"Lalu apa yang akan kita katakan pada satpam?" tanya Bi Inah khawatir.
"Bilang saja kita ke pasar mau beli sayuran. Kan kita perginya berdua Pak satpam itu nggak bakalan curiga. Aku janji, Bi! Kita di rumah Ibu hanya sebentar saja," pinta Alya dengan penuh harap.
Terlihat Bi Inah sedang memikirkan permintaan Alya. Sebenarnya dia tidak setuju dengan rencana itu, tapi dia merasa kasihan pada Alya yang belum juga bisa bertemu dengan ibunya sendiri.
"Baiklah, tapi kita disana hanya sebentar saja ya, Non. Bibi takut kalau seandainya nanti kita ketahuan, Nyonya akan marah besar!" mendengar jawaban Bi Inah, Alya tersenyum lebar.
Keinginannya untuk bertemu dengan Ibunya akan segera terwujud.
"Baiklah, aku akan siap-siap dulu. Kita ke sana sebentar saja, Aku janji!" ucap Alya.
Alya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju kamarnya. Bi Inah juga kembali memasuki kamarnya untuk berganti pakaian. Saat hendak keluar dari pag
Alya langsung memasuki kamarnya untuk istirahat. Pikirannya sedikit lebih tenang setelah bertemu dengan Ibunya. Keadaan Ibunya juga lebih baik. Alya sangat merasa bersyukur. Setidaknya pengorbanannya menikah dengan Reno tidak sia-sia.Baginya, Ibunya adalah segalanya. Semenjak Ayahnya meninggal, Alya sudah berjanji untuk selalu membahagiakan Ibunya. Tiap kali melihat Ibunya, hati Alya selalu merasa kasihan. Kehidupan mewah yang dulu selalu di jalani oleh Ibunya harus berakhir setelah Ayahnya meninggal.Hidup miskin dan serba kekurangan terpaksa mereka jalani beberapa tahun belakangan ini. Yang paling membuat Alya sedih adalah dia terpaksa putus kuliah demi menghemat biaya hidup mereka. Kalau saja, dia bisa menyelesaikan kuliah, tentu saat ini dia bisa mencari pekerjaan yang lebih baik dan dia tidak harus berada dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini.Saat tengah termenung sendirian di kamar, tiba-tiba dia kejutkan oleh kedatangan Bi Inah.
"Cepat bawa Alya ke kamarnya! Obati lukanya dengan cepat!" perintah Gunawan pada Bi Inah.Dengan ragu Bi Inah menghampiri Alya yang tengah kesakitan."Ayo, Non. Bibi antar Non Alya ke kamar," ucap Bi Inah sambil menuntun Alya untuk berdiri.Lastri menatap tak suka dengan apa yang diperintahkan oleh suaminya pada Bi Inah."Kenapa sih? Kamu selalu memanjakan menantu tak penting itu?" tanya Lastri dengan heran pada suaminya."Aku bukannya memanjakan dia, tapi menghargai pengorbanan yang dilakukan untuk keluarga kita!" jawab Gunawan dengan bijak. Setelah itu, Gunawan berjalan memasuki kamar mereka.Sedangkan Lastri, tetap disana mendampingi Natasya yang tengah duduk terpekur"Kamu tidak sakitkan, Natasya?" tanya Lastri dengan rasa kasihan pada Natasya."Sudah mendingan kok, Ma!" jawab Natasya sambil mengangkat wajahnya menghadap kepada Mamanya Reno."Kamu kesini mau ketemu mama?" tanya Lastri dengan lembut."Iya
"Kemarin, tanpa sengaja aku bertemu dengan Natasya di sebuah Cafe dan kelihatannya dia sangat murung sekali. Sehingga aku mencoba untuk berbicara dengannya," ujar Candra."Ah, aku pusing tiap kali mengingat nama Natasya. Tingkahnya sungguh membuat aku pusing," Reno dengan santai menjawab ucapan Candra.Candra terkekeh mendengar perkataan Reno."Memangnya apa lagi yang dia lakukan padamu? Apa dia bikin ulah lagi?""Iya, dia selalu datang ke kantor untuk membujukku agar mau memaafkan dia.""Lalu, apa kamu tidak mau memaafkannya?" tanya Candra."Aku sudah terlanjur kesal padanya sikapnya itu sungguh keterlaluan. Aku tidak mau lagi berhubungan dengannya. Tapi sikapnya yang selalu berupaya untuk mendekatiku kembali sedikit membuatku risih.""Apa kamu yakin tidak ingin lagi berhubungan dengan Natasya? Apa kamu tidak mencintai dia lagi?" tanya Candra dengan heran."Bukan masalah cinta ataupun tidak, tapi aku hanya merasa kecewa dengan
Reno tengah asyik bekerja di ruangannya. Tiba-tiba, dia dikejutkan dengan kedatangan Natasya. Tanpa memperdulikan kehadiran Natasya, Reno langsung menghubungi nomor Aryo dan memintanya datang ke ruangannya."Mas apa kabar?"tanya Natasya sambil berjalan mendekati kursi yang diduduki oleh Reno. Dengan wajah tidak suka Reno memalingkan mukanya menghadap laptop yang ada di depannya."Dari kemarin aku mencoba menghubungi kamu tapi kenapa tidak sekalipun kamu menjawab panggilan dariku?" tanya Natasya sambil meletakkan tangannya di bahu Reno.Natasya datang bertujuan untuk mengajak Reno menghadiri pesta yang sengaja dia siapkan itu. Dengan kasar Reno mengelakkan tangan Natasya dari bahunya."Untuk apa lagi kamu ke sini? Kan sudah sering aku jelaskan bahwa aku tidak ingin lagi berhubungan denganmu!" mata Reno menatap Natasya dengan penuh kebencian."Kamu kenapa sih, Mas? Apa kamu masih marah padaku? Aku mohon Mas, tolong maafkan aku. Aku
"Apa kamu sengaja menggodaku dengan memakai baju tidur yang tipis ini?" Tangan Reno bergerak cepat menarik tali penyangga baju tidur yang Alya gunakan."A-ku tidak bermaksud seperti itu, Mas!" jawab Alya kelabakan."Lalu apa? Ini namanya menggodaku, kamu ngerti nggak?"Reno langsung mendorong tubuh Alya hingga tertidur di ranjang mereka yang luas.Jantung Alya berdebar tak karuan. Tiap kali Reno mengajaknya berhubungan badan, selalu saja dia merasa debaran tak menentu seperti itu.Sedangkan Reno, dia selalu bisa merasakan hasratnya naik tiap kali melihat kemolekan tubuh Alya. Pesona kecantikan Alya menyihirnya untuk selalu merasakan nikmatnya memadu kasih dengan Alya.Tangan Reno mulai lincah menarik baju tidur yang Alya pakai. Bergerak nakal di setiap inci tubuh Alya yang putih dan mulus. Alya memejamkan mata menikmati sentuhan dari suaminya itu. Menggigit bibir bawahnya dengan sedikit keras agar dia tak mengeluarkan desah
Lastri menghentakkan kakinya saat mengikuti langkah kaki suaminya meninggalkan ruang tamu rumahnya. Lastri sudah berjanji pada Natasya untuk menghalangi jika Alya ikut serta dalam acara pesta yang akan diadakan oleh Natasya tersebut.Tapi dia juga tidak bisa menolak ajakan suaminya untuk pergi menghadiri pesta pernikahan anak dari temannya itu. Dengan perasaan gondok Lastri menaiki mobil suaminya.Sedangkan Alya dia kembali duduk di ruang tamu sambil menunggu Aryo menjemputnya. Beberapa waktu setelah itu Aryo datang. Dan langsung mengajak Alya menuju butik yang sudah di amanatkan oleh Reno kepadanya.Sesampainya di butik itu, kehadiran Alya langsung disambut oleh para pelayan butik itu. Mereka sudah tahu bahwa Alya adalah istri dari Reno pelanggan VIP mereka.Alya langsung memilih baju-baju yang ingin dia coba. Sedangkan para pelayan memberikan Alya pilihan yang terbaik yang ada di butik mereka. Pandangan mata Alya jatuh hati pada sebuah gaun berwar
Lastri di buat kesal oleh pembelaan yang diberikan suaminya serta Reno pada Alya. Rencananya untuk menggagalkan Alya ikut ke pesta itu sepertinya tidak berhasil.Sedangakan Natasya, dia sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin agar bisa menarik perhatian Reno. Pesta itu di laksanakan di Villa milik keluarga Candra. Dan itu atas permintaan Natasya. Awalnya Natasya berkeinginan mengadakan pesta itu di Villa miliknya, tapi dia takut Reno tidak mau datang ke sana.Pesta itu akan di adakan sabtu malam, Reno sudah bersiap dengan tampilan andalannya. Celana jeans hitam di padukan dengan sepatu serta baju kemeja berlengan pendek. Dia tengah menunggu Alya yang sedang berdandan di kamar. Reno duduk di ruang tamu rumahnya sambil memainkan handphonenya.Sesekali dia melirik ke anak tangga menuju lantai dua. Untuk melihat kedatangan Alya. Tapi, Alya tak kunjung turun. Reno mulai gerah menunggu lama seperti itu. Dia buru-buru bangkit dan hendak menyusul Alya ke kamarnya. A
Reno langsung membimbing tangan Alya memasuki villa tempat acara pesta itu. Dengan sedikit grogi Alya berjalan beriringan dengan Reno."Wah, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga," ucap Candra saat melihat kehadiran Reno dan juga Alya.Reno langsung tertawa lebar dan menghampiri teman-temannya itu."Maaf ya, aku terlambat. Biasa, nungguin perempuan dandan selalu lama," ucap Reno memberikan alasan pada teman-teman itu.Alya langsung memasang wajah tersenyum pada setiap teman-teman Reno yang hadir dalam acara pesta itu."Istri kamu cantik sekali, Reno," ucap Bayu salah seorang teman Reno.Reno langsung menoleh pada Alya yang berada disampingnya."Oh ya, teman-teman. Kenalin, ini istri aku namanya Alya," jawab Reno sambil memperkenalkan Alya kepada teman-temannya yang lain.Satu persatu teman-teman Reno menyalami Alya."Pantasan ya? Nggak jadi nikah sama Natasya ternyata dapat calon istri yang jauh lebih cantik daripada
Alya dan Reno sampai di hotel tempat Natasya dan juga Candra akan menikah setelah sampai di Aula pernikahan Reno langsung bertemu dengan rekan-rekan bisnisnya dan dia pun terlihat asyik berbicara dengan para undangan yang mulai hadir untuk memeriahkan pernikahan antara Natasya dan juga Candra tersebut.Alya yang tidak terlalu mengenali orang-orang yang datang ke pesta itu berpamitan kepada Reno untuk sekedar berjalan-jalan keluar Aula pernikahan tersebut, karena acaranya juga belum dimulai."Mas, aku keluar sebentar ya?" ucap Alya kepada Reno, dan Reno pun langsung menganggukkan kepalanya. Alya berjalan keluar Aula pernikahan tersebut saat ia tengah berjalan-jalan dia melihat MU yang sudah selesai merias pengantin."Pengantinnya sudah selesai di rias ya? "tanya Alya kepada mereka dan mereka pun langsung menganggukkan kepala. "Iya, Mbak Natasya nya sudah selesai kami rias! " jawab mereka kepada Alya. "Oh baiklah, terima kasih!" jawab Alya kepada mereka.Alya merasa penasaran bagaima
"Iya Ma, aku juga tak sabar ingin segera menyampaikan berita ini kepada Mas Reno, " ucap Alya sambil menghapus air mata yang tiba-tiba menitik dari kedua belah matanya karena teramat bahagia dengan berita yang baru saja dia dengar dari dokter.Setelah mereka sampai di rumah berita bahagia itu langsung mereka sampaikan kepada Aminah dan juga Gunawan, semua orang sangat gembira menyambut kabar bahagia itu.Bahkan Aminah sampai meneteskan air mata saat mengetahui bahwa putri yang sangat dia cintai sebentar lagi akan memberikan seorang cucu untuknya. "Mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan ya Nak, jangan mengerjakan pekerjaan berat sedikit pun! " ucap Aminah kepada putrinya itu. "Yang dikatakan ibumu benar sekali Alya. Mulai sekarang kamu tak boleh bekerja di dapur ataupun membersihkan rumah ini, pokoknya kamu harus menjaga dirimu dengan baik dan makan makanan yang bergizi! " ucap Lastri kepada menantunya itu sambil tersenyum lembut ke arah Alya. Dia sungguh bahagia sekali sebentar l
"Bibi tolong panggilkan Natasya sekarang juga! " ucap Burhan dengan suara menggelegar ke arah pembantunya.Pembantu yang ada di rumah itu langsung bergerak cepat menuju kamar pribadi dari Natasya dan menyampaikan pesan itu kepada Natasya tersebut."Non, Bapak memanggil non Natasya di bawah kelihatannya dia sangat marah sekali!" ucap pembantu itu kepada Natasya. Natasya yang tengah mengusap perutnya yang masih datar sedikit kaget mendengar ucapan dari pembantunya itu. "Ada apa Bi? Kenapa Papa marah-marah? "tanya Natasya dengan raut wajah heran dan bibi itu pun langsung menggelengkan kepalanya karena memang dia tak tahu apa penyebab dari kemarahan tuannya itu. "Baiklah kalau begitu aku akan turun ke bawah! "jawab Natasya kepada pembantu tersebut. Natasya langsung menuruni anak tangga dan saat melihat siapa kamu yang ada di ruang tamu jantungnya langsung berdetak dengan kencang dia bisa melihat Candra yang tengah duduk di ruang tamu sambil berbicara dengan kedua orang tuanya. "Kamu?
Candra semakin kaget mendengar perkataan dari dokter tersebut mengenai keadaan Natasha, sementara Natasha yang mulai membaik duduk daritempat pemeriksaan tersebut dan menatap ke arah Chandra yang terlihat begitu syok mendengar keadaannya. "Semuanya baik-baik saja kan, Dok? " tanya Natasha kepada dokter dan dokter pun langsung membenarkan perkataan dari Natasha tersebut. "Yaa, kandungan Mbak Natasha baik-baik saja kok. Mulai sekarang tolong lebih berhati-hati jangan sampai terjadi hal yang tidak-tidak pada kandungan Mbak Natasha! "ujar dokter itu kepada Natasha."Baiklah Dok, terima kasih atas pemeriksaannya! " jawab Natasha kepada dokter tersebut."Kamu hamil dengan siapa? "Tanya Candra saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Itu bukan urusanmu!" jawab Natasha dengan judes kepada Chandra. "Aku berhak tahu siapa Ayah dari bayi yang kamu kandung ini, Natasha? Ayo sekarang katakan kepadaku siapa ayah dari bayi yang kamu kandung ini! "jawab Chandra memaksa kepada Natasha."Ayahnya a
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Natasha pun tiba dia sudah memeriksakan diri ke Rumah Sakit beberapa hari yang lalu dan memang dia tengah hamil bahkan usia kehamilannya sudah memasuki usia 10 minggu.Natasha sengaja berpenampilan secantik mungkin dia memasukkan ke dalam tespek yang bergaris dua yang menandakan dia tengah hamil, dengan senyum mengembang di wajahnya Natasha melajukan mobilnya ke perusahaan Reno. Dia ingin memberi kejutan kepada Reno tepat di ruangan kerja dari mantan kekasihnya tersebut.Setelah sampai di perusahaan Reno Natasha langsung memarkirkan mobilnya dan dia pun langsung menemui resepsionis untuk meminta izin agar ia bisa bertemu dengan Reno. "Permisi mbak bapak Reno nya ada? "tanya Natasha kepada pegawai di bagian resepsionis perusahaan tersebut."Maaf dengan mbak siapa? " Tanya pegawai resepsionis itu kepada Natasha. "Dengan Natasha. Saya ingin bertemu dengan Bapak Reno tolong kabarkan kepadanya bahwa saya ingin bertemu dengannya! " ucap Natasha kepada pega
Reno dan juga Alya beranjak meninggalkan rumah tersebut. Reno melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Mall tempat mereka nonton bioskop nantinya. "Bagaimana keadaanmu akhir-akhir Ini Alya? Apa kepalamu tak pernah pusing lagi?" tanya Reno kepada istrinya tersebut.Alya langsung menoleh ke arah Reno dan tersenyum canggung, memang dia sering pusing akhir-akhir ini tapi pusingnya itu hanya muncul sesekali sehingga sampai saat itu dia tak pernah pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya."Tidak apa-apa kok Mas, lagian pusing yang aku alami itu palingan karena capek dan kurang istirahat saja! "Jawab Alya menenangkan suaminya tersebut. "Itu makanya aku tak suka kamu terlalu keras bekerja di rumah. Lagian di rumah kita kan ada pembantu. Kenapa sih kamu harus repot-repot bekerja membantu pembantu tersebut? Lebih baik kamu menghabiskan waktu untuk istirahat ataupun pergi kemanapun yang kamu mau," ucap Reno kepada istrinya tersebut."Aku suka bekerja di dapur Mas, rasanya men
Aminah sekarang sudah tinggal di rumah barunya ada dua orang pembantu yang diberikan oleh Lastri dan juga Gunawan yang menemani Aminah tinggal di rumah mewah itu. Alya yang saat itu berada di rumah baru ibunya itu tengah membantu ibunya untuk beres-beres.Semua barang-barang untuk melengkapi rumah itu sudah dibelikan oleh Gunawan dan juga Lastri untuk Aminah walaupun saat membeli semua furniture itu Aminah memaksa untuk menggunakan uang yang dia miliki tetap saja kedua sahabatnya itu memaksa untuk memberikan semua keperluan rumah untuk Aminah tersebut hingga akhirnya Aminah terpaksa menerima semua kebaikan dari kedua sahabatnya itu. "Alya kamar ini untuk kamu dan juga Reno. Jika datang berkunjung ke sini. Jika kalian ingin menginap di sini maka kamar ini adalah milik kalian berdua! " ucap Aminah kepada Alya yang saat itu tengah membantunya berberes di rumah tersebut. Alya langsung tersenyum lebar mendengar perkataan dari ibunya tersebut. "Ibu sampai menyiapkan kamar untuk kami berd
Dia sungguh merasa sangat bahagia sekali sekarang Ibunya akan memiliki rumah mewah seperti yang dulu pernah mereka miliki, saat ayah mereka masih hidup"Aku senang sekali Ibu, akhirnya Ibu memiliki rumah seperti saat Ayah masih hidup dulu!" ucap Alya kepada ibunya dan Aminah pun langsung tersenyum haru ke arah putrinya ituLalu menganggukkan kepalanya. "Iya sayang, Ibu merasa sangat bahagia sekali sekarang apa yang dulu pernah kita rasakan sekarang Tuhan terasa tengah mengembalikan kepada Ibu semuanya, " ucap Aminah sambil menatap wajah Lastri dan juga Gunawan dengan penuh rasa terima kasih.Mereka makan dengan penuh haru, kehidupan mereka terasa begitu sempurna tak ada perselisihan sedikitpun di antara mereka yang ada hanyalah kasih sayang yang begitu tulus yang tercermin dari setiap perbuatan mereka satu sama lain. Alya masuk ke kamarnya untuk beristirahat setelah mereka selesai makan siang, sejenak Alya meraih ponselnya kemudian mencari nomor ponsel Reno. "Aku ingin mengabarkan
Natasya sangat marah setelah kepergian Reno, Natasya benar-benar tak habis pikir kenapa Reno banyak mempertanyakan hal-hal yang tak dipikirkan oleh Natasya sebelumnya. "Bagaimana ini Reno sepertinya tak percaya sedikitpun jika malam itu dia sudah melakukan hal yang tidak tidak denganku! Jika dia terus bersikap seperti ini maka bagaimana caranya aku untuk mendekati dia ataupun menekan dia untuk segera menikahiku? "gumam Natasya dengan perasaan yang diliputi dengan kekesalan.Natasya tak habis pikir dengan jalan pikiran Reno yang selalu tak bisa dia tebak. Bahkan sekarang dia tak tahu harus berbuat apa dengan bukti-bukti yang dia miliki."Jika aku mengirimkan foto ini kepada Alya akankah Alya percaya bahwa foto ini baru saja aku ambil? "ucap Natasya dengan perasaan bimbang."Lalu apa yang akan dilakukan oleh Reno jika dia mengetahui bahwa aku mengirimkan foto ini kepada istrinya? Apa dia akan mengamuk atau berbuat yang tidak-tidak kepadaku seperti yang dia ancam tadi?" gumam Natasya d