Di Kediaman Milano.Meski sudah tiga hari tidak minum obat, Anissa merasa baik-baik saja. Nafsu makannya bahkan jadi jauh lebih baik karena tidak meminum obat. Alhasil, Anissa makin percaya pada ucapan Vera sebelumnya. Obat ini pasti hanya akal-akalan Chelsea dan kakeknya untuk menyiksanya.Jika Anissa bisa makan dan minum dengan baik, untuk apa dia harus meminum obat yang begitu pahit? Dia tidak mau merasa berutang pada mereka, padahal dirinya sendiri dibuat menderita.Saat jam minum obat tiba, seorang pelayan bersiap mengantarnya ke kamar Anissa. Namun, Antoni menahannya di luar pintu dan berkata, "Biar aku yang antar."Begitu mendengar suara pintu kamar dibuka, Anissa menduga seseorang datang mengantarkan obat lagi. Dia langsung berkata dengan raut masam, "Bukannya aku sudah bilang nggak mau minum? Kamu ...."Saat mendongak dan mendapati orang yang datang adalah Antoni, dia pun bertanya sambil mengernyit, "Kok kamu yang datang?""Sudah berapa umurmu? Masa masih takut pahit? Kalau ka
Bulan depan, Chelsea hendak pergi ke luar negeri. Dia menjalani pemeriksaan USG hari ini untuk berjaga-jaga. Bayi dalam kandungannya sudah berusia tujuh minggu dan detak jantungnya sudah bisa didengar. Hanya saja, terjadi penumpukan darah di rongga rahimnya yang menunjukkan gejala keguguran.Dokter menyarankan Chelsea untuk banyak beristirahat dan jangan terlalu lelah. Namun, justru inilah saat-saat tersibuknya.Chelsea menunduk dan mengusap perutnya dengan lembut, lalu bergumam pelan, "Sayang, apa kamu bisa lebih kuat? Mama belum bisa berhenti sekarang ...." Di suatu tempat yang tidak terlihat, seolah-olah dia dan bayinya terhubung satu sama lain.Chelsea mengerutkan bibir dan menata perasaannya yang kacau. Setelah itu, dia mengenakan kacamata hitamnya dan kembali ke Soraya Jewelry. Begitu Chelsea masuk ke kantor, Kendrian langsung menyambutnya dengan membawa beberapa dokumen."Bu Chelsea, ini dokumen tentang Tanjaya Tech dan draf kontraknya. Kamu bisa periksa dulu. Kalau ada yang kur
Chelsea yang kesal bertanya, "Apa kamu nggak mengerti maksud omonganku?" Yang dimaksud dengan tidak pantas dibicarakan hanya alasan. Sebenarnya, Chelsea tidak ingin membicarakannya.Kendrian memiringkan kepalanya, lalu tertawa dan menyahut, "Nggak masalah kalau kamu nggak mau membicarakannya. Makan yang manis, mungkin suasana hatimu akan sedikit membaik."Chelsea juga tidak menolak lagi setelah mendengar ucapan Kendrian. Lagi pula, Chelsea memperhatikan Melvin terus menelan ludah saat melihat kue. Chelsea berucap, "Oke, terima kasih."Chelsea mengambil kue dan teh susu, lalu melanjutkan, "Aku sudah melihat proposalmu, memang cukup menarik. Tapi ...."Kendrian menyela, "Kamu nggak usah memikirkan Ferdy. Aku nggak akan membiarkan Ferdy mengambil kesempatan ini untuk ikut campur dan mendekatimu."Kendrian menyelesaikan masalah Chelsea terlebih dahulu sehingga membuat Chelsea agak terkejut.Kendrian tersenyum dan menjelaskan, "Aku benar-benar tulus ingin membantumu. Aku senang sekali saat
Dibandingkan dengan Andre yang gelisah, Shania sudah membayangkan dirinya yang mendapatkan penghargaan sebagai pemenang. Mimpi indah ini terasa sangat nyata bagi Shania. Hari ini adalah waktunya melihat sampel produk di Celestial Jewelry. Asalkan sudah sesuai, sampel itu sudah bisa segera dikirim ke pabrik untuk diproduksi.Pada saat itu, produk Shania pasti akan laris manis ketika dia menjadi pemenang. Shania yang sangat gembira berangkat ke Celestial Jewelry lebih awal. Setelah melihat sampel dan menghadiri rapat, kebetulan sudah waktunya makan siang.Belakangan ini, Radi sangat puas dengan performa Shania. Jadi, dia mengajak Shania untuk makan di restoran terdekat sesudah rapat berakhir. Shania menggandeng lengan Radi dan berjalan keluar dari pintu. Tiba-tiba, seorang wanita bergegas menghampiri Shania dan Radi sehingga mereka berdua kaget.Wanita itu menjelaskan, "Nona Shania, aku ... terus menunggumu meneleponku. Tapi, aku pikir kamu pasti sibuk sekali sehingga kamu nggak sempat m
Di dalam perlombaan desain perhiasan, peserta misterius yang mendapatkan juara pertama secara berturut-turut ramai diperbincangkan di internet. Banyak netizen menebak peserta itu adalah tokoh hebat misterius yang sengaja datang untuk menyingkirkan peserta lain. Sementara itu, orang yang bisa menandingi peserta misterius ini hanya Shania. Tentu saja, mereka berdua yang menjadi pusat perhatian saat perlombaan babak terakhir.Berbeda dengan sebelumnya, babak terakhir dilaksanakan pada malam hari. Setelah pemenang ditentukan, acara pembagian hadiah akan disiarkan secara langsung. Pada sore hari, para peserta menunggu di ruang istirahat belakang panggung.Shania terus berpesan kepada penata rias untuk mendandaninya dengan cantik. Bagaimanapun, malam ini Shania akan menjadi pusat perhatian. Dia akan menjadi pemenang dari perlombaan ini!Selesai merias wajah, Shania mendekatkan wajahnya ke depan cermin untuk memeriksa hasil dandanannya. Penata rias memanfaatkan waktu luang untuk melihat ponse
Orang itu adalah Shania! Ternyata Shania yang dinilai oleh netizen sebagai kandidat pemenang malah mendapatkan juara terakhir! Bahkan, selisih nilai Shania dengan peserta juara keempat berbeda jauh. Dilihat dari nilai Shania, sudah jelas sketsa desainnya sangat buruk.Tidak seharusnya Shania menunjukkan performa yang jelek pada saat-saat penting seperti ini. Terakhir, nama Andre muncul dengan efek khusus. Andre adalah pemenang perlombaan ini! Seketika, para netizen menjadi heboh.[ Ini baru tokoh hebat sebenarnya! ][ Sebagai informasi, Andre itu pendiri dan kepala desainer merek perhiasan terkenal di luar negeri, Quentin! ][ Setelah melihat sketsa desain yang bocor hari ini, pemenang lomba sudah bisa ditebak! ]....Kemudian, sketsa desain semua peserta ditunjukkan secara berurutan. Sketsa Shania membuat semua orang terkejut. Standar dari sketsa desain Shania berbeda jauh dengan sketsanya di babak sebelumnya. Bahkan, gaya desainnya sangat berbeda sehingga terlihat seperti hasil desai
Malam itu, Shania langsung mengamuk begitu pulang ke kediaman Keluarga Mulyana. Dia membanting barang-barang di rumah. Johanna tidak berhasil membujuk Shania sehingga dia hanya bisa mengurung Shania di kamar dan membiarkan Shania melampiaskan emosinya.Setelah kembali ke kamar, Johanna melihat Radi masih membaca buku. Dia langsung merasa kesal dan membentak, "Bisa-bisanya kamu masih membaca buku? Anakmu sudah hampir gila!""Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Radi. Dia memandang Johanna sembari menegur, "Shania memakai sketsa desain Angel untuk mengikuti lomba, hal ini memang sangat berbahaya. Kegagalan malam ini mungkin bisa jadi pelajaran yang bagus untuk Shania."Johanna memukul kepala Radi dan marah-marah, "Pelajaran bagus apanya? Kamu gila, ya? Apa kamu belum menonton siaran langsung? Chelsea merebut semua pusat perhatian malam ini, awalnya aku mengira Chelsea nggak bisa berlagak lagi setelah Soraya Jewelry dieliminasi ...."Johanna langsung naik pitam begitu mengungki
Keesokan harinya, Celestial Jewelry menghadapi opini publik dengan meluncurkan perhiasan yang didesain oleh Shania. Shania memang tidak menang dalam babak final. Akan tetapi, beberapa karyanya yang sebelumnya sangat bagus dan mendapat pujian dari netizen.Begitu produk diluncurkan, penjualannya langsung melonjak. Dalam satu malam, Celestial Jewelry mencapai penjualan tertinggi. Namun, sebelum sempat mengadakan pesta perayaan, Radi mendapatkan surat panggilan dari pengadilan. Ketika membaca isinya, raut wajahnya sontak berubah drastis. Dia segera membawa surat ini dan menemui penggugatnya.Chelsea baru selesai rapat. Tiba-tiba, Radi masuk ke ruang rapat dengan marah. Dia melemparkan surat panggilan itu ke arah Chelsea. Melihat ini, Chelsea secara refleks menghindar, lalu menatap Radi dengan tajam sembari bertanya, "Apa maksudmu?""Aku yang harusnya bertanya padamu!" Radi membentak, "Chelsea, aku ini papa kandungmu! Apa seperti ini caramu memperlakukanku? Kamu ingin aku mati, ya? Apa kam
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me