Share

Bab 66

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Kini Malati sudah berdiri tegap di depan pintu sebuah unit penthouse. Sebuah unit apartemen yang berlokasi di lantai tertinggi. Dengan perasaan gelisah, ia menekan tombol pintu penthouse itu. Tak ada sahutan sama sekali. Ia nyaris menyerah.

Ia tak boleh pulang dengan tangan hampa. Ia harus membawa sesuatu, minimal menemukan setitik sinar, sebuah informasi mengenai siapa wanita yang seringkali muncul di mimpinya-wanita misterius yang tak menampakan wajahnya. Hanya nama itu terus muncul di kepalanya. Rasa penasaran tentang wanita bernama Xie Mei Ling bisa meledakkan kepalanya.

Dan, pria penghuni penthouse itu mengenalnya.

Menurut informasi yang diperoleh dari seorang security, penghuni lantai penthouse itu ada di sana. Mengingat kendaraannya masih terparkir di area parkir. Biasanya, para penghuni apartemen sepi saat malam minggu karena sebagian besar mereka pergi liburan, paling tidak pergi ke klub malam dan akan pulang keesokan harinya. Tepatnya pada sore hari.

Oleh karena itu Mala
Piemar

Makasih support bukunya teman-teman Love you all ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 67

    Suasana di sebuah meja cafe tampak canggung beberapa saat. Malati berusaha keras untuk menormalkan kembali detak jantungnya yang tak beraturan. Rasa takut, cemas dan marah itu masih bersemayam dalam dadanya.Hidup tak semudah yang ia bayangkan. Itulah pelajaran berharga yang harus Malati terima. Seringkali rencana tak sesuai ekspektasi kendati sudah dirancang sangat baik dengan sebuah pemikiran yang matang dan hati-hati. Malati berdehem lalu berkata,“makasih, Kak,” Malati bersyukur saat ia tengah mengalami kesulitan, Erlangga datang menolongnya. Padahal sejak dari pagi, ia berusaha mengusirnya. Namun takdir malah mempertemukannya dalam situasi yang lain.Ke dua security Draco Bar berusaha menyeretnya dan membawanya ke kantor keamanan, bukan lagi mengusirnya. Mereka menaruh curiga jika Malati dikirim oleh seseorang. Penampilannya yang agamis dan serba hitam membuat siapapun justru berspekulasi yang tidak-tidak.Saat itulah Erlangga datang tepat waktu dan membawa Malati bersamanya. Ke

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 68

    “Bukan ide bagus, Er! Yang bener aja, gilak tuh anak! Ngapain datang ke klub malam, mana pake jilbab! Bisa-bisa viral nih klub malam didatangi jamaah tabligh akbar!” bisik Satria pada telinga kawannya, Erlangga. Erlangga hanya mengulum senyum mendengar bibir Satria yang merepet mirip emak-emak kompleks.Erlangga mengambil soda lalu meneguknya perlahan dan menaruhnya lagi di atas meja.“Mau bagaimana lagi? Malati meminta bantuan! Sebagai seorang teman seharusnya sudah kewajiban kita membantunya. Lagipula dia bukan mau clubbing, tapi mencari seseorang. Hanya saja, aku juga tidak tahu apa urusannya dengan pemilik klub ini. Malati belum mau cerita,”Erlangga menjawab pasrah.Setelah melihat kemarahan Malati di kafe, ia mengiyakan permintaannya tanpa pikir panjang. Malati sempat tersinggung ketika Erlangga mengatakan padanya bahwa Malati menemui sosok Dominic untuk menjual diri. Kini Malati berada di Draco Bar bersama tiga sekawan, Erlangga, Satria dan Reynaldi yang baru datang. Bersama me

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 69

    Malam itu Malati bisa merasakan kepalanya berdenyut sakit saat menghantam lantai. Tak hanya itu, sisi kepalanya terkena serpihan gelas kaca yang dilemparkan oleh pemabuk di klub itu.Dalam hitungan detik, kepalanya terasa berputar-putar dan pandangannya mulai buram. Ia merasa ruhnya terlepas dari jasadnya. Beberapa saat kemudian, ia sudah kehilangan orientasi tubuhnya.Brugh,Gadis bermata sipit itu ambruk ke lantai. Seorang wanita berseragam office girl berteriak panik kala melihat Malati tumbang ke lantai. Suaranya yang memekik terdengar oleh Erlangga yang pada saat itu menyusul Malati. “Malati?” gumam Erlangga saat mendengar jeritan seorang wanita. Jeritan itu mengingatkannya pada Malati. Sebab ia baru saja mendapat informasi dari karyawan klub bahwa Malati sudah keluar dari ruangan Dominic. Erlangga terkejut saat menemukan Malati di sebuah ruangan yang paling pojok. “Mala? Apa yang terjadi?” pekik Erlangga, menundukan tubuhnya dan menatap nanar gadis itu.Tatapannya lalu berali

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 70

    Usai sholat subuh, Malati memejamkan matanya kembali. Ia terbangun kala merasa sentuhan lembut pada punggung tangannya. Seorang perawat tengah memeriksa cairan infus dengan pelan-pelan dan hati-hati. Ia tak ingin mengusik Malati yang tengah tertidur pulas sebetulnya. Ia merasa tak tega saja. Ia berencana akan membangunkannya beberapa saat kemudian saat sarapan. Sejak semalam gadis itu muntah dan mual akibat asam lambung yang naik.“Dek, maaf Ibu mengganggu tidurnya,” imbuh perawat paruh baya itu ketika melihat mata Malati membeliak. Ia memang perawat senior yang sabar dan hangat pada pasien yang ditanganinya. Ia juga bersikap sopan dan keibuan.Malati masih mengerjapkan matanya, menyesuaikan intensitas cahaya yang menembus matanya. Pun, ia masih mengumpulkan kesadarannya. Memang sudah seharusnya ia bangun tidur.“Bu, saya bisa pulang sekarang?” tanya Malati bangun dari posisi rebahan menjadi duduk sembari memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sakit akibat luka robek pada kepalany

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 71

    Flashback on,“Alhamdulillah!” Beberapa kali Aldino mengusap wajahnya, mengucap syukur tatkala mendengar kabar dari Hanum-yang menyatakan bahwa Ana-kekasihnya sudah mulai menunjukan tanda-tanda bangun dari koma.Bergegas, sore itu Aldino langsung melesat menuju Jakarta tanpa pikir panjang. Ia mengendarai motor sportnya mirip orang kerasukan setan. Yang ia ingat hanyalah, keinginan segera bertemu dengan kekasih tercintanya-yang teramat dirindukan olehnya.Bayangan-bayangan indah tentang wanita itu membuatnya semakin bersemangat melajukan kuda besi itu.“Mas Al, makasih buat semua. Aku sangat menyayangimu, now and till the end of my life. Apapun yang terjadi, jangan tinggalkan aku sendiri ya! Kau harus menyayangiku seperti aku menyayangimu!”Kata-kata Raisa Silvana Basalamah berputar-putar di kepala Aldino sesaat mereka tengah berada di dalam sebuah mobil sebelum kecelakaan naas itu terjadi.CitttBan berdecit. Aldino nyaris menabrak motor matic yang berada di hadapannya. Ia syok menya

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 72

    Hari ini Malati melakukan rutinitas pagi seperti biasa. Ia akan berdamai dengan keadaan. Ia akan membuat sarapan dan menyiapkan pakaian untuk suaminya sebagaimana tugas seorang istri sebelum ia benar-benar bercerai dengan Aldino. Selain itu ia juga ingin meminta maaf padanya atas apa yang terjadi kemarin. Semalam ia sudah merenung dan mulai berpikir tentang kesembuhan kekasih Aldino. Hal tersebut menandakan bahwa hubungan dirinya dan Aldino pun akan segera berakhir. Hanya masalah waktu! “Pak, sarapan sudah siap!” ucap Malati ketika ia baru saja selesai memasak dibantu oleh Mbok Darmi. Meskipun tubuhnya masih terasa lemah akan tetapi ia tak ingin memanjakan tubuhnya. Ia harus sehat dan beraktifitas seperti biasa. Beruntung jadwal kuliah siang sehingga ia tidak diburu waktu untuk segera pergi kuliah. Aldino menoleh dan menatap Malati dengan ekspresi datar. Aldino tengah memeriksa dokumen penting terkait sekolah MA Al Fatma yang berada di ruang kerjanya di lantai dua. Malati berbica

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 73

    Di sebuah rumah bergaya timur tengah, terdengar suara perdebatan alot yang terjadi di antara sang ibu dan putranya. “Mama jelaskan apa ini!” Untuk ke tiga kalinya Mustafa Ali Basalamah meminta penjelasan pada sang ibu soal rekam medis yang ia temukan di antara tumpukan dokumen penting di ruang kerja milik ayahnya-Sulaiman. “Seperti yang kaulihat, Ali. Sudahlah! Biarlah itu menjadi masa lalu. Yang terpenting Ana bisa kembali sehat. Mama sudah tidak sabar ingin segera melihat Ana, memeluknya, mendengar celotehannya, memainkan tuts piano dengan merdu.” Hanum berusaha tenang ketika menjawab pertanyaan putranya. Tak bisa dipungkiri, ia terkejut setengah mati, bagaimana bisa dokumen itu bisa ditemukan oleh putranya padahal ia sudah menyimpannya rapat dan rahasia. “Tidak bisa Ma! Aku harus membuat perhitungan pada Aldino. Dia sudah menghancurkan kehidupan Ana. Ternyata, pria itu membawa pengaruh buruk buat Ana,” Ali menggebrak meja di depannya dengan penuh luapan emosi. Hanum mengusa

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah    74

    Aldino menatap istrinya dengan tatapan getir. Ia tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Ia takut terjadi apa-apa padanya. Rasa amarahnya kini tergantikan oleh perasaan bersalah karena beberapa hari ini Aldino mengabaikan istri kecilnya.Malati kini tidak punya siapa-siapa lagi di hidupnya. Ia hanya memiliki dirinya. Seharusnya ia menekan egonya, agar ia tetap bisa bersikap baik pada gadis itu selama mereka menjalani pernikahan.Kini Malati sudah mengganti pakaiannya dengan piyama satin berwarna hitam-yang ia belikan. Terlihat kulitnya yang bersih kontras dengan warna itu.Malati duduk di atas ranjang sedangkan Aldino duduk di sampingnya tengah mengobati beberapa luka yang diperoleh Malati saat jatuh dari anak tangga. Wajahnya lebam dengan sudut bibir dan pelipisnya berdarah. Tangannya pula terluka terkena gesekan dengan lantai paving block.“Sorry! Ini luka harus dibersihkan kalau tidak nanti bisa terinfeksi,”Dengan telaten Aldino mengobati luka pada wajah gadis itu dengan members

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status