Langit menendang ember yang ada di hadapannya kebencian dan kemarahannya atas apa yang di lakukan oleh Pelangi dan keluarganya telah menorehkan rasa yang sulit untuk ia terima. Terlebih melihat wajah Pelangi maka ingatannya kembali pada saat dia menjabat tangan Abah untuk menikahi Pelangi.
Langit meninggalkan Pelangi yang terdiam tanpa bisa mengucapkan satu kata pun, namun tidak hentinya dalam hati mengucap istighfar. Berulang kali Pelangi mengusap dadanya melihat sikap Langit yang semakin menjadi padanya."Apa pun yang kamu lakukan padaku, dengan ikhlas aku terima. Asalkan jangan di hadapan kedua orang tuaku, hatiku pasti kuat. Sekuat kamu membenciku." Lirihnya melihat pintu yang tertutup dengan kencang.Berulang kali Pelangi mengusap wajahnya yang tidak hentinya bulir bening mengalir dari dua matanya. Tidak di pungkiri hatinya begitu sakit mendapatkan kenyataan dalam hidupnya. Bukan hanya pernikahan dengan pria yang tidak di kenalnya tetapi ada hal yang lebih mengejutkan yaitu dengan sikap arogan Langit.Pelangi kembali dengan aktivitasnya mengabaikan rasa sakit yang ia rasakan, hingga dua jam ia telah menyelesaikan semuanya. Pelangi yang tahu benar jika suaminya pergi dan pulang sesuka hatinya dengan sabar Pelangi akan tetap menjadi istri yang baik untuk Langit.Menghibur hatinya jika suatu saat ia mampu membuat suaminya akan jatuh hati padanya. Percaya sekeras dan bencinya Langit padanya suatu hari nanti Langit akan luluh dan memperlakukan dirinya selayaknya suami pada istrinya."Aku percaya padamu Ya Rabb, hati suamiku akan luluh dan menjalani rumah tangga ini sesuai syariat." Gumam Pelangi.Waktu yang berlalu dengan cepat Pelangi yang sejak pagi berada di apartemen seorang diri. Langit yang tidak kunjung pulang membuatnya enggan untuk memejamkan matanya.Suara detik jarum jam bagaikan irama musik yang merdu untuknya, tanpa ada suara televisi meski Pelangi di perbolehkan. Tetapi ia hanya ingin menjaga apa yang menjadi keinginan suaminya.Membatasi gerak di apartemen milik Langit, agar tidak ada pertengkaran di antara mereka. Sebab ia tidak tahu barang apa yang boleh di sentuh dan tidak namun, Pelangi menyadari jika batas yang di izinkan adalah dapur tanpa terkecuali kamar utama.Demi menghilangkan rasa jenuhnya Pelangi membaca Al-Qur'an agar hatinya kembali tenang tidak lupa untuk mendoakan orang-orang yang sangat ia sayangi termasuk laki-laki yang kini telah menjadi imamnya.Meski kebencian yang di tujukan Langit padanya tetapi tidak, membuat Pelangi menyerah ia akan terus mencoba dan tetap bertahan di samping Langit apa pun yang terjadi nanti."Bismillahirrahmanirrahim, Ya Allah mudahkan semua urusan hamba. Hamba percaya di balik indahnya masa pengenalan ini, ada kebahagiaan yang telah engkau siapkan untuk hamba dan–" Pelangi menghentikan doanya meminta pada sang pemilik kehidupan untuk menjaga hatinya dan orang-orang yang sangat dua cintai. Dengan gerakan cepat Pelangi melepaskan mukena saat suara pintu terdengar terbuka secara kasar gegas Pelangi keluar setelah berganti dengan kerudungnya."Astaghfirullah, mas!" pekik Pelangi mendapati suaminya yang mabuk berat."Minggir penipu! Aku benci kamu! Menyingkir dari hadapanku! Wanita sialan. Gara-gara kamu aku harus menderita dan gara-gara kamu aku harus menjalani rumah tangga penuh dendam! Kau, adakah wanita yang seharusnya enyah dari sampingku!!" Langit mendorong kasar tubuh Pelangi hingga tersungkur kebelakang naas keningnya mengenai ujung meja kecil yang berada tidak jauh dari pintu."Aww," Pelangi mencoba untuk tetap tenang menahan rasa sakit yang teramat bahkan pandangannya berkurang. Sehingga tubuhnya hampir saja terjerembab ke depan.Braaaakkkk!!Pelangi mengusap dadanya melihat sikap sang suami yang begitu dingin padanya, Bahkan saat malam pertama yang seharusnya menjadi malam yang bahagia berakhir dengan sebuah kata penipuan yang diucapkan oleh sang suami setelah mengetahui bahwa dirinya hanyalah seorang wanita yang menggantikan pengantin wanita yang seharusnya Intan. Kakaknya yang melarikan diri di hari pernikahan.Terdengar suara barang berjatuhan dari kamar utama Pelangi mencoba untuk membantu namun urung dilakukan mengingat ucapan Langit. Dan dahinya yang terasa nyeri.Cairan merah keluar dari dahi membuatnya semakin kesulitan untuk melihat sekeliling."Mas!!!" Pelangi berlari saat tubuh Langit tersungkur di lantai dengan pakaian yang basah dengan cairan muntah. Berlahan Pelangi memapah tubuh Langit dan membaringkannya di tempat tidur yang berukuran size king."Wanita sialan!! Kamu dan keluargamu benar-benar hebat menipuku. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah bisa mencintaimu dan menganggap kamu sebagai istriku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, bahwa aku tidak akan pernah menceraikan mu dengan begitu kamu hidup bersamaku dengan penuh penderita itu adalah pembalasan yang harus kamu dapatkan atas apa yang sudah kamu lakukan padaku! Argh! Kenapa aku harus terikat dengan pernikahan penuh dusta ini!" Langit tidak hentinya berteriak meski dalam keadaan mabuk, kebenciannya pada Pelangi begitu jelas dan nyata.Bagi Pelangi apa yang dikatakan oleh Langit semuanya adalah benar dan ia pantas untuk menerima kebencian dari laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya.Tanpa merasa jijik Pelangi mencuci semua baju milik Langit yang penuh dengan cairan muntah dan membersihkan lantai yang mengeluarkan aroma tidak sedap dari cairan bercampur makanan yang di keluarkan oleh Langit."Kamu mabuk, mas? Begitu bencinya kamu sama aku? Sampai kamu melakukan hal ini? Maafkan aku, mas. Aku juga tidak ingin melakukan hal ini tapi semua demi Abah dan Umi, bencilah aku sampai kapan pun tapi jangan sakiti hati kedua orang tuaku. Aku siap menanggung akibat dari perbuatan yang kakakku, mas. Aku ikhlas lahir batin." Lirih Pelangi.Usai membersihkan lantai Pelangi meninggalkan kamar Langit setelah merapikan semua barang yang berserakan di lantai, bahkan kini aroma tidak sedap berganti dengan aroma wangi."Ya Allah, lindungilah suamiku dimana pun berada, lembutkan hatinya. Bukakan pintu maaf untuk orang tuaku,"Berlahan menutup pintu kamar Langit, namun tidak pergi ke arah kamar tidurnya melainkan Pelangi menuju balkon. Melihat pekatnya malam dan dinginnya angin yang berhembus menyentuh kulitnya. Sebaris kata dan doa mengingatkan orang tuanya yang selalu mengajarkan kebaikan."Abah, Umi, aku rindu kalian berdua. Inikah takdir yang sudah Allah gariskan untukku, lalu untuk apa aku mengeluh? Apa yang terjadi padaku bukan karena aku suamiku buruk tetapi hatinya terluka karena kebohongan yang sudah di ciptakan oleh saudaraku. Bukankah aku juga korban di sini? Kenap hanya aku yang sakit?" Pelangi menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Prang!!!Pelangi berlari dengan cekatan membantu langit yang kesulitan mengambil air minum."Tunggu sebentar mas, aku ambilkan yang baru." Tanpa menunggu jawaban dari Langit, Pelangi mengambil air hangat."Di minum mas,""Menyingkir wanita sial!!! Kau akan membuatku semakin sakit, keluar kau dari sini, aku sangat membencimu tapi aku tidak akan melepaskan kamu, sebelum kamu memilih untuk mengakhiri hidupmu!"Tidak lama tubuh Langit tergeletak di atas tempat tidur, terdengar suara dengkuran halus. Berlahan Pelangi keluar dari kamar Langit. Kali ini ia memutuskan untuk pergi ke kamar miliknya."Wanita, penipu!!!!"Suara Langit menghentikan langkah Pelangi walau Langit membencinya tetap saja sebagai seorang istri Pelangi tidak mengabaikan panggilan suaminya. Meski hatinya sakit saat sang suami memanggilnya dengan sebutan wanita penipu baginya itu lebih baik, setidaknya ada suara yang memanggil dirinya."Mas apa kamu membutuhkan, sesuatu?" lirih Pelangi sedetik kemudian ia tersadar jika Langit hanya bergumam.Suara erangan Langit kembali terdengar kali ini Pelangi memberanikan diri menyentuh dahi Langit yang berkeringat alangkah terkejutnya tubuh Langit yang panas tinggi. Dengan kesabaran Pelangi merawat Langit yang demam berulang kali Pelangi mengganti air untuk mengompres kening Langit hingga pagi menjelang. Tubuhnya yang lelah dan rasa kantuk yang menyiksanya tanpa sadar Pelangi tertidur, lengan kanannya sebagai bantal tangan kirinya berada di atas kening Langit.Pukul enam pagi langit yang merasakan berat di keningnya berusaha untuk merabanya namun ia urungkan berganti dengan tatapan yang m
Hari itu hari yang membuat Pelangi mengurung diri di kamar, setelah keadaan Langit yang membaik tidak sedikit pun Langit pergi dari apartemen. Sehingga gerak Pelangi terbatas walau sebenarnya hal itu biasa namun, Langit melarangnya keluar dari kamar selama dia berada di ruang keluarga.Pelangi menghabiskan waktunya membaca Alquran mengisi hatinya dengan mendekatkan diri pada sang pencipta agar memaafkan semua kesalahan dan pengampunan pada suaminya yang telah menyakiti hatinya dan orang tuanya, yang telah ia kecewakan."Pelangi!" seru Langit dari ruang makan.Perutnya yang tiba-tiba keroncongan namun, enggan untuk menyentuh makanan yang menggunggah seleranya. Terlihat berapa menu masakan di atas meja makan. Dengan berlahan Langit menyentuh salah satu hidangan yang berhasil mencuri perhatiannya. Menu yang ia ketahui adalah tempe, sejak tadi menggodanya. Tempe yang di goreng dengan tepung bercampur irisan daun bawang makanan sederhana tatapi membuatnya tanpa sadar mengeluarkan cairan be
"Assalamualaikum, kak," Pelangi terpaku sesat menetralkan detak jantungnya yang berdetak semakin kencang. Namun, ia tersadar jika dirinya adalah seorang istri dari Langit bukan lagi wanita yang menunggu janji yang di ucapkan oleh pria yang kini menjadi adik iparnya."Wa'alaikumsalam," Pelangi berbalik kearahnya pria yang tidak jauh darinya.Keterkejutan bukan hanya Pelangi tetapi sosok yang di depannya terdiam seribu bahasa bahkan senyumnya tidak hilang dari bibirnya. 'Aku mimpi Pelangi ada di sini? Untuk Abang ku?' ucapnya dalam hati."Rizky, dia Pelangi istri Abang mu. Duduklah hari ini untuk pertama kalinya menantu Mama datang kesini bertepatan kamu pulang, nak." Rosa menepuk punggung putra bungsunya mengajaknya untuk menikmati makan malam spesial."Pelangi," lirihnya tanpa suara namun hanya dirinya yang tahu tanpa mereka menyadarinya. "Selamat datang kakak ipar," ucapan Rizky mampu mengejutkan Pelangi yang mengambilkan nasi ke piring Langit."Terima kasih mas Rizky, maksudku ad
"Kenapa Dek Pelangi melakukan ini?" Ucapan yang berhasil membuat Pelangi terkejut mendengar suara yang tidak asing baginya. Tetapi Pelangi mampu mengendalikan diri tidak ingin hatinya diliputi rasa yang tidak seharusnya, dengan cepat Pelangi menoleh kearah Rizky yang tidak jauh dari Pelangi yang tengah menyiram tanaman."M– mas Rizky?" ucapnya terbata dengan cepat berbalik kearah lain. Tidak mungkin ia saling pandang dengan Rizky. Pelangi menyembunyikan wajahnya dari tatapan pria yang pernah ta'aruf dirinya."Bisakah dek Pelangi menjelaskan, padaku?" ucapnya tanpa melihat wajah Pelangi."Maafkan aku, mas Rizky, aku yang salah. Tolong untuk tidak menanyakan alasannya. Yang terjadi adalah takdir dan sekarang takdirku adalah istri dari Abang, mas Rizky. Tidak ada lagi cerita yang akan di ukir oleh, kita." Ucap Pelangi menundukkan wajahnya. Begitu pula dengan Rizky menjaga pandangan pada wanita yang kini telah resmi menjadi istri untuk saudara laki-laki nya.Dengan cepat Pelangi menjauh d
"Maksud ayah, apa?" tanya Langit, tidak memahami maksud dari sang ayah."Apa yang terjadi, sebenarnya? Ayah tahu kamu menyembunyikannya sesuatu, apakah kamu terpaksa menikahi, Pelangi?" Gustav memindai wajah putranya yang kini tertunduk."Apa yang ingin ayah ketahui dari hubungan kami? Aku hanya ingin menjaga sikapku walau bagaimanapun Pelangi adalah wanita yang tahu adab dia tidak mungkin melakukan sesuatu di hadapan ayah dan juga Mama. Hal itulah yang membuatku sedikit memahami apa yang pantas dan tidak pantas untuk kami lakukan di depan kalian. Aku harap penjelasan ini dimengerti oleh ayah tidak ada hal yang ditutupi oleh kami, ayah tidak perlu khawatir bahwa aku terpaksa melakukan ini, percayalah sejak awal aku melakukannya demi kalian aku ingin membahagiakan kalian, berdua." Ucapnya menutupi fakta yang sebenarnya terjadi.Langit tidak mungkin menceritakan tentang kejadian yang sebenarnya bahwa Pelangi adalah pengantin wanita pengganti untuknya yang sampai saat ini tidak di anggap
"Apa kabar Pelangi?"Pelangi yang syok dengan kehadiran wanita di depannya, wanita yang menorehkan luka begitu dalam pada dirinya yang mengharuskan hidup dengan seorang pria karena menggantikan posisinya yang kabur di hari pernikahan."Te– teh Intan? Bagaimana teteh tahu, rumahku?" tanya Pelangi mengerutkan keningnya, tanpa dia tahu kalau Intan adalah tamu yang di maksud oleh Langit. Begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan tetapi semua hanya tertinggal di tenggorokan begitu saja.Pelangi tidak hentinya menatap wanita di depannya, wanita dengan segala pesonanya pakaiannya begitu modis dengan segala kelebihan yang mampu membuat lawan jenis mengagumi seorang Intan. Kehadiran Intan sungguh di luar dugaannya. Menghadirkan banyak luka bukan hanya untuknya tetapi, pada kedua orang tua mereka.Tamu tak diundang itu adalah Intan, saudarinya yang berhasil membuatnya hidup dalam tekanan dari pria yang menjadi imamnya."Kenapa kalau aku yang disini? Kamu tidak nyuruh teteh masuk، Pelang
Berapa hari setelah kedatangan Intan di rumah Pelangi selama itu pula Intan, selalu memiliki alasan untuk bertemu dengan Langit. Bahkan mereka sering terlihat menghabiskan waktu bersama di salah satu kafe bahkan hingga hotel. Namun, sejak Pelangi melarang intan datang ke rumah sejak saat itu Intan tidak lagi bertemu dengan Langit entah apa yang terjadi namun, ia menyakini jika mereka bertemu di luar sana.Ya, mereka bertemu dengan foto-foto yang di kirim oleh Intan pada Pelangi.Suara pintu terbuka menghentikan lamunan Pelangi, dengan langkah panjang menyambut kedatangan Langit. Terlihat begitu lelah di wajahnya namun Langit acuh tak acuh dengan kehadiran Pelangi yang berdiri di depan pintu membuat bibir Langit tertarik keatas, sangat tipis hingga tidak terlihat oleh Pelangi.Langit yang membuka sendiri pintu meski sempat terkejut namun, sosok wanita di depannya membuat wajah lelah Langit hilang, namun semua hanya Langit yang merasakan."Mas, sudah pulang? Biarkan aku yang melepaskann
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Langit. Memperhatikan wajah keduanya yang hanya diam, namun sayang Langit tidak melihat apa yang di lakukan oleh Intan pada Pelangi.Sementara itu kedatangan Langit mampu mengejutkan Intan. Sehingga Intan membulatkan matanya kearah Pelangi, agar tidak mengatakan apa pun pada Langit."Kenapa kalian diam? Intan, kau menginginkan sesuatu? Biarkan Pelangi yang membuatnya." Ujar Langit, yang berhasil menerbitkan senyum kelicikan Intan untuk Pelangi."Mas Langit, maaf aku hanya ingin teh hangat. Sepertinya badan ku kurang fit." Ucapnya manja."Pelangi, kau tidak dengar apa yang dia inginkan?" "Aku dengar mas, tapi–""Jangan membantah, cepatlah buat jangan biarkan Intan menunggu. Intan kita duduk di depan," "I– iya, mas. Aku cuci tangan dulu, nanti nyusul." Setelah kepergian Langit, Intan melangkah berdiri tepat di samping Pelangi. Membisikan kata yang menyayat hati."Kamu lihat bagaimana seorang langit yang ingin memberikan yang terbaik untukku? Dia tid
Sosok pria yang diam-diam memperhatikan dua sejoli tengah berbahagia, setelah di karuniai seorang anak yang begitu tampan dan putri yang cantik kini gelar sarjana untuk kedua kalinya telah didapatkan. Sukses dalam rumah tangga, mendidik anak-anak dan menjaga keromantisan dengan sang suami telah ia pertahankan. Selain itu sifat dan kerja kerasnya semakin terlihat dengan jelas, ada rasa sesak di ujung sana tetapi semua telah berakhir. Berusaha melupakan dan memilih untuk mencari pendamping tetapi semua telah tertutup hatinya hanya ada satu nama dan itu selamanya."Menikahlah dengan wanita lain yang bisa membuatmu jatuh cinta. Walau hal itu mustahil tapi lakukan demi Mama." "M–ma," Rizky terkejut dengan kehadiran Ibunya yang tiba-tiba ada di sampingnya.Pria yang sejak tadi memperhatikan Langit dan Pelangi adalah Rizky pria yang sampai detik ini masih menyimpan rasa pada Pelangi meski hal itu tidak benar tetapi Rizky tidak bisa menolaknya. Menepis? Berulang kali di lakukan namun nama i
Kebahagiaan kini di rasakan oleh keluarga besar Wiratama dan juga keluarga besar di pesantren dan panti. Terlebih Umi Rahayu dan Abah Yusuf. Setelah berapa jam mereka dalam keadaan cemas dan rasa takut akan sesuatu terjadi pada Pelangi."Alhamdulillah, sayang kamu baik-baik saja. Mas takut sesuatu terjadi sama kamu, bagaimana hidup mas dan anak kita jika—""Mas bicara apa, hem? Ada Allah yang akan menjagaku dan keluarga kita. Mas, kamu sudah adzani anak kita?" tanya Pelangi. Berharap sang suami belum melakukannya tidak di pungkiri dirinya ingin melihatnya momen sang suami untuk pertama kalinya melantunkan adzan di telinga sang anak."Astaghfirullahaladzim, mas lupa dek. Maafkan mas ya, terlalu memikirkan kamu sampai abai dengan anak kita," "Ya mas, tak apa. Aku tahu posisi mas Langit,* lirihnya mengecup kening Langit. Sontak membuat pria itu seketika terdiam melihat aksi sang istri."Jangan nakal dek, kamu tahu mas harus puasa selama 40 hari? Dan kamu sekarang menguji puasa mas," uca
Setelah malam itu pembicaraan yang membuat dirinya kembali tenang. Sang ayah memberikan wejangan padanya jika semua akan baik-baik saja. Anak dan istrinya pasti bisa melewati semua dengan tenang."Den mau berangkat sekarang? Apa tidak sebaiknya menunggu Nyonya sama neng Pelangi?" Mbok Sri meletakan kopi yang di inginkan oleh Langit.Duduk tidak jauh dari anak asuhnya yang sangat ia sayanginya."Ya sudah mbok, aku tunggu di rumah saja. Tapi kenapa aku gelisah ya Mbok? Apa sesuatu terjadi pada mereka? Mbok tau kan mereka perempuan semua." Ujar Langit gelisah."Insya Allah mereka baik-baik saja den. Ada nyonya sama Erna, mereka pasti bisa menjaga neng Pelangi," Langit mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Mbok Sri. Meski hatinya terus merasakan sebaliknya.Setelah kepergian Mbok Sri ke dapur tak berselang lama sang adik pun datang sama halnya dengan mbok Sri, Rizky pun meyakinkan dirinya bahwa Pelangi akan baik-baik saja bersama dengan ibu mereka."Abang tau, tapi entah kenapa
Kehamilan Pelangi yang semakin membesar tidak menghalangi langkahnya untuk tetap menuntut ilmu di universitas milik suaminya. Meski sikap teman-temannya canggung padanya tetapi Pelangi tetaplah Pelangi yang rendah hati ia merangkul semua temannya tanpa terkecuali laki-laki.Baginya yang terjadi berapa bukan yang lalu hanyalah sebuah kesalahanpahaman di antara mereka karena ulah seseorang yang ingin menjatuhkan dirinya. Kini hubungan Pelangi dengan yang semakin membaik.Berbeda dengan sahabat wanitanya, Evan pria yang pernah mengutarakan isi hatinya kini memilih untuk keluar dari kampus setelah terbukti jika dirinya adalah salah satu pria yang pernah singgah dalam kamar Amara. Bukan cinta yang di rasakan oleh Evan melainkan kebutuhan dan keinginan Amara yang menggebu padanya. Hatinya pada amara berbeda dengan isi hatinya lada Pelangi. Cintanya pada istri pemilik kampus tempatnya mencari ilmu memaksakan dirinya untuk pergi melanjutkan studinya di luar negeri dan mengubur cintanya pada P
"Mah, Pelangi tidak apa-apa. Hanya ketiduran terlalu lelah terlebih sekarang—" Langit menatap keluarganya yang kini berada di dalam kamarnya."Kita bicarakan di luar saja, jangan sampai kalian mengejutkan istriku yang istirahat," lanjutnya setelah terdiam sesaat.Dengan perasaan yang diliputi rasa penasaran Mereka pun akhirnya mengikuti perkataan Langit keluar tanpa ada suara kini setelah sampai di ruang keluarga. Rosa orang pertama yang mendesak Langit untuk mengatakan yang sebenarnya."Bisa sekarang kamu katakan pada Mama, Lang? Sebenarnya ada apa dengan menantu Mama? Jangan bikin Mama cemas terlebih kondisi Pelangi yang saat ini terlihat begitu lemah," "Mama istriku tidak lemah dia hanya kelelahan apa Mama tidak perhatikan bagaimana wajahnya sekarang lebih chubby?" ujarnya tersenyum mengembang.Sontak Mereka pun mengangguk membenarkan perkataan Langit."Lantas apa masalahnya?" Gustav akhirnya bersuara memperhatikan Langit yang begitu tenang namun terlihat bahwa wajahnya begitu bah
Berapa bulan kemudian kehidupan Pelangi semakin berwarna dengan keluarga dan sahabat yang selalu berada di dekatnya. Langit yang selalu memberikan cinta dan kejutan untuknya sontak berhasil menghadirkan rasa yang semakin meluluhkan hatinya.Hidupnya seakan dejavu dengan impiannya yang dulu sebelum menikah dengan Langit. Impian bahagia dengan keluarga yang harmonis dan suara tawa anak-anak mereka menghiasi rumahnya.Namun sepertinya Allah belum mempercayakan rahimnya terisi seperti keinginannya."Sayang, kamu yakin mau makan lagi? Maaf bukan mas gak suka, tapi kamu bakalan nyaman nantinya?" Langit melihat ekspresi wajah istrinya yang terlihat begitu lahap menikmati crepes yang baru di beli olehnya. Pelangi tidak terganggu dengan ucapan Langit yang tidak hentinya menggodanya. Baginya saat ini menikmati aneka rasa crepes adalah keharusan."Mas—" lirihnya, hanya melirik suaminya dan kembali melanjutkan makannya."Y–ya, sayang, kamu nikmati saja ya? Kalau kurang nanti mas pesen lagi," ucap
Terkejut? Tentu, dengan keberanian yang di miliki Amara meminta dirinya untuk menerima suaminya berpoligami. Menjadikan Amara sebagai madu dalam rumah tangganya."Kamu ingin menjadi istri mas Langit?" "Ya, sejak lama aku mencintainya. Aku yakin setelah aku menikah dengan mas Langit semua akan baik-baik saja. Orang tuaku akan di bebaskan meski bukan mereka yang salah tapi aku yang merubah semuanya," ucap Amara percaya diri."Kamu tidak merasa bersalah? Sudah menjerumuskan orang tuamu hanya untuk kepentingan pribadi?" Pelangi mengulas senyum tipis begitu tipis hingga Amara tidak melihatnya."Mereka tidak akan sakit hati dan apa yang sudah aku lakukan. Jujur sebaliknya mereka sangat mendukung semua yang aku inginkan termasuk berbicara denganmu meminta supaya aku menjadi istri mas Langit. Bukankah aku sudah berbaik hati padamu? Menerima kamu sebagai kakak maduku dan menerima kamu sebagai istri pertama dan aku istri kedua? Setidaknya kamu memikirkan perasaan aku, sebagai wanita apakah kam
Suasana pagi yang teramat indah nan sejuk dengan gerimis yang mengguyur sejak dini hari tak menghalangi wanita cantik bergamis nude dengan warna khimar senada. Menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya dan menyambut kedatangan adik dan adik iparnya yang tak lain Eris sahabatnya."Mas, perhatikan kamu sibuk sejak pagi sayang, kamu enggak ada kuliah, hari ini?" Langit mengecup pucuk kepala Pelangi yang tertutup Khimar wajahnya begitu cantik dan berseri. Sejak malam itu Langit semakin mengagumi keindahan yang selama ini tertutup dengan pakaian dan kerudung yang besar."Apa yang sibuk mas? Aku cuma bikin sroto ayam, cuaca dingin begini lebih cocok makan yang anget-anget. Lagi pula Arman sama Eris mau kesini, mereka sudah pulang abis bulan madu. Oh, ya mas aku kuliah siang. Nanti kamu enggak usah antar aku ke kampus ya, biar aku berangkat sama sopir," ucapnya lembut. Langit tahu ada kecanggungan di setiap kata yang keluar dari bibir wanita yang ia cintai. Namun semua adalah perminta
"Anda jangan bercanda pak Langit. Mana mungkin wanita kampungan itu istri anda? Jika anda ingin marah pada saya silahkan, tapi saya tahu jika anda adalah –" Damar menepis semua kata yang akan keluar dari bibirnya. Menampik jika Langit adalah suami dari wanita yang kini tengah di permalukan olehnya."Apa aku terlihat sedang bercanda? Bukankah sejak tadi Anang sudah memintamu untuk berfikir lebih dulu? Dan menghubungiku?" Langit geram melihat tingkah Damar. Sang ayah pernah melarangnya untuk tidak memberikan jabatan tinggi pada Damar dengan alasan yang tidak masuk akal. Tetapi kini Langit tahu apa yang menyebabkan ayahnya tidak menyetujui jika Damar yang menjabat sebagai rektor universitas miliknya.Langit memerintahkan orangnya untuk memperlihatkan bukti yang sebenarnya jika video syur itu hanyalah editan. Namun yang membuat mereka terkejut adalah kata-kata yang keluar dari bibir wanita yang berparas cantik yang tidak lain adalah Pelangi istrinya."Jangan di putar videonya. Siapapun pe