Di sisi lain, begitu Vera keluar dari Soraya Jewelry, dia langsung mengentakkan kaki saking kesalnya. Sambil berjalan menuju mobil, dia menelepon Sandy.Begitu terhubung, Vera langsung berkata, "Aku sudah kasih jalang itu 70 miliar. Dia terima uangnya, jadi nggak akan mendekatimu lagi. Dengar, Chelsea itu wanita yang sangat licik. Kalau jadian dengannya, suatu hari nanti kamu bakal digerogoti sampai habis. Kalau kamu masih menganggapku sebagai mamamu, lebih baik menjauh dari wanita itu. Kalau nggak, jangan panggil aku mama lagi!"Vera telah menahan sejuta amarahnya. Kini, dia melampiaskan semuanya pada Sandy. Sebelum putranya sempat merespons, dia langsung menutup telepon. Panggilan itu tiba-tiba terputus.Di sisi lain, Sandy memegang ponselnya untuk sementara. Dia sepenuhnya bisa membayangkan bagaimana Vera dibuat emosi oleh Chelsea. Sandy tidak bisa menahan senyumnya. Wanita ini bisa-bisanya membuat Vera kehilangan sejumlah besar uang. Dia pun mengirim pesan kepada Chelsea.[ Chelse
Dengan penantian antusias dari publik, pameran kuartal produk baru Soraya Jewelry akhirnya diadakan. Pameran perhiasan ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh Chelsea setelah kembali ke Helvetia. Efek promosinya sangat kuat, jadi tentu saja tidak boleh ada kesalahan di momen krusial seperti ini.Pameran tersebut diselenggarakan di tempat paling mewah di Kota Mahara dan panggungnya dirancang khusus oleh desainer terkemuka di dunia sehingga menciptakan kesan yang sangat indah. Dapat dikatakan bahwa pameran ini sukses diadakan berkat dana yang cukup.Para selebritas dan fashionista juga hadir di pameran perhiasan tersebut. Mereka memberikan ulasan yang sangat positif.Sementara itu, para netizen menonton pameran perhiasan ini melalui siaran langsung di internet. Mereka juga memberikan komentar terkait pameran tersebut dan hampir membuatnya menjadi trending topic.[ Astaga, koleksi utama dari pameran kali ini benaran batu yang kulihat sebelumnya? ][ Inilah pesona dari perhiasan, 'ka
"Nggak apa-apa." Timothy tiba-tiba tersenyum, lalu menambahkan, "Aku sangat senang."Chelsea kehabisan kata-kata. Bukannya senyuman ini terlalu palsu? Dia mendekat dan meletakkan camilan di atas meja, lalu duduk di samping Timothy. Chelsea memegang dahi putranya sambil bertanya, "Sayang, kamu baik-baik saja?"Timothy menepis tangannya seraya menegaskan, "Aku nggak sakit."Melvin membawa buah keluar dari dapur. Dia mendekati mereka, lalu melirik Timothy dan berkata sambil tersenyum licik, "Dia terkena penyakit rindu. Bocah nakal ini selalu cuek ketika orangnya ada. Baru beberapa hari nggak datang, dia malah nggak mau main sendiri lagi."Chelsea sontak memahami apa yang terjadi. Dia segera bertanya, "Maura nggak datang?""Iya, harusnya sudah beberapa hari," ucap Melvin. Pria itu meletakkan buah dan mengelus kepala Timothy, tetapi tangannya malah langsung ditepis.Timothy memelototi Melvin dengan kesal sembari menjelaskan, "Aku nggak rindu padanya. Dia itu sangat menyebalkan!"Melvin tert
Sebelum datang ke acara amal, Chelsea tidak menyangka acaranya akan semegah ini. Di perjalanan, Agnes bahkan terus berkata padanya, "Anggap saja ini sebuah perkumpulan dengan kakak-kakak sekalian, jangan terlalu kaku."Setibanya di lokasi acara, Chelsea baru menyadari bahwa yang berkumpul di acara ini semuanya adalah orang kaya dan bos. Setiap orang memiliki aset yang setidaknya bernilai triliunan. Jelas sekali acara ini adalah sebuah perkumpulan konglomerat.Chelsea menoleh dan tersenyum pada Agnes. "Kak Agnes, kamu bilang ini sebuah perkumpulan teman biasa?"Agnes tersenyum dengan lembut saat menjawab, "Di kalangan kita ini, bukannya ini memang pertemuan biasa?"Chelsea tidak bisa menyangkalnya, "Benar juga sih.""Kubawa kamu untuk temui tokoh utama hari ini dulu, kakakku yang baik," ajak Agnes sambil menarik Chelsea masuk dan berjalan melalui beberapa orang yang tampak memukau.Dari jarak yang cukup jauh, Chelsea melihat seseorang yang dikerumuni dan disanjung oleh beberapa orang. W
Mendengar suara itu, Chelsea langsung menoleh. Dia melihat Vera yang mengenakan sepatu hak tinggi sedang berjalan mendekat, diikuti oleh Sandy di belakangnya. Ekspresi Vera terlihat sangat buruk. Dia curiga bahwa Chelsea sengaja datang ke acara ini karena mengetahui Sandy akan hadir. Kalau tidak, mana mungkin Chelsea bisa termasuk dalam undangan Yunita dengan statusnya saat ini?Vera melihat ke arah Agnes, lalu bertanya dengan kesal, "Kamu yang membawanya ke sini? Kalau Kak Yunita tahu kamu bawa orang rendahan begini untuk mengacaukan pestanya, lihat saja bagaimana dia beri kamu pelajaran!"Agnes membalas dengan wajah muram, "Jaga ucapanmu. Lihat saja gayamu sekarang, sepertinya kamu yang lebih pantas dibilang rendahan.""Kamu ...." Vera merasa sangat kesal.Sandy menarik lengan Vera dengan pelan, lalu menatap Agnes dengan perasaan bersalah, "Bu Agnes, ucapan ibuku memang keterlaluan. Aku mewakilinya minta maaf padamu."Sambil berbicara, dia berbalik untuk mengingatkan Vera, "Bu, ini a
Chelsea menyantap kue dengan santai, lalu mencemooh, "Diana, padahal kamu dari keluarga terpelajar, tapi aku nggak tahu apa yang sudah kamu pelajari selama ini."Raut wajah Diana sontak berubah. Dia bertanya, "Apa maksudmu?"Chelsea bersandar ke belakang dan menyilangkan kaki panjangnya. Sikapnya santai, tetapi terkesan sombong. Dia segera menjelaskan, "Rahim itu milik kita sendiri dan anak tumbuh di dalam rahim. Jadi, wanita jelas punya hak reproduksi yang mutlak. Memangnya aku nggak boleh melahirkan anak untuk diriku sendiri?"Chelsea berdecak kesal sebelum bertanya, "Jadi menurutmu, kita punya rahim karena pria butuh? Sebagai wanita, kita hidup di dunia ini cuma untuk melahirkan keturunan mereka?" Seolah-olah teringat dengan sesuatu, Chelsea pun berucap sambil tersenyum, "Aku hampir lupa, kamu bahkan rela melakukan operasi steril untuk pria. Pantas kamu bisa bilang seperti itu.""Kamu ...." Diana menggertakkan giginya. Wajahnya bahkan sudah memerah.Wanita itu menahan amarahnya, lal
Setelah pengumuman pembentukan dana, orang-orang yang ingin memberi selamat kepada Chelsea tidak berhenti menghampirinya. Chelsea hanya meneguk sedikit setiap kalinya, tetapi akhirnya dia tetap minum beberapa gelas anggur. Pipinya sudah agak merona.Di kejauhan, Irfan mendekati Ferdy sambil berucap, "Pak Ferdy, gimana kalau kamu bantu Bu Chelsea menahan mereka?"Ferdy masih memandang Chelsea. Dia menjawab sambil tersenyum samar, "Nggak perlu. Dia sangat senang hari ini, biarkan dia minum beberapa gelas lagi."Ferdy berhasil menebak pemikiran Chelsea. Wanita itu sedang dalam suasana hati yang baik, bahkan ingin minum sampai mabuk. Namun, senyuman Chelsea berubah menjadi dingin ketika Sandy muncul dalam pandangannya."Selamat, Chelsea," ujar Sandy sambil menyodorkan gelas anggur ke arahnya. Akan tetapi, Chelsea menolak untuk bersulang dengannya."Makasih, Sandy." Usai berkata demikian, Chelsea meneguk sisa anggur dalam gelasnya. Melihat ini, Sandy langsung merasa kesal. Wanita itu langsu
Sandy menyadari kesalahannya. Dia menarik Vera dengan kuat dan memberinya isyarat untuk diam. Baru setelah itu, Vera bergerak mundur ke belakang Sandy dengan sedih. Dia tidak lupa menatap tajam ke arah Chelsea.Sebagai sosok pria yang elegan, ini pertama kalinya Sandy mengalami kejadian memalukan di depan banyak orang. Dia merasa sangat malu. Pria itu menoleh ke arah Chelsea sambil menahan amarahnya. Sandy melemparkan pandangan penuh permohonan seraya bertanya, "Chelsea, kita selesaikan salah paham ini secara pribadi saja. Gimana menurutmu?"Chelsea mengerucutkan bibirnya. Matanya yang berkaca-kaca membuatnya terlihat sangat lemah. Orang-orang akan bersimpati melihatnya. Namun, hanya Sandy yang tahu betapa jahatnya wanita ini. Chelsea sengaja tidak memberinya kesempatan untuk meredakan situasi.Berhubung tak sanggup melihat Chelsea tertekan, Yunita menatap ke arah Sandy dan berkata dengan serius, "Aku kira kamu adalah orang yang berani mengakui tindakanmu sendiri. Bukannya meluruskan k