Setelah merenung cukup lama, Diana mengirimi Ferdy sebuah pesan dalam perjalanannya ke TK.[ Aku kebetulan ada acara di dekat TK, setelah acaranya selesai aku bisa jemput Maura. Kalau dia nggak menolakku, aku akan mengantarnya pulang ke Harbourside Villa. ]Pesan itu hanya Ferdy baca sekilas. Alih-alih menjawab, perhatiannya terus tertuju pada TK Mentari di kejauhan.Irfan diam-diam merasa simpati saat menemani atasannya. Ferdy selalu datang untuk melihat putranya setiap hari, tetapi dia bahkan tidak bisa menyapanya. Lantas apa gunanya pria itu datang? Irfan turut frustrasi dengan keadaan Ferdy.Irfan berujar pelan, "Pak Ferdy, sebenarnya aku nggak menyuruh lembaga itu untuk membatalkan tes. Hasil tes DNA itu juga sudah keluar, Timothy memang putramu. Kalau kamu mengajukan tuntutan ke pengadilan, seenggaknya kamu bisa mendapat hak untuk bertemu Timothy. Kamu nggak perlu seperti ini, selain itu ...."Tatapan dingin Ferdy seketika membuat Irfan menelan kembali kata-katanya. Bagaimanapun,
Diana sedang menemani Maura bermain rumah-rumahan di ruang tamu Harbourside Villa ketika dia mendengar Kasih menyapa Ferdy. Wanita itu sontak menoleh ke belakang. Di serambi depan, Ferdy sedang menyerahkan jasnya kepada Kasih. Ketika mendongak dan melihat Diana sedang menatapnya, alisnya berkerut pelan."Papa, ayo main!" seru Maura dengan manis.Ferdy menghampiri Maura dan duduk bersila di sampingnya. Katanya, "Tante sudah menemanimu bermain hari ini, tapi kamu masih ingin ditemani Papa?""Iya. Aku mau main bareng Papa dan Tante!" sahut Maura sambil menarik tangan Ferdy."Oke," ujar Ferdy sambil tertawa kecil. Dia menunduk dan mengecup kepala Maura dengan ekspresi sayang yang kentara.Melihat itu, hati Diana entah mengapa terasa masam. Dia diam-diam memaki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia cemburu pada seorang anak kecil! Payah sekali!Seperti kata orang, energi anak kecil tidak ada habisnya. Setelah makan malam, Maura masih mengajak Ferdy dan Diana bermain sebentar, baru mengikuti Kas
Chelsea sedang sarapan di Kediaman Soraya ketika tiba-tiba terdengar suara seruan mengancam Melvin dari luar. Melvin sedang mencengkeram kerah baju seorang pria kurus dengan satu tangan. Dia juga sesekali menendang pria lain yang belingsatan ingin kabur.Chelsea berdiri dan menghampiri mereka, lalu bertanya, "Ada apa ini?""Waktu aku mengantar Tuan Muda ke sekolah beberapa hari ini, aku selalu merasa ada yang aneh. Hari ini, akhirnya aku berhasil menangkap kedua bedebah ini. Mereka terus mengikuti kami sambil mengambil foto!" sahut Melvin sambil mendorong seorang pria kurus ke hadapan Chelsea.Pria kurus itu berujar dengan gemetar ketakutan, "Bu Chelsea ... ini salah paham, kami ....""Salah paham?" Chelsea melirik kamera yang lensanya sudah rusak itu, lalu mengulurkan tangannya dan berkata dengan tenang, "Foto apa yang kalian ambil? Tunjukkan padaku."Pria kurus itu sontak memeluk kameranya sambil berkata, "Kami nggak memotret apa pun, itu cuma ...."Melvin paling jengkel dengan orang
"Apa rumor Chelsea hamil di luar nikah ini bisa dipercaya? Rumor ini sudah diketahui paparazi selama beberapa hari, tapi kok belum ada berita menggemparkan apa pun?" tanya manajer Diana dengan gelisah.Sebaliknya, Diana tampak sangat tenang. Katanya, "Nggak usah terburu-buru. Kamu tahu sendiri gimana cara kerja paparazi. Mereka nggak mungkin mengunggah foto-foto begitu saja tanpa menggali informasi yang lebih menghebohkan."Si manajer menyeringai dan membalas, "Iya juga. Kesempatan untuk menjatuhkan Chelsea ini nggak kita dapatkan dengan mudah, makanya aku jadi nggak sabar."Diana tidak menyahut dan hanya fokus merias wajahnya.Si manajer menatapnya sejenak, lalu berujar sambil tersenyum senang, "Diana, aku senang kamu sudah bisa berpikir dengan jernih. Orang baik bakal teraniaya. Kalau kita terus mengalah, Chelsea hanya akan makin sombong. Dia memang perlu diberi pelajaran sesekali.""Kudengar Mandy juga datang ke pesta hari ini, ya?" tanya Diana tiba-tiba."Iya, dia pasti juga tertar
Sutradara segera menjelaskan, "Begini, Mandy ... baik dari segi karakter maupun penampilan, Diana sangat mirip dengan tokoh utama wanita. Jadi ....""Jujur saja padaku, berapa banyak uang yang akan diinvestasikan Keluarga Milano? Hm, atau kalian berencana menjilat Keluarga Milano?" ujar Mandy.Ucapan blak-blakan itu membuat semua orang di sana seketika merasa canggung. Sutradara dan produser saling memandang dengan gelisah. Mereka tidak bisa memikirkan alasan bagus untuk menyanggah ucapan Mandy.Diana berujar dengan lembut, "Mandy, kita sudah lama nggak ketemu. Aku nggak menyangka kamu punya pemikiran seburuk itu tentang aku."Mandy membalasnya dengan sinis, "Diana, kamu juga sadar kamu sudah lama hiatus? Kalau kita nggak bertemu hari ini, kukira kamu sudah benar-benar keluar dari industri demi menjadi istri Ferdy.""Kenapa? Apa kehidupanmu sebagai Nyonya Milano begitu berat? Jadi, kamu memutuskan untuk kembali ke industri dan bersaing dengan rakyat jelata seperti kami?" ujar Mandy lag
Ada sebuah gang gelap di luar pintu belakang klub. Cornelia menyeret temannya berlari keluar, lalu seketika panik saat melihat jalan buntu.Temannya bertanya sambil menangis ketakutan, "Gimana ini?""Paling-paling kita harus adu jotos dengan mereka!" balas Cornelia. Dengan pecahan botol anggur di tangannya, dia maju dan mengadang di depan temannya.Cornelia berkata pada para pria yang mengejarnya, "Kalau nggak senang, maju sini! Ini negara hukum, kamu nggak akan bisa kabur setelah berbuat kriminal!"Gino meludah ke tanah, lalu membalasnya, "Cewek sialan, kamu juga nggak akan bisa lari! Jangan lupa, kamu sudah melukai salah satu temanku di ruang privat tadi!""Itu karena kalian duluan mengusik temanku, makanya aku membalas. Dasar pria-pria busuk!" ujar Cornelia berpura-pura tenang."Keras kepala! Aku jadi penasaran apa bagian tubuhmu yang lain juga keras atau justru lembut," kata Gino. Dia merangkul bahu temannya dan tersenyum mesum. Kata-kata dengan berkonotasi cabul itu memancing tawa
Ketika matahari bersinar terang, Gino pulang dengan sekujur tubuhnya yang kotor. Sejak pulang ke rumah, mulutnya terus mengeluarkan kata-kata kasar. Begitu mendengar suaranya, Vera segera datang. Saat melihat Gino, dia langsung tersentak dan mundur beberapa langkah. Kemudian, Vera bertanya, "Gino, apa yang terjadi? Semalam, kamu jatuh ke tumpukan sampah?""Bukan, ada seorang jalang sialan ...." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Gino yang merasa malu pun menoleh dan meludah ke lantai, lalu melanjutkan, "Sialan, jangan sampai aku menemukan mereka!"Sebelum pulang, Gino sudah meminta rekaman CCTV dari Harris. Alhasil, pria itu malah mengatakan bahwa CCTV dari klubnya sedang ditingkatkan semalam, jadi tidak merekam apa pun. Mana mungkin Gino akan percaya dengan omong kosong semacam itu? Dia langsung bertengkar dengan Harris, bahkan mencurigai hubungannya dengan beberapa wanita itu. Sayangnya, Gino tidak memiliki bukti.Belum lagi, Harris adalah teman baik Ferdy. Kalau Gino bertindak kele
"Beberapa waktu yang lalu, aku menghadiri sebuah pesta. Sonia bisa-bisanya menjadi pasangan Sandy di sana," ucap Mandy. Hari itu, Sonia sengaja mendekatinya, seolah-olah ingin pamer. Sikapnya yang meremehkan terkesan agak lucu ketika diingat kembali.Mandy sangat mengenal Sandy. Sonia hanyalah seorang wakil presdir dari perusahaan parfum, apalagi Keluarga Mulyana sudah lama bangkrut. Mandy sungguh tidak tahu apa dasar Sonia merasa mampu mempertahankan hubungannya hingga akhir. Apakah hanya berdasarkan beberapa kata manis yang dilontarkan oleh Sandy pada malam hari?Mandy sudah pernah mengalami semua trik itu. Saat melihat Sonia, dia seperti melihat dirinya sendiri pada masa lalu. Sonia pasti akan mengikuti jejaknya suatu saat nanti.Ketika mengingat semua ini, Mandy menjadi lebih sadar. Dia segera berkata, "Lupakan. Apa hebatnya keluarga kaya? Siapa yang mau jadi keluarga mereka? Lebih baik aku fokus pada karierku sendiri. Apalagi, ada begitu banyak naskah. Aku sama sekali nggak kekura