Lantaran Vera datang beronar di perusahaan, suasana hati Chelsea juga tidak bagus. Dia mengurus beberapa pekerjaan, lalu duluan pulang kerja.Setibanya di rumah, Chelsea pergi melihat Timothy. Dia sedang serius belajar di bawah bimbingan guru les. Kemudian, Chelsea pun menutup pintu kamar dengan perlahan.Sejak foto Timothy beredar di internet, Chelsea tidak memperbolehkan Timothy ke taman kanak-kanak lagi. Selama beberapa saat ini, guru dari taman kanak-kanak sempat berkali-kali menghubungi Chelsea, mengatakan guru dan teman sekolah sangat merindukannya. Mereka berharap Timothy bisa bersekolah kembali.Hanya saja, Chelsea tetap saja merasa tidak tenang. Dia menolak niat baik sang guru dengan halus.Identitas Timothy berbeda dengan anak pada umumnya. Jika dia mencari incaran orang yang memendam motif jahat, tidak ada gunanya jika Chelsea menyesal nantinya.Melalui pertimbangan panjang, Chelsea merasa akan lebih tenang jika Timothy bisa selalu berada di bawah pengawasannya.Chelsea kemb
“Mulai sekarang, dia bertanggung jawab untuk antar jemput aku ke sekolah.”“Hah?” Chelsea terbengong sejenak. “Kenapa?”“Nggak kenapa-napa. Kamu cukup sampaikan kepadanya saja.” Usai berbicara, tatapan Timothy kembali tertuju pada layar komputernya. Kelihatan sekali dia tidak ingin berbicara lagi.Chelsea terpaksa meninggalkan ruangan. Kepalanya terasa sakit saat ini.Timothy memang adalah anaknya Ferdy. Sudah seharusnya dia menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Hanya saja … Ferdy adalah mantan suaminya. Mana mungkin Chelsea merepotkan Ferdy untuk antar jemput Timothy ke sekolah setiap hari?Lagi pula, Chelsea juga tidak habis pikir, sebenarnya apa maksud Timothy? Bukannya dia sangat membenci Ferdy? Sekarang dia malah menyuruh Ferdy untuk mengantarnya ke sekolah. Bukannya mereka akan bertemu setiap hari?Pemikiran anak memang tidak bisa ditebak.Saat Chelsea sedang merasa penat, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel dari sakunya. Dia baru teringat jadwal rapat daring ya
“Bu Anita, anggota Milano Group sedang menunggumu di ruangan. Katanya, mereka ingin membahas masalah investasi.”“Milano Group?”Anita sungguh tidak percaya. Dia kembali melihat layar ponselnya. Dia memastikan dirinya sedang menerima panggilan dari asistennya, Leoni, bukan dari telepon penipuan.“Sejak kapan kita pernah mengungkit masalah investasi dengan Milano Group?” tanya Anita.“Dari ucapan mereka tadi, sepertinya Pak Ferdy yang mengutus mereka kemari. Dengar-dengar Pak Ferdy cukup tertarik dengan bisnis pengobatan. Dia ingin memahami perusahaan dengan merek tua seperti kita.”Saat ini, Leoni sendiri juga merasa bingung. Bagaimanapun, pihak itu berasal dari Milano Group yang merupakan perusahaan nomor 1 di Kota Mahara!Perusahaan Farmasi Norman bisa didatangi oleh Milano Group. Bukannya ini namanya mereka ketiban rezeki?Anita juga memiliki pemikiran itu. Dia tidak bertanya panjang lebar, segera menyimpan ponselnya, lalu bergegas ke perusahaan.…Di Perusahaan Farmasi Norman.Saat
“Bu Chelsea! Perkenalkan, namaku Firman Norman, kakaknya Anita.”“Aku Rangga Norman, adiknya Anita.”Mereka berdua memperkenalkan diri mereka, lalu duduk di depan meja tanpa diundang.Chelsea menatap Anita dengan bingung. Sewaktu di telepon, Anita tidak mengungkit masalah kedatangan orang lain. Tangan Anita yang menggenggam menu makanan dikepal semakin erat. Dia menatap mereka berdua dengan raut serius. “Ngapain kalian ke sini? Malam ini, Bu Chelsea mengundangku kemari untuk membahas sesuatu. Kalian ….”“Anita, kenapa kamu berbicara seperti ini? Bagaimanapun ceritanya, kita itu juga 1 keluarga. Semuanya juga berharap yang terbaik untuk Perusahaan Farmasi Norman. Bu Chelsea dari Hope ingin bekerja sama dengan perusahaan kita. Bukannya sudah seharusnya kami datang untuk mendengar diskusi kalian? Sekalian kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bu Chelsea.” Firman langsung menyela omongan Anita. Tatapan mesumnya malah terus menatap ke sisi Chelsea. Rangga juga segera menimpali,
Pada akhirnya, kedua belah pihak tidak berhasil mencapai mufakat.Setelah Firman dan Rangga meninggalkan tempat, Chelsea baru menghentikan langkah Anita. “Lain kali ketika menghadapi saudaramu, kamu mesti bersikap tegas seperti tadi. Kamu itu bos Perusahaan Farmasi Norman. Kamu mesti menunjukkan bahwa kamu itu pemegang kekuasaan tertinggi. Jangan biarkan dirimu diinjak mereka.”Chelsea mengangkat-angkat alisnya dengan perlahan. “Mereka tahu kamu akan menoleransi perbuatan mereka karena tahu kamu menganggap mereka sebagai saudaranya. Itulah sebabnya mereka terus mempersulitmu.”Usai mendengar, akhirnya Anita merespons. “Bu Chelsea, tadi kamu sengaja berbicara seperti itu? Kamu bukan benar-benar ingin melepaskan kerja sama?”“Aku juga nggak bodoh. Mana mungkin aku melepaskan kerja sama sebagus ini demi mereka berdua?” Chelsea tersenyum. “Aku hanya nggak suka lihat mereka persulit kamu.”Anita sungguh berterima kasih kepada Chelsea. Dia tidak menyangka dirinya malah dibantu oleh orang lua
“Perintah Kak Malcolm. Sementara ini aku akan membantu pekerjaan Pak Herbert.”Usai mendengar penjelasan Daisy, Chelsea pun tersenyum dingin. “Si Malcolm lagi! Ternyata dia nggak mencari masalah sewaktu di kapal, demi rencana ini.”“Bu Chelsea, kamu jangan salah paham. Aku yang meminta bantuan dari Pak Malcolm.” Herbert berbicara. “Aku benar-benar berharap kita bisa bekerja sama. Itulah sebabnya aku minta bantuan orang yang akrab denganmu. Dengan begitu, kita akan lebih gampang dalam berkomunikasi.”Chelsea melihat ke sisi Herbert. “Pak Herbert, sewaktu di kapal, aku sudah mengatakan dengan cukup jelas. Kerja sama yang kamu inginkan bersangkutan dengan banyak aspek. Aku butuh melakukan rapat internal sebelum memutuskannya.” Tatapan Chelsea seketika menjadi dingin. “Kenapa kamu malah buru-buru?”Herbert dapat merasakan kehadiran Daisy membuat Chelsea merasa tidak senang. Hanya saja, dari reaksinya, Herbert semakin mengetahui betapa pentingnya Daisy di hati Chelsea. Hal ini tergolong hal
“Nggak, kok.” Chelsea duluan menjawab, “Aku merasa agak lelah hari ini, nggak bisa menjamu Kak Daisy dengan baik.”Dapat terdengar nada penuh amarah dari ucapan Chelsea.Ardi juga tidak bertanya lagi. Dia melihat Chelsea menaiki tangga tanpa berpamitan sama sekali. Ardi juga merasa tidak berdaya. Dia melihat ke sisi Daisy, lalu berkata, “Kak Daisy, Chelsea memang adalah seorang pengurus di Zenith, tapi terkadang sikapnya itu sangat kekanak-kanakan. Dia juga masih muda, kalau dia melakukan kesalahan, kamu jangan masukin ke hati, ya.”Daisy melirik ke sisi tangga sekilas. Tatapannya kelihatan lara. Kemudian, dia bergumam, “Kali ini, aku yang telah mengecewakannya.”Ardi tidak kedengaran. “Apa katamu?”Daisy menggeleng. “Nggak kenapa-napa.” Dia melihat Ardi dengan tersenyum tipis. “Aku merasa tenang karena ada kamu yang menjaga Chelsea.”“Aku hanya orang cacat. Mana mungkin aku bisa menjaga Chelsea? Malahan dia yang lebih banyak menjagaku. Beberapa hari lalu, dia ketiduran di sofa. Aku me
Setelah mendengar pertanyaan Ferdy, kepala Sonia terasa sangat sakit. “Aku juga nggak tahu ….”Chelsea mengangkat tangannya untuk menekan-nekan ujung keningnya. “Herbert berusaha keras untuk bekerja sama dengan Hope. Sepertinya ada motif tersembunyi di belakangnya.”Perbuatan Herbert melenyapkan kesan bagusnya di hati Chelsea.“Tapi … Kak Daisy sedang berada di sisi Herbert. Kalau kerja sama kali ini nggak berhasil, entah hukuman apa yang akan diberikan Malcolm kepada Kak Daisy.” Chelsea sungguh merasa serbasalah. Dia menatap Ferdy dengan penat. “Menurutmu, apa yang mesti aku lakukan?”“Apa kamu akan mendengar masukanku?” tanya Ferdy kembali.Chelsea dapat menebak apa yang ingin Ferdy katakan. Dia langsung menjulingkan bola matanya. “Dasar manusia nggak punya hati.”Ferdy pun tersenyum. “Bukannya kamu sudah punya jawabannya? Apa perlu kamu menjadikanku sebagai orang jahat?”Dengan karakter Chelsea, dia tidak mungkin mengabaikan Daisy begitu saja. Jadi, meski Chelsea tahu terpendam moti
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me