"Celine tunggu! Aku belum selesai bicara!"
"Lepas! Tidak ada yang perlu di bicarakan, kalau saja kau memilihnya, biar aku pergi dari sini!""Tidak! Tidak akan ku biarkan kau pergi dari sini! Aku mau kau menerima Greta sebagai calon istri mudaku!" Saat itu juga Veronica datang, dia terkejut melihat mereka sedang bertengkar."Zack ada apa ini? Kenapa kalian ribut seperti ini?" Zack tidak menghiraukan pertanyaan Veronica karena sudah bisa di pastikan kalau dia akan di salahkan."Ibu kau lihat! Sandiwara apa yang sedang putramu mainkan kepadaku? Coba kau tanya apa yang sudah dia lakukan terhadapku!" Kepala Veronica semakin pusing atas masalah yang dia sendiri tidak tau."Jangan libatkan Mama dalam masalah ini! Ini urusan kita, jadi jangan pernah libatkan siapapun di sini!""Kau sangat egois.""Aku cuma minta kau sedikit mengerti. Apa susahnya menerima keputusanku, Cel.""Lelucon apa ini! Han. Apa kau tak mengerti ba"Pagi, Bu, Granella, Jesica.""Pagi Celine, gimana apa tidurmu nyenyak semalaman?" Padahal Veronica memandang wajah menantunya sangat sembab. Begitu juga dengan Granella dan Jesica yang hanya bisa melihat iba pada kakaknya itu.Nggak perlu Celine menjawab sepertinya Veronica tau kalau seseorang dalam masalah yang serius tentu tidak bisa tidur dengan lelap."Dimana Honey tidur, Ibu?" Karena dari kemaren Celine tidak membukakan pintu untuknya.Hanya dengan gerakan kepala, Celine tau kalau Veronica menunjuk pada Zack yang tengah tidur di atas sofa dat jauh dari meja makan.Celine hanya mengangguk pelan tanpa mau membangunkan atau pun menyapanya. Baginya sikap Zack sudah sangat keterlaluan, rasanya sulit untuk menyapa apalagi membangunkannya."Duduklah, Nak. Kita makan sama-sama." Celine menurut untuk duduk. Veronica melayani menantunya sarapan, memberikannya selembar roti dan mengoleskan dengan selai kacang kesukaan Celine.
"Suamimu sudah berangkat?" "Sudah dari tadi, Ibu. Hari ini rencananya aku mau ke Dokter untuk periksa.""Kalau begitu biar aku temani." Mana mungkin Veronica membiarkan Celine pergi sendirian. Celine masuk ke kamar untuk mengambil tasnya dan saat itu juga.Suara tawa dan canda terdengar dari arah depan semakin terdengar jelas masuk ke dalam.Veronica seketika menoleh pada Zack dan datang dengan Greta begitu bahagianya sambil terkekeh.Hari Veronica geram seketika melihat ulah putranya yang sudah berani membawa wanita jalang itu masuk ke dalam rumah."Selamat siang, Mah.""Selamat siang, Aunty," sapa Greta pura-pura."Apa yang kau lakukan sekarang, Zack. Apa kau sengaja membuat istrimu cemburu melihat ini?" ucap Veronica geram."Aku tak punya maksud seperti itu, Mah. Aku hanya ingin Celine dekat dengan Greta sekarang." Dan ketika Zack tak sengaja memandang ke lantai atas. Tiba-tiba Celine sudah berdiri
Lampu indikator merah telah mati di ruang operasi yang menandakan kalau penanganan kuret sudah selesai.Beberapa perawat membawa Celine yang menggigil dari ruangan itu dan memindahkannya ke ruang rawat. Sementara Veronica terus mengikuti kemana perawat itu membawa menantunya.Zack terlihat menjauh dan bicara dengan Greta entah apa yang sedang mereka bicarakan."Ibu ..." Celine tak kuat menahan air matanya saat Veronica mendekat. Dia spontan memeluk menantunya yang masih terbaring dengan sangat erat."Sudah, tidak apa-apa. Kau pasti akan segera mendapatkan bayi lagi. Tak lama setelah ini.""Maafkan aku, Bu. Maafkan aku yang tidak bisa menjaga calon cucumu ini." Veronica menggeleng."Tidak, Sayang. Ini bukan salahmu. Kalau pun ada yang patut di salahkan yaitu suamimu. Aku kecewa dengannya." Dan saat itu juga Zack masuk ke dalam.Celine membuang muka saat Zack sampai di hadapannya bersama dengan wanita itu.Dia leb
Usia menyuapi Celine makan pisang Granella dan Jesica keluar berniat untuk melihat pemandangan rumah sakit.Meraka kembali di buat benci saat melihat Zack dan Greta sedang mengobrol.Zack melemparkan senyum pada kedua adiknya itu tetapi Jesica dan Granella sama sekali tidak membalas senyuman itu."Semua gara-gara wanita itu Kak Zack jadi berubah. Kalau saja dia tidak hadir, pasti tidak akan seperti ini!" ucap Granella nyinyir.Greta hanya memutar bola matanya malas karena sudah tau kalau mereka berdua sedang membicarakannya."Coba kau dekati mereka, aku yakin mereka mau menerimamu." "Apa kau gila, Zack. Mana mungkin mereka mau menerimaku. Lihat ekspresinya saja sudah terlihat kalau mereka tida suka kepadaku!""Kau coba saja dulu. Mereka belum mengenalmu, aku yakin setelah mengenalmu, mereka akan menerimamu sebagai calon Kakak iparnya.""Hufh, kau ini!" Dengan berat hati Greta menuruti apa yang Zack katakan. Dia
"Celine, kenapa bisa jadi seperti ini?""Leo, Zack, dia mengkhianati aku! Wanita itu kembali dan merusak semuanya!" Sudah Leo duga kalau akan menjadi seperti ini, pasalnya Zack memang tidak bisa move one dari kekasihnya itu."Sialan! Laki-laki pengecut! Dimana dia sekarang? Akan ku beri dia pelajaran!" Tapi Celine mencegahnya."Leo! Tidak perlu. Kau tidak perlu bicara apapun dengannya. Percuma, Zack tidak akan mendengarkan!" Sepertinya benar apa yang di katakan oleh Celine, apalagi sekarang Zack sedang bahagia berjumpa dengan Greta, mana mungkin dia mau mendengarkan Leo bicara."Kau harus kuat! Buktikan kepadanya kalau kau bukan wanita yang lemah.""Makasih, Le. Aku bingung untuk minta tolong dengan siapa lagi, sementara mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.""Kau sudah meminta bantuan pada orang yang tepat, Celine. Aku dengar-dengar kalau Raka sudah mengetahui semuanya, bagaimana reaksi dia kalau mendengar kamu sekarang i
"Siapa yang menelepon-mu? Pasti wanita itu yang menelepon!" Zack hanya diam."Sudah kuduga, dia pasti gelisah kalau tau kau berada di sini. Lebih baik kau pulang saja, biar Leo yang menjagaku di sini!"Membiarkan istrinya dengan pria lain sama halnya bersiap untuk kehilangan Celine, Leo bisa saja mencuci otaknya yang membuat Celine semakin benci kepadanya.""Baby, bisa tidak kalau kau bicara sedikit lembut denganku? Kau tidak perlu memikirkan soal Greta, biar aku yang akan mengurusnya nanti." Kini Celine yang hanya diam, muak dengan sikap suaminya ini.Komunikasi mereka semakin memburuk, setelah Celine mengalami keguguran, Zack berusaha bersikap lembut kepadanya namun tidak untuk Celine yang terlanjur kecewa hingga susah untuk bersikap lembut, dia justru membuang muka enggan untuk memandang suaminya.Merasa tidak di tanggapi Zack pun kembali menjauh dan duduk di tempat semula sampai Leo kembali membawa sebuah kantung plastik berisi makana
"Ibu, kau datang?""Gimana keadaanmu, Nak. Apa semakin membaik?""Aku jauh lebih baik, Bu.""Syukurlah kalau begitu, aku senang mendengarnya. Zack kau masih ada di sini?" "Iya, dan sekarang aku harus pulang. Aku harus bersiap pergi ke kantor." Dia berjalan mendekati mereka."Baby, aku pulang dulu. Malam nanti biar aku yang menemanimu di sini." Zack mendekatnya wajahnya berniat mencium istrinya namun Celine mengelak, bahkan dia tidak menghiraukan apa yang suaminya katakan.Zack sama sekali tidak marah karena tau kalau istrinya ini masih kesal. Dia menitipkan pada Veronica sebelum pulang ke rumah."Maafkan aku, Bu. Aku belum bisa memaafkan putramu!" Veronica tersenyum kecut.Sampai kapan prahara rumah tangga mereka usai. Rasanya dia tidak tega melihat anak dan menantunya selalu seperti ini."Aku tau apa yang kau rasakan saat ini, Nak."Dokter Bardo datang memeriksa dan memperbolehkan Celine untu
"Kenapa kau pulang tidak memberitahuku? Aku bisa mengantar kalian pulang."Semula Celine hanya diam, malas untuk menjawab, dia menyerahkan jawaban itu pada Veronica namun nyatanya dia hanya diam."Nggak perlu. Aku dan Ibu bisa pulang dengan taksi." Tak tau bahwa saat itu juga Celine di perbolehkan untuk pulang, maka Veronica menyuruh sopirnya untuk pulang.Terpaksa mereka menggunakan taksi online untuk mengantarnya pulang."Bukan seperti itu! Aku cuma khawatir dengan kondisimu! Kenapa kau sangat keras kepala, Baby!""Kalau kau tidak suka, lebih baik kau ceraikan aku!"Semua spontan membelalakkan matanya, bukan hanya Zack saja, tapi juga Veronica yang tak mengira kalau Celine punya pemikiran seperti itu. Padahal dia sudah pernah berjanji kalau apapun yang terjadi, dia akan tetap menemani suaminya."Celine, apa yang kau katakan?" "I-Iya gitu! Lalu apa yang harus aku pertahankan jika suamiku sudah tidak mencintai