Keesokan paginya, ketika Ferdy meninggalkan kamar, Chelsea masih berselimut dan tertidur pulas. Setelah Ferdy keluar dari kamar, dia memberi tahu pelayan untuk tidak mengganggu Chelsea. Dia juga meminta seseorang membawa Diana ke kamar tamu untuk bertemu dengannya. Tak lama kemudian, Diana mengetuk pintu kamar dengan ekspresi yang sangat gembira."Masuklah."Begitu mendengar kata-kata Ferdy, Diana pun membuka pintu dan berjalan masuk dengan langkah ringan. Dia mendekati Ferdy, lalu bertanya, "Erdy, kamu mencariku?""Kata Chelsea, kamu mencarinya semalam?" tanya Ferdy secara langsung. Dia sama sekali tidak ingin berbasa-basi dengan wanita ini. Kemudian, Ferdy melanjutkan, "Aku selalu mengira Bu Diana adalah orang yang tahu batasan, jadi nggak ingin melakukan hal-hal yang nggak perlu. Tapi, sepertinya aku harus menjelaskan beberapa hal sekarang."Sapaan "Bu Diana" sangat menyakiti hati wanita itu. Dia menatap Ferdy dengan tidak percaya, lalu bertanya, "Apakah kita harus menjadi begitu as
"Ferdy mencarimu?" tanya Anissa yang gembira. Dia meraih tangan Diana sambil bertanya, "Kenapa kamu nggak kasih tau Nenek?""Aku ...." Sebelum melanjutkan perkataannya, Diana melirik Chelsea sekilas. Dengan satu tatapan itu, semua orang salah mengira bahwa Diana dan Ferdy memiliki hubungan, tetapi hanya tidak berani mengungkapkannya di depan Chelsea.Saat ini, Anissa memicingkan matanya dan berkata sambil tersenyum, "Sudah kuduga Ferdy masih menyimpan perasaan terhadapmu. Kalian saling mencintai dulunya, mana mungkin bisa putus begitu saja?""Benar banget. Hubungan apa yang bisa menandingi sepasang kekasih yang tumbuh besar bersama?" tambah Vera sambil tersenyum. Matanya terus memperhatikan ekspresi Chelsea.Sementara itu, Chelsea hanya fokus meminum jus buahnya. Wanita itu menunduk sambil diam-diam tersenyum dingin. Semalam, Ferdy mengaku tidak pernah bertemu dengan Diana secara diam-diam. Namun, pagi ini dia langsung pergi menemuinya dengan begitu bersemangat. Perkataan pria memang t
Malam harinya, langit tiba-tiba menjadi gelap karena turun hujan lebat. Ferdy baru keluar dari ruang kerja dan pergi ke kamar untuk mencari Chelsea. Namun, istrinya tidak ada di sana. Dia bertanya pada pelayan, tetapi tidak ada yang melihatnya. Dia pun bertanya pada kelompok Anissa, "Chelsea nggak sama kalian?"Anissa yang masih marah hanya menjawab dengan nada emosi, "Dia itu bukan anak kecil. Apa aku perlu mengikatnya di sisiku dengan tali?" Mengingat sikap Anissa terhadap Chelsea dalam beberapa hari terakhir, Ferdy merasa sangat kesal. Dia menegaskan dengan ekspresi suram, "Aku nggak akan larang Nenek untuk menyukai Diana. Tapi, kalau Nenek ingin mengusir Chelsea, lalu mempersatukan aku dan Diana kembali, jangan harap."Raut wajah Anissa sontak berubah. Dia berkata dengan tidak percaya, "Kamu ... bagaimana bisa kamu berbicara dengan nada seperti itu pada Nenek!""Aku hanya ingin mengingatkan Nenek." Usai berkata demikian, Ferdy memanggil beberapa pengawal dan memerintahkan dengan n
Dalam perjalanan singkat itu, Ferdy sudah beberapa kali hampir tergelincir. Melihat situasi ini, Chelsea menahannya dan bertanya dengan lembut, "Apa kamu nggak bisa lihat dengan jelas?""Iya," jawab Ferdy sambil mengangguk.Meskipun matanya sudah pulih cukup baik, pandangan Ferdy masih agak kabur di tempat yang cahayanya redup. Terutama saat hujan deras seperti sekarang. Jangankan Ferdy yang matanya baru pulih, bahkan orang biasa juga sulit melihat kondisi jalan dengan jelas.Ferdy datang ke sini dalam keadaan hampir setengah buta seperti itu. Dia nekat naik gunung di tengah hujan untuk menemukan Chelsea. Jalur gunung yang basah karena hujan sangatlah berbahaya. Satu langkah yang salah saja dapat berakibat fatal. Namun, Ferdy tetap datang tanpa ragu.Hanya dengan membayangkan bahaya yang mungkin dihadapinya, Chelsea sudah merasa cemas. Dia tanpa sadar menggenggam tangan Ferdy dengan erat, lalu berjalan ke hadapan pria itu sambil berkata, "Ikut denganku saja. Jangan takut."Ferdy terteg
Di bawah cahaya lampu, mata Chelsea tampak sangat jernih. Chelsea bukan terlihat pasrah terhadap nasibnya, melainkan sama sekali tidak peduli. Hanya orang yang telah banyak makan asam garam bisa memiliki pemikiran seperti ini, sedangkan Chelsea baru berusia 20-an tahun.Seketika, Ferdy tidak tahu bagaimana menanggapi ucapan Chelsea. Dia hanya tahu jika waktu diulang kembali, dia tetap akan memilih untuk naik gunung. Namun, Ferdy sendiri tidak tahu alasannya. Mungkin ini hanya naluri seorang pria yang ingin melindungi istrinya?Ferdy tersadar dari lamunannya, lalu memegang kepala Chelsea sembari berucap, "Kalau kamu benar-benar mengkhawatirkanku, jangan berbuat hal-hal aneh begini."Kebetulan lift berhenti di lantai 5 sehingga Ferdy dan Chelsea tidak melanjutkan pembicaraan mereka lagi. Setelah masuk ke kamar, Ferdy yang tiba-tiba teringat sesuatu bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba pergi ke gunung sendirian?"Chelsea baru teringat tumbuhan obat yang dibawanya. Dia menepuk kepalanya dan me
Sebelum Diana sempat merespons, Gino sudah masuk ke vila. Gino langsung melihat Diana dan memanggil, "Diana!" Gino hendak menghampiri Diana, tetapi dia segera berhenti begitu dipelototi Anissa.Anissa membentak, "Dasar nggak sopan! Panggil 'Kak Diana'!" Di antara semua cucunya, Anissa paling tidak menyukai Gino yang hanya tahu bersenang-senang ini.Kala ini, suasana hati Anissa juga sangat buruk. Jadi, Anissa makin kesal dengan Gino. Dia memukul kaki Gino dan menegur, "Kamu nggak pulang waktu festival pertengahan musim gugur, untuk apa kamu baru pulang sekarang?""Kalau tahu Kak Diana juga datang, aku pasti pulang," sahut Gino. Dia memandang Diana, tetapi Diana malah memalingkan wajahnya dan menghindari tatapan Gino.Kemudian, Diana berucap kepada Anissa, "Nenek, aku nggak enak badan. Jadi, aku mau istirahat dulu."Anissa berujar, "Oke."Gino memanggil, "Diana ...." Dia ingin mengikuti Diana, tetapi Anissa langsung menahan Gino dengan tongkatnya.Anissa mengingatkan, "Ingat, kamu nggak
Diana sama sekali tidak tahu bahwa Gino dipanggil oleh Sandy. Begitu memasuki ruang kerja, Sandy memandang Gino seraya menegur, "Kamu langsung mengganggu Nona Diana setelah pulang. Apa kamu merasa hidupmu terlalu santai?"Gino menyahut, "Kak, Diana sudah putus dengan Ferdy. Selama ini, kalau bukan karena kamu menghalangiku, aku sudah pergi ke luar negeri sejak awal ....""Jangan sembarangan!" bentak Sandy. Dia benar-benar kesal. Jelas-jelas mereka adalah saudara kandung, kenapa Gino begitu bodoh?Sandy menjelaskan, "Kalau semua orang tahu kamu mengejar seorang wanita yang hampir menjadi kakak iparmu, Keluarga Milano pasti akan ditertawakan!"Sandy mencengkeram kerah baju Gino seraya mengingatkan, "Sebaiknya kamu jangan mendekati Nona Diana. Kalau terjadi sesuatu, nggak ada seorang pun yang bisa menyelamatkanmu!"Selesai bicara, Sandy mendorong Gino. Sementara itu, Gino terhuyung dan punggungnya menabrak ujung meja. Gino meringis kesakitan.Sandy melirik Gino dengan dingin sembari beruc
Jack berucap, "Nanti kamu bisa bertemu dengannya saat peluncuran parfum baru." Kemudian, Jack mengusir Sonia tanpa bicara panjang lebar lagi.Setelah Sonia keluar dari kantor, dia merasa ada yang tidak beres. Sonia sama sekali tidak pernah bertemu dengan peracik parfum itu, tidak mungkin peracik parfum itu mempersulit Sonia tanpa alasan yang jelas. Namun, Jack ....Sejak Sonia pulang, sepertinya Jack selalu mencari masalah dengan Sonia. Sebelumnya, Jack bertemu dengan Ferdy tanpa sepengetahuan Sonia. Sekarang, kejadian seperti ini terulang lagi saat peluncuran parfum baru. Bukannya sudah jelas Jack sengaja mempersulit Sonia?Sonia berbalik dan melihat ruangan kantor Jack sekilas. Dia curiga, jangan-jangan Jack masih tidak rela untuk pensiun?....Setelah keberhasilan "Dark Orchid", produk baru yang diluncurkan Orchida Perfume kali ini sangat menarik perhatian. Menurut pernyataan dari website resmi, produk parfum baru yang akan diluncurkan adalah edisi terbatas. Sebelum penjualan dimula
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me