Daisy segera menggeleng. “Bukan, aku nggak berani berpikir seperti itu. Aku hanya merasa masalah penting ini seharusnya ….”“Bu Daisy jangan gugup.” Herbert berkata dengan tersenyum, “Aku pinjam anggota dari Malcolm juga demi bisa mendekati Bu Chelsea saja. Kamu nggak perlu bertanggung jawab dalam soal pengobatan.”“Dengar dari Malcolm, kamu adalah teman terbaik Bu Chelsea selama di Zenith. Itulah sebabnya aku memberanikan diri untuk meminjammu darinya. Kalau nggak, mana mungkin Malcolm tega melepaskanmu?”Ucapan yang dilontarkan Herbert berhasil memecahkan suasana berbahaya yang hampir tumbuh tadi. Namun, Daisy tidak merasa lega setelah mengetahui alasannya. Dia hanya merasa Herbert bukanlah tokoh yang gampang untuk dihadapi. Pria bermuka 2 ini sangatlah menakutkan.“Apa kamu sudah dengar? Kenapa kamu nggak berterima kasih sama Pak Herbert?” Malcolm mengingatkan dengan nada dingin.Daisy tersadar dari bengongnya, lalu melihat ke sisi Malcolm. Dia bertanya dengan memeluk harapan terakh
“Chelsea, dasar wanita jalang! Jangan panggil aku Vera kalau aku nggak membunuhmu hari ini!” jerit Vera sembari menerkam ke sisi Chelsea. “Kamu malah mencelakai Sandy hingga seperti ini. Aku nggak akan mengampunimu!”Reaksi Chelsea sangat cepat. Dia langsung berdiri untuk meraih tangan Vera. Chelsea memutar tangannya ke belakang punggung, lalu menindihnya di atas meja.Kali ini, Vera tidak bisa bergerak sama sekali. Namun, ucapan kasar masih saja dilontarkan dari mulutnya. “Chelsea, dari dulu aku tahu kamu itu siluman rubah! Kamu nggak bisa apa-apa, selain menggoda pria! Asal kamu tahu, wanita sepertimu … uhm ….”Segumpal kertas putih disumpalkan ke dalam mulut Vera. Tidak lagi terdengar suara caci maki Vera.Chelsea sungguh kehabisan kata-kata. Pintu ruangan terbuka lebar. Ucapan dari dalam ruangan tadi terdengar sampai ke luar ruangan. Satu per satu karyawan mencondongkan kepalanya untuk melihat.Hanya saja, asistennya merasa panik. “Maaf, Bu Chelsea. Tadi aku ingin menghalanginya, t
“Kamu jangan marah dulu. Dengarkan penjelasanku.” Sonia tersenyum. “Coba kamu pikir, kalau aku mengaku aku yang melukai Sandy, apa mungkin aku bisa hidup tenang di Kediaman Keluarga Milano?”“Lagi pula, sekarang Sandy masih curiga bagaimana aku bisa bertahan hidup. Aku takut dia akan melibatkan masalah itu ke dirimu. Jadi, aku terpaksa menjebakmu kali ini. Bukannya perbuatanku telah menyingkirkan kamu dari rasa curiga Sandy?”“Kamu ingin aku tinggal di sisi Sandy untuk mengumpulkan barang bukti. Sudah seharusnya aku buat dia percaya sama aku, ‘kan?”Dari ucapan panjang lebar Sonia, dapat diketahui bahwa dia sudah merangkai kata-kata dari tadi.Chelsea pun tersenyum. “Hehe, semoga saja yang kamu katakan itu benar. Kalau kamu punya maksud lain, jangan salahkan aku bersikap sadis terhadapmu. Sonia, aku bisa menyelamatkanmu, itu berarti aku juga bisa menghancurkanmu.”“Kalau kamu berani membuat masalah yang merepotkanku lagi. Aku nggak keberatan untuk mengatur orang baru untuk mendekati Sa
Lantaran Vera datang beronar di perusahaan, suasana hati Chelsea juga tidak bagus. Dia mengurus beberapa pekerjaan, lalu duluan pulang kerja.Setibanya di rumah, Chelsea pergi melihat Timothy. Dia sedang serius belajar di bawah bimbingan guru les. Kemudian, Chelsea pun menutup pintu kamar dengan perlahan.Sejak foto Timothy beredar di internet, Chelsea tidak memperbolehkan Timothy ke taman kanak-kanak lagi. Selama beberapa saat ini, guru dari taman kanak-kanak sempat berkali-kali menghubungi Chelsea, mengatakan guru dan teman sekolah sangat merindukannya. Mereka berharap Timothy bisa bersekolah kembali.Hanya saja, Chelsea tetap saja merasa tidak tenang. Dia menolak niat baik sang guru dengan halus.Identitas Timothy berbeda dengan anak pada umumnya. Jika dia mencari incaran orang yang memendam motif jahat, tidak ada gunanya jika Chelsea menyesal nantinya.Melalui pertimbangan panjang, Chelsea merasa akan lebih tenang jika Timothy bisa selalu berada di bawah pengawasannya.Chelsea kemb
“Mulai sekarang, dia bertanggung jawab untuk antar jemput aku ke sekolah.”“Hah?” Chelsea terbengong sejenak. “Kenapa?”“Nggak kenapa-napa. Kamu cukup sampaikan kepadanya saja.” Usai berbicara, tatapan Timothy kembali tertuju pada layar komputernya. Kelihatan sekali dia tidak ingin berbicara lagi.Chelsea terpaksa meninggalkan ruangan. Kepalanya terasa sakit saat ini.Timothy memang adalah anaknya Ferdy. Sudah seharusnya dia menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Hanya saja … Ferdy adalah mantan suaminya. Mana mungkin Chelsea merepotkan Ferdy untuk antar jemput Timothy ke sekolah setiap hari?Lagi pula, Chelsea juga tidak habis pikir, sebenarnya apa maksud Timothy? Bukannya dia sangat membenci Ferdy? Sekarang dia malah menyuruh Ferdy untuk mengantarnya ke sekolah. Bukannya mereka akan bertemu setiap hari?Pemikiran anak memang tidak bisa ditebak.Saat Chelsea sedang merasa penat, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel dari sakunya. Dia baru teringat jadwal rapat daring ya
“Bu Anita, anggota Milano Group sedang menunggumu di ruangan. Katanya, mereka ingin membahas masalah investasi.”“Milano Group?”Anita sungguh tidak percaya. Dia kembali melihat layar ponselnya. Dia memastikan dirinya sedang menerima panggilan dari asistennya, Leoni, bukan dari telepon penipuan.“Sejak kapan kita pernah mengungkit masalah investasi dengan Milano Group?” tanya Anita.“Dari ucapan mereka tadi, sepertinya Pak Ferdy yang mengutus mereka kemari. Dengar-dengar Pak Ferdy cukup tertarik dengan bisnis pengobatan. Dia ingin memahami perusahaan dengan merek tua seperti kita.”Saat ini, Leoni sendiri juga merasa bingung. Bagaimanapun, pihak itu berasal dari Milano Group yang merupakan perusahaan nomor 1 di Kota Mahara!Perusahaan Farmasi Norman bisa didatangi oleh Milano Group. Bukannya ini namanya mereka ketiban rezeki?Anita juga memiliki pemikiran itu. Dia tidak bertanya panjang lebar, segera menyimpan ponselnya, lalu bergegas ke perusahaan.…Di Perusahaan Farmasi Norman.Saat
“Bu Chelsea! Perkenalkan, namaku Firman Norman, kakaknya Anita.”“Aku Rangga Norman, adiknya Anita.”Mereka berdua memperkenalkan diri mereka, lalu duduk di depan meja tanpa diundang.Chelsea menatap Anita dengan bingung. Sewaktu di telepon, Anita tidak mengungkit masalah kedatangan orang lain. Tangan Anita yang menggenggam menu makanan dikepal semakin erat. Dia menatap mereka berdua dengan raut serius. “Ngapain kalian ke sini? Malam ini, Bu Chelsea mengundangku kemari untuk membahas sesuatu. Kalian ….”“Anita, kenapa kamu berbicara seperti ini? Bagaimanapun ceritanya, kita itu juga 1 keluarga. Semuanya juga berharap yang terbaik untuk Perusahaan Farmasi Norman. Bu Chelsea dari Hope ingin bekerja sama dengan perusahaan kita. Bukannya sudah seharusnya kami datang untuk mendengar diskusi kalian? Sekalian kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bu Chelsea.” Firman langsung menyela omongan Anita. Tatapan mesumnya malah terus menatap ke sisi Chelsea. Rangga juga segera menimpali,
Pada akhirnya, kedua belah pihak tidak berhasil mencapai mufakat.Setelah Firman dan Rangga meninggalkan tempat, Chelsea baru menghentikan langkah Anita. “Lain kali ketika menghadapi saudaramu, kamu mesti bersikap tegas seperti tadi. Kamu itu bos Perusahaan Farmasi Norman. Kamu mesti menunjukkan bahwa kamu itu pemegang kekuasaan tertinggi. Jangan biarkan dirimu diinjak mereka.”Chelsea mengangkat-angkat alisnya dengan perlahan. “Mereka tahu kamu akan menoleransi perbuatan mereka karena tahu kamu menganggap mereka sebagai saudaranya. Itulah sebabnya mereka terus mempersulitmu.”Usai mendengar, akhirnya Anita merespons. “Bu Chelsea, tadi kamu sengaja berbicara seperti itu? Kamu bukan benar-benar ingin melepaskan kerja sama?”“Aku juga nggak bodoh. Mana mungkin aku melepaskan kerja sama sebagus ini demi mereka berdua?” Chelsea tersenyum. “Aku hanya nggak suka lihat mereka persulit kamu.”Anita sungguh berterima kasih kepada Chelsea. Dia tidak menyangka dirinya malah dibantu oleh orang lua