Di kedai teh, Darwin telah selesai menyeduh teh. Saat mendongak, dia mendapati Kendrian yang berjalan di depan. Darwin yang agak terkejut berkata, "Kendrian, kenapa kamu ...." Segera setelah itu, pandangannya melewati pemuda itu dan jatuh ke tubuh Chelsea. Darwin pun bertanya, "Apa kalian datang bersama?""Benar, Kek. Kebetulan banget, 'kan? Aku pergi ke Soraya Jewelry untuk mengantarkan dokumen, lalu kebetulan bertemu dengan kepala pelayanmu yang ke sana untuk mengundang Chelsea," jelas Kendrian. Kemudian, dia duduk dengan santai sambil melanjutkan, "Kakek harusnya nggak marah karena aku tiba-tiba ikut nimbrung, 'kan?"Darwin bertanya sembari mengernyit, "Dokumen apa yang kamu antar ke Soraya Jewelry?""Dokumen kerja sama," jawab Kendrian sambil tersenyum. Dia melirik Radi yang ada di samping Darwin, lalu bertanya, "Siapa dia ....""Radi dari Celestial Jewelry." Setelah memperkenalkan secara singkat, Darwin menatap ke arah Chelsea sembari berkata, "Hari ini, karena sudah mengundang ka
Setelah keluar dari kedai teh, Kendrian berjalan mengikuti Chelsea dengan santai. Kendrian berkata, "Chelsea, kamu benaran hebat. Beraninya kamu bersikap begitu tegas di depan Kakek Darwin. Selain kamu, sepertinya nggak ada yang berani melakukannya lagi di seluruh Kota Mahara.""Aku hanya membela hakku saja," jawab Chelsea. Dia merasa agak lelah. Berdasarkan sikap Darwin barusan, dia sepertinya tidak akan menyerah terhadap Keluarga Mulyana begitu saja. Bahkan, Keluarga Amelia mungkin benar-benar akan menginvestasikan uang mereka di Celestial Jewelry. Pada saat itu, Celestial Jewelry akan pulih kembali setelah badai mereda.Hanya dengan memikirkannya saja, Chelsea sudah merasa jengkel. Dia benar-benar tidak habis pikir. Apakah wanita seperti Shania layak untuk membuat Keluarga Amelia berkorban seperti ini?"Saat ini, Kendrian mengulurkan tangan untuk mengadang di depan Chelsea, lalu berkata dengan suara pelan, "Tapi, kamu harus benar-benar pikirkan dengan matang. Kalau sampai masalah in
Begitu turun dari pesawat, Peter langsung bergegas menuju rumah Keluarga Amelia. Di ruang kerja, Darwin tengah bertelepon dengan staf departemen keuangan dari Amelia Jewelry. Tiba-tiba, teleponnya terputus. Darwin melihat tangan yang menekan telepon, lalu mendongak dan bertanya, "Kenapa kamu sudah pulang?"Peter menyindir dengan ekspresi dingin, "Kalau aku masih nggak pulang, takutnya Kakek akan menghabiskan dana Amelia Jewelry untuk membantu Celestial Jewelry. Aku sudah menghabiskan sejumlah besar uang untuk membeli tambang batu agate, sekarang nggak ada uang tunai lagi yang bisa Kakek gunakan untuk beramal."Darwin bertanya, "Memangnya sebuah tambang batu agate bisa habiskan berapa banyak uang? Kamu ...."Peter sontak menyela, "7,2 triliun."Mendengar ini, Darwin langsung membelalakkan matanya sambil bertanya, "Kamu gila, ya? Untuk apa membeli tambang batu agate dengan uang sebanyak itu? Apa kamu sudah pertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal? Kamu sudah maki
Radi menarik tangan istrinya, tetapi Johanna sudah hampir tidak waras dan tiba-tiba memiliki kekuatan yang menakjubkan. Johanna berseru, "Jangan halangi aku! Aku mau pergi ke rumah Keluarga Amelia! Padahal, mereka sudah janji bakal bantu kita. Apakah ini caranya? Mana boleh Keluarga Amelia hanya berdiam diri?"Seiring terdengarnya suara keras, sebuah tamparan keras mendarat di wajah Johanna. Tamparan itu membuatnya linglung. Dia menatap Radi dengan terkejut dan akhirnya menjadi tenang.Namun, amarah Radi malah memuncak. Dia segera memarahi, "Apa yang kamu ributkan sekarang? Kamu sudah menghancurkan Keluarga Mulyana, tapi sekarang masih mau pergi ke rumah Keluarga Amelia untuk membuat kita malu?"Johanna berucap dengan tidak percaya, "Apa ... kapan aku mencelakai Keluarga Mulyana?"Radi menjelaskan dengan ekspresi muram, "Memangnya nggak? Kalau bukan kamu yang mendukung Shania untuk lomba pakai desain Angel, apa kita akan berakhir seperti ini? Johanna, aku selalu ingin mengingatkanmu, j
Ketika melihat wajah Johanna yang membiru, kepala pelayan sangat terkejut. Dia bergegas maju dan menahan tangan Peter sambil berkata, "Pak Peter, tenangkan dirimu."Peter baru melepaskan tangannya, sementara Johanna telah jatuh pingsan. Sekujur tubuhnya terkulai lemas di jalan.Kepala pelayan segera berjongkok untuk memeriksa napasnya. Untungnya, Johanna baik-baik saja. Dia menoleh dan memberi perintah kepada pengawal, "Bawa dia ke rumah sakit dan sekalian beri tahu anggota Keluarga Mulyana, kalau sampai ada informasi yang merugikan Keluarga Amelia tersebar, suruh mereka tanggung sendiri konsekuensinya."Ketika menoleh lagi, kepala pelayan mendapati Peter yang berjalan menuju vila. Saat Peter membuka pintu kamar Emma, ibunya itu tengah berdiri di balkon. Dari sudut tersebut, dia bisa melihat semua yang terjadi di luar barusan."Johanna bilang apa?" tanya Emma dengan suara pelan. Dia tidak berbalik, melainkan berdiri membelakangi Peter."Dia bilang desain yang Mama gunakan untuk memenan
Begitu Johanna sadar, dia melihat Peter duduk di sebelah ranjang rumah sakit. Dia langsung teringat dengan kejadian sebelum dirinya jatuh pingsan. Ekspresi Peter saat itu jelas seperti ingin membunuhnya. Johanna meremas selimutnya erat-erat dan mundur ketakutan sambil mencicit, "Aku ... aku nggak mau mati ....""Katakan, apa yang harus kuberikan agar kamu tutup mulut?" tanya Peter dengan dingin, sama sekali tidak terdengar kesabaran dari nada bicaranya.Johanna terdiam. Segera setelah menyadari maksud Peter, dia berujar, "Emma sudah mengaku padamu? Dia ....""Aku nggak mau dengar hal-hal yang nggak perlu," potong Peter.Johanna menelan ludah, lalu berkata, "Sebenarnya, kamu seharusnya tahu apa yang aku mau .... Yang paling dibutuhkan Keluarga Mulyana saat ini ....""Amelia Jewelry nggak punya dana cadangan untuk menyelamatkan Celestial Jewelry," potong Peter lagi. Dia sudah bertekad untuk bernegosiasi dengan Johanna, tetapi bukan berarti dia akan memenuhi semua keinginan wanita itu.Pe
Klang! Pisau buah berlumuran darah itu dilempar ke depan Shania. Sekujur tubuh Shania bergetar hebat, seolah-olah dia baru saja melihat hantu.Ferdy menoleh pada Irfan dan berkata, "Bawa dia ke kantor polisi dan tuntut dia dengan tuduhan percobaan pembunuhan berencana.""Oke," sahut Irfan sambil mengangguk.Shania langsung panik dan terus menggeleng sambil memohon, "Nggak ... nggak mau ... aku nggak mau pergi ke kantor polisi ...."Lantaran tidak sanggup menahan Shania sendirian, Irfan menoleh pada Melvin yang berdiri di samping. Katanya, "Cepat bantu aku."Lamunan Melvin terputus, lalu dia segera maju untuk membantu Irfan. Saat Melvin sudah duduk di mobil, dia baru sadar bahwa Irfan sengaja membuatnya menjauh demi memberikan privasi bagi Ferdy dan Chelsea.Sementara itu, Chelsea tengah mengamati tangan Ferdy dengan alis berkerut. Berdasarkan kecepatan dan kekuatan hunjaman Shania barusan, Ferdy kemungkinan terluka hingga ke tulang. Pendarahannya harus segera dihentikan!Chelsea member
"Kamu ... dasar wanita jalang!" maki Johanna. Dia menggertakkan gigi dan menatap Chelsea penuh kebencian.Begitu kata-kata itu terlontar, sebuah tamparan tiba-tiba dilayangkan ke pipi Johanna. Gerakan Chelsea begitu cepat hingga semua orang di sana tersentak kaget.Johanna naik darah dan hendak membalas, tetapi dia segera ditampar lagi. Dalam sekejap, dua bekas telapak tangan tercetak di kedua pipinya. Ditampar sekeras itu membuat telinga Johanna berdengung dan pipinya kesakitan.Chelsea mendengus dan berkata, "Coba saja maki lagi, aku akan menamparmu sampai wajahmu babak belur!"Melihat ini, Shania tanpa sadar berhenti menangis, lalu menatap Chelsea dengan ngeri. Bagaimanapun, tempat itu adalah kantor polisi. Berkelahi di kantor polisi tentu saja bukan keputusan yang bijaksana. Seorang polisi segera mendekat, lalu memisahkan Chelsea dan Johanna.Johanna memegangi wajahnya dan membentak dengan kesal, "Kalian semua lihat sendiri, 'kan? Dia menamparku! Cepat tangkap dia! Kalian ....""Ka
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me