari keluarga Bharadja yang menjadi Direktur Teratai Mekar yang mengejutkan semua orang, masih belum terobati di hati pihak musuh. Kini ditambah lagi dengan pernyataan mengejutkan dari Joe tentang status pernikahan mereka.Berbagai spekulasi dan rencana baru mulai disusun untuk tetap mendapatkan keuntungan dari berita yang sedang booming.Salah satu contohnya adalah Brownie Prambudi yang tidak ingin kehilangan calon menantu super kaya seperti Joe. Ancaman pembelian saham The Eye God Tower dari Angie benar-benar membuatnya gentar.Sementara itu, Rossa yang benar-benar mencintai Joe dengan tulus dengan keangkuhannya jelas merasa kecewa. Tapi ia tetap tidak akan kalah. Kesombo
Axe mendekat ke boot dan membuka zipper kantongan berisi Angie itu. Tangan yang baru saja digunakannya untuk membunuh tiga penculik tadi, digunakannya untuk membelai pipi Angie dan juga merapikan sebagian rambut yang menutupi wajah tenang kesayangannya itu.“Hari ini akhirnya datang juga, Babe. Sedikit lagi, aku akan membawamu ke tempat yang tidak ada satu orang pun yang akan ngerusak kebahagiaan kita.” Mata Axe terlihat berkaca-kaca. Ia terharu dengan momen saat dirinya kini bisa menyentuh Angie sesuka hatinya.“Kita berangkat sekarang, Babe,” sambungnya berucap lalu mengecup dahi Angie sebelum menghidupkan mesin kapal boot tersebut.Entah ke mana Axe akan membawa Angie, tapi yang jelas itu memang tempat yang tidak akan ditemukan orang lain selain dirinya dan orang kepercayaannya.Sementara itu di lokasi penculikan Angie, sudah banyak mobil polisi yang dipimpin temannya Ben.
Axe yang terus berjalan maju ingin menyusulnya, malah membuat Angie semakin takut. Angie menghindar dengan terus berlari ke arah tengah pantai."Aku mau pulang. Aku mau pulang ke Joe. Aku tidak mau di sini denganmu!" ucapnya sambil terus menangis dan semakin melangkah kesusahan ke tengah pantai. Langkahnya berat melawan air, tapi Angie punya harapan ketika dia berenang, mungkin akan ada bantuan yang ia temui di sana.Axe yang awalnya hanya menanggapi tangisan ketakutan Angie, mulai panik ketika tubuh Angie sudah tidak tampak lagi ketika ombak ukuran sedang menggulung tubuh wanita tersayangnya itu.Dia berlari secepatnya. Axe berenang menyusul tubuh Angie yang kembali terlihat tapi sudah tidak berdaya diombang-ambingkan ombak pinggiran pantai.Jika di tempat Angie berada saat ini ia sedang berjuang melawan kelemahan tubuhnya untuk menghadapi Axe dan penjara alam yang dibuatkan untuknya.Sementara itu di kota, ada Joe dan Ben yang bekerja sama dengan Bill di kepolisian.Petunjuk yang m
"Aku rindu sangat padamu, Babe. Banyak tahun kutahan setelah mengenal dan jatuh cinta padamu. Dengan alasan brengsek itu kau menolakku dan menjadikanku saudara angkat. Tapi sayangnya kau malah jadi miliknya si bajingan itu. Sampai di titik itupun aku masih bisa menahan,”“Tapi setelah kau jadi milikku sekarang, aku bingung kenapa aku tidak bisa menahan rinduku padamu. Padahal baru beberapa hari saja aku pergi meninggalkanmu di sini," Axe menyatakan kerinduannya dengan mata yang berkabut.Axe seketika menarik kepala Angie untuk dimajukan, lalu dengan paksa ia mencium bibir wanita yang sejak lama disebut sebagai adiknya itu.Hancur, merasa terhina, dan jijik. Itulah yang dirasakan wanita menyedihkan itu. Angie berusaha menolak. Ia mendorong wajah dan tubuh Axe agar menjauh darinya, dan ketika pagutan bibir Axe terlepas, Angie memundurkan tubuhnya sedikit lalu… ‘Plak!!!’ Angie menampar Axe dengan keras.Angie bangun terduduk. Ia menangis ketakutan, "Kau gila! Kau sakit!" makinya seketika
Sampai pagi datang, Axe tetap diam menemani Angie hingga ia membuka mata. Melihat wajah Axe yang pertama kali ia lihat, membuat Angie mengerutkan dahi dan ketakutannya seketika kembali.“Jangan, Axe. Aku mohon padamu, jangan melakukan apapun padaku…” suara Angie lemas terdengar. Sebisa mungkin ia menggeser tubuhnya lebih menjauh, dan Axe terlihat membiarkannya saja, bahkan ketika Angie menarik tangannya.“Maafkan aku, Babe. Aku hilang kendali. Aku kalah dengan nafsu gilaku padamu sampai membuatmu nekat seperti ini,” Axe menunjukkan penyesalannya, “Aku janji tidak akan berbuat seperti itu lagi.”Angie hanya diam, tidak bergeming untuk menanggapi. Air matanya mengalir lagi karena sedih terkurung di sana. Axe kembali mendekat dan mengusap air mata Angie.“Angie, tolong dengarkan aku sebentar saja.” ucap Axe pelan, tapi Angie malah membuang wajah.“Aku hanya mau bilang kalau kau sedang mengandung.” Axe menyelesaikan kalimat yang berat itu dengan tenang. Sontak saja Angie menoleh dengan ce
‘Hanum, aku titipkan putriku padamu sesuai permintaanmu pada Ivy. Tolong jaga dan sayangi putri kami saat ibunya tidak bisa memberikan itu semua saat dia dilahirkan.’‘Sekarang kau-lah ibunya. Dimulai saat ini dan sampai akhir usianya, dia hanya akan tahu kalau kau adalah ibunya.’‘Setelah semua yang Ivy miliki kupindahakn atas namamu, aku janji tidak akan menunjukkan wajahku di depan kalian selamanya.’Tuan Royce tenggelam dalam kenangan puluhan tahun lalu, saat dirinya menyerahkan harta paling berharganya, satu-satunya kenangan indah bersama sang istri tercinta.Setelah melahirkan putri mereka, Ivy—istri Royce meninggal. Memilih antara hidupnya yang terselamatkan dengan pengangkatan tumor beserta bayi mereka yang hampir cukup bulan, wanita cantik itu sangat yakin memilih hidup untuk putrinya.Tuan Royce begitu terpukul atas keegoisan Ivy, terlebih istrinya itu harus membuatnya menjadi duda menyedihkan. Tak hanya itu, tepat setelah putrinya dilahirkan, seorang suster memberikan surat
Setelah Angie kembali dari ruang kepala sekolah untuk bertanya di mana ruang kelasnya dan kini sudah di depan kelas bersama gurunya, kehadirannya membuat suasana kelas yang awalnya ribut, menjadi senyap.Hal itu terjadi karena empat dari pelajar yang dihajar Angie serta anak korban pembullyan tadi berada di kelas yang sama dengan Angie.“Silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman sekelasmu!” ujar guru kelas tersebut. Angie mengangguk singkat sebelum tersenyum pada para anak remaja di depannya.‘Astaga, aku tidak menyangka akan mengulangi masa sekolah dan perkenalan diri seperti dulu lagi,’ Angie masih terdiam saat mengingat dirinya berada di posisi yang sama ketika ia baru saja pindah ke sekolah menengah akhirnya dulu ketika Nyonya Hanum mengajaknya pindah ke sekolah yang baru. Namun keadaan dulu dan kini berbeda. Jika dulu hanya tatapan mengejek karena berita tentang murid baru yang pindah adalah seorang gadis tanpa kasih sayang orang tua dan terbagi dengan anak angkat yang lebih
Hari-hari bahagia datang, tapi semua itu nyatanya belum cukup untuk membuat semua orang tenang. Joe dan Ben harus disibukkan dengan kepolisian yang masih belum menutup buku kasus yang banyak Axe lakukan.Sementara itu Angie sendiri harus kembali ke Bangkok bersama ayahnya setelah keduanya diberikan sanksi deportasi ringan dari negara ini. Itu bukan hal besar bagi Angie dan Tuan Royce. Mereka patuh dan sepakat dengan Joe tanpa perdebatan panjang yang awalnya ditolak Joe.Bagaimana mungkin dirinya bisa dipisahkan jarak oleh istri tercintanya, ditambah lagi dengan Sammy yang memilih ikut ibu sambungnya dan juga kakek yang mengasyikkan daripada tinggal bersama dua pria kaku seperti paman dan papanya.Tapi Joe mengerti kalau semua itu demi kebaikan bersama dan juga Angie yang memerlukan waktu untuk melatih ototnya yang tegang pasca operasi tempo hari.Sore hari setelah Angie baru kembali dari markas Teratai Mekar untuk melakukan latihan rutinnya dalam menembak, ia meminta anak buah Tuan Ro
Hari membosankan di rumah sakit berakhir, hingga tibalah semuanya pada hari ini. Tepatnya di hotel bertaraf Internasional milik Tuan Royce. Saat ini sedang diadakan acara yang meriah tapi itu hanya dihadiri orang-orang tertentu saja, bahkan tidak ada peliput media di sana. Pasalnya, hari ini merupakan hari bahagia Joe dan Angie yang sejak awal memang belum mengadakan resepsi pernikahan mereka.Para tamu yang datang tidak hanya dari kalangan pebisnis terdekat saja. Ada juga beberapa petinggi keamanan negara seperti Bill dan kenalan dekat lainnya. Dan juga, beberapa orang dengan penampilan serba hitam yang merupakan kerabat dekat Tuan Royce dan itu jelas bukan orang sembarangan.Tempat resepsi pernikahan dan juga para tamu undangan yang terbuat khusus ini juga atas saran dari Tuan Royce. Itu semua bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang ayah yang ingin memberikan hal terbaik bagi putri tunggalnya dan juga sang cucu–Sammy–yang berulang tahun ke 10 tahun ini."Ya. Sebelum kue tart pernik
Mari kembali ke beberapa part saat Angie menghilang.Dharma dan perusahaan keluarganya di ambang kebangkrutan setelah pewaris tunggal Keluarga Mangunjati itu dipenjara akibat tuduhan kelalaian yang mengakibatkan nyawa Annabella melayang.Nyatanya Annabella meninggal pasca operasi akibat kecelakaan tempo hari. Meski sempat sadar, tapi Bella mengalami gangguan jiwa yang membuatnya terdistraksi menghabisi nyawanya sendiri.Tuan Bisma dipenjara dengan banyak tuduhan menjalankan bisnis dengan kotor, membuatnya dijatuhi bertahun-tahun hukuman. Para mantan rekan bisnisnya memberatkan hukuman beliau dan bisa dikatakan Bisma akan mendekam di penjara seumur hidup.Selain Bisma, ada Hanum yang stress berat. Beban dosa dan rasa bersalahnya pada mendiang sahabatnya, Ivy, terus menghantuinya, terlebih mendengar kabar bahwa Angie menghilang dan sempat dinyatakan meninggal.Sudah kehabisan harta, suami di penjara, putri kesayanganpun tiada, kini Hanum dijauhi teman sosialita, lalu perlahan hidupnya t
Setelah tiba di rumah sakit, Joe harus menjalani operasi perut dan dirawat intensif. Tiga hari pasca operasi ia dinyatakan koma, tapi syukurlah pada akhirnya ia kembali membuka mata dan bangun. Tepat satu minggu, barulah ia dibolehkan untuk berpindah ke ruang rawat biasa.Selain Bill dan Ben, hanya Tuan Royce yang terlihat berbolak-balik berada di depan ruangannya. Dan ketika sudah dinyatakan pulih dan bisa dijenguk, Joe melihat wajah mertuanya ketika menjenguk dan itu membuatnya tersenyum.Ben yang saat ini sudah lebih baik dan duduk di atas kursi rodanya, duduk di samping ranjang pasien Joe. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Joe dengan nada pelan, bahkan senyumnya juga terlihat dipaksakan.“Yang benar saja. Sepertinya pertanyaan ini lebih cocok kutanyakna untukmu,” Ben menjawab dengan candaan, “Bagaimana rasanya menjadi Raja tidur? Apa kau tahu, Joe, sepanjang hari menunggumu bangun aku mengeluh pada Tuhan kalau aku lebih baik mendengarmu memakiku seumur hidup daripada mendengar tangisa
Ben dan Joe tergeletak tidak berdaya. Keduanya meregang sakit yang tiada tara. Sementara itu Axe yang sudah bangkit, mendekati mereka dan menambah sakitnya.Seperti manusia tanpa hati, Axe menendang tubuh Joe dan Ben berkali-kali seolah keduanya hanyalah sekarung sampah yang wajar ditendang keras untuk menjauh.“Angie milikku. Kalian hanya merusaknya, jadi kalian harus mati!” kalimat ini terus Axe gumamkan dengan ekspresi senyuman yang mengerikan. Ya, itu adalah kepribadian jahatnya yang jelas muncul saat ini.Sambil tertawa dan terus menggumamkan kepemilikannya atas Angie, Axe tidak sedikitpun menaruh ampun pada kakak beradik yang setengah mati menahan kesakitan.Ia berhenti menghajar dua pria malang itu untuk memeriksa isi senjata api di tangannya.“Hmm, pas sekali karena peluruku tertinggal dua. Cukup untuk membunuh kalian berdua, haha!” tawanya mengejek, “Tapi sebenarnya tanpa melakukan apapun kalian sudah akan dijemput malaikat kematian!”“Tapi sepertinya aku itdak ingin lagi men
Di area pergudangan penyimpanan barang bekas perkapalan yang sudah tidak dioperasikan lagi. Di sanalah semua orang berkumpul setelah mengikuti arah laju mobil yang membawa Axe dan Angie.Dengan petunjuk yang Bill berikan, Joe dan Ben tiba di tempat tersebut.“Apa tidak berlebih sekali mengepung pria itu sampai seperti ini?” Ben bertanya dengan ekspresi rumit, “Harusnya kita tanya dulu baik-baik, kan? Karena selama ini kita tidak punya sedikitpun masalah dengannya,” sambungnya mengutarakan kebimbangan.“Kalau hanya mau basa-basi lalu apa yang kau lakukan sampai meminta bantuan temanmu di militer?” Joe mengomentari, “Lagipula kalau dia tidak bermasalah, untuk apa dia langsung kabur menerobos barikade? Dia yang paling tahu bagaimana prosedur pemeriksaan, kan? Kalau nggak punya salah, untuk apa si brengsek itu lari sampai ke sini?” Joe memberikan penilaian tepat.“Aku keluar sekarang!” sambungnya dan langsung turun dari Lamborghini Ben, menuju kerumunan petugas keamanan gabungan di depan
Angie berbalik badan dan berjalan perlahan mengikuti arah anak buah Axe.“Angie?” Axe memanggilnya lagi, tapi kali ini Angie tidak berbalik badan, “Bagaimana kalau nanti kau bertemu dengan Joe lagi? Apa kau akan ikut dia dan meninggalkanku dengan semua konsekuensi yang akan kalian tanggung nanti?” sambung Axe bertanya, dan itu sulit jelas sulit untuk dijawab.“Memangnya aku bisa apa? Aku bukan sepupu Tuhan yang bisa membujuk Tuhan untuk membuat hidupku baik-baik saja. Aku hanya manusia yang harus menerima apa dan seperti apa nasibku, kan? Aku perempuan lemah yang hanya bertahan hidup dengan masa depan yang sudah kau atur seperti ini,”“Kenapa kau tidak membiarkan Tuhan memainkan takdir sesuai keinginan-Nya?” dengan kalimat lirih Angie menjawab. Ia pun melanjutkan langkahnya yang kesusahaan, menjauh dan terus melangkah membelakangi Axe.“Kenapa harus membawa nama Tuhan, Babe? Kenapa kau terlihat pasrah dengan semua hal? Kau seperti bukan Bidadari kecil yang kukenal. Angie-ku tidak seme
“Kondisimu sedang tidak baik-baik saja, Nona. Sudah tiga hari ini kau mengalami perdarahan. Itu tandanya ada yang tidak beres dengan kandungan dan bayinya, Nona,” Dokter yang menangani Angie saat ini bersuara. Di sana juga ada Axe yang ikut mendengarkan penuturan sang dokter.“Jenderal, sepertinya kita harus kembali ke kota untuk memeriksakan secara intens kondisi Nona Angie,” ucap sang dokter lagi pada Axe. Axe terdiam mematung sambil memperhatikan raut wajah Angie yang seolah tidak beremosi.“Angie, kenapa kau diam seperti ini. Katakan sesuatu. Jangan membuatku bingung mengambil keputusan untukmu dan bayinya.” Axe bertanya lembut.“Apa aku punya pilihan? Sejak kau membawaku ke sini, aku memang sudah tidak punya pilihan lagi. Bukannya hidupku sudah kau tetapkan?” Angie terdengar putus asa. Ia tidak bisa berpikir, “Tapi kalau sampai anakku kenapa-kenapa, kurasa aku akan bunuh diriku di depanmu,”Perlahan, air mata Angie turun. Ia sepenuhnya bingung dan itu terlihat jelas di mata Axe.