Angie kini sudah lebih tenang tidur di ranjang milik Joe. Pria itu mencium dahinya sebelum menjauh dari mendekat ke lemari pakaiannya. Dari laci tersebut ia mengeluarkan sesuatu.
Joe tersenyum memandang kotak baldu biru dengan ukuran 15cmx15cmx8cm yang isinya hanya Joe yang tahu. Ia meletakkan kotak tersebut di meja kecil di sebelah ranjang Angie. Kemudian ia duduk di sebelah Angie, memposisikan tubuhnya duduk senyaman mungkin di samping kekasihnya itu.
“Sebentar lagi kita tidak akan terpisah. Kau akan jadi milikku seutuhnya, Sayang,” ucap Joe lembut sambil mengelus wajah Angie perlahan di mengecup lembut dahinya lagi.
Joe dengan perlahan menarik tangan Angie sambil membuka kotak tersebut. Ternyata isinya adalah sebuah benda datar, seperti layar berwarna gelap. I
Angie dengan cepat menyelesaikan mandinya. Akan tetapi, masalah baru muncul di sana.“Handuknya di mana?” gumamnya bingung sambil terus mencari di mana letak keberadaan handuk, hingga akhirnya ia menemukannya, “tapi ini kecil sekali. Tidak mungkin aku keluar hanya memakai handuk rambut seperti ini, kan? Bajuku juga sudah basah,”“Bodoh sekali kau ini, Angie?... Bisa-bisanya aku langsung mandi tanpa memikirkan pakaian ganti. Astaga. Bagaimana kalau Joe masih di luar?”Angie terus bergumam cemas seolah kecemasannya itu besar sekali saat Joe melihat penampilannya yang seperti itu.“Tapi kalau aku tidak keluar, aku akan terkena flu di sini. Aku akan mengintip dulu, siapa tahu Joe tidak di dalam kamar,” ia mencoba
“Aku sudah mendaftarkan pernikahan atas nama kita dan pagi ini aku sudah menerima sertifikat pernikahan kita. Kita sudah menjadi suami istri, Sayang. Kau sudah jadi milikku,” Joe menjawab dengan tenang.“Tapi kau tidak bisa melakukan itu seenaknya? Bagaimana mungkin kau mendaftarkan pernikahan ini tanpa seizinku? Aku tidak menyerahkan apapun sebagai persetujuan!” Angie jelas geram, tepatnya panik dengan kabar pernikahan yang tiba-tiba seperti ini.“Kenapa kau melakukan ini, Joe? Kau tidak tahu apa yang menunggumu di luar sana. Kau tidak tahu siapa yang kau nikahi,” Angie mengatakan itu dengan miris.“Seorang mantan pasukan khusus Internasional yang terdaftar dari Thailand, yang merupakan putri dari keluarga terpandang, dan diangkat m
“Tidak usah, kita bicara di sini saja. Ini tentang Joe. Aku ingin memintamu dengan baik-baik, tolong tinggalkan Joe dan pergilah sejauh mungkin. Joe adalah pria yang sudah lama dijodohkan denganku, jadi hanya akulah istrinya nanti,” ucap Rossa percaya diri.“Kau bukan wanita murahan yang dikutipnya di jalan. Kau adalah wanita terpelajar dan modern yang kuyakin bisa mengerti dengan baik apa yang baru saja aku sampaikan padamu,” Rossa berucap tegas seolah Joe memang pasti akan menjadi miliknya.Angie menaikkan sebelah alisnya mendengar nama Joe disebut, “Kenapa aku harus mengikuti ucapanmu? Kita tidak cukup dekat sampai aku harus mengontrol hidupku sesukamu.” Angie menjawab tak acuh. Ia memang tidak perlu melakukan apapun pada Rossa yang sejak awal memang diabaikannya.“Ya, ka
Saat Joe melangkah lebih dulu, Angie seketika menarik tangan suaminya hingga keduanya duduk di sofa yang ada di dalam kamar tersebut, “Joe, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu marah seperti ini,”Joe belum ingin menjawab. Tapi Angie tidak menyerah.“Aku ingin jujur kalau aku tidak tahu apa sebenarnya yang kurasakan ini. Entah mengapa aku kesal sekali melihat Rossa kelihatan yakin sekali kalau dia akan mendapatkanmu karena dukungan orang tuamu. Aku jadi merasa rendah diri. Sedikit pun aku tidak punya niat membuatmu marah,”Joe yang saat ini belum ingin menoleh ke arah Angie, menyunggingkan senyumnya singkat. Kemarahannya seketika sirna karena pengakuan cemburu dari Angie. Itu artinya istrinya itu mencintainya dan takut kehilangannya. Tapi sep
Seperti pasangan pengantin baru pada umumnya, hari-hari terasa lebih berwarna ketika menghabiskan kebersamaan dengan orang yang dicintai.Begitu juga dengan Joe yang enggan pergi meninggalkan istri cantiknya itu. Benar saja, setelah mandi bersama dan melakukan aktifitas nikmat mereka di bathup, Joe menelepon sekretarisnya keran ia tidak ke kantor hari ini.Ia ingin terus bersama Angie untuk berbagi semua kenikmatan dunia."Joe, aku ingin mengajukan satu permintaan?" Angie bertanya saat suasana lebih tenang. Saat ini keduanya sedang menuju ke apartemen Angie untuk mengambil beberapa barang miliknya."Selain meminta cerai, semuanya akan kuberikan,""Buk
“Menerima Angie sama dengan menerima segalanya tentangnya, baik dan buruknya hidupnya. Kau tahu itu, kan?” Tuan Royce bertanya lagi.“Ya, aku tahu,” Joe menjawab singkat.“Kalau begitu aku tidak ingin mengatakan apapun lagi,” Tuan Royce menaik-turunkan bahunya, kali ini ekspresinya jauh lebih santai, berbeda sekali dengan sikap sebelumnya.“Apa itu artinya kau setuju dengan pernikahan ini, Tuan?” Joe bertanya memastikan.“Memangnya seorang pensiunan sepertiku bisa apa? Bahkan–,”(Peluk)“Aku mencintaimu, Ayah!” pelukan da
Sammy tidak sempat menoleh karena satu-satunya hal mengerikan di benaknya hanya ketika kendaraan besar itu sudah dekat, maka ia pasti akan tertabrak.Namun sebaliknya, bukannya kaget karena tertabrak, ia malah tersadar setelah membuka mata karena tarikan kuat dari samping dan membawanya untuk jatuh ke lantai kotor parkiran.Tubuhnya si kecil tersentak, terasa sakit. Tapi ketika membuka matanya, ia menyadari kalau dirinya sedang berada dalam pelukan erat yang melindunginya., “Mama…”“Kau baik-baik saja, Sayang? Bagian mana yang sakit?” Angie malah bertanya panik sambil memeriksa keadaan putranya. Hanya Tuhan yang tahu saat itu jantungnya hampir melompat memikirkan Sammy yang nyaris tertabrak kendaraan dengan pengemudi gila tadi.“Aku baik, Mama…” jawabnya tergagu.“Apa yang terjadi?!” Joe yang baru saja tiba di sana, seketika panik. Ia memeriksa keadaan anak dan istrinya bergantian.Keduanya berdiri dan tidak mendapati Sammy yang terluka, melainkan Angie sendiri. Sikunya berdarah. Itu
Setelah sambungan telepon Angie dengan Tedd berakhir, ia segera mengambil kotak kecil di lacinya dan membukanya. Di sana terdapat sebuah anting cantik pemberian teman ayahnya dan sebuah jam tangan canggih pemberian Tedd. Dua benda yang wajib dipakai oleh orang atas Teratai Mekar apapun situasinya, tapi malah lama tidak digunakan Angie.Menurut dengan ucapan Tedd, Angie mengenakan anting dan jam tangan tersebut. Dengan cepat ia mengkoneksi kedua benda tersebut dan setelah menekan mengetuk beberapa kali layar jam tangannya, suara seperti percakapan dua orang terdengar.Tubuh Angie merinding, tapi tangan dan rahangnya mengeras saat mendengarkan percakapan wanita dan pria yang sedang merencanakan pembunuhan.‘Tolong pastikan anak bernama Sammy mati. Terserah bagaimana caramu dan anak buahmu membunuhnya, yang penting aku hanya ingin segera mendengar kabar duka cita dari keluarga Clayton. Aku sudah tidak sabar menikahi ayahnya…’“Wanita iblis. Kau kira kau bisa mengambil nyawa putraku se-in
Setelah Angie kembali dari ruang kepala sekolah untuk bertanya di mana ruang kelasnya dan kini sudah di depan kelas bersama gurunya, kehadirannya membuat suasana kelas yang awalnya ribut, menjadi senyap.Hal itu terjadi karena empat dari pelajar yang dihajar Angie serta anak korban pembullyan tadi berada di kelas yang sama dengan Angie.“Silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman sekelasmu!” ujar guru kelas tersebut. Angie mengangguk singkat sebelum tersenyum pada para anak remaja di depannya.‘Astaga, aku tidak menyangka akan mengulangi masa sekolah dan perkenalan diri seperti dulu lagi,’ Angie masih terdiam saat mengingat dirinya berada di posisi yang sama ketika ia baru saja pindah ke sekolah menengah akhirnya dulu ketika Nyonya Hanum mengajaknya pindah ke sekolah yang baru. Namun keadaan dulu dan kini berbeda. Jika dulu hanya tatapan mengejek karena berita tentang murid baru yang pindah adalah seorang gadis tanpa kasih sayang orang tua dan terbagi dengan anak angkat yang lebih
Hari-hari bahagia datang, tapi semua itu nyatanya belum cukup untuk membuat semua orang tenang. Joe dan Ben harus disibukkan dengan kepolisian yang masih belum menutup buku kasus yang banyak Axe lakukan.Sementara itu Angie sendiri harus kembali ke Bangkok bersama ayahnya setelah keduanya diberikan sanksi deportasi ringan dari negara ini. Itu bukan hal besar bagi Angie dan Tuan Royce. Mereka patuh dan sepakat dengan Joe tanpa perdebatan panjang yang awalnya ditolak Joe.Bagaimana mungkin dirinya bisa dipisahkan jarak oleh istri tercintanya, ditambah lagi dengan Sammy yang memilih ikut ibu sambungnya dan juga kakek yang mengasyikkan daripada tinggal bersama dua pria kaku seperti paman dan papanya.Tapi Joe mengerti kalau semua itu demi kebaikan bersama dan juga Angie yang memerlukan waktu untuk melatih ototnya yang tegang pasca operasi tempo hari.Sore hari setelah Angie baru kembali dari markas Teratai Mekar untuk melakukan latihan rutinnya dalam menembak, ia meminta anak buah Tuan Ro
Hari membosankan di rumah sakit berakhir, hingga tibalah semuanya pada hari ini. Tepatnya di hotel bertaraf Internasional milik Tuan Royce. Saat ini sedang diadakan acara yang meriah tapi itu hanya dihadiri orang-orang tertentu saja, bahkan tidak ada peliput media di sana. Pasalnya, hari ini merupakan hari bahagia Joe dan Angie yang sejak awal memang belum mengadakan resepsi pernikahan mereka.Para tamu yang datang tidak hanya dari kalangan pebisnis terdekat saja. Ada juga beberapa petinggi keamanan negara seperti Bill dan kenalan dekat lainnya. Dan juga, beberapa orang dengan penampilan serba hitam yang merupakan kerabat dekat Tuan Royce dan itu jelas bukan orang sembarangan.Tempat resepsi pernikahan dan juga para tamu undangan yang terbuat khusus ini juga atas saran dari Tuan Royce. Itu semua bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang ayah yang ingin memberikan hal terbaik bagi putri tunggalnya dan juga sang cucu–Sammy–yang berulang tahun ke 10 tahun ini."Ya. Sebelum kue tart pernik
Mari kembali ke beberapa part saat Angie menghilang.Dharma dan perusahaan keluarganya di ambang kebangkrutan setelah pewaris tunggal Keluarga Mangunjati itu dipenjara akibat tuduhan kelalaian yang mengakibatkan nyawa Annabella melayang.Nyatanya Annabella meninggal pasca operasi akibat kecelakaan tempo hari. Meski sempat sadar, tapi Bella mengalami gangguan jiwa yang membuatnya terdistraksi menghabisi nyawanya sendiri.Tuan Bisma dipenjara dengan banyak tuduhan menjalankan bisnis dengan kotor, membuatnya dijatuhi bertahun-tahun hukuman. Para mantan rekan bisnisnya memberatkan hukuman beliau dan bisa dikatakan Bisma akan mendekam di penjara seumur hidup.Selain Bisma, ada Hanum yang stress berat. Beban dosa dan rasa bersalahnya pada mendiang sahabatnya, Ivy, terus menghantuinya, terlebih mendengar kabar bahwa Angie menghilang dan sempat dinyatakan meninggal.Sudah kehabisan harta, suami di penjara, putri kesayanganpun tiada, kini Hanum dijauhi teman sosialita, lalu perlahan hidupnya t
Setelah tiba di rumah sakit, Joe harus menjalani operasi perut dan dirawat intensif. Tiga hari pasca operasi ia dinyatakan koma, tapi syukurlah pada akhirnya ia kembali membuka mata dan bangun. Tepat satu minggu, barulah ia dibolehkan untuk berpindah ke ruang rawat biasa.Selain Bill dan Ben, hanya Tuan Royce yang terlihat berbolak-balik berada di depan ruangannya. Dan ketika sudah dinyatakan pulih dan bisa dijenguk, Joe melihat wajah mertuanya ketika menjenguk dan itu membuatnya tersenyum.Ben yang saat ini sudah lebih baik dan duduk di atas kursi rodanya, duduk di samping ranjang pasien Joe. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Joe dengan nada pelan, bahkan senyumnya juga terlihat dipaksakan.“Yang benar saja. Sepertinya pertanyaan ini lebih cocok kutanyakna untukmu,” Ben menjawab dengan candaan, “Bagaimana rasanya menjadi Raja tidur? Apa kau tahu, Joe, sepanjang hari menunggumu bangun aku mengeluh pada Tuhan kalau aku lebih baik mendengarmu memakiku seumur hidup daripada mendengar tangisa
Ben dan Joe tergeletak tidak berdaya. Keduanya meregang sakit yang tiada tara. Sementara itu Axe yang sudah bangkit, mendekati mereka dan menambah sakitnya.Seperti manusia tanpa hati, Axe menendang tubuh Joe dan Ben berkali-kali seolah keduanya hanyalah sekarung sampah yang wajar ditendang keras untuk menjauh.“Angie milikku. Kalian hanya merusaknya, jadi kalian harus mati!” kalimat ini terus Axe gumamkan dengan ekspresi senyuman yang mengerikan. Ya, itu adalah kepribadian jahatnya yang jelas muncul saat ini.Sambil tertawa dan terus menggumamkan kepemilikannya atas Angie, Axe tidak sedikitpun menaruh ampun pada kakak beradik yang setengah mati menahan kesakitan.Ia berhenti menghajar dua pria malang itu untuk memeriksa isi senjata api di tangannya.“Hmm, pas sekali karena peluruku tertinggal dua. Cukup untuk membunuh kalian berdua, haha!” tawanya mengejek, “Tapi sebenarnya tanpa melakukan apapun kalian sudah akan dijemput malaikat kematian!”“Tapi sepertinya aku itdak ingin lagi men
Di area pergudangan penyimpanan barang bekas perkapalan yang sudah tidak dioperasikan lagi. Di sanalah semua orang berkumpul setelah mengikuti arah laju mobil yang membawa Axe dan Angie.Dengan petunjuk yang Bill berikan, Joe dan Ben tiba di tempat tersebut.“Apa tidak berlebih sekali mengepung pria itu sampai seperti ini?” Ben bertanya dengan ekspresi rumit, “Harusnya kita tanya dulu baik-baik, kan? Karena selama ini kita tidak punya sedikitpun masalah dengannya,” sambungnya mengutarakan kebimbangan.“Kalau hanya mau basa-basi lalu apa yang kau lakukan sampai meminta bantuan temanmu di militer?” Joe mengomentari, “Lagipula kalau dia tidak bermasalah, untuk apa dia langsung kabur menerobos barikade? Dia yang paling tahu bagaimana prosedur pemeriksaan, kan? Kalau nggak punya salah, untuk apa si brengsek itu lari sampai ke sini?” Joe memberikan penilaian tepat.“Aku keluar sekarang!” sambungnya dan langsung turun dari Lamborghini Ben, menuju kerumunan petugas keamanan gabungan di depan
Angie berbalik badan dan berjalan perlahan mengikuti arah anak buah Axe.“Angie?” Axe memanggilnya lagi, tapi kali ini Angie tidak berbalik badan, “Bagaimana kalau nanti kau bertemu dengan Joe lagi? Apa kau akan ikut dia dan meninggalkanku dengan semua konsekuensi yang akan kalian tanggung nanti?” sambung Axe bertanya, dan itu sulit jelas sulit untuk dijawab.“Memangnya aku bisa apa? Aku bukan sepupu Tuhan yang bisa membujuk Tuhan untuk membuat hidupku baik-baik saja. Aku hanya manusia yang harus menerima apa dan seperti apa nasibku, kan? Aku perempuan lemah yang hanya bertahan hidup dengan masa depan yang sudah kau atur seperti ini,”“Kenapa kau tidak membiarkan Tuhan memainkan takdir sesuai keinginan-Nya?” dengan kalimat lirih Angie menjawab. Ia pun melanjutkan langkahnya yang kesusahaan, menjauh dan terus melangkah membelakangi Axe.“Kenapa harus membawa nama Tuhan, Babe? Kenapa kau terlihat pasrah dengan semua hal? Kau seperti bukan Bidadari kecil yang kukenal. Angie-ku tidak seme
“Kondisimu sedang tidak baik-baik saja, Nona. Sudah tiga hari ini kau mengalami perdarahan. Itu tandanya ada yang tidak beres dengan kandungan dan bayinya, Nona,” Dokter yang menangani Angie saat ini bersuara. Di sana juga ada Axe yang ikut mendengarkan penuturan sang dokter.“Jenderal, sepertinya kita harus kembali ke kota untuk memeriksakan secara intens kondisi Nona Angie,” ucap sang dokter lagi pada Axe. Axe terdiam mematung sambil memperhatikan raut wajah Angie yang seolah tidak beremosi.“Angie, kenapa kau diam seperti ini. Katakan sesuatu. Jangan membuatku bingung mengambil keputusan untukmu dan bayinya.” Axe bertanya lembut.“Apa aku punya pilihan? Sejak kau membawaku ke sini, aku memang sudah tidak punya pilihan lagi. Bukannya hidupku sudah kau tetapkan?” Angie terdengar putus asa. Ia tidak bisa berpikir, “Tapi kalau sampai anakku kenapa-kenapa, kurasa aku akan bunuh diriku di depanmu,”Perlahan, air mata Angie turun. Ia sepenuhnya bingung dan itu terlihat jelas di mata Axe.