Share

Nekat

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 17:23:11

Raven memutar badan ke arah Kanya ketika tidak merasakan pergerakan istrinya itu. Raven juga tidak mendengar suaranya sedari tadi. Lebih tepatnya sejak mereka selesai bercinta lalu berbaring dengan posisi saling memunggungi.

Pemandangan yang didapatinya menampakkan seorang perempuan yang sudah terlelap. Raven tidak tahu entah sejak kapan Kanya memakai baju, berbeda dengan dirinya yang masih polos tanpa busana.

Cukup lama Raven menikmati wajah jelita itu dalam diam. Gurat-gurat lelah tampak begitu jelas di sana yang membuat Raven menghela nafas panjang.

Menilik perbuatannya beberapa jam yang lalu pada Kanya, ada sesuatu yang tiba-tiba menusuk hatinya. Raven tidak ingin berbuat sekasar tadi. Tapi jangan salahkan Raven, salahkan saja Kanya yang telah berani lancang bertindak tanpa seizinnya.

Puas memandangi wajah Kanya, Raven meninggalkan ranjang lalu membersihkan diri di kamar mandi. Jauh di dalam hatinya ia ingin menghabiskan sisa malam bersama Kanya. Namun tadi Raven sudah terlanjur b
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Saya Tidak Kenal Anda

    Pada awalnya Rudi menolak untuk mengantar Kanya. Tapi Kanya tidak menyerah dan belum berhenti. Satu kalimat pamungkas yang Kanya ucapkan membuat Rudi angkat tangan sehingga jadilah laki-laki itu mengantarkannya.“Bukankah saya juga majikan Pak Rudi? Saya istrinya Raven,” ucap Kanya tadi.“Tapi saya tidak tahu Pak Raven sedang berada di mana, Bu Kanya.”“Tolong antarkan saja saya ke rumah Aline, Pak,” tukas Kanya memaksa.Sepuluh menit kemudian mereka sudah membelah jalan raya. Kanya tidak peduli jika tindakan nekatnya ini akan membuat Raven murka. Kanya hanya ingin menunjukkan pada Raven bahwa ia juga berhak diperlakukan sebagai manusia normal.Lebih dari lima belas menit di jalan raya mereka tiba di rumah Aline. Kanya tidak melihat mobil Raven parkir di bagian mana pun di rumah itu. Mungkin masih di garasi, pikirnya.“Sepertinya Pak Raven tidak ada di sini, Bu,” kata Rudi begitu mereka berhenti.“Mungkin mobilnya masih di garasi, Pak.” Kanya berpegang teguh pada keyakinannya. Kanya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Pesanan CEO   Pengusiran Kanya

    “Ap—apa?” Sepasang bola mata indah Kanya membundar setelah mendengar perkataan Raven. Pria itu menolak untuk mengakuinya sebagai istri. Bagaimana mungkin Raven tega mengingkarinya? “Raven, saya tidak mengerti apa maksud kamu. Kamu sudah menikahi saya, tetapi—““Cukup, Mbak!” Raven memutus perkataan Kanya sebelum perempuan itu berbicara semakin panjang dan membeberkan semua rahasia yang selama ini dijaganya rapat-rapat. “Jangan mengada-ada dan memfitnah saya. Saya sudah punya istri dan tidak pernah menikahi siapa pun setelahnya apalagi orang seperti anda. Jadi saya minta anda pergi dari sini sebelum petugas keamanan menyeret anda dengan paksa.”Kanya memandangi Raven dengan perasaan tidak terdefinisikan. Raven mengucapkannya dengan tenang. Suara pria itu datar, tapi apa yang disampaikannya membuat hati Kanya hancur. Sudut-sudut mata perempuan itu menghangat. Sebelum bulir-bulir bening bertetesan dari sana, telinganya sudah kembali mendengar pengusiran Raven.“Apa anda tidak dengar? And

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Istri Pesanan CEO   Bicara Dari Hati Ke Hati

    Raven memutar knop pintu kamar Kanya pelan-pelan. Namun ternyata usahanya tidak berhasil. Kanya menguncinya dari dalam.“Kanya, buka pintunya!” panggil Raven sambil mengetukkan buku jarinya di sana. Pintu berwarna coklat tersebut tidak langsung terbuka sehingga Raven harus mengetuknya dengan lebih keras.“Kanya, ini saya, tolong buka pintunya dulu!”Selang beberapa detik kemudian daun pintu terbuka, menampakkan sosok mungil Kanya yang tampak kusut dari atas sampai bawah.Raven langsung menerobos masuk melewati Kanya sambil menarik tangan perempuan itu agar ikut masuk dengannya kemudian mengunci pintu.Kanya bergeming termasuk ketika Raven mulai menyorotnya dengan dingin seperti biasa.“Sekarang jelasin ke saya apa tujuan kamu datang ke kantor saya tadi?” Laki-laki itu memulai interogasinya.Kanya masih bergeming seperti sebelumnya sambil mengarahkan matanya ke sudut lain menghindari tatapan Raven yang betah berlama-lama di wajahnya.“Saya lagi bicara sama kamu, Kanya. Apa kamu nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Istri Pesanan CEO   Keinginan Aline Untuk Berhubungan Intim

    Raven terbangun karena suara berisik yang berasal dari ponselnya. Dengan malas lelaki itu membuka matanya yang berat bagai diberi perekat. Perlahan ia mengangkat tangannya yang dijadikan Kanya sebagai bantal. Nama ibunya tertera di layar ketika Raven berhasi menjangkau ponsel yang diletakkannya di nakas. Sesaat matanya menyipit untuk melihat penunjuk waktu saat ini. Ternyata sudah jam satu malam. Raven sedikit berdecak. Menyesal tidak mematikan ponselnya sebelum tidur tadi agar tidak seorang pun mengganggu kebersamaannya dengan Kanya.“Ada apa, Ma?” tanya Raven parau setelah menjawab panggilan tersebut.“Rav, kamu di mana?”“Di rumah Kanya, Ma.”“Mama minta kamu pulang sekarang. Aline sakit lagi, kepalanya pusing, dari tadi nggak bisa tidur.”“Tapi aku lagi di rumah Kanya, Ma. Ini udah larut, aku nggak bisa pulang sekarang.” Raven menunjukkan rasa keberatannya. Sudah dua minggu Raven menahan rindu pada Kanya. Sekalinya bisa bersama, selalu saja ada penginterupsi.“Tapi Aline sakit! K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Istri Pesanan CEO   Dia Pembantu Saya

    Raven memejamkan mata sembari menikmati titik-titik air yang menetes membasahi tubuhnya. Ia baru bisa bernafas lega sekarang seakan baru saja lolos dari maut.Tadi Aline terus memaksa untuk melakukannya. Raven tidak bisa menghindar setelah mengajukan berbagai alasan. Aline malah menuding jika Raven tidak lagi mencintainya karena sudah ada Kanya. Pada akhirnya Raven mengalah demi menyenangkan hati Aline. Mereka mencoba melakukannya. Tapi belum apa-apa, Aline sudah merintih kesakitan. Akhirnya proses penyatuan dua tubuh itu pun terhenti begitu saja.Selesai mandi Raven kembali ke kamar. Sepasang matanya langsung dihadapkan pada pemandangan yang membuatnya menghela napas. Aline sedang meringkuk di ranjang sambil menangis.Raven berjalan mendekat lalu duduk di pinggir tempat tidur mereka. “Udahlah, Lin, nggak usah sedih.” “Gimana aku nggak sedih, aku nggak ada gunanya buat kamu. Aku cacat, aku nggak sempurna. Aku nggak bisa menjadi istri yang baik. Bahkan untuk sekadar melayani kamu aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Istri Pesanan CEO   Diusir Paksa

    Kanya memandangi Raven sesaat dengan sorot meminta penjelasan. Raven membalas Kanya dengan tatapan tanpa kedip. Kanya kemudian menjadi paham apa yang Raven maksudkan. Suaminya itu ingin mereka bersandiwara.“Baik, Pak,” ucap Kanya pelan kemudian melarikan diri ke belakang bersama batinnya yang perih. Meski semua ini hanya sandiwara, namun Kanya tidak akan mengingkari jika perasaannya sangat sedih saat ini.Di ruang belakang, Kanya mengambil gelas kemudian membuatkan minuman seperti yang dikehendaki Raven.“Bu Kanya sedang apa di sini?” tegur Titik melihat keberadaan Kanya di sana.“Saya mau bikin minuman untuk tamu Raven, Bi,” jawab Kanya sembari menuangkan sirup ke dalam gelas.“Kenapa Ibu Kanya yang bikin? Biar saya saja, Bu.” Titik bermaksud untuk mengambilnya dari Kanya, tapi Kanya bertahan agar dirinya yang melakukan.“Biar saya, Bi, ini sudah hampir siap. Kalau pekerjaan Bibi sudah selesai Bibi istirahat saja di kamar."Karena Kanya terus memaksa untuk melakukannya sendiri, Titi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Istri Pesanan CEO   Welcome to Your New World

    Kanya tergeletak di pinggir jalan dengan keadaan lemah tidak berdaya. Sekujur tubuhnya terasa remuk. Persendiannya luar biasa linu, tubuhnya lemas seperti kehilangan tulang penyangga. Sementara di hadapannya pagar rumah tertutup rapat dan tentu saja telah dikunci.Hari itu Kanya memang berada sendiri di rumah. Sudah sejak tadi Rudi pergi menemani Titik belanja bulanan. Saat itulah Marissa datang. Begitu mengetahui Kanya hanya sendiri ia menjadi sangat leluasa.Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya terutama perut bagian bawah dan area genital, Kanya mencoba bangun. Sesaat perempuan yang malang itu termenung sambil memandangi pagar tinggi rumah Raven.Kanya tidak tahu harus pergi ke mana, tapi suara dalam hatinya yang paling dalam berteriak dengan keras padanya agar Kanya jangan kembali lagi ke rumah itu.Namun, ia harus ke mana?Kanya tidak mungkin ke butik atau minta tolong pada Dola. Itu sama halnya dengan menyerahkan diri pada Raven.Kanya merogoh saku celana coklat sepaha y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Istri Pesanan CEO   Tertangkap

    Kanya mulai mencoba membiasakan diri dengan penampilan barunya. Meski sangat jelas seluruh jenis kain yang melekat di tubuhnya membuat perempuan itu jadi tidak nyaman. Lisa yang sedang menyetir tersenyum geli saat melirik ke sebelah dan melihat Kanya menutupi pahanya yang terbuka dengan telapak tangan. Mau ditutupi bagaimanapun tetap saja bagian itu terekspos dengan jelas.“Santai aja, Kanya, di sini nggak ada siapa-siapa. Cuma saya yang bisa ngeliat kamu,” ucap Lisa menenangkan Kanya agar bersikap biasa saja.Kanya menggigit bibirnya. Sekarang memang hanya Lisa yang bisa menyaksikannya. Tapi nanti setelah tiba di tempat yang dituju ia akan menjadi santapan berpasang-pasang mata.Selagi Lisa menyetir, Kanya yang duduk di sebelah perempuan itu tak kuasa menengkan perasaannya. Jantungnya berdetak jauh lebih kencang dari yang seharusnya. Kanya mencoba membayangkan tentang pekerjaan yang akan dijalaninya nanti. Apa ia bisa? Apa nanti ia tidak akan grogi?"Kanya, kita sudah sampai."Kanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Berdua Denganmu

    Raven mendekati Kanya, menyentuh dahinya yang menjadi sasaran kenakalan sang putra. Lemparan Ray yang begitu kuat membuat dahi Kanya bengkak. Kepalanya juga pusing dan terasa berdenyut.Kejadian yang menimpa Kanya membuatnya otomatis memindahkan atensi orang-orang. Kanya dibawa ke ruangan guru untuk diobati di sana. “Biar saya saja, Bu,” kata Raven pada guru yang akan mengompres dahi Kanya. Raven mengambil alih. Dikompresnya dahi Kanya pelan-pelan.Kanya meringis, tangannya refleks mencekal pergelangan Raven.“Sakit?” tanya Raven melihat ringisan Kanya.Kanya mengangguk dengan perlahan. Kanya tidak habis pikir bagaimana mungkin anak seusia Ray bisa melakukan tindakan seperti tadi.“Maafin Ray ya, Nya. Dia nggak tahu kamu siapa. Dia memang manja, semua keinginannya harus dituruti, kalau ada yang nggak sesuai dengan hatinya dia akan ngamuk, contohnya seperti tadi. Awalnya dia nggak mau sekolah. Tapi dari pada terus berada di rumah aku pikir sebaiknya disekolahkan, apalagi teman-teman

  • Istri Pesanan CEO   After All These Years

    Keluar dari kamar Wanda, Davva melangkah menuju ruang tamu guna menemui Kanya yang sedang duduk menunggu di sana. Kanya tampak sedang mengawasi Monic bermain. Anak itu tidak betah duduk di pangkuan Kanya. Sedari tadi ia sibuk berjalan ke sana kemari mengeksplor apapun yang menarik perhatiannya.“Nya, ayo ke kamar Mama.”“Kamu udah kasih tahu aku ada di sini?”“Udah, yuk.” Davva kemudian melambaikan tangan pada Monic meminta agar gadis cilik itu mendekat. “Monic! Ayo sini sama Papa, Nak!” Sejak resmi menikahi Kanya, Davva mengajarkan agar anak sambungnya memanggil Papa padanya.Monic berlari kecil menghampiri Davva yang membungkuk sambil merentangkan tangan. Begitu anak itu berada dekat dengannya, Davva langsung membawa ke gendongannya.Jantung Kanya berdegup kencang begitu Davva merangkul punggungnya menuju kamar Wanda. Kanya menyiapkan diri untuk kemungkinan paling buruk termasuk jika nanti Wanda mengusirnya.Dengan Monic berada dalam gendongannya, tangan Davva memutar gagang pintu

  • Istri Pesanan CEO   Merasa Penasaran Tapi Gengsi

    Setelah mereka resmi menikah Davva mengajak Kanya pindah ke rumah. Menurut Davva rumah pribadi meskipun sederhana lebih ideal untuk membangun kehidupan berkeluarga dibandingkan dengan tinggal di apartemen. Davva membeli sebuah rumah yang nyaman untuk mereka bertiga. Ia menyerahkan pada Kanya untuk pemilihan lokasi, model dan tipe rumah beserta interior dan furniture di dalamnya. Davva memperlakukan Kanya bagai ratu sesungguhnya. Bahkan kadang Kanya berpikir semua ini terlalu berlebihan untuknya. Ia merasa tidak pantas untuk semua ini walaupun Davva sudah berkali-kali meyakinkannya bahwa Kanya berhak diperlakukan dengan istimewa.Dering suara ponsel Davva membangunkan Kanya pagi itu.Kanya membuka matanya. Lalu dengan perlahan Kanya menepis tangan Davva yang melingkarinya. Lelaki itu memeluk Kanya dari belakang. Mengangkat tubuh, Kanya menjangkau ponsel suaminya yang tergeletak di nakas. Begitu benda itu berada di tangannya Kanya melihat nama Tante Lilis tertera di sana. Kanya sontak

  • Istri Pesanan CEO   Gaya Bercinta Davva

    Malam semakin tua. Keheningan mulai juga semakin meraja. Namun di kamar mewah itu Davva dan Kanya masih betah membuka mata. Mereka baru saja selesai berdansa dan makan malam bersama sekitar satu jam yang lalu.Saat ini keduanya sama-sama berbaring di atas kasur yang dipenuhi taburan kelopak mawar merah. Tiada sepatah kata pun yang terlontar dari bibir keduanya. Hanya mata keduanya yang berbahasa.Keduanya berbaring miring berhadapan dengan jari-jemarinya Davva membelai wajah Kanya.Kanya tidak menyangka jika jalan hidup akan membawa dirinya pada titik ini. Setelah ditipu dan dijual oleh orang tuanya, Kanya menikah dengan lelaki asing yang tidak dikenalnya. Lalu menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi hingga akhirnya dipersatukan dengan Davva yang menjadi pendamping barunya.“Dav, apa Mama tahu hari ini kita menikah?”Belaian tangan Davva di wajah Kanya melambat saat mendengar pertanyaan istrinya itu.Sehari sebelum menikah Davva mencoba menelepon Wanda tapi tidak dijawab. Davva jug

  • Istri Pesanan CEO   Sah

    Kanya mematut diri di muka cermin memandangi sekujur tubuhnya dari atas kepala hingga bawah kaki.Kalau saja Kanya narsis ia ingin mengatakan betapa jelita dirinya saat ini dengan balutan gaun broken white yang membalut tubuhnya. Layaknya pakaian yang digunakan untuk akad, gaun itu sopan dan tertutup tapi tetap saja tidak mengurangi kecantikan Kanya yang bersumber dari dalam.Pintu ruangan tiba-tiba dibuka dari luar bersamaan dengan munculnya Dita.Gadis itu melangkah ke dalam.“Cantik banget kamu, Nya. Aura pengantinnya keluar,” puji Dita mengomentari penampilan Kanya.Hari ini akhirnya tiba. Hari di mana Davva akan mengikat Kanya dalam ikatan yang suci dan sakral serta sah secara agama maupun negara.Bibir Kanya mengembangkan senyum tipis. Ingatannya lantas terseret mundur pada momen beberapa tahun yang lalu. Saat itu ia menikah dengan Raven dengan suasana yang tidak jauh berbeda dengan saat ini. Pernikahannya dengan Raven kala itu digelar secara tertutup. Sedangkan pernikahan kedua

  • Istri Pesanan CEO   I Choose Him

    Kanya tarik tangannya dari genggaman Raven setelah lelaki itu mengecupnya.Kanya hampir saja goyah dengan segala bentuk cara Raven meyakinkannya. Iya. Kanya percaya jika Raven sungguh-sungguh dengan ucapannya. Tapi yang menjadi masalah adalah terbuat dari apa hati Kanya jika membatalkan pernikahannya dan Davva justru di detik-detik terakhir? Apa Kanya tega menyakiti Davva yang merupakan malaikat penyelamat dalam hidupnya.“Maaf, Rav, pernikahan aku dan Davva nggak bisa dibatalkan lagi.”“Oke. Kalau pernikahan kamu nggak bisa dibatalkan, maka perasaan aku juga nggak bisa dibatalkan. Aku mencintai kamu, Kanya. Apa begitu sulit untuk memahami perasaanku?” ujar Raven gregetan. Raven sudah putus asa. Ia tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi untuk mengubah pendirian Kanya agar membatalkan keputusannya.“Tentang cinta mungkin aku terlalu mentah. Tapi yang kutahu cinta tidak harus saling memiliki,” jawab Kanya bijaksana menirukan ungkapan yang sering digaungkan di kalangan para pencinta

  • Istri Pesanan CEO   Usaha Raven Menggagalkan Pernikahan Kanya

    Kanya dan Raven sudah berada di mobil Raven. Raven menutup rapat-rapat pintunya setelah menyalakan mesin.Raven tidak langsung menyampaikan maksudnya. Yang dilakukannya saat ini adalah memandangi Kanya selama hitungan detik.“Rav, kamu mau bicara apa?” tuntut Kanya karena Raven bergeming dan tidak melepaskan Kanya dari tatapannya.“Aku mau kamu klarifikasi soal tadi.”Kanya mengernyit. “Yang tadi mana?”“Soal pernikahan. Kamu yakin akan menikah lagi?”Jadi hanya untuk itu Raven datang dan mengajaknya bicara berdua?“Aku nggak pernah seyakin dari sekarang, Rav.” Kanya memberi jawaban yang membuat hati Raven patah.“Aku masih nggak percaya kalau kamu mengambil keputusan secepat ini. Aku yakin ini hanya keputusan emosional kamu,” vonis Raven yang masih berharap Kanya akan mengkaji ulang keputusannya lalu membatalkan rencana pernikahannya dengan Davva.“Tahu apa kamu tentang aku?” balas Kanya. Raven bersikap seolah sangat mengenal Kanya lalu dengan mudahnya mengatakan keputusan Kanya adal

  • Istri Pesanan CEO   Bicara Empat Mata

    Raven dan Aline serentak memandang ke arah Davva. Air muka Raven berubah seketika setelah mendengar ucapan laki-laki itu. Jadi mereka ke sini untuk membeli cincin nikah? Apa mereka akan menikah?Raven yang selama ini selalu tenang tidak kuasa menyembunyikan kegelisahan yang terlukis jelas di raut gagahnya.“Wedding ring untuk siapa? Siapa yang akan menikah?” Entah bagaimana tapi pertanyaan itu terlontar dari bibir Raven.“Kami yang akan menikah, aku dan Kanya.” Masih Davva yang menjawab.Raven memindahkan arah pandangnya pada Kanya seakan ingin meminta langsung penjelasan dari mantan istrinya itu. Raven ingin Kanya berbicara. Ia berharap Kanya menidakkan dan yang tadi didengarnya tadi hanyalah lanturan Davva saja.Kanya menundukkan kepala, tidak sanggup membalas tatapan Raven yang menghujamnya begitu dalam.“Kanya, apa itu benar? Apa kamu akan menikah?” Raven mengulangi pertanyaannya yang belum sempat Kanya jawab.“Kami memang akan menikah,” jawab Davva mewakili Kanya.“Aku bicara pad

  • Istri Pesanan CEO   Panasnya Hati Raven

    Setelah keluar dari rumah, Davva langsung mengajak Kanya pergi. Kanya diam membeku di sebelah Davva. Peristiwa yang dialaminya barusan sangat mengguncangnya. Tuduhan keluarga Davva membuatnya lebih dari terhina.“Kanya …”Kanya diam saja saat Davva menyentuh pundaknya.“Jangan dimasukin ke hati ya kata-kata Mama tadi.”Larangan Davva sangat mengusik Kanya. Bagaimana mungkin Kanya tidak memasukkan ke hati? Toh Kanya adalah manusia yang memiki perasaan. Jika yang dulu-dulu Kanya masih bisa menahannya, tapi sekarang tidak lagi. Mereka sudah kelewatan. “Aku bukan robot, Dav. Aku punya hati. Nggak mungkin aku nggak tersinggung sedangkan keluarga kamu menuduhku yang bukan-bukan,” lirih Kanya sembari menaikkan tangan mengusap matanya. Bulir-bulir air bening itu kembali meluncur.Merasa masalah ini tidak bisa dibicarakan sambil menyetir, Davva menepi lalu berhenti di tepi jalan. Davva beringsut memiringkan duduknya mengarah pada Kanya.“Aku tahu kata-kata Mama sangat keterlaluan dan membuat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status