Ferdy dan Chelsea juga tidak berlama-lama di sana. Setelah mereka berdua pergi, semua orang di ruang privat masih merasa terkejut. Evan dan Harris mengantar mereka berdua sampai di depan pintu, lalu memandang mobil Porsche Panamera yang melaju pergi.Harris melihat ke arah jalanan seraya termenung. Walaupun Harris mendengar dari Kasih bahwa kesehatan Ferdy sudah membaik, dia tidak menyangka ... ternyata Ferdy berpacaran."Kamu kenal dengan Nona Chelsea?" tanya Harris."Hari ini aku baru pertama kali bertemu dengannya," jawab Evan. Kemudian, dia melanjutkan perkataannya dengan ekspresi frustrasi, "Pacarku malah menyinggung Chelsea. Sudahlah, sekarang statusnya sudah menjadi mantan pacar."Harris yang kebingungan bertanya, "Kapan kalian putus?" Bukannya tadi mereka masih berpelukan?Evan menjelaskan, "Dia sudah menyinggung Kak Ferdy, mana mungkin aku berani bersamanya lagi? Bukannya aku cari masalah kalau masih berpacaran dengannya? Lagi pula, masih banyak wanita lain di dunia ini."Harr
Keesokan harinya, Ferdy tidak ada di samping Chelsea lagi ketika Chelsea bangun. Setelah mereka berdua bercinta semalam, kondisi di karpet sangat kacau. Chelsea tertawa saat melihat obat dan catatan yang ada di atas meja. Ferdy memang tidak punya hati nurani, dia langsung memutuskan hubungan sesudah mendapatkan apa yang diinginkannya.Sewaktu turun dari tempat tidur dan kakinya menginjak lantai, Chelsea terhuyung. Dia diam-diam memaki Ferdy lagi. Kemudian, Chelsea mandi, lalu mengambil ponsel dan membaca pesan Olivia.Chelsea sudah menduga isi pesan yang dikirim Olivia. Selain memarahi Chelsea karena tidak setia kawan, Olivia memuji ketampanan Ferdy dan juga menyayangkan kondisi Ferdy yang buta. Hanya kalimat Olivia yang terakhir memancing keinginan Chelsea untuk membalas pesan Olivia.[ Sekarang, kondisi kakakku sudah membaik. Dia bilang dia ingin bertemu denganmu. Apa kamu setuju? ]Chelsea tidak berpikir panjang. Dia tetap mengikuti aturannya selama ini, yaitu tidak menemui kliennya
Jimmy berucap, "Ini bukan masalah uang."Ini berarti Jimmy menolak tawaran Chelsea. Melihat Jimmy yang kukuh pada pendiriannya, Chelsea tahu bahwa kedatangannya sia-sia. Awalnya, Chelsea masih bersikeras untuk mengetahui alasannya. Sekarang, dia sama sekali tidak peduli lagi.Pada saat-saat seperti ini, wajar saja kalau ada yang mempersulit Chelsea. Bagaimanapun, pebisnis selalu mengutamakan keuntungan. Kondisi Soraya Jewelry saat ini begitu terpuruk.Chelsea yang terdiam membuat Jimmy merasa tidak tega. Namun, dia juga tidak tahu bagaimana caranya menghibur Chelsea. Bagi Chelsea, apa pun yang dikatakan Jimmy akan terdengar tidak tulus. Hanya saja, menerima penolakan adalah pelajaran pertama yang harus diterima Chelsea dalam mengelola sebuah perusahaan.Jimmy mendesah dan berkata, "Bu Chelsea, kalau nggak ada urusan lain lagi, aku akan kembali bekerja."Setelah Jimmy pergi, Chelsea masih saja duduk di sofa. Dia sedang mencerna masalah yang dialaminya saat ini. Tiba-tiba, Chelsea merasa
Ferdy mengingatkan, "Kalau Peter bertindak, Soraya Jewelry pasti nggak akan bisa bertahan lagi. Lebih baik, kamu melepaskannya sekarang untuk mengurangi kerugian."Ferdy tidak memandang Chelsea saat menyarankan, "Setelah kamu melepaskan Soraya Jewelry, aku bisa memberimu apa pun yang kamu mau. Kalau kamu memang tertarik dengan perhiasan, aku bisa ...."Chelsea tertawa sinis dan menarik tangannya, lalu berujar, "Kamu juga menyuruhku melepaskan Soraya Jewelry?"Ferdy menjelaskan, "Mungkin keputusanmu sudah salah sejak awal, untuk apa kamu melanjutkannya lagi? Lebih baik manfaatkan kesempatan ini ...."Chelsea menyela, "Nggak usah. Terima kasih karena kamu memberitahuku hubungan Jimmy dan Peter. Aku akan menganggap kamu nggak mengatakan hal yang lain."Selesai bicara, mencabut jarumnya dan menegur, "Kalau kamu nggak mau kesakitan, sekarang tutup mulut kamu. Kalau nggak, aku nggak jamin tusukan jarumku akan tepat."Ferdy mengernyit dan tidak berbicara lagi. Mereka sama-sama terdiam dan fok
Malam ini, Chelsea tidak memakai masker, dia menunjukkan bekas luka di wajahnya. Di bawah cahaya yang redup, Chelsea tampak karismatik. Jelas-jelas, dia sedang tersenyum, tetapi sikapnya sangat dingin. Pesona Chelsea membuat bekas luka di wajahnya menjadi tidak menonjol.Sosok Chelsea tampak sangat mengerikan. Shania tertegun sejenak, lalu berkata dengan ekspresi tidak senang, "Chelsea, kenapa kamu datang kemari? Aku nggak mengundangmu.""Pak Peter yang mengundangku," sahut Chelsea. Kemudian, dia memandang Peter, lalu tersenyum lebar dan berujar, "Pak Peter, benar, 'kan?"Peter menebak cepat atau lambat Chelsea pasti akan mencarinya. Hanya saja, Peter tidak menyangka Chelsea akan mencarinya sekarang. Peter menanggapi ucapan Chelsea seraya tersenyum, "Benar. Bu Chelsea, kebetulan sekali sekarang waktunya potong kue.""Aku nggak mau makan kue," ucap Chelsea. Dia berjalan ke tengah-tengah Peter dan Shania, lalu menyerahkan sebuah kantong kepada Shania dan berkata, "Ini hadiah dari Pak Pet
Chelsea yang berjalan keluar baru menyadari bahwa dia tidak boleh menyetir karena baru minum anggur. Jadi, dia memanggil taksi. Tak lama kemudian, Chelsea melihat Peter yang berlari keluar dari kaca spion tengah. Chelsea merasa tampang Peter yang kesal agak lucu.Chelsea menyipitkan matanya. Aneh, kenapa dia tidak merasa senang sedikit pun? Chelsea mengira balas dendam akan memberinya kesenangan. Saat teringat ucapan Ferdy semalam, Chelsea mengernyit. Tiba-tiba, dia merasa tidak ingin pulang ke vila.Chelsea mengeluarkan ponsel dan menanyakan lokasi keberadaan Olivia. Chelsea berniat untuk tinggal bersama Olivia beberapa hari. Dia merasa tidak nyaman jika harus menghadapi Ferdy yang bersikap dingin.Setelah mengirimkan alamatnya, Olivia bertanya kepada Chelsea.[ Kamu bertengkar dengan Pak Ferdy, ya? Kamu bukan anak kecil lagi, masa kamu langsung kabur dari rumah begitu ada masalah? ]Chelsea malas menjelaskannya, dia malah bertanya balik.[ Kamu itu sahabatku atau bukan? ]Setelah mem
Keesokan harinya, saat Chelsea bangun, dia melihat wajah Olivia yang memakai masker sangat dekat dengannya. Chelsea yang terkejut langsung sepenuhnya sadar dan membentak, "Olivia, kenapa kamu buat aku kaget pagi-pagi begini?""Aku lihat ponselmu sudah berdering beberapa kali," ucap Olivia sambil mengangkat ponsel Chelsea. Dia tersenyum canggung dan melanjutkan, "Aku berniat memakai sidik jarimu untuk diam-diam membuka ponselmu. Aku mau lihat apa yang terjadi di antara kamu dan Pak Ferdy.""Ini namanya melanggar privasi," ujar Chelsea sembari merebut ponselnya. Dia memperingatkan Olivia dengan galak, "Lain kali, kalau kamu melakukan hal yang menyebalkan seperti ini lagi, kita putus hubungan!""Aku ini mengkhawatirkanmu. Semalam kamu sama sekali nggak mau bilang setelah aku tanya beberapa kali, jadi aku nggak punya cara lain lagi,'' ucap Olivia. Dia berbaring telungkup di tempat tidur, lalu memandang Chelsea dengan ekspresi polos dan bertanya, "Apa suasana hatimu sudah membaik setelah ti
Olivia tidak bisa menyembunyikannya dari Chelsea. Dia mengangguk sembari membalas, "Ya. Kami baru pacaran minggu lalu. Pria ini lebih muda dariku. Dia baru saja debut sejak ikut acara cari bakat. Namanya Robert Yamano.""Kamu harus jaga rahasia ini." Olivia meletakkan jari telunjuk ke depan bibirnya, lalu melanjutkan, "Robert baru debut. Dia sedang di puncak kariernya. Kariernya akan tamat kalau masalah percintaannya terungkap."Chelsea tidak mengerti lika-liku di dunia hiburan. Dia hanya peduli pada Olivia. "Sejak kapan kalian saling kenal?" tanya Chelsea.Olivia menjawab, "Saat syuting acara cari bakat, dia menambah nomorku di Whatsapp. Setelah mengobrol cukup lama, kita berdua merasa cukup cocok." Olivia tersipu malu. Dia seperti seorang gadis yang sedang dalam kasmaran. Semua yang dia bahas adalah tentang percintaan. Dilihat dari senyumannya, dia merasa sangat bahagia."Biar kuberi tahu, tubuhnya sangat bagus!" Olivia mencari foto di ponselnya, lalu menunjukkannya pada Chelsea sem
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me