Beranda / Urban / Istri Presdir yang Hilang / 111. Kesempatan untuk Lucas

Share

111. Kesempatan untuk Lucas

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-26 16:28:51

Usai makan malam, semua orang berkumpul di ruang tengah. Mereka sudah tidak sabar ingin mendengarkan cerita dari Sky. Sejak pulang tadi, gadis kecil itu tidak henti-hentinya memberi mereka spoiler yang mengundang penasaran.

"Kalian tahu? Grand Canyon adalah ngarai paling panjang di dunia. Ukurannya sangat besar!" Sky berjinjit sambil melingkarkan tangan di atas kepala.

"Kalau kalian tidak percaya, lihat ini!" Ia memamerkan fotonya bersama Alice dan Edmund dengan latar dinding ngarai. Semua pelayan berdecak kagum melihatnya.

"Wah, itu sangat indah, Nona!"

"Ya! Saking indahnya, aku hampir terhipnotis di pinggir pagar. Untung saja aku berpegangan dengan kuat. Kalau tidak, aku bisa saja terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Dan kalian tahu? Ini baru sebagian kecil dari Grand Canyon. Panjangnya mencapai 445 km, setengah dari lebar Pulau Kalimantan! Karena itu, kami tidak bisa memfoto seluruh bagian ngarai. Hanya sepotong-sepotong saja!"

Sky mengeluarkan lebih banyak kertas foto.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Pixie
Sama-sama, Kakak.
goodnovel comment avatar
Cory Cornelia
iyeeess makasih thor double up.. jangan kasi Alice sendiri hadapi Lucas.. edmon hrs temeni terus.. mau tau reaksi Lucas nenek lampir n kunti krn rencananya gagal lagi.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Hilang   112. Terguncang

    "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lucas dengan nada tak bersahabat. "Aku menemani istriku. Tidak boleh?" Edmund menaikkan sebelah alis. Tak ingin menimbulkan keributan dan diusir dari sana, Lucas pun menghela napas. "Baiklah, terserah kau saja. Alice, Sky, silakan duduk, Sayang." Edmund mendengus mendengar panggilan tersebut. Sementara Alice dan Sky duduk berseberangan dengan Lucas, ia menempati meja sebelah. "Jadi, apa yang mau kau berikan?" tanya Alice canggung. Lucas tidak langsung menjawab. Ia melirik Edmund sekilas, lalu menatap Alice dalam-dalam. Saat itulah, suara Sky tiba-tiba memecah ketegangan. "Papa Lucas, di mana Canis? Kamu tidak membawanya?" Ia masih memeriksa sekeliling. Lucas menggeleng kecil. "Aku meninggalkannya di penginapan. Kau mau bertemu dengannya? Bagaimana kalau kamu ikut aku ke sana?" "Lucas," sela Alice tegas, "tolong jangan mengulangi kesalahan kemarin. Kau tahu keputusan kami sudah final. Kami tidak akan meninggalkan Edmund. Kita memang harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Istri Presdir yang Hilang   113. Memori yang Utuh

    Melihat Alice meringis kesakitan, Lucas bergegas memegangi lengannya. "Alice, kau baik-baik saja?" Akan tetapi, sang wanita menolak sentuhannya. "Tidak!" Alice menjauh. Karena keseimbangannya terganggu, ia cepat-cepat berpegangan pada meja. Sambil tertunduk, ia mengatur napas. "Matikan .... Cepat matikan!" Bukannya menurut, Lucas malah terjebak dalam dilema. Ia tidak tahu harus tetap pada rencana atau mementingkan keselamatan Alice. Sadar dirinya tidak bisa mengandalkan Lucas, Alice pun meraih ponsel. Namun, melihat bagaimana Elizabeth mendorongnya hingga terjatuh, kepalanya bertambah pusing. "Aaargh ...." "Alice?" Lagi-lagi, Alice mengangkat tangan, mengisyaratkan Lucas agar tidak menyentuhnya. Matanya kini terpejam erat. Bibirnya meringis. Malangnya, pusing dalam kepalanya malah bertambah parah. Samar-samar, suara lain mulai terdengar. "Kalau tahu akan jadi begini, aku seharusnya tidak menghentikanmu saat akan melompat di jembatan. Biar saja kau hanyut di sungai sebagai or

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Istri Presdir yang Hilang   114. Butuh Waktu

    Scott dengan sigap menopang siku Alice. "Berjalanlah dengan hati-hati. Sky, bantu aku menuntun ibumu." "Ya, Paman." Edmund bergegas maju sebelum Sky meletakkan laptop di kursi. Saat ia mengamankan benda tersebut, ia berbisik, "Tolong jaga Mama. Kalau ada apa-apa, segera panggil Paman Scott. Papa akan menemui kalian kalau kondisi Mama sudah membaik." Dagu Sky bergetar hebat. Bibirnya melengkung ke bawah. "Sampai jumpa lagi, Papa," bisiknya sambil memeluk Edmund."Ya, Papa pasti akan menjemput kalian." Setelah melepas pelukan, Sky bergegas berlari meraih tangan Alice. Ia sesekali menoleh ke arah Edmund. Ia masih bisa saling melihat sang ayah, tetapi matanya sudah penuh dengan kerinduan. Edmund menyaksikan itu dengan perasaan berkecamuk. Saat punggung Alice dan Sky tidak lagi terlihat, ia langsung mengacak rambut dan menarik napas panjang. "Kenapa jadi begini?" bisiknya pada ruang yang terasa hampa. Saat matanya melewati Lucas, pandangannya langsung kelam. "Sudah puas kau menyakit

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Presdir yang Hilang   115. Kerinduan

    Saat itu pula, Scott datang menghampiri mereka. "Emma, kau sudah tiba?" Emma tersenyum sekilas. "Scott, kudengar pemeriksaan sudah selesai. Aku berniat membawa Alice dan Sky ke rumahku sekarang. Kami sudah boleh pergi, kan?" Scott buru-buru mengangguk. "Ya. Kebetulan, aku juga harus kembali ke kantor." Sedetik kemudian, ia menyerahkan sebungkus plastik kepada Emma. "Ini obat untuk Alice. Preskripsinya tertulis di situ. Tinggal kau teliti saja." "Baiklah. Terima kasih." Usai menyimpan obat dalam tas, Emma dengan sigap menuntun sahabatnya. Sky pun berdiri di samping Alice, memegangi sebelah tangannya. "Terima kasih, Scott," ucap Alice sebelum pergi."Terima kasih, Paman Scott!" lambai Sky dengan senyum manis. Scott hanya bisa membalas dengan helaan napas getir. Ketika orang-orang itu sudah tidak terlihat lagi, barulah ia pergi ke sebuah pohon. Di baliknya, Edmund masih memandang ke arah Alice menghilang. "Tidak bisakah kau mencari tempat persembunyian yang lebih kreatif?" Edmund

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Presdir yang Hilang   116. Papa Jangan Khawatir

    Edmund termenung lama menatap kasur Sky. Ia teringat bagaimana dirinya berbaring di situ dengan sang putri meringkuk dalam pelukannya. Mereka akan bertukar cerita, saling berbisik dan tertawa. Terkadang, sang istri yang berbaring di sana. Saat ia menghampiri, biasanya mereka sudah terlelap. Wajah cantik mereka tampak damai, dan ia akan tergiur untuk mencuri kecupan dari bibir Alice. "Bisakah mereka tertidur lelap di rumah Emma? Sky tidak membawa satu pun dari teman-teman bonekanya," gumamnya lirih. Sedetik kemudian, pandangannya beralih ke arah tenda. Mereka juga sering berbaring di sana. Kepala mereka akan terjulur keluar, menatap langit-langit sambil menghafal bentuk rasi bintang. Helaan napas Edmund pun berhembus panjang. Sambil mendongak, ia menahan air matanya agar tidak tumpah. Malangnya, memori malah terputar lebih cepat. Masih tergambar jelas bagaimana Sky memekik gembira saat mendapat kejutan-kejutan darinya. Masih terngiang jelas bagaimana gadis kecil itu memanggilnya Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Presdir yang Hilang   117. Merasa Jahat

    Sky menggeleng cepat. "Saat Paman Henry menyapa Mama tadi, aku bertanya di mana Bibi Emma. Dia bilang kalau Bibi sedang menyiapkan makan malam. Saat Paman Henry bertanya apakah aku mau membantu, tentu saja aku menjawab mau. Tapi ternyata, Paman Henry tidak membawaku ke dapur. Dia mengantarku ke sini, menemui Papa!" Edmund melirik Henry dan mengangguk kecil. Setelah mendapat balasan, ia kembali menatap sang putri. "Tapi Sayang, maaf. Papa tidak bisa berlama-lama di sini. Nanti Mama-mu melihat. Kamu tahu kalau Mama dan Papa harus menjaga jarak untuk sementara, kan?" "Ya, kita harus menunggu sampai kondisi Mama stabil. Mama butuh waktu untuk menata ingatannya yang baru kembali," ujar Sky sambil menepuk-nepuk kepala. Edmund mengangguk dengan senyum kecut. Sambil mengelus rambut ikal sang putri, ia menatap wajah bulatnya dalam kesenduan. "Kamu memang anak yang pintar, Sky. Terima kasih sudah mengerti kondisi orang tuamu." Senyum Sky melebar mendengar pujian itu. "Terima kasih, Papa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Presdir yang Hilang   118. Sembuhkan Luka

    Sambil memeluk Grassy, Sky kembali ke ruang tengah. Ia duduk di sofa, pandangannya menggantung. Selang satu kedipan, ia membalikkan bonekanya, memberi beruang hijau itu usapan lembut."Grassy, apa yang harus kita lakukan? Mama sepertinya masih marah kepada Papa. Apakah mereka bisa kembali bersama?"Sambil menggigit bibir, Sky menoleh ke jendela. Kerinduan kembali memberatkan hatinya. Setelah merenung sejenak, ia mengambil Rocky Talkie dari dalam tas. "Papa, apakah kamu mendengarku?" tanyanya dengan suara kecil yang menyayat hati. Usai jeda singkat, suara Edmund terdengar. "Sky, kau berhasil menyalakan Rocky Talkie sendiri?" Sky menekan lagi tombol yang tadi. "Ya, aku mengikuti tahap-tahap yang Papa ajarkan." "Bagus sekali, Sayang. Kamu hebat. Ada apa kamu menghubungiku?"Sky mendengus samar. "Papa tahu? Mama sedang menangis. Aku tidak sengaja mendengarnya." "Kenapa dia menangis?" Edmund terdengar khawatir. "Mama melihat kita tadi. Mama tahu kalau aku merindukan Papa." "Apakah di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Istri Presdir yang Hilang   119. Menghadapi Lucas

    "Maaf, Papa Lucas. Kamu belum boleh bertemu dengan Mama. Bagaimana kalau kamu menunggu selama beberapa hari?" Sky memiringkan kepala. Ekspresinya serius. Belum sempat Lucas menjawab, ia kembali bicara. "Kalau Papa bertemu dengan Mama sekarang, aku takut hasilnya akan sia-sia. Papa Edmund saja belum berani bertemu Mama. Mama masih marah kepada kalian." Lucas mulai menggertakkan geraham. Kesabarannya tidak banyak tersisa. "Jangan menceramahiku. Aku ini papamu. Sekarang juga, panggil Mama keluar." Bukannya takut, Sky malah berkacak pinggang. Kepalanya menggeleng tegas. "Tidak, Papa. Aku sudah berjanji untuk menjaga Mama. Tidak akan aku biarkan Mama bersedih atau menangis lagi. Karena itu, tolong mengertilah. Beri Mama waktu untuk menata ulang ingatannya. Setelah kondisi Mama membaik, baru Papa boleh bicara dengan Mama." Lucas mendengus. Ia tidak mau mengindahkan peringatan gadis kecil itu. Ia hendak menerobos masuk. Namun, tanpa terduga, Sky merentangkan tangan dan bergeser menghalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 10. Petualang Cilik yang Hebat

    "Sky, kita seharusnya membawa senapan itu juga tadi. Mengapa kita meninggalkannya di dalam tenda? Pemburu itu jadi bisa mengambilnya," bisik Emily sembari mengguncang tangan Sky. Merasa risih, Louis menyikut lengannya. "Sudahlah, Emily. Tidak ada yang perlu disesali. Kita sebaiknya memikirkan cara untuk mengalahkan laki-laki jahat ini." "Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?" Pemburu itu tertawa kasar. "Jangan bermimpi!" Sang pemburu mengangkat senapannya lagi. Namun, ketika ia hendak membidik, suara aneh datang dari atas. Melihat seekor orang utan besar hendak melompat dari dahan, Sky bergegas menarik si Kembar berlari mengikutinya. Ia tidak peduli lagi dengan senapan yang tergeletak di tanah. Ia tahu betul bahwa orang utan yang sedang marah jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh mereka. Sementara itu, sang pemburu sudah terlanjur terpaku. Ia hanya bisa berteriak saat mamalia besar itu menimpanya. Pemburu lain yang menyaksikan tidak berani bertindak. Mereka bahkan sama sekali

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 9. Tembakan yang Akurat

    Si Kembar kembali bungkam. Mereka tidak tahu jawaban apa yang tepat. Mereka tidak ingin kembali ke kurungan sempit itu, tetapi mereka juga tidak mau ditembak. Apalagi, pemburu di hadapan mereka tampak serius dengan ancamannya. "Louis, kurasa kita jangan melawan. Dia tidak akan ragu menembak kita. Lihat, jarinya sudah siap menekan pelatuk," bisik Emily was-was. Louis menelan ludah. Ia sepakat dengan sang adik, tetapi enggan mengakuinya. "Tenang, Emily. Masih ada cara lain untuk selamat." Ia berpikir keras, memaksa otak untuk menelurkan ide spontan. "Tuan, bagaimana kalau kita bernegosiasi?" ucapnya tanpa terduga. Sang pemburu menarik matanya mundur dari lubang pengintai. Sebelah alisnya terdongkrak naik. Ia tidak menduga bisa mendengar kata itu. "Negosiasi apa yang bisa ditawarkan anak kecil sepertimu?" "Kami ini bukan anak-anak biasa. Kami adalah pewaris Savior Group, calon pemimpin hebat di masa depan. Kalau kau bersedia membebaskan kami, kami akan membayarmu dengan jumlah besar

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 8. Peringatan Terakhir

    "Papa, kebetulan sekali, GPS milik Louis ada padaku. Aku sedang melihat koordinat lokasinya," ujar Sky sambil berkedip-kedip gusar. "Itu bagus, Sayang. Bisa kau bacakan koordinatnya? Papa akan langsung menuju ke sana." Sky menelan ludah. Keringat dingin membutir di keningnya. "Itulah masalahnya. Aku lupa angka-angka yang sudah kuhafal." Edmund terdiam sejenak. Sky bisa membayangkan sang ayah mendesah kecewa. "Papa, apakah Papa marah? Ganti." "Tidak, Sayang. Papa tidak marah. Papa mengerti kalau kamu terlalu gugup sekarang. Coba tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran. Kamu sudah berhasil mengingat semua angka dan bahkan huruf, Sayang. Pelan-pelan, kamu pasti bisa membacanya." Sky menuruti saran Edmund. Setelah terpejam sejenak, ia memperhatikan koordinat dengan saksama. "Ada garis kecil yang sedang tidur di sini, Papa." "Oke. Itu tanda negatif. Artinya kalian sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Lalu?" "Ada bulat. Ini nol, kan?" "Ya. Kamu melakukannya dengan baik s

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 7. Tertangkap

    "Apakah aku tidak salah lihat? Ada anak manusia di tengah hutan?" Pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak Louis dan Emily mengerti.Decak kesal terlontar dari pria yang satu lagi. "Sial! Menambah pekerjaan kita saja." "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Apa lagi? Kita tidak mungkin membiarkan mereka lepas. Mereka bisa melapor kepada orang-orang. Rencana kita bisa berantakan. Ayo tangkap mereka!" Si Kembar mengerjap melihat senapan yang ditodongkan ke arah mereka. Emily langsung bersembunyi di balik punggung Louis, sedangkan Louis dengan berani melangkah maju dan merentangkan tangan di depan Mimi. "Jangan sakiti orang utan ini! Mereka adalah hewan langka yang dilindungi oleh seluruh dunia. Mereka tidak boleh diburu dan diperdagangkan!" seru Louis lantang. Dari balik pundak Louis, Emily mengintip. "Ya! Orang utan harus dilestarikan, bukan diburu. Memangnya kalian tidak kasihan kepada mereka? Lihat! Anaknya sampai ketakutan!" Di luar dugaan, dua pemburu itu malah tertawa. T

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 6. Keputusan yang Tepat

    "Tidak, Louis." Emily mengernyitkan dahi. "Kita tidak boleh meninggalkan Mimi sendirian di sini. Dia bisa mati.""Tapi itu yang dia mau. Dia ingin anaknya selamat. Dia pasti bertahan. Kita hanya perlu menyelamatkan anak Mimi dengan cepat. Menurutku, kita bisa melakukannya. Kita ini anak-anak terlatih, kau ingat?" Alih-alih setuju, Emily menggeleng tegas. "Tidak, Louis. Itu terlalu berisiko. Kita tidak boleh egois dan memikirkan kesenangan kita sendiri. Bagaimana kalau kita hubungi rumah hutan saja? Ini masalah serius."Sementara Louis menghela napas berat, Sky menautkan alis. Ia terlihat sangat serius dengan bibir terlipat ke dalam."Kurasa Emily benar. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita butuh bantuan orang dewasa. Papa Mama kita dan orang-orang yayasan. Kita harus melaporkan hal ini kepada mereka. Mimi butuh bantuan medis, sedangkan para pemburu liar itu harus ditangkap." Louis termenung sebentar. Ia sebetulnya enggan menghubungi orang tuanya. Ia ingin mandiri.

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 5. Suara Tembakan

    "Sky, bunyi apa itu?" bisik Emily dengan suara tersekat. "Apakah itu suara ledakan?" "Kurasa itu suara senapan," potong Louis sebelum menggenggam lengan gadis yang paling kecil. "Sky, mungkinkah itu pemburu liar?" Sky berkedip-kedip gusar. "Mungkin iya. Daerah ini sudah berada di luar lingkup yayasan. Tim patroli hanya sesekali memeriksanya. Itu pun kalau mereka sempat." "Bukankah perburuan liar itu dilarang? Kenapa masih ada saja orang-orang jahat yang membunuh satwa? Kira-kira, apa yang baru saja mereka tembak? Apakah orang utan?" tanya Louis dengan ekspresi serius. Emily langsung bergidik ngeri. "Oh, kalau memang para pemburu itu mengincar orang utan, kuharap dia berhasil lolos dan selamat. Orang utan itu hewan langka. Kasihan kalau mereka punah." "Dan kuharap itu bukan Mimi," lanjut Sky sembari mengentakkan kaki. "Dia selalu membawa anaknya ke mana-mana. Dia pasti susah bergerak dan rentan terhadap serangan." "Bagaimana kalau kita memeriksanya? Kalau memang itu ulah pemburu l

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 4. Petualangan Anak-Anak

    "Sayang, apakah kamu melihat anak-anak?" tanya Alice sembari menghampiri Edmund. "Anak-anak?" Edmund mengalihkan pandangan dari laptopnya. Kedua alisnya terdongkrak. "Bukankah mereka masih tidur? Aku tidak melihat mereka keluar tenda." "Kupikir juga begitu. Tapi setelah kuperiksa, mereka tidak ada." Edmund pun menoleh ke sekeliling. Mata dan telinganya menajam. Akan tetapi, tidak ada jejak anak-anak yang terdeteksi. "Mungkinkah mereka bermain di kebun belakang?" Alice menggeleng. "Aku sudah mencari mereka di sana. Tidak ada." "Kandang ayam? Siapa tahu, Sky mengajak si Kembar dan Russell melihat anak ayam." "Tidak ada juga." Edmund menjentikkan jari. "Kandang angsa! Mereka pasti sedang bermain dengan Gigi dan Gusi." Alice menghela napas berat. Guratan di keningnya tampak lebih jelas. "Tidak ada, Ed. Aku sudah mencari mereka ke mana-mana. Mereka tidak ada." "Apakah kau sudah mencari di dalam rumah? Siapa tahu mereka sedang bermain petak umpet. Mereka mungkin saja sedang bersemb

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 3. Janji Louis

    Alis Louis berkerut mendengar pertanyaan Edmund. "Kenapa Anda bertanya begitu, Tuan? Tentu saja aku menyayangi Sky. Dia temanku. Dia sudah seperti seorang adik bagiku." Edmund berkedip kaku. "Begitukah? Kau menganggapnya sebagai seorang adik?" Louis mengangguk mantap. "Ya, kurasa Emily juga begitu. Dulu dia menginginkan adik perempuan. Ternyata, Russell yang keluar. Dia sempat sedih. Kehadiran Sky membantu mengobati kekecewaannya." Bibir Edmund perlahan mengerucut. Tangannya disempal ke dalam saku. "Jadi, kau menganggap putriku sebagai adikmu?" gumamnya. Entah mengapa, perasaan lega timbul dalam hatinya. "Apakah itu berarti kau akan menjaganya seperti adik-adikmu?" "Ya, aku akan berusaha untuk menjaga Sky dengan baik. Aku tidak akan membuatnya menangis." Alis Edmund kembali tertaut. "Tapi tadi, aku melihatmu mengusili Emily. Apakah kau bisa dipercaya untuk menjaga adik-adikmu?" Tiba-tiba saja, bibir Louis berkedut. Sambil menggaruk pelipis, ia terkekeh. "Soal itu, aku memang suk

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 2. Mengawasi Louis

    Semua orang bertepuk tangan saat Sky dan teman-teman hewannya selesai melakukan pertunjukan. Bukan hanya anak-anak Harper yang terkesima, tetapi orang tua mereka juga. "Terima kasih, Sky. Ini adalah sambutan paling manis yang pernah kami terima," tutur Kara dengan senyum lebar. "Ya, ini sambutan yang luar biasa. Bagaimana caramu melatih hewan-hewan itu? Bukan hanya kucing dan anjing, kamu juga berhasil melatih dua ekor angsa." Frank mengacungkan jempolnya. Sky terkekeh bangga. "Itu karena mereka bukan sembarang hewan, Tuan. Mereka adalah teman-temanku dan mereka pintar. Kurasa mereka mau mengikuti aba-aba dariku karena kami akrab." "Mereka teman-temanmu?" Frank menaikkan alis. Si Kembar langsung berebut menjelaskan. "Tidak ada anak-anak lain di sini, Papa. Karena itu, Sky hanya bermain dengan teman-teman hewannya." "Sky bilang dia selalu memberi mereka makan yang banyak. Kurasa, karena itu juga hewan-hewan itu patuh padanya. Mereka suka pada Sky!" Sky melompat antusias. "Louis

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status