Ketika Alia sedang berjalan menuju Lobby, ponselnya berdering, lalu ia mengeluarkan ponsel itu dari dalam tas, dan melihat bahwa Orang yang meneleponnya adalah Meta,
"Hai Meta, mengapa kamu tidak meneleponku berhari-hari? sepertinya kamu sedang sangat sibuk" ucap Alia
"Alia, aku patah hati" ucap Meta
"Apa katamu?" ucap Alia tercengang
"Akhirnya sekarang aku telah menjadi salah satu mantan pacar Ray" ucap Meta sambil menangis dengan sedih,
"Dimana kamu sekarang?" ucap Alia dengan cemas
"Aku ada di Lapangan Kampus, aku tidak mau pulang ke Rumah" ucap Meta
Meta menolehkan pandangannya ke arah Alia, lalu tertawa kecil, "Alia, aku akan memberitahumu sebuah rahasia kecil" "Oke, katakan saja" ucap Alia "Beberapa minggu lalu, aku sempat pergi ke Apartmentmu, ketika kamu sedang tidak ada disana, lalu aku tidak sengaja mengintip buku harianmu" ucap Meta membuat Alia terkejut mendengar pengakuannya sekaligus menyesal telah memberitahu Meta passcode Apartmentnya Alia memang menulis banyak hal tentang perasaan cintanya pada Adrian di buku hariannya, dia menyukai Pria itu, tapi dia tidak bisa memberi tahu siapapun tentang perasaannya, Alia merasa bahwa emosi di dalam hatinya itu tidak dapat diungkapkan, jadi dia memilih untuk membuat buku harian di mana dia bebas menul
Namun Alia masih ragu-ragu lagi setelah moment kegembiraan itu, jika dia menyetujui syaratnya maka dia mungkin harus tinggal bersama Adrian selama sisa hidupnya, walaupun Alia menyukainya, tapi bagaimana jika Alina kembali, dia takut Adiknya itu akan salah paham padanya.Adrian menyadari keraguan Alia,"Jika kamu tidak setuju, maka mulai besok aku akan melampiaskan amarahku pada Grup Bratakusuma, dan menghancurkannya sedikit demi sedikit, lalu aku tidak akan berhenti sampai Grup Bratakusuma bangkrut" ucap Adrian melanjutkan ucapannya"Hmm, sekarang dia mengancamku lagi" batin Alia sambil mengerutkan bibirnya, akhirnya Alia tidak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya "Baiklah aku setuju" ucap Alia
"Sebagai seorang Istri, aku senang bisa memasak untuk Suamiku, jadi itu bukanlah hal yang sulit, aku bisa melakukannya jika aku tidak terlalu sibuk dengan pekerjaanku" ucap Alia dengan lembut Adrian meliriknya lalu berkata dengan ringan "Besok dan seterusnya kamu sudah mulai bekerja di Grup Bratakusuma, dan perjalanan ke Perusahaan itu akan memakan waktu yang lebih lama, kamu seharusnya tidak membuang waktu untuk memasak" Alia merasa senang mendengar ucapan Adrian sekaligus berterima kasih padanya, karena itu berarti Adrian sudah mulai menunjukkan perhatiannya padanya, lalu dia menatap Adrian sambil tersenyum dan mengucapkan "Terima kasih" dengan tulus Adrian mengabaikan ucapan terima kasih yang diucapkan oleh Alia, ia tida
Alia menundukkan kepalanya, ia menghindar dari tatapan Adrian, di saat bersamaan dia mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman Adrian, tapi Adrian malah menatapnya tanpa berkedip "Di mana kamu ingin menyentuhku barusan?" ucap Adrian sambil memegang tangan Alia, membuat Alia tercengang mendengar ucapan Adrian "Apa? bagaimana mungkin aku bisa memberitahunya" batin Alia dengan sangat malu "Jika kamu tidak mengatakan apa-apa, maka aku akan membuatmu menyentuh seluruh tubuhku" ucap Adrian Adr
"Begitukah caramu mencium Alina saat kalian masih bersama?" ucap Alia sambil menatap Adrian dan tersenyum ketika memikirkan hal itu, namun membuat Adrian mengangkat alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa Ketika melihat Adrian tidak ingin menjawab pertanyaannya, Alia memaksakan senyum lalu berpamitan "Aku akan pergi bekerja, selamat..." Namun sebelum Alia menyelesaikan ucapannya Adrian memotongnya "Kami belum pernah berciuman" "Apa? Adrian dan Alina belum pernah berciuman? bagaimana mungkin? jika dilihat dari kelembutan ciumannya, mustahil kalau dia tidak pernah mencium Alina, jika demikian, maka dia mungkin telah melatih keterampilan berciumannya dengan gadis lain yang pernah dia kencani di masa lalu" pikir Alia
Tepat ketika mereka sudah setengah jalan melakukan Tour keliling Grup Bimantara, ponsel Alia berdering, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan menemukan bahwa Adrian yang meneleponnya "Maaf Pak Andra, aku harus menjawab telepon ini" ucap Alia sambil menatap Andra "Tidak masalah silahkan" ucap Andra dengan santai, membuat Alia tersenyum sambil meminta maaf lalu berbalik Begitu panggilan tersambung Adrian langsung bertanya "Bagaimana harimu di hari pertamamu bekerja? apa kamu sudah terbiasa bekerja di sana?" Alia merasa sedikit tercengang, dia tidak menyangka Adrian akan menunjukkan perhatiannya padanya "Ya, aku baik-bai
"Sebenarnya, aku benar-benar tidak ingin kamu datang" batin Andra, namun dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang padanya, dia berusaha menenangkan dirinya lalu tersenyum pada Adrian "Tentu saja, aku sama sekali tidak keberatan Pak Adrian, sebenarnya merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk bisa makan siang denganmu" ucap Andra "Baiklah, terima kasih kalau begitu" ucap Adrian, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk duduk di sebelah Alia, membuat ALia menatapnya dan tidak bisa berkata apa-apa "Apa ada masalah? apa kamu tidak bisa mengenaliku?" ucap Adrian menolehkan kepalanya sambil menatap mata Alia Alia masih terdiam sambil menatapnya, dia sama sekali tidak mengatakan
"Apa maksudmu? bukankah kamu yang disini bersikap tidak masuk akal?" ucap Alia, membuat Adrian semakin mengencangkan cengkeramannya pada setir, dia merasa bahwa dia tidak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya lagi, jadi akhirnya dia hanya diam, dan tidak mengatakan apa-apa lagi pada Alia"Lampu sudah berubah menjadi hijau, ayo kita jalan karena di belakang kamu sudah di klakson orang" ucap Alia mengingatkan sambil merapatkan bibirnyaAdrian tidak menjawab ucapn Alian, namun ia menginjak pedal gasnya dengan perasaan yang masih kesal, dia benar-benar merajuk dan diam sepanjang perjalanan, Adrian mengemudi dalam diam dan berusaha menekan amarahnyaMelihat Adrian yang diam dan mengemudi dengan kesal, Alia hanya bisa menolehkan kepalanya ke arah luar jendela dan mengabaikan Pria yang ada disampingnya itu, mereka berdua sama sekali tidak berbicara sepanjang perjalananTidak lama kemudian, mereka tiba d
Sebenarnya kata-kata Adrian sebelumnya sangat ambigu, tetapi nada suaranya terdengar serius setelah dia mengatakan kalimat terakhirnya, jadi akhirnya Alia otomatis mengabaikan kata-katanya di awal kalimat lalu menjawab "Oke"Adrian merasa senang mendengar tanggapan Alia, lalu ia mengatakan "Aku akan mengatur Sopir untuk mengantarmu ke BK Corp" "Tidak perlu terima kasih, aku bisa pergi sendiri" ucap Alia membuat Adrian mengangkat alisnya"Aku sudah meminta seseorang untuk mengantar mobilmu kembali ke Grup Bratakusuma sejak kamu ada di sini, yang berarti kamu harus naik taksi, apa perbedaan antara Sopir Taksi dan Sopirku yang akan mengantarmu kembali?" tanya Adrian"Tentu saja ada perbedaannya, jika kamu mengatur seseorang untuk mengantarku kembali bukankah itu berarti bahwa aku berutang budi padamu?" ucap Alia, namun Alia tidak mengatakannya dengan lantang, namun Alia akhirnya berpikir selama beberapa detik, dan akhirnya menganggukkan kepalanya setuju untuk diantar oleh Sopir Adrian "
Alia mencoba menjelaskan untuk melakukan pembelaan "Maksudku adalah aku akan kembali ke BK Corp dulu untuk membahasnya dengan Papi"Tiba-tiba saja Adrian bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah mejanya dan duduk di kursi kulitnya yang berwarna hitam, Alia bingung ketika melihat reaksinya, butuh beberapa saat bagi Alia untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan mendekat ke arah Adrian,"Pak Adrian, kamu..." ucap Alia membuat Adrian yang merasa terganggu memotong ucapannya sebelum dia bisa berbicara lebih"Aku tidak suka ketika kamu memanggilku dengan panggilan seperti itu" ucap Adrian"Adrian" ucap Alia"Lanjutkan" ucap Adrian"Aku ingin mengingatkanmu bahwa Grup Bratakusuma juga merupakan salah satu Perusahaan terbaik di Asia, jika bukan karena krisis yang telah dihadapi oleh Perusahaan, pasti Perusahaan itu juga akan berada di level yang sama dengan Grup Denaswara, jadi kalau kedua perusahaan itu bekerja sama pasti akan men
"Aku mau turun dari pangkuanmu" ucap Alia sambil menunduk "Kenapa?" tanya Adrian, sikapnya yang tenang membuat Alia berani untuk menjawabnya dengan blak-blakkan "Bukankah kita akan membicarakan kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara, jangan lupa aku berada di sini juga karena hal tersebut" "Apa tidak ada yang ingin kamu bicarakan denganku selain urusan pekerjaan" ucap Adrian membuat Alia merasa bingung "Apa yang kamu ingin bicarakan denganku selain pekerjaan?" ucap Alia pada akhirnya sambil menghela napas dalam "Bagaimana kalau kamu memberitahuku apa yang kamu suka dari diriku?" ucap Adrian Alia tidak menyangka pertanyaan sep
"Jangan bersikap terlalu formal padaku, kenapa kamu tidak memanggilku dengan panggilan Adrian saja, atau mungkin sayang, aku lebih suka mendengarnya" ucap Adrian sambil menundukkan kepalanya dan terkekeh, membuat Alia mengatupkan bibirnya dan menghela napas karena merasa tidak berdaya "Aku akan memanggilmu dengan namamu jika kamu ingin mendengarnya, Adrian mari kita bicara tentang pekerjaan sekarang oke?" ucap Alia pada akhirnya "Kenapa kamu tiba-tiba begitu menurut sekarang? kenapa kamu tidak menantangku lagi seperti yang kamu lakukan ketika kamu mencoba untuk membela Andra?" tanya Adrian, membuat Alia langsung terdiam setelah mendengar ucapan Adrian itu "Dia tidak bisa melepaskannya begitu saja kan?" batin Alia, akhirnya
Alia tidak mengatakan apa-apa untuk membalas ucapan Adrian itu, dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, lalu dia melihat ke arah luar melalui jendela mobil, lingkungan di sekitarnya sangat tenang dan sunyi, tapi tetap saja otaknya tidak bisa memproses kata-kata Tiba-tiba Alia merasakan cengkeraman erat ditangannya, dia melihat ke bawah ke arah tangannya dan melihat jari-jari Adrian yang ramping sedang meremas tangannya yang berkulit putih "Tanganmu Indah" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa maksud dari ucapannya itu?" pikir Alia dalam hati, beberapa pertanyaan berkecamuk di benaknya Lalu dia menoleh ke arah Adrian dan akhirnya bertanya "Apa kamu masih ingi
"Apa maksudmu? bukankah kamu yang disini bersikap tidak masuk akal?" ucap Alia, membuat Adrian semakin mengencangkan cengkeramannya pada setir, dia merasa bahwa dia tidak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya lagi, jadi akhirnya dia hanya diam, dan tidak mengatakan apa-apa lagi pada Alia"Lampu sudah berubah menjadi hijau, ayo kita jalan karena di belakang kamu sudah di klakson orang" ucap Alia mengingatkan sambil merapatkan bibirnyaAdrian tidak menjawab ucapn Alian, namun ia menginjak pedal gasnya dengan perasaan yang masih kesal, dia benar-benar merajuk dan diam sepanjang perjalanan, Adrian mengemudi dalam diam dan berusaha menekan amarahnyaMelihat Adrian yang diam dan mengemudi dengan kesal, Alia hanya bisa menolehkan kepalanya ke arah luar jendela dan mengabaikan Pria yang ada disampingnya itu, mereka berdua sama sekali tidak berbicara sepanjang perjalananTidak lama kemudian, mereka tiba d
"Sebenarnya, aku benar-benar tidak ingin kamu datang" batin Andra, namun dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang padanya, dia berusaha menenangkan dirinya lalu tersenyum pada Adrian "Tentu saja, aku sama sekali tidak keberatan Pak Adrian, sebenarnya merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk bisa makan siang denganmu" ucap Andra "Baiklah, terima kasih kalau begitu" ucap Adrian, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk duduk di sebelah Alia, membuat ALia menatapnya dan tidak bisa berkata apa-apa "Apa ada masalah? apa kamu tidak bisa mengenaliku?" ucap Adrian menolehkan kepalanya sambil menatap mata Alia Alia masih terdiam sambil menatapnya, dia sama sekali tidak mengatakan
Tepat ketika mereka sudah setengah jalan melakukan Tour keliling Grup Bimantara, ponsel Alia berdering, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan menemukan bahwa Adrian yang meneleponnya "Maaf Pak Andra, aku harus menjawab telepon ini" ucap Alia sambil menatap Andra "Tidak masalah silahkan" ucap Andra dengan santai, membuat Alia tersenyum sambil meminta maaf lalu berbalik Begitu panggilan tersambung Adrian langsung bertanya "Bagaimana harimu di hari pertamamu bekerja? apa kamu sudah terbiasa bekerja di sana?" Alia merasa sedikit tercengang, dia tidak menyangka Adrian akan menunjukkan perhatiannya padanya "Ya, aku baik-bai
"Begitukah caramu mencium Alina saat kalian masih bersama?" ucap Alia sambil menatap Adrian dan tersenyum ketika memikirkan hal itu, namun membuat Adrian mengangkat alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa Ketika melihat Adrian tidak ingin menjawab pertanyaannya, Alia memaksakan senyum lalu berpamitan "Aku akan pergi bekerja, selamat..." Namun sebelum Alia menyelesaikan ucapannya Adrian memotongnya "Kami belum pernah berciuman" "Apa? Adrian dan Alina belum pernah berciuman? bagaimana mungkin? jika dilihat dari kelembutan ciumannya, mustahil kalau dia tidak pernah mencium Alina, jika demikian, maka dia mungkin telah melatih keterampilan berciumannya dengan gadis lain yang pernah dia kencani di masa lalu" pikir Alia