Dari arah belakang, terdengar suara botol anggur yang pecah, disertai dengan dengusan pelan. Chelsea sangat terkejut. Ketika berbalik, dia mendapati Peter yang tersenyum ke arahnya.Pria itu menggunakan punggungnya untuk menahan botol anggur yang menghantam Chelsea. Rasanya memang sakit, tetapi ketika melihat wanita itu, dia sontak merasa senang. Segera, bawahan Peter langsung mengendalikan situasi.Sementara itu, Samuel yang memimpin para preman mengenali Peter. Dia bergegas menghampirinya, lalu berkata, "Pak Peter, kenapa ... kamu datang? Ini ...."Ketika melihat kemeja yang basah oleh darah di punggung Peter, Samuel sangat terkejut. Dia segera berseru, "Siapa yang melukai Pak Peter? Cepat keluar!"Seorang preman yang sosoknya gemetaran tampak didorong keluar. Samuel langsung mendekat dan menendangnya hingga terpental. Kemudian, dia menyerahkan botol anggur kepada Peter sambil berucap, "Pak Peter, ayo hajar dia. Bantu aku kasih dia pelajaran."Namun, Peter menyerahkan botol itu kepad
Chelsea tidak menanggapinya. Dia hanya menyemprotkan antiseptik ke luka Peter. Hal ini membuat pria itu merintih kesakitan. Dia menggertakkan giginya sambil memarahi, "Kamu ingin membuatku mati kesakitan, ya!""Kalau nggak mau kesakitan, jaga omonganmu," ancam Chelsea.Peter sontak frustrasi. Dia tidak pernah menemui wanita yang keras kepala seperti Chelsea. Dia bahkan sudah terluka deminya, tetapi Chelsea masih bersikap begitu dingin. Apa hatinya terbuat dari batu? Setelah menenangkan diri, Peter tanpa sadar mengingat kembali momen ketika dia melihat Chelsea di gang belakang. Ada perasaan yang berkobar di lubuk hatinya.Saat itu, Chelsea sangat mirip dengan kucing liar yang berjalan di kegelapan. Tubuhnya memancarkan aura membunuh dan sifat liar alaminya. Wanita seperti ini ... selain membuat orang ketakutan, juga memicu keinginan untuk menaklukkannya. Pokoknya, dia harus mendapatkan Chelsea.Tak lama kemudian, Chelsea membereskan kotak obat sambil berpesan, "Sudah. Aku harap Pak Pet
Setelah meninggalkan rumah sakit, Chelsea pulang ke Harbourside Villa sebentar untuk mengganti pakaiannya. Kemudian, dia hendak langsung berangkat ke Soraya Jewelry. Ketika turun tangga, dia kebetulan bertemu dengan Ferdy yang membuka pintu. Tatapan pria itu terlihat sangat dingin. Aura di sekitarnya terasa tidak sepadan dengan sinar matahari yang cerah di luar rumah.Chelsea memiliki firasat buruk. Lagak Ferdy terlihat seperti ingin menegurnya. Tiba-tiba, suaminya itu bertanya dengan nada dingin, "Kamu ke mana semalam?""Aku ...." Chelsea tidak yakin apakah Ferdy sudah tahu sesuatu. Dia juga tidak tahu apakah harus mengatakan yang sebenarnya. Wanita itu pun berbalik bertanya dengan ragu-ragu, "Apa kamu sudah mendengar sesuatu?"Ferdy hampir tertawa saking kesalnya. Beraninya wanita ini masih berbelit-belit dengannya? Dia pun berseru dengan dingin, "Turun!"Chelsea sangat tidak berdaya. Dia hanya dapat menghampiri pria itu dengan patuh dan berusaha keras untuk mencari solusi. Mungkinka
Usai berkata demikian, Harris langsung pergi. Sementara itu, Chelsea tertegun di tempat. Melihat ini, Olivia langsung menghampirinya dan bertanya dengan kesal, "Apa yang terjadi? Beraninya Harris memperlakukanmu seperti ini? Aku akan memberinya pelajaran!"Namun, Chelsea malah menahannya sambil berkata, "Jangan."Mendengar nada bicara Chelsea yang agak lelah, Olivia melihatnya dengan penuh perhatian, lalu bertanya, "Kamu kenapa? Berantem dengan Pak Ferdy lagi?"Chelsea tampak mengangguk. Olivia yang memahami situasinya pun bertanya, "Kali ini, kamu yang salah?"Chelsea menghela napas sebelum menjawab, "Seharusnya iya." Belakangan ini, dia sepertinya terus memancing emosi Ferdy dan insiden Peter sepenuhnya membuat pria itu murka. Chelsea makin merasa putus asa. Amarah Ferdy sepertinya tidak akan mereda dalam waktu singkat.Olivia bertanya dengan cemas, "Jadi, rumor yang beredar di luar itu benar? Kamu benaran menolong Peter? Chels, jangan mempermainkan dua pria sekaligus, akibatnya sang
Saat Olivia melihat dugaan-dugaan ini, dia langsung melaporkannya dan meneruskannya ke Chelsea. Wanita itu tak lupa meninggalkan cacian.[ Apakah akun-akun promosi ini nggak ada kerjaan selain menyebarkan gosip sembarangan sepanjang hari? ][ Padahal foto-foto ini begitu buram sampai nggak bisa dikenal. Apa dengan menempel wajah Pak Ferdy di sampingnya, mereka bisa menuduhnya begitu saja? ]Olivia terus-menerus mengeluh. Setelah sahabatnya selesai mengumpat, Chelsea baru membalas pesannya.[ Itu memang Pak Ferdy. ]Olivia langsung mengirim tanda seru berulang kali, seolah-olah itu mewakili ekspresinya yang tercengang.Setelah memperhatikan foto tersebut untuk beberapa saat, Chelsea teringat dengan adegan yang dia lihat pada malam itu. Jika dia datang terlambat pada malam itu, apakah Ferdy akan tidur dengan selebritas internet itu?Memikirkan hal ini, Chelsea pun mengernyit. Entah kenapa, dia tanpa sadar merasakan kehilangan dan hampa dalam hatinya.Tak lama kemudian, Olivia mengirim pe
Setelah kedua pria itu bersulang, Nathan mengalihkan pandangannya ke wajah wanita di belakang dan tidak dapat berpaling lagi.Pria paruh baya itu memahami maksud Nathan. Itu sebabnya, dia menarik Mandy sembari berkata, "Mandy, ini Pak Nathan. Dia itu pemasok perhiasan. Ayo, minumlah dengannya. Kalau dia senang, mungkin akan memberimu sebuah batu permata besar!"Mandy tampak tersenyum, lalu bertanya, "Benarkah? Kalau begitu, aku harus minum segelas.""Karena wanita cantik yang mengajakku bersulang, aku tentu harus minum segelas penuh!" ucap Nathan. Dia memerintahkan pelayan untuk menuangkan anggur, sementara matanya memandang Mandy dengan tatapan mesum.Ketika bersulang, Nathan meraih tangan Mandy sambil berucap, "Tanganmu begitu cantik, kenapa nggak pakai apa-apa? Nantinya, aku bakal kasih ...."Sebelum Nathan selesai berbicara, pergelangan tangannya tiba-tiba diraih oleh Chelsea. Wanita itu mengerahkan sedikit tenaga yang membuatnya mati rasa sehingga secara otomatis melepaskan tangan
Chelsea tidak mendengar jelas perkataan ini. Ketika hendak bertanya, ponsel di dalam tas Mandy tiba-tiba berdering. Mandy menoleh untuk mengangkat telepon. Dia menjawab secara singkat sebelum menyimpan kembali ponselnya. Setelah itu, Chelsea bertanya, "Ada yang datang menjemputmu?""Ya," jawab Mandy.Melihat wanita itu tersenyum manis, Chelsea telah memiliki dugaan dalam hatinya. Dia pun bertanya, "Apakah itu orang yang menjemputmu dari Joy Club waktu itu? Kalian bukan teman biasa, 'kan?"Namun, Mandy hanya tersenyum tanpa menjawab secara langsung. Chelsea langsung paham. Mandy memiliki identitas khusus, jadi menjaga kerahasiaan hubungan adalah sesuatu yang wajar. Akan tetapi, Chelsea sangat penasaran. Pria seperti apa yang mampu menarik perhatian Mandy?"Kamu duluan saja. Sebentar lagi, dia baru akan sampai." Perkataan Mandy membuat Chelsea mengurungkan niatnya untuk menyelidiki lebih lanjut. Segera setelah itu, Mandy melanjutkan, "Aku bisa menunggu sendiri. Sekarang juga sudah cukup
Nathan memeluk dua wanita cantik di kiri dan kanannya. Setelah minum beberapa gelas, dia langsung memuji Radi dengan gembira, "Inilah kenapa orang-orang bilang nggak boleh berbisnis dengan wanita. Mereka sama sekali nggak lugas!""Apa-apaan Chelsea itu? Dia kira dia bisa semena-mena karena didukung Ferdy? Cih! Bagiku, dia itu bukan apa-apa!" Usai berkata demikian, Nathan meludah ke lantai, lalu melanjutkan, "Bukannya Ferdy juga sudah macam-macam di luar? Chelsea hanya menganggap dirinya sangat penting, 'kan!"Radi menuangkan anggur untuk Nathan dan berkata sambil tersenyum, "Sepertinya dia membuatmu sangat kesal.""Nggak juga," ucap Nathan sambil melambaikan tangannya. Dia terus memikirkan Mandy. Setiap kali mengingat penampilan wanita itu, seluruh tubuhnya akan menegang. Nathan tampak memicingkan matanya, lalu memegang paha seorang wanita cantik di sampingnya sambil melanjutkan, "Temannya itu benar-benar cantik. Kalau aku bisa mendapatkannya ... aku bahkan rela mati di tubuhnya!"Kata
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me