Hari ini kehamilan Amanda sudah memasuki usia delapan minggu. Waktu-waktu yang sulit akan dialaminya sebentar lagi. seperti indra penciumannya yang akan sensitif dan mungkin tidak suka pada aroma-aroma tertentu.
Namun bagi Hana, mana tahu dia mengenai hal itu. Yang ia tahu saat ini hanyalah belajar memasak di tempat lesnya, padahal setelah ini dia harus belajar merawat bayi karena ia tidak mungkin menyerahkan perawatan bayi pada Brenda dan Emma.
Seperti tadi malam ketika Nicholas masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Hana sedang sibuk menonton sebuah video tutorial memasak di sana.
Setelah les memasak, dia menjadi sangat percaya diri untuk memegang wajan dan juga spatula. Meski terkadang rasanya sangat mengkhianati lidahnya.
“Sebaiknya kamu juga belajar merawat bayi, kamu seharusnya dekat dengan Amanda.”
Wajah Hana menjadi keruh, entah mengapa dia mulai tak suka jika Nicholas sudah mulai menyebut nam
“Ini semua apa?” tanya Nicholas ketika melihat baju-baju bayi dan juga segala perlengkapan untuk menyambut kehadiran calon anak mereka memenuhi kamarnya.“Kamu tak lihat kalau aku habis membeli pakaian untuk anak kita, dan juga perlengkapan untuk bayi kita,” jawab Hana. Dia menoleh ke arah suara, mata suaminya mengelilingkan pandangan dengan tatapan yang tak masuk akal.“Tapi usia bayinya kan baru dua bulan.”“Aku tahu,” sambar Hana cepat. “Aku hanya ingin membelinya sekarang, agar nanti kita tak perlu buru-buru.”Nicholas menghela napasnya kemudian mengendurkan dasinya. Setelah pergi dengan Amanda, dia menjadi maniak baju bayi seperti ini.“Kira-kira kita butuh apa lagi ya, Sayang?” tanya Hana, tapi ketika dia menoleh Nicholas sudah tak ada di kamarnya.“Ke mana sih?” gumam Hana yang sejak tadi sibuk melihat belanjaan yang baru saja ia beli.Untuk pertama kalinya H
Hana memandangi kalender yang ada di depannya. Sejak tadi pagi dia melihat tanggal di mana dia akan berulang tahun sebentar lagi, tapi kenapa Nicholas malah ada acara ke luar negeri?Ia masih tak habis pikir, apa ini adalah kejutan yang akan diberikan oleh Nicholas padanya?Bisa saja kan, jika Nicholas ternyata pura-pura pergi keluar negeri, padahal dia sedang ingin memberikan kejutan untuk dirinya.Hana tersenyum, tapi sedetik kemudian merengut lagi. Tetapi bagaimana kalau ternyata dugaannya itu salah. Bagaimana jika ternyata Nicholas benar-benar melupakan ulang tahun Hana.Seperti tadi pagi, Nicholas sepertinya tak ada tanda-tanda jika dia mengingat ulang tahunnya.“Kamu yakin akan pergi minggu depan?” tanya Hana ketika sarapan tadi pagi.“Iya, memangnya kenapa?” Nicholas berbalik bertanya, dia seakan melupakan hari penting dalam hidup istrinya.“Bulan kemar
“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Nicholas ketika dia sudah ada di dalam ruangannya.Hana tersentak, wajahnya menegang sampai tidak sengaja melepaskan foto yang ada di tangannya.PRANNNNK!Foto tersebut terlepas dari tangan Hana. Dan buru-buru dia mengambilnya, tapi tangannya di tepis oleh Nicholas cepat-cepat.“Jangan sentuh!” ujar Nicholas, membuat Hana terkejut dan tak menyangka jika Nicholas akan menjadi marah seperti ini.Nicholas memang selalu bersikap dingin pada Hana, tapi dia tak pernah menyentak Hana seperti saat ini.“Kenapa—kamu marah?” tanya Hana bingung dan sedih. Ia juga kecewa, karena Nicholas marah lantaran bingkai foto tersebut.Padahal bisa saja nanti dia menggantinya dengan yang baru. Tetapi kenapa Nicholas harus sesensitif ini?“Maaf, aku hanya tidak mau tangan kamu terkena pecahan kaca ini.” Nicholas menyingkirkan pecahan k
Nicholas pulang sendirian karena Hana harus menjaga ayahnya yang masih dirawat di rumah sakit.Ketika Nicholas hendak naik ke atas tangga dia melihat Amanda sedang memasak di dapur.Tanpa sadar Nicholas tersenyum kemudian bergerak mendekatinya.Pesan darinya tadi malam tidak dibalas oleh Amanda. Dan Nicholas pikir mungkin wanita itu sedang sibuk."Kamu sedang memasak apa?" tanya Nicholas sambil memeluk Amanda dari belakang.Wanita itu sempat terkejut kemudian menjauhkan dirinya dari Nicholas.Nicholas sedikit kecewa dan kaget melihat ekspresi Amanda seperti itu padanya. Apa dia marah? Karena tadi malam dia tidak pulang ke rumah?"Kamu kenapa?" tanya Nicholas.Ia mendekati Amanda. "Brenda dan Emma sedang pergi berbelanja jadi kamu tak perlu takut ketahuan.""Bukan itu."
Makan malam tiba, dan kali ini Hana ingin mencoba membuat makan malam untuk Nicholas.Lagipula tak ada Amanda di rumah, jadi dia tidak perlu malu jika masakannya belum terasa enak di lidah Nicholas.Dari kulkas, Hana mengambil udang besar dari freezer, merendamnya sebentar ke dalam air hangat agar lunak. Dia menatap pasta yang ada di depannya. Ia membuka kemasannnya, menuangkan dua cup panci yang berisi air ke dalam panci.Kali ini dia ingin membuat pasta yang dulu gagal ia buat. Ya, bisa dikatakan gagal ketika dia melihat wajah Nicholas yang seakan tidak bisa menikmati makanannya waktu itu.Seingat Hana, dulu ia tak pernah memasak. Dia sangat takut jika tubuhnya tercium bau bawang dan bumbu lainnya, belum lagi tangannya yang pasti akan kasar karena sering mengiris sayur dan sebagainya.Dan kini, Hana menyerah. Dia ingin melakukan suatu hal yang bisa membuat Nicholas bangga padanya meski itu bukan p
TING!Pesan masuk ke dalam ponsel Hana ketika dia baru saja selesai membersihkan wajahnya. Niatnya dia ingin tidur karena Nicholas sudah mengatakan jika dia akan pulang larut malam.Namun pesan dari Alex, sontak membuat Hana sedikit tertarik. Ia membuka chat dari Alex yang beberapa waktu yang lalu mereka berdua sudah bertukar nomor telepon.Alex: Aku ada kejutan untukmu.Hana: Apa?Alex: Kuharap kamu tidak akan terkejut.Hana tidak membalasnya. Lalu ketika dia hendak meletakkan kepalanya di atas bantal, ia mendengar bunyi pesan lagi dari ponselnya.Dan itu masih dari Alex. Ada beberapa foto yang dikirimkan oleh lelaki itu padanya.Hana kembali duduk dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Tangannya gemetar hebat melihat foto yang diambil oleh mantan kekasihnya itu.Alex: Karena aku ada di luar, jadi gambarnya tidak jelas.
Sudah hampir jam dua belas malam dan Nicholas baru sampai di rumahnya. Melihat rumahnya yang sepi dan lampu yang sudah mati ia berpikir mungkin Hana sudah tidur.Dalam hatinya merasa lega karena dia setidaknya tidak akan dicecar banyak pertanyaan oleh wanita itu.Namun ketika dia masuk ke dalam kamarnya, dia tidak menemukan bayangan istrinya tersebut ada di sana.“Ke mana perginya? Padahal tadi bertanya seolah menyuruhku pulang,” gumam Nicholas.Dia langsung berjalan menuju ke kamar mandi dan tidak memedulikan ke mana sekarang Hana pergi.Yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana tadi dia bisa menghabiskan beberapa jamnya dengan Amanda di hotel. Rasanya sangat menyenangkan apalagi dia tidak merasa was-was jika ada yang memergokinya seperti ketika ada di dalam rumah.Setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi, Nicholas mengenakan piyamanya. Dia bersenandung seperti tidak memili
Nicholas bersiul-siul sambil memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. Ia tak pernah sebahagia ini ketika melakukan perjalanan bisnis sebelumnya, karena niat Nicholas memang bukan untuk urusan bisnis, melainkan untuk berlibur dengan Amanda.“Sayang, sarapan paginya sudah siap,” ucap Hana. Kepalanya menyembul dari sela balik pintu dan melihat Nicholas sedang mengepak baju-bajunya.Hana yang melihatnya akhirnya masuk dan melihat baju yang kebanyakan adalah kasual alih-alih formal.“Tumben sudah bangun dan buat sarapan. Biasanya jam segini kamu masih ada di atas kasurmu,” sindir Nicholas. Matanya masih menatap baju-baju warna cerahnya.“Sekali-kali, kamu kan belum pernah merasakan masakanku setelah aku les.”Nicholas mengangguk malas. Hana berharap setidaknya suaminya itu mau meminta maaf karena tidak bisa memakan makanannya meski seharusnya dia meminta maaf karena telah membohonginya.“
Satu tahun kemudian …Keadaan Nicholas sudah pulih dari insiden yang terjadi beberapa waktu yang lalu, meski dia harus menerima banyak jahitan di perutnya.Gabriel anaknya sudah berusia satu tahun lebih beberapa hari dan membuat suasana rumahnya menjadi lebih berwarna. Celotehnya dan juga tangisnya mewarnai rumah yang saat ini lebih mirip seperti istana alih-alih neraka.Keberadaan Amanda sampai saat ini masih belum diketahui meski polisi tengah mencari keberadaannya.Tak ada yang tahu keberadaan Amanda, termasuk Nicholas. Lelaki itu terkadang berpikir ke mana Amanda pergi atau mungkin bersembunyi karena dia sama sekali tidak meninggalkan jejak.“Kamu masih memikirkan Amanda?” tanya Hana ketika melihat suaminya itu melamun di ruang keluarga.Sebelum Nicholas menjawab Hana sudah memotong jawaban Nicholas. “Iya sih, rasanya aneh karena dia tiba-tiba menghilang sampai saat ini, dan pol
Satu hari setelah Amanda membuat ribut di kantor Nicholas. Kini mantan suami Amanda yang siang itu datang ke kantornya dan membuat kekacauan.Dia menuduh Nicholas menculik Amanda karena wanita itu tidak pulang sejak hari kemarin.Nicholas yang dituduh pun tidak terima karena dia tidak mengetahui apa-apa mengenai Amanda. Apalagi menculik wanita itu.Nicholas buru-buru ke lobi ketika sekretarisnya mengatakan padanya jika ada seseorang ingin menemuinya di lobi. Dia sudah membuat keributan di bawah dengan meneriakkan bahwa dirinya adalah penculik Amanda.Ia pun langsung gegas menuju ke bawah untuk memastikan. Zayn yang juga mendengar kabar tersebut mengikuti Nicholas di belakangnya karena takut Cristian akan membahayakan sahabatnya itu.“Aku tidak tahu sama sekali mengenai Amanda,” desah Nicholas ketika dia berada di dalam lift.“Diculik? Aku saja baru tahu sekarang. Apa jangan-jangan i
Nicholas sedang membuka laporan yang baru saja diserahkan oleh Zayn siang itu sebelum akhirnya terjadi sebuah keributan di kantornya.Suara teriakan Milla, sekretaris Nicholas membuat lelaki itu dan Zayn saling bertatapan curiga.“Ada apa?” tanya Nicholas pada Zayn.“Aku tidak tahu.” Zayn menaikkan kedua bahunya dia juga tidak tahu.Lalu beberapa saat kemudian sebuah pintu didorong dari luar dan menampakkan sebuah bayangan yang membuat Nicholas dan Zayn terkejut.“Amanda,” bisik Nicholas. Dia menatap Amanda dan Zayn bergantian.Alis Nicholas mengerut, dia terkejut melihat Amanda tiba-tiba ada di kantornya siang ini.Sejak anak Nicholas lahir, dia memang sudah jarang memperhatikan Amanda. Bahkan dia sudah menyerahkan semuanya pada Zayn untuk mengurus Amanda. Dan dia sama sekali tidak menyangka jika ia akan kedatangan tamu yang tidak lain adalah Amanda.
Setelah empat hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Hana sudah diizinkan untuk pulang ke rumah. Hana masih merasakan sakit di perut pada luka sayatannya sesekali. Dan Nicholas yang melihatnya, membuat lelaki itu menjadi tidak tega.Ia memberikan waktunya yang ekstra untuk Hana. Bahkan dia tidak segan untuk membantu istrinya itu mengganti popoknya atau memberikan susu formula ketika malam dengan kondisi kakinya yang tidak sama seperti dulu.Nicholas tahu jika Hana sudah lelah makanya dia berinisiatif untuk membantu istrinya tersebut.Dan pagi hari—ketika Nicholas sedang mandi. Hana tengah menyiapkan baju kerja untuk Nicholas. Karena Nicholas sudah mulai bekerja lagi mulai hari ini.Nicholas yang baru saja keluar dari kamar mandi memandang Hana dengan senyuman bangga. Wanita itu sedang memilih pakaian yang cocok untuk Nicholas dan juga dasi yang akan dikenakannya.“Kamu tidak perlu repot-repot Hana,”
Beberapa bulan kemudian …Hal yang membuat Nicholas gugup setelah sekian tahun ia menunggu akhirnya datang juga. Nicholas sedang gugup lantaran menunggu persalinan Hana saat ini. Sejak tadi dia sudah mondar-mandir di depan ruang persalinan karena tidak tenang.Berkali-kali dia menggigit bibir bawahnya karena belum ada dokter yang memberi tahu bagaimana keadaan Hana yang masih ada di dalam.Lilie, ibu Nicholas datang dua jam setelah dia diberi tahu anaknya kalau saat ini Hana sedang menjalani operasi Caesar. Hana melahirkan Caesar bukan karena dia tak ingin melahirkan secara normal, melainkan ada hal yang memang lebih aman jika dia menjalani operasi Caesar.Pinggul Hana terlalu kecil atau bisa disebut dengan Disproporsi sefalopelvic sehingga mengharuskannya untuk Caesar. Agar bayi dan ibu sama-sama selamat nantinya.Suara derap langkah ibu Nicholas terdengar dari ujung koridor, dengan wajah paniknya
Zany masuk ke dalam kamar perawatan di mana Amanda dirawat setelah tak lama Cristian keluar dan meninggalkan ruangan tersebut.Zayn yang baru saja masuk dan melihat tangan Amanda sudah mulai bergerak, langsung memanggil dokter yang saat itu sedang berjaga.Amanda sepertinya masih memiliki keinginan untuk hidup. Di mana ia membuktikan jika masih ada keajaiban untuk dirinya.Teman Nicholas itu berdiri tak jauh dari ranjang Amanda, ketika wanita itu sedang diperiksa.Raut wajah Zayn sangat serius, sama seriusnya seperti dokter yang sedang memeriksa keadaan Amanda saat ini.“Jadi—bagaimana keadaan Amanda dokter?” tanya Zayn ketika dokter tersebut sudah selesai memeriksa Amanda.Dokter itu tersenyum. Dan dari senyumannya sudah bisa dipastikan jika akan ada kabar baik dari mantan kekasih Nicholas itu.“Keadaannya sudah mulai membaik, tapi dia masih belum bisa pulih sepenu
Empat bulan berlalu kandungan Hana kini sudah menginjak usia enam bulan.Perutnya sudah semakin membesar seiring berjalannya waktu. Dan hubungannya dengan Nicholas semakin hari sudah semakin membaik.Bahkan lelaki itu selalu mengusahakan untuk mengantarkan Hana guna memeriksakan ke dokter kandungan meski selalu saja ada suara sumbang dari orang-orang di rumah sakit.Berita perselingkuhannya dengan Amanda tentu saja sudah banyak publik yang tahu. Karena berita tersebut sempat heboh dan membuat perusahaannya mengalami penurunan saham.Kecelakaan yang terjadi pun, tak ada yang bersimpati pada Nicholas maupun Amanda. Semuanya seolah menyalahkan mereka berdua dan menyudutkan tetapi membela Hana.Meskipun Hana tidak menginginkan hal itu terjadi. Karena yang ia mau bukanlah seperti itu. Bukan kecelakaan yang harus merenggut anak Amanda dan Nicholas. Kecelakaan yang mengakibatkan Nicholas kehilangan k
Beberapa tahun yang lalu …Malam itu Hana sedang membersihkan make-upnya. Ia menatap Nicholas yang masih sibuk dengan gadget-nya di atas kasur. Sesekali dia melirik lelaki itu hanya untuk memastikan apakah perasaan suaminya sedang baik atau tidak.“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Nicholas yang menatap balik dari tempatnya duduk.“Bukan apa-apa.” Hana memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Nicholas. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu sebenarnya.”“Mengatakan apa?”“Tapi tunggu dulu—kenapa kamu belum hamil? Apa ada yang salah?” Nicholas berbalik bertanya.“Maka dari itu, aku ingin membicarakan masalah itu padamu sekarang.”“Apa?” Nicholas meletakkan ponselnya di nakas yang ada di samping tempat tidurnya dan menatap Hana serius.&nb
Tepat sepuluh hari Nicholas baru bisa kembali ke rumahnya. Itu pun nanti dia juga masih harus bolak-balik ke rumah sakit lantaran harus masih mengontrol kakinya pasca amputasi.Dan di saat seperti ini, hanya Hana yang menemainya ke mana-mana.Kini mereka berdua sudah ada di mobil dengan seorang supir baru yang akan mengantarkan mereka menuju rumah.Nicholas diam, Hana pun begitu. Sejak masuk ke dalam mobil Nicholas mau pun Hana tidak berkata sedikit pun.Hana tahu alasan di balik wajah sedih yang tampak di wajah suaminya tersebut. Ketika Nicholas keluar harus menggunakan kursi rodanya. Wajahnya sangat muram, tak sedikit pun ia mau tersenyum.Sebelum kembali ke rumah, tadi Nicholas sempat mengunjungi Amanda untuk terakhir kali. Ya, terakhir kali karena dia sudah menetapkan akan hidup bersama dengan Hana kembali.Meskipun dia masih mencintai Amanda. Namun semua