Toilet bukanlah tempat yang nyaman untuk mengobrol. Mandy membawa Chelsea ke teras terpencil, keduanya bersandar di pagar dan menikmati semilir angin. Chelsea menyerahkan sebotol air mineral pada Mandy dan bertanya, "Kapan kamu mengetahuinya?""Minggu lalu," jawab Mandy yang kemudian meneguk airnya. Ketika baru saja dipastikan hamil, dia dilanda kepanikan, tetapi juga merasa sedikit gembira. Dia ingin sekali memiliki anak dengan orang yang dia cintai. Dia terus memikirkan cara untuk memberi tahu Sandy sekaligus mempertimbangkan cara untuk melahirkan anak tersebut.Namun, interaksi selama beberapa hari ini menyadarkan Mandy. Bagaimana mungkin Sandy membiarkan anak seperti itu lahir? Bagaimanapun, Sandy sama sekali tidak mencintai dirinya! "Anggap saja aku sial," lanjut Mandy sambil tersenyum pahit. Parasnya yang cantik kini terlihat sedih. Chelsea tidak tega melihat wanita cantik menderita. Dia tampak suram dan berkata, "Aku akan bicara dengan Sandy. Dia nggak boleh memperlakukanmu sep
"Dia suruh aku menghargaimu. Dia bakal membuatku menderita kalau kamu tersakiti .... Kok bisa kamu kenal dengan Kendrian? Kalau didengar dari ucapannya, sepertinya kalian sangat akrab," ucap Ferdy. Terselip ancaman dari nada bicara Ferdy yang sengaja melembut saat melontarkan kalimat terakhir.Chelsea langsung merinding. Dia menelan ludahnya dan bertanya sambil tersenyum kikuk, "Kamu nggak tahu kalau Kendrian itu kakak kandung Olivia, 'kan?"Ferdy sedikit terkejut karena dirinya benar-benar tidak mengetahui hal ini.Tanjaya Tech adalah perusahaan yang didirikan oleh Kendrian setelah lulus dari universitas. Dengan kemampuannya yang luar biasa, perusahaan itu berhasil berkembang di Kota Mahara. Belakangan ini, Milano Group membuka sektor teknologi. Melalui tender, Tanjaya Tech menjadi mitra Milano Group dan meraih kesuksesan sejak saat itu.Ferdy hanya tahu bahwa Kendrian memiliki sifat yang menyebalkan, tetapi tidak terlalu mengetahui informasi pribadinya. Sementara itu, Olivia selalu b
Menurut jadwal, Ferdy akan kembali ke Kota Mahara saat pertemuan berakhir. Namun, Chelsea mengkhawatirkan kesehatan Yuli sehingga mereka tinggal di sana selama seminggu lagi. Setelah Yuli keluar dari unit perawatan intensif, dia baru kembali ke Kota Mahara dengan pesawat Ferdy.Sebelum pergi, Chelsea menerima imbalan misi sebesar 30 miliar yang ditransfer oleh Daisy. Ck. Dahulu kala, dirinya masih bisa menerima 70% dari total imbalan misi. Namun, sekarang imbalannya malah dibagi rata dengan organisasi. Chelsea tersenyum dingin. Tidak hanya diatur misi secara paksa, imbalan yang diterima Chelsea juga makin berkurang. Apa Zenith tidak takut dirinya berhenti bekerja jika terus dipaksa seperti ini? Mereka mengira dirinya itu gampang ditindas?Perjalanannya sangat panjang. Untungnya, Ferdy mengatur pesawat pribadi sehingga Chelsea bisa tidur nyenyak dan masih semangat saat mendarat. Begitu keluar dari lorong, ada sekelompok reporter yang sedang menunggu Ferdy di luar.Ketika berita kerja s
Setelah meninggalkan ruang kerja, Johanna menelepon Sonia dan memarahi Chelsea di telepon. Sonia mengerahkan banyak upaya untuk membujuk Johanna sehingga dia baru mau menutup telepon. Setelah mengakhiri panggilan telepon, alis Sonia langsung berkerut. Diana yang baru kembali mendapati raut wajah Sonia yang tampak kesal. Jadi, dia bertanya, "Ada apa?" "Nggak apa-apa, ada masalah di rumah." Sonia menghela napas dan berujar, "Ibuku terlalu mementingkan harga diri. Dia nggak tahan karena temannya membicarakan Chel …." Sonia tersadar kembali dan berhenti berbicara. Diana tersenyum dan menimpali, "Nggak apa-apa, santai saja. Ada apa? Ada berita besar tentang Chelsea?" "Iya …." Biarpun Sonia tidak mengatakannya, Diana pasti akan mengetahuinya. Usai meragu sejenak, Sonia menceritakan topik pencarian populer di internet kepada Diana. Diana mendengarkannya dengan tenang dan tampak linglung selama beberapa saat. Sonia pun mencoba memanggil, "Diana?" Panggilan Sonia menyadarkan Diana. Dia men
Pada akhirnya, Chelsea berhasil menyelesaikan pengobatan ketiga kali. Pengobatan kali ini memakan waktu setengah jam lebih lama dari ekspektasi. Dia tidak langsung pergi, tetapi meminta Ardi untuk berkumpul di kedai kopi terdekat sejenak.Ketika Ardi membuka pintu dan masuk, Chelsea sedang berbaring di meja dan beristirahat. Ardi tanpa sadar memperlambat langkahnya dan berjalan ke sisi Chelsea untuk duduk. Melihat Chelsea tertidur pulas, Ardi melepaskan mantelnya dan menyampirkannya di tubuh Chelsea dengan sangat pelan. Kemudian, pria yang jangkung dan kekar itu duduk di samping Chelsea seperti patung.Ketika lampu di toko menyala, Chelsea mengucek matanya dan bangun. Kebetulan, dia melihat Ardi memelototi staf dengan tatapan tajam. Staf itu sangat tidak berdaya. Bagaimanapun, dia harus melakukan bisnis. Hari sudah gelap. Bagaimana bisa dia mendapat pelanggan jika tidak menyalakan lampu?Chelsea menepuk punggung Ardi dan menegur, "Jangan mempersulit staf itu."Ardi menoleh dan bergumam
Ferdy yang menyetir kebetulan melewati sebuah toko bunga. Tiba-tiba, dia teringat dengan sesuatu sehingga memarkir mobilnya di pinggir jalan. Chelsea melihatnya turun dari mobil, lalu pria itu kembali dengan membawa sebuket mawar sampanye.Kemudian, Ferdy berjalan ke samping mobil dan memberikan buket bunga itu kepada Chelsea sambil berkata, "Anggap saja ini sebagai permintaan maafku. Belakangan ini, aku terlalu sibuk dan jarang punya waktu untuk menemanimu."Sementara itu, Chelsea sama sekali tidak bersikap sungkan. Dia langsung mengambil buket itu, lalu sengaja meledeknya, "Apa kamu tahu nama bunga ini? Masa langsung beli dan kasih ke orang begitu saja?""Namanya Baby Love," jawab Ferdy dengan tegas.Jawaban ini justru membuat Chelsea kebingungan. Dia tertegun sejenak sebelum bertanya, "Apa kamu memilihnya secara khusus?"Pria itu menjawab, "Iya, aku sudah tanya stafnya."Setelah Ferdy kembali ke dalam mobil, dia mendapati wajah Chelsea yang agak memerah. Ferdy merasa itu sangat lucu
Di dalam ruangan VIP, Kevin masih menunggu Mandy untuk kembali. Di sampingnya, produser bersulang dengannya dan berkata sambil tersenyum, "Mandy memang cantik, tapi agak emosional. Pak Kevin harus memberinya pelajaran.""Wanita cantik memang agak emosional." Usai berkata demikian, Kevin meminum segelas anggur putih. Tatapan matanya terlihat agak mesum sekarang. Tak lama kemudian, dia memicingkan mata sambil melanjutkan, "Dia akan nurut kalau sudah kutiduri."Segera setelah itu, pintu ruangan VIP didobrak oleh seseorang. Chelsea berjalan di depan, sementara Mandy mengikutinya di belakang. Orang yang masuk berikutnya adalah kedua pria yang diutus oleh Kevin. Sementara itu, Ferdy berdiri di dekat pintu dan bersandar dengan santai. Dia memandang sekeliling dengan acuh tak acuh.Berhubung telah terjun ke masyarakat selama bertahun-tahun, Ferdy memiliki aura mendominasi yang khas. Meskipun dia hanya berdiri dengan santai, orang-orang di ruangan VIP sudah tidak berani bernapas.Saat ini, Chel
"Chelsea hebat banget, dia membuat Pak Kevin dilarikan ke rumah sakit! Apa Mama tahu siapa Pak Kevin? Dia adalah dewa di balik drama yang sedang hits. Perusahaan keluargaku baru saja berhasil menyanjungnya, tapi Chelsea malah menghancurkan segalanya. Ma, apakah biasanya aku kurang baik padanya? Kenapa dia memperlakukanku seperti ini?" keluh Vera dengan penuh emosi.Air liurnya bahkan hampir memuncrat di wajah Anissa. Segera setelah itu, Vera melanjutkan, "Ma, kamu harus menegakkan keadilan untukku. Pokoknya, Chelsea harus memberikan penjelasan padaku!"Anissa mendengarkan keluh kesahnya dengan alis berkerut. Setelah itu, dia malah berkata, "Aku nggak bisa ikut campur dalam hal ini."Vera yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksud Mama?"Anissa menjelaskan, "Belum lama yang lalu, Mama baru pergi mencari Chelsea. Dengan adanya Ferdy, bahkan aku pun nggak bisa melakukan apa-apa terhadapnya."Saat mengingat cek yang dirobek, Anissa masih sangat kesal. Sayangnya, dia telah berjanji pada Dia
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me