Kalau saja Hana tadi melihat Nicholas begitu memerhatikannya. Apakah dia akan cemburu padanya?
Melihat Nicholas memasakkan makanan untuknya. Dan memberikan pijatan pada lehernya ketika dia merasakan mual pada perutnya. Apakah dia akan cemburu?
Mungkin saja cemburu, tapi mungkin saja dia membiarkannya saja.
Amanda masih belum mengerti bagaimana perasaan Hana untuk Nicholas sebenarnya.
Dia menikah dengan Nicholas karena cinta, atau hanya karena Nicholas adalah seorang pengusaha yang sukses.
“Amanda, aku mau keluar lagi hari ini,” kata Hana pada Amanda ketika mantan kekasih Nicholas itu sedang bersantai di ruang keluarga.
“Mungkin aku akan pulang malam lagi,” lanjutnya dengan senyum yang melebar.
Katanya dia selalu di rumah, tapi ternyata dia adalah istri yang sangat hobi menghabiskan uang suaminya.
“Mau ke mana, kalau boleh tahu?” tanya Amanda. Tak berharap juga dia akan diberikan jawaban dari Hana.
“Fitnes, main golf, belanja. Kumpul dengan temanku dan—“
“Tunggu dulu,” potong Amanda.
“Kenapa? Apa ada yang salah?”
“Itu—bukankah kamu mengatakan pada teman-temanmu kalau kamu sedang hamil muda. Jadi, kupikir fitnes akan berbahaya untuk bayimu, jika kamu masih melanjutkan berpura-pura hamil.”
Wajah Hana terkejut. Bodohnya dia kemarin malah fitness. Jangan-jangan teman-temannya membicarakannya di belakang setelah itu?
“Oh—oke.” Hana tergagap.
“Lalu apalagi yang tak boleh kulakukan?”
Amanda menatap Hana penuh, yang kini sedang berdiri di depannya. Ia sangat berharap jawaban Amanda tidak mengurangi kesenangannya.
“Jangan minum alkohol, jauhi orang-orang yang merokok. Dan—berpura-puralah untuk sering mual,” jawab Amanda.
Hana mengangguk mengerti. “Ternyata banyak juga pantangannya, tak salah juga kalau aku tak pernah mau hamil.”
Amanda menelan ludahnya sendiri. Ia kini sudah didesak rasa penasarannya pada perasaan Hana untuk Nicholas.
“Itu—apa kamu mencintai suamimu? Mengapa kamu tak mau hamil anaknya?”
Hana tertawa lebar, ia sampai menutupi mulutnya karena tidak tahan dengan pertanyaan dari Amanda.
“Kamu tahu, Amanda? Mencintai bukan berarti aku harus hamil anaknya. Aku mencintainya, sangat mencintainya. Makanya aku melakukan hal ini agar terus menjaga mata Nicholas untuk tidak tertarik pada wanita di luaran sana.”
Tetapi kamu tak bisa menjaga hati Nicholas.
Hana kini malah duduk di depan Amanda. Ia sepertinya ingin pamer tentang hubungannya atau mungkin usaha yang ia lakukan selama ini.
“Lelaki menyukai istri yang cantik dan bisa menjaga penampilannya, kamu tahu kan?”
Amanda mengangguk.
“Makanya aku ingin membuat tubuhku tetap seksi di depan Nicholas.”
Amanda tersenyum tipis.
“Dan kalau kamu bertanya, apakah aku mencintainya atau tidak. Aku akan menjawabnya sekali lagi.” Hana menarik napasnya. “Aku mencintainya, sampai dulu aku melakukan hal kotor untuk mendapatkan lelaki itu,” bisiknya.
“Hanya kamu yang tahu, jadi aku harap kamu jangan mengatakan hal ini pada orang lain.” Hana tersenyum seakan tak merasa bersalah karena pernah merebut kekasih orang lain.
“Maksud kamu?”
“Yah—aku merebutnya dari kekasihnya. Dengan cara mudah aku langsung bisa menikahinya,” jawabnya dengan bangga.
Ia tidak tahu saja kalau di hadapannya ada seseorang yang sedang menahan rasa sakit itu.
Amanda yang sudah berburuk sangka pada Nicholas selama ini, akhirnya menemukan jawaban dari wanita yang sudah merebut kekasihnya.
“Jadi—kamu tau kalau dia sudah memiliki kekasih?”
“Tentu saja, tapi aku pura-pura tidak percaya.”
“Dan kamu tidak merasa bersalah dengan kekasih Nicholas?”
“Hei, Amanda. Biar aku jelaskan satu hal padamu. Jika dia belum menikah dan hanya memiliki seorang kekasih, dan akhirnya Nicholas bersamaku itu namanya seleksi. Tapi jika dia sudah menikah dan ada wanita lain di antara kami, itu namanya selingkuh. Jadi untuk apa aku merasa bersalah?”
“Kamu tidak takut dengan karma?”
Hana tergelak mendengar pertanyaan dari Amanda lagi. Ia pikir pertanyaan Amanda itu sangat lucu.
Ekspresinya berubah serius satu detik kemudian. “Sayangnya, aku tak percaya dengan karma,” desisnya.
Amanda menaikkan satu alisnya. Dia tersenyum mendengar penjelasan dan pengakuan dari Hana.
Secara tak langsung dia seperti sudah menyombongkan apa yang sudah direbutnya selama ini. Dan percaya pada Nicholas jika dia tak akan pernah melirik wanita lain, sebab Hana percaya pada dirinya sendiri.
Tak ada yang bisa mengalahkan kelasnya. Kelas yang paling tinggi menjadi istri yang masih cantik meskipun tak lagi muda.
Hana kemudian berdiri, ia mengambil tasnya yang tadi ia letakkan di atas sofa.
“Bagaimana kalau suamimu, tertarik padaku?” Pertanyaan yang terlalu berani. Tetapi Amanda ingin bertaruh dengan pertanyaannya itu.
“Tertarik padamu?” Hana menatap Amanda dengan tatapan jijik. Terulas senyum licik dari bibir Hana.
“Aku percaya pada Nicholas, jika dia tak akan tertarik pada wanita sepertimu. Aku tahu kamu seorang janda beranak satu, yang ditinggal selingkuh oleh suamimu.”
Hana terkekeh. “Jika suamimu saja meninggalkanmu, jadi untuk apa Nicholas tertarik padamu?”
“Makanya aku selalu mengatakan padamu, agar selalu merawat tubuhmu,” desisnya.
Amanda tidak sakit hati mendengar ucapan dari Hana. Tidak—dia bahkan tersenyum karena seakan diberikan izin oleh Hana untuk merebut Nicholas agar kembali padanya.
Hanya membutuhkan sedikit usaha, mungkin Nicholas bisa kembali ke pelukannya. Lagipula Amanda tahu kalau lelaki itu masih mencintainya.
Semuanya lebih mudah ketika Hana sama sekali tidak memiliki rasa cemburu terhadap Amanda.
Ketika dia pulang dari rumah sakit semalam berdua? Lalu sudah dua hari ini Amanda dan Nicholas sarapan pagi di meja makan, dan Hana tidak pernah cemburu padanya.
Jadi—sepertinya Hana sangat percaya pada dirinya sendiri.
Mungkin terdengar bagus karena dia memiliki rasa kepercayaan yang tinggi, tapi dia mungkin akan syok jika suatu saat menghadapi jika suaminya pergi untuk wanita lain.
**
Hana masuk ke dalam sebuah kafe, di mana teman-temannya sudah berkumpul di sana.
Dengan senyum yang menawan dan pakaian mahal yang menempel di seluruh tubuhnya, seperti biasa Hana duduk dengan penuh kebanggaan.
“Jadi kehamilanmu bagaimana? Kudengar kamu kemarin fitness, apa kamu tidak tahu kalau itu berbahaya?”
Hana tersenyum canggung. “Iya, aku baru tahu, dan suamiku sangat marah padaku. Malamnya aku diantar ke rumah sakit oleh suamiku, tapi untung saja kandunganku tidak apa-apa.”
“Wah enak sekali, suamimu masih perhatian padamu, padahal sudah lima tahun menikah,” puji teman Hana.
“Benar, mungkin Nicholas sangat melindungi istrinya karena dia selama ini sangat menginginkan seorang anak, kan?”
“Ya, begitulah.” Hana meminum jusnya. Dalam hati dia kesal juga karena pada kenyataannya, Nicholas tidak seperti itu padanya.
Ketika di toilet, teman-teman yang memuji Hana tadi membicarakannya di belakang.
“Sepertinya dia sangat bodoh, sudah tahu hamil tapi malah fitness dan bermain golf.”
“Yah, mau bagaimana lagi. Dia sepertinya tidak mengerti sama sekali tentang kehamilan,” timpal seorang lagi.
“Kalau tak mengerti dia bisa bertanya pada dokter, atau mungkin melihat internet. Tapi sepertinya dia lebih mementingkan penampilannya, daripada kandungannya.”
“Kalian sedang membicarakan siapa?” tanya Hana yang sudah berdiri di belakang teman yang mengatainya barusan.
“Oh—“
“Jangan memberikanku alasan, lebih baik berkaca dan berhenti mengeluh mengapa suami kalian suka pulang malam dan ada bau parfum wanita di bajunya.”
Teman Hana yang bernama Cindy tak terima langsung berdiri. Dia sejak tadi diam karena malas berdebat dengan Hana.
Namun dia sudah terlalu sering dihina lantaran setelah melahirkan berat badannya naik drastis.
“Kamu tahu, Amanda? Seorang suami bukan hanya selingkuh karena tidak puas dengan penampilan istrinya! Tapi bisa juga dia akan selingkuh karena perempuan sepertimu!”
“Apa kamu bilang? Perempuan sepertiku?! Memangnya perempuan apa aku ini!”
“Jangan pura-pura tidak tahu, Hana!” sentak Cindy tapi ditengahi oleh temannya.
"Sudah Cindy, dia tak akan mengerti perasaan kita," cegah temannya yang lain.
"Lihat saja, aku akan tertawa kalau Nicholas sampai selingkuh!" tandas Cindy seakan mendoakaan hal buruk untuk Hana.
Hana diam dan pergi dari kafe setelah membuat keributan.
Hana kembali ke rumah dengan perasaan yang masih terbawa emosi karena ucapan teman-temannya tadi.Memang benar, mereka hanya bermulut manis kalau hanya ada di depannya saja. Dan mengatakan hal buruk di belakangnya seperti tadi.“Mengesalkan! Bilang saja kalau iri padaku, tak usah membicarakanku seperti itu,” gerutu Hana.Matanya menatap mobil mertuanya yang sudah terpakir dengan manis di halaman rumahnya.Wajahnya menegang untuk sesaat karena dia tidak tahu kalau hari ini adalah kunjungan mertuanya di rumahnya.Biasanya ibu Nicholas itu akan mengabarinya jika akan ke sana. Tapi hari ini dia datang tanpa memberi tahu pada Hana terlebih dahulu.“Gawat,” desisnya panik.“Amanda.”Ibu Nicholas tidak tahu jika Hana menggunakan jasa ibu pengganti selama ini. Yang ia tahu, Hana saat ini hamil. Sudah hanya itu saja.Kalau sampai dia tahu Am
Amanda buru-buru membawa Nicholas menjauh dari hadapan Christian, sebab Amanda tahu jika mantan suaminya itu akan memanfaatkan Nicholas, seorang pengusaha muda terkenal dan sukses di usianya yang masih muda.“Dia siapa?” tanya Nicholas ketika mereka berdua sudah menjauh dari Christian.“Mantan suamiku.” Amanda menjawab dengan mata menatap ke arah Christian duduk. Terlihat jelas kalau mata lelaki itu memandangnya dengan penasaran.“Lalu? Apa dia memerasmu?”“Bukan seperti itu—dia ingin meminta uang untuk anakku. Dia sedang di rumah sakit saat ini.”Nicholas diam, memandangi wajah Amanda yang seakan kebingungan.“Kenapa? Apa kamu tak punya uang?”Amanda sontak menatap wajah Nicholas dan tersenyum tipis. Uangnya masih banyak, dari gaji menjadi ibu pengganti dua tahun yang lalu.“Bukan begitu, aku ragu memberikannya karena Christian suka berjudi. Aku ta
Sudah pukul dua belas kurang beberapa menit dan Nicholas masih terjaga dari tidurnya. Tentu saja dia sengaja melakukan hal tersebut karena ingin mengerjakan hal lain malam itu.Sejak tadi dia berusaha untuk memastikan kalau istrinya sudah nyenyak tidur.“Han,” panggil Nicholas pelan. Matanya melirik ke sampingnya.“Hana,” panggil Nicholas lagi dan Hana tidak menyahut.Nicholas kemudian bangkit, ingin memastikan lagi jika istrinya benar sudah masuk ke dalam alam mimpinya.Telapak tangannya ia kibaskan di depan wajah istrinya. Dan tak ada reaksi dari Hana.Aman!Nicholas perlahan bergerak dari tempat tidurnya kemudian membuka pintu kamar dengan perlahan.Lampu di rumah sudah gelap dan pasti pembantu-pembantunya juga sudah tidur.Dengan langkah mengendap Nicholas berjalan ke kamar Amanda. Dadanya berdegub sangat kencang, ini adalah hal
Hana tidak menaruh curiga pada Nicholas yang tiba-tiba mengatakan kalau dirinya akan pergi ke luar negeri untuk beberapa hari.Karena alasannya Nicholas memang sudah sering pergi untuk urusan bisnis dan tentunya Nicholas tak akan menyeleweng karena sudah ada istri yang sempurna di dalam rumahnya.Namun kepercayaan diri Hana yang tinggi itu membuat dirinya mungkin akan kehilangan suaminya.Dia terlalu percaya jika suami hanya membutuhkan penampilan istri yang seksi dan indah dipandang. Tetapi ia lupa, jika suami juga membutuhkan hal lainnya.Usai sarapan pagi itu Hana mengobrol dengan Emma.Setelah dia mengalami hal tak menyenangkan dengan teman-temannya. Akhirnya dia lebih suka mengobrol dengan pembantunya itu sambil dipijit kakinya."Em, suamiku sudah beberapa hari ini selalu malas untukku ajak berhubungan. Kira-kira kenapa ya?" tanya Hana. Dia
Hana berdecak kesal setelah mendapatkan perlakuan seperti itu barusan. Bagaimana bisa Nicholas sama sekali tidak peduli jika dirinya sedang sakit?Yah, setidaknya dia bisa berbasa-basi pada Hana meskipun dia tidak tahu penyakit apa yang sedang Hana derita itu.“Emma!” panggil Hana dengan berteriak. Pembantu yang masih muda itu langsung menghampirinya.“Ada apa Nyonya?”“Siapin makan siang,” suruhnya masih dengan tersulut oleh kemarahan.“Sudah sejak tadi siap, Nyonya.”“Amanda di mana?”“Oh tadi dia katanya pergi keluar,” jawabnya.**Amanda masuk ke dalam sebuah restoran yang dipesan oleh Nicholas. Tadi pagi dia memang berencana untuk mengajak wanita itu untuk makan siang bersama meski sudah ditolak oleh Amanda.Alasannya sederhana karena dia tak mau kalau sampai Hana tahu.“Lebih baik kita jangan
Pikiran Hana sudah lebih baik sekarang, apalagi setelah Nicholas kembali mau bermain dan melakukan hubungan intim tadi malam.Dia membuka matanya dan tampak sangat bersemangat. Sambil mengendurkan otot-ototnya yang pegal. Hana kemudian menurunkan kedua kakinya di atas lantai.Bergerak menuju kaca di meja rias. Hal yang pertama ia lakukan adalah bercermin dan melihat bentuk tubuhnya.“Masih seksi, jadi tak mungkin Nicholas berpaling dariku. Ukuran payudaraku juga tidak terlalu kecil, tak mungkin kalau Nicholas tak puas dengan permainan tadi malam.” Hana bergumam sambil memuji dirinya sendiri.Betapa puasnya dia setelah berhasil melakukan hubungan suami istri dengan Nicholas tadi malam.Ia pikir Nicholas sedikit tersentuh setelah Hana melakukan kewajibannya sebagai istri yaitu menyiapkan baju untuk suaminya di atas kasur meskipun tak dipakai olehnya.Padahal tidak. Itu semua hanyalah
“Aku makan siang dengan Amanda kemarin,” jawab Nicholas. Ia sudah menduga jika Hana akan cemburu padanya. Tetapi ekspresi wajahnya itu di luar dugaannya.Hana sama sekali tidak menampakan wajah cemburu pada Nicholas. Alih-alih marah dia malah merasa lega karena wanita itu adalah Amanda.“Oh Amanda, tak sengaja bertemu dengannya lagi di jalan?” Entah itu sindiran atau hanya pertanyaan biasa tapi yang pasti raut wajah Hana tidak setegang tadi.“Oh—iya,” jawab Nicholas terbata sambil mengamati wajah istrinya dari samping.“Kenapa? Kamu tak cemburu padanya, kan?” tanya Nicholas. Ia mengenal Hana lebih dari wanita itu sendiri, dia memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Dan pasti akan menganggap Amanda adalah bukan saingan beratnya.“Buat apa aku cemburu dengan wanita itu. Kupikir tadi kamu akan menjawab akan makan siang
Nicholas sedang mengenakan dasinya pagi itu. Melalui pantulan cermin, dia melihat Hana masih tertidur pulas di atas ranjangnya.Sejak dia kembali dari kamar Amanda tadi malam, Hana tidak menyadari jika suaminya sudah menghabiskan malamnya dengan wanita lain.“Kupikir kamu pintar,” bisik Nicholas ia kemudian keluar dari kamarnya.Dari tempatnya berdiri Nicholas melihat Amanda sedang memasak sarapan untuknya. Nicholas tersenyum, berbeda dengan senyum tadi. Ia tersenyum hangat melihat Amanda berada di meja makan dan sedang menyiapkannya sarapan.Berbeda sekali dengan seseorang yang ia kenal. Selalu bangun seenaknya, dan menyalahkan Nicholas jika tidak membangunkannya.“Seharusnya kamu duduk saja di kursimu,” ucap Nicholas, ia menarik kursinya kemudian duduk.“Aku ingin memasakkan sesuatu untukmu,” sahut Amanda senang. Dia meletakan nasi dan beberapa lauk di meja.
Satu tahun kemudian …Keadaan Nicholas sudah pulih dari insiden yang terjadi beberapa waktu yang lalu, meski dia harus menerima banyak jahitan di perutnya.Gabriel anaknya sudah berusia satu tahun lebih beberapa hari dan membuat suasana rumahnya menjadi lebih berwarna. Celotehnya dan juga tangisnya mewarnai rumah yang saat ini lebih mirip seperti istana alih-alih neraka.Keberadaan Amanda sampai saat ini masih belum diketahui meski polisi tengah mencari keberadaannya.Tak ada yang tahu keberadaan Amanda, termasuk Nicholas. Lelaki itu terkadang berpikir ke mana Amanda pergi atau mungkin bersembunyi karena dia sama sekali tidak meninggalkan jejak.“Kamu masih memikirkan Amanda?” tanya Hana ketika melihat suaminya itu melamun di ruang keluarga.Sebelum Nicholas menjawab Hana sudah memotong jawaban Nicholas. “Iya sih, rasanya aneh karena dia tiba-tiba menghilang sampai saat ini, dan pol
Satu hari setelah Amanda membuat ribut di kantor Nicholas. Kini mantan suami Amanda yang siang itu datang ke kantornya dan membuat kekacauan.Dia menuduh Nicholas menculik Amanda karena wanita itu tidak pulang sejak hari kemarin.Nicholas yang dituduh pun tidak terima karena dia tidak mengetahui apa-apa mengenai Amanda. Apalagi menculik wanita itu.Nicholas buru-buru ke lobi ketika sekretarisnya mengatakan padanya jika ada seseorang ingin menemuinya di lobi. Dia sudah membuat keributan di bawah dengan meneriakkan bahwa dirinya adalah penculik Amanda.Ia pun langsung gegas menuju ke bawah untuk memastikan. Zayn yang juga mendengar kabar tersebut mengikuti Nicholas di belakangnya karena takut Cristian akan membahayakan sahabatnya itu.“Aku tidak tahu sama sekali mengenai Amanda,” desah Nicholas ketika dia berada di dalam lift.“Diculik? Aku saja baru tahu sekarang. Apa jangan-jangan i
Nicholas sedang membuka laporan yang baru saja diserahkan oleh Zayn siang itu sebelum akhirnya terjadi sebuah keributan di kantornya.Suara teriakan Milla, sekretaris Nicholas membuat lelaki itu dan Zayn saling bertatapan curiga.“Ada apa?” tanya Nicholas pada Zayn.“Aku tidak tahu.” Zayn menaikkan kedua bahunya dia juga tidak tahu.Lalu beberapa saat kemudian sebuah pintu didorong dari luar dan menampakkan sebuah bayangan yang membuat Nicholas dan Zayn terkejut.“Amanda,” bisik Nicholas. Dia menatap Amanda dan Zayn bergantian.Alis Nicholas mengerut, dia terkejut melihat Amanda tiba-tiba ada di kantornya siang ini.Sejak anak Nicholas lahir, dia memang sudah jarang memperhatikan Amanda. Bahkan dia sudah menyerahkan semuanya pada Zayn untuk mengurus Amanda. Dan dia sama sekali tidak menyangka jika ia akan kedatangan tamu yang tidak lain adalah Amanda.
Setelah empat hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Hana sudah diizinkan untuk pulang ke rumah. Hana masih merasakan sakit di perut pada luka sayatannya sesekali. Dan Nicholas yang melihatnya, membuat lelaki itu menjadi tidak tega.Ia memberikan waktunya yang ekstra untuk Hana. Bahkan dia tidak segan untuk membantu istrinya itu mengganti popoknya atau memberikan susu formula ketika malam dengan kondisi kakinya yang tidak sama seperti dulu.Nicholas tahu jika Hana sudah lelah makanya dia berinisiatif untuk membantu istrinya tersebut.Dan pagi hari—ketika Nicholas sedang mandi. Hana tengah menyiapkan baju kerja untuk Nicholas. Karena Nicholas sudah mulai bekerja lagi mulai hari ini.Nicholas yang baru saja keluar dari kamar mandi memandang Hana dengan senyuman bangga. Wanita itu sedang memilih pakaian yang cocok untuk Nicholas dan juga dasi yang akan dikenakannya.“Kamu tidak perlu repot-repot Hana,”
Beberapa bulan kemudian …Hal yang membuat Nicholas gugup setelah sekian tahun ia menunggu akhirnya datang juga. Nicholas sedang gugup lantaran menunggu persalinan Hana saat ini. Sejak tadi dia sudah mondar-mandir di depan ruang persalinan karena tidak tenang.Berkali-kali dia menggigit bibir bawahnya karena belum ada dokter yang memberi tahu bagaimana keadaan Hana yang masih ada di dalam.Lilie, ibu Nicholas datang dua jam setelah dia diberi tahu anaknya kalau saat ini Hana sedang menjalani operasi Caesar. Hana melahirkan Caesar bukan karena dia tak ingin melahirkan secara normal, melainkan ada hal yang memang lebih aman jika dia menjalani operasi Caesar.Pinggul Hana terlalu kecil atau bisa disebut dengan Disproporsi sefalopelvic sehingga mengharuskannya untuk Caesar. Agar bayi dan ibu sama-sama selamat nantinya.Suara derap langkah ibu Nicholas terdengar dari ujung koridor, dengan wajah paniknya
Zany masuk ke dalam kamar perawatan di mana Amanda dirawat setelah tak lama Cristian keluar dan meninggalkan ruangan tersebut.Zayn yang baru saja masuk dan melihat tangan Amanda sudah mulai bergerak, langsung memanggil dokter yang saat itu sedang berjaga.Amanda sepertinya masih memiliki keinginan untuk hidup. Di mana ia membuktikan jika masih ada keajaiban untuk dirinya.Teman Nicholas itu berdiri tak jauh dari ranjang Amanda, ketika wanita itu sedang diperiksa.Raut wajah Zayn sangat serius, sama seriusnya seperti dokter yang sedang memeriksa keadaan Amanda saat ini.“Jadi—bagaimana keadaan Amanda dokter?” tanya Zayn ketika dokter tersebut sudah selesai memeriksa Amanda.Dokter itu tersenyum. Dan dari senyumannya sudah bisa dipastikan jika akan ada kabar baik dari mantan kekasih Nicholas itu.“Keadaannya sudah mulai membaik, tapi dia masih belum bisa pulih sepenu
Empat bulan berlalu kandungan Hana kini sudah menginjak usia enam bulan.Perutnya sudah semakin membesar seiring berjalannya waktu. Dan hubungannya dengan Nicholas semakin hari sudah semakin membaik.Bahkan lelaki itu selalu mengusahakan untuk mengantarkan Hana guna memeriksakan ke dokter kandungan meski selalu saja ada suara sumbang dari orang-orang di rumah sakit.Berita perselingkuhannya dengan Amanda tentu saja sudah banyak publik yang tahu. Karena berita tersebut sempat heboh dan membuat perusahaannya mengalami penurunan saham.Kecelakaan yang terjadi pun, tak ada yang bersimpati pada Nicholas maupun Amanda. Semuanya seolah menyalahkan mereka berdua dan menyudutkan tetapi membela Hana.Meskipun Hana tidak menginginkan hal itu terjadi. Karena yang ia mau bukanlah seperti itu. Bukan kecelakaan yang harus merenggut anak Amanda dan Nicholas. Kecelakaan yang mengakibatkan Nicholas kehilangan k
Beberapa tahun yang lalu …Malam itu Hana sedang membersihkan make-upnya. Ia menatap Nicholas yang masih sibuk dengan gadget-nya di atas kasur. Sesekali dia melirik lelaki itu hanya untuk memastikan apakah perasaan suaminya sedang baik atau tidak.“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Nicholas yang menatap balik dari tempatnya duduk.“Bukan apa-apa.” Hana memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Nicholas. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu sebenarnya.”“Mengatakan apa?”“Tapi tunggu dulu—kenapa kamu belum hamil? Apa ada yang salah?” Nicholas berbalik bertanya.“Maka dari itu, aku ingin membicarakan masalah itu padamu sekarang.”“Apa?” Nicholas meletakkan ponselnya di nakas yang ada di samping tempat tidurnya dan menatap Hana serius.&nb
Tepat sepuluh hari Nicholas baru bisa kembali ke rumahnya. Itu pun nanti dia juga masih harus bolak-balik ke rumah sakit lantaran harus masih mengontrol kakinya pasca amputasi.Dan di saat seperti ini, hanya Hana yang menemainya ke mana-mana.Kini mereka berdua sudah ada di mobil dengan seorang supir baru yang akan mengantarkan mereka menuju rumah.Nicholas diam, Hana pun begitu. Sejak masuk ke dalam mobil Nicholas mau pun Hana tidak berkata sedikit pun.Hana tahu alasan di balik wajah sedih yang tampak di wajah suaminya tersebut. Ketika Nicholas keluar harus menggunakan kursi rodanya. Wajahnya sangat muram, tak sedikit pun ia mau tersenyum.Sebelum kembali ke rumah, tadi Nicholas sempat mengunjungi Amanda untuk terakhir kali. Ya, terakhir kali karena dia sudah menetapkan akan hidup bersama dengan Hana kembali.Meskipun dia masih mencintai Amanda. Namun semua