Home / Romansa / Istri Penebus Dosa / Karena Kecupan

Share

Karena Kecupan

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2023-09-24 23:58:00
Kecupan hangat pada puncak kepalanya berhasil menarik kesadaran Syera. Wanita itu membuka manik hazelnya perlahan-lahan. Keningnya mengernyit ketika pencahayaan terang menyorot tepat di atas matanya dan membuat kepalanya semakin pening.

Syera masih menyesuaikan indra penglihatannya ketika mendengar sesuatu berderit di sampingnya. Ia spontan menoleh dan mendapati sang suami yang juga menatap ke arahnya tengah menekan tombol di dekat tempatnya berbaring.

“Akhirnya kamu sadar. Apa yang kamu rasakan? Kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Tama seraya kembali menempati tempat duduknya. Namun, tak sedetik pun melepas tatapannya dari wajah Syera yang masih pucat pasi.

Alih-alih menggubris pertanyaan Tama, Syera malah teringat sesuatu. “Ma—emm … Tuan, kenapa aku bisa berada di sini? Apa yang terjadi? Bagaimana dengan pesta ulang tahun Elvina? Apa sudah selesai? Aku ingin melihatnya tiup lilin, tapi seperti tidak akan—”

“Sekarang sudah malam. Acaranya sudah selesai sejak tadi siang,” sahut Tama m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Penebus Dosa   Dikepung!

    “Kirana juga alergi kacang. Kebetulan sekalu kalian punya alergi yang sama,” tutur Tama sembari mengusap bubur yang menempel di sudut bibir Syera. Kali ini Tama tidak lagi membelikan makanan yang aneh-aneh untuk Syera. Tak ingin kejadian semalam kembali terulang. Karena mungkin saja Syera masih memiliki alergi lainnya yang bahkan tidak diketahui oleh sang empunya sendiri. Syera spontan menoleh mendengar kata-kata yang Tama lontarkan. “Oh, benarkah? Kebetulan sekali.” Wanita itu tidak tahu harus memberi respon seperti apa karena ia menyadari Tama masih marah padanya. “Tapi, dia tidak sebodoh kamu!” semprot Tama tanpa saringan sama sekali. “Kamu bukan anak kecil! Kenapa tidak mengatakan kalau kamu alergi kacang! Dan kamu juga langsung memakannya! Tidak mungkin selama ini kamu tidak pernah memakan makanan yang menggunakan kacang!”Syera mengerucutkan bibirnya. Kata-kata Tama selalu tajam menusuk tanpa dipilah sama sekali. Ia tahu ini juga karena keteledorannya. Akan tetapi, tidak

    Last Updated : 2023-09-26
  • Istri Penebus Dosa   Meremang karena Sentuhan

    “Pergi ke mana, Mas? Dan bagaimana caranya kita keluar?” tanya Syera dengan kekhawatiran yang masih tampak sangat jelas di wajahnya. Syera tidak merasa seperti yang media tuduhkan padanya. Namun, para wartawan pasti tidak akan mempercayai pembelaannya. Apalagi ditambah dirinya tengah mengandung anak Tama sekarang. Asumsi orang-orang pasti semakin buruk. Dengan tubuh yang masih sangat lemas begini, ia malas menghadapi hal-hal seperti itu. “Aku akan memikirkannya dan yang jelas bukan melewati mereka,” jawab Tama seraya kembali berkutat dengan ponselnya dan menghubungi seseorang. Setelah cukup lama bertelepon dengan seseorang di seberang sana, Tama bergerak mendekati jendela yang terhubung dengan area luar. Kemudian berusaha membukanya dan berhasil! Jendela yang ukurannya lumayan besar itu kini terbuka lebar. Ternyata Arman telah menunggu Tama di dekat jendela. Setelah memberi anggukan singkat sebagai tanda hormat, lelaki itu langsung menyodorkan sebuah paper bag berukuran sedang

    Last Updated : 2023-09-27
  • Istri Penebus Dosa   Kamu Punya Kekasih?

    “Apa?! Jadi, semuanya batal karena aku? Tapi, kenapa? Bahkan, para tamu undangan juga sudah datang,” sahut Syera dengan mata membulat sempurna. Syera menatap sang putri yang asyik memandangi kue buatannya dengan sorot bersalah. Bukan hanya terlambat memberi ucapan selamat dan hadiah, ia juga menghancurkan acara ulang tahun putrinya. Seandainya dirinya tidak pingsan, acara tersebut pasti berlanjut sampai selesai. “Aku juga tidak tahu kenapa Mama memilih membatalkannya. Aku tidak pernah meminta acara itu dibatalkan. Setelah aku di rumah sakit, Mama marah dan memberitahu kalau acara ulang tahun Elvina dibatalkan,” jawab Tama seraya menarik kursi di samping baby chair Elvina dan menempatinya. “Mungkin karena orang-orang membicarakan kita. Entahlah, aku belum sempat menanyakannya. Sudahlah, tidak perlu merasa bersalah. Itu bukan salahmu. Lebih baik sekarang kamu nyalakan lilinnya, setelah itu langsung potong saja. Sepertinya putriku sudah tidak sabar ingin mencicipinya.” Lelaki itu m

    Last Updated : 2023-09-28
  • Istri Penebus Dosa   Perempuan Murahan

    “Aku di sini saja, Mas,” tolak Syera saat Tama menarik tangannya. Syera tak ingin mengganggu waktu Tama dan Elvina yang mungkin ingin mengobrol banyak dengan Kirana. Apalagi dirinya hanyalah orang luar yang tidak memiliki kepentingan sama sekali. Lebih baik ia diam di mobil saja sampai Tama dan Elvina kembali. “Tidak boleh, kamu harus ikut,” paksa Tama seraya membuka pintu mobil lebih lebar dan kembali menarik Syera keluar dari sana. “Elvina tidak akan mau ikut kalau kamu tidak ikut. Seperti saat ulang tahunnya waktu itu, dia rewel terus karena kamu tidak ada.”Walaupun sebenarnya keberatan, Syera terpaksa ikut turun dan membiarkan Tama menggandeng tangannya. Ia baru tahu kalau Kirana dimakamkan di tempat pemakaman ini. Padahal jaraknya masih cukup jauh dari pusat kota juga kediaman mereka. Entah kenapa malah tempat ini yang dipilih, padahal lebih memudahkan untuk berziarah jika tempatnya dekat. “Dulunya tanah ini memang milik keluarga Kirana. Namun, sudah lama dikelola sebagai

    Last Updated : 2023-09-29
  • Istri Penebus Dosa   Berhenti atau Lanjut?

    “Buku harian? Kenapa Bibi memberikan buku ini padaku? Mas Tama bisa marah kalau tahu aku menyentuh benda ini. Bibi simpan saja di tempat yang aman ya? Atau berikan langsung pada Mas Tama,” sahut Syera sembari mengembalikan buku yang Utari letakkan di pangkuannya. Tama akan marah besar jika melihatnya menyentuh buku rahasia itu tanpa izin, meski tak mengetahui apa isinya. Mereka baru saja berbaikan, jangan timbul masalah yang lebih rumit lagi hanya karena sebuah buku. “Aku tidak akan memberikan buku ini pada Tuan Tama. Kamu harus melihat isinya, siapa tahu ada informasi penting yang kamu butuhkan. Jangan sampai Tuan Tama tahu sebelum kamu membaca semuanya karena setelah itu kamu pasti tidak bisa menggali informasi lagi.” Utari mengembalikan buku harian berwarna merah muda itu ke pangkuan Syera. Syera hendak mengembalikan benda itu lagi, namun Utari lebih dulu menahan. “Kenapa Bibi yakin aku akan menemukan informasi itu di sini? Bagaimana kalau tidak ada tapi aku sudah terlanjur m

    Last Updated : 2023-10-01
  • Istri Penebus Dosa   Mandi Bersama

    Syera melirik Tama yang masih terlelap nyenyak di sampingnya seraya menghela napas berat. Ia tahu saat ini langit masih gelap, namun kantuknya sudah menguap sejak beberapa saat lalu. Dirinya bukan tak bisa tidur, tetapi sepertinya pikirannya yang kacau membuatnya terjaga lebih cepat. Wanita itu mulai muak dengan isi pikirannya sendiri. Selalu saja, rasa bimbang dan sesal itu hadir setelah semuanya selesai. Kalau Tama tahu, lelaki itu pasti marah besar. Kejadian beberapa waktu lalu akan kembali terulang dan ia tak ingin itu terjadi. Syera tak pernah merasa takut pada suaminya, namun menolak sentuhan yang lelaki itu berikan sangatlah sulit. Padahal ada banyak kesempatan yang ia miliki untuk menghentikan semuanya, bahkan Tama pun memberinya kesempatan jika ingin berhenti. “Sampai kapan akan seperti ini terus?” Syera bermonolog dalam hati dengan mata menyorot lurus ke langit-langit kamar. Syera tak berani bergerak sama sekali, khawatir tidur Tama akan terusik karena pergerakannya.

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Penebus Dosa   Karma karena Kelancangan

    Syera bangkit dari posisinya perlahan-lahan, kemudian melangkah cepat mendekati pintu dan menguncinya. Ia tak ingin ada yang masuk ke kamar ini, entah itu Utari apalagi Tama selama dirinya mengulik isi buku diary Kirana. Setelah mengunci pintu, Syera duduk di ujung ranjang. Ia menghela napas pelan sembari menatap sepotong kertas yang masih terlipat menjadi dua bagian itu. Meyakinkan diri untuk melanjutkan rencana gilanya ini terlepas dari apa pun risiko yang akan dirinya terima. Pelan-pelan Syera membuka lipatan kertas tersebut. Tulisan tangan sangat rapi terpampang di sana, sepertinya merupakan tulisan tangan Kirana. Ukuran tulisan tersebut memang cukup kecil, namun masih dapat terbaca dengan jelas. ‘Kukira dia sebaik yang terlihat. Dia selalu merangkulku, namun tak kusangka ternyata ada sebilah pisau di tangannya. Aku tertipu, aku terlalu lugu untuk menyadari maksudnya. Saat aku sadar, semuanya terlambat. Aku terlanjur terjebak. Aku ketakutan, tapi tidak mungkin mengatakan a

    Last Updated : 2023-10-04
  • Istri Penebus Dosa   Sebatas Sandiwara

    Manik mata Syera semakin melebar sempurna mendengar kata-kata sang suami. Ia tak menyangka ternyata Viandra kembali membuat ulah. Apalagi sampai tega menyebarkan berita bohong yang membuat dirinya dan Tama menjadi bulan-bulanan banyak orang. “Cepat minta maaf pada istriku! Jangan lupa kamu harus membuat video klarifikasi setelah ini!” perintah Tama tegas sembari menyeret Viandra ke hadapan Syera. Tak ada belas kasihan sama sekali dalam ekspresinya. Lelaki itu benar-benar murka. Syera menatap Viandra dengan sorot campur aduk. Di satu sisi ia kasihan melihat Viandra yang mendapat perlakuan kasar dari suaminya. Namun, wanita itu memang pantas mendapatkannya setelah begitu tega menyebarkan berita bohong di saat ia terbaring di rumah sakit. Syera tak membuka suara lagi. Ia mengamati gerak-gerik Viandra yang tampaknya enggan meminta maaf padanya. Wanita itu tersenyum kecut, padahal Tama tidak perlu repot-repot menyeret Viandra kemari. Percuma saja Viandra meminta maaf jika nantinya akan b

    Last Updated : 2023-10-05

Latest chapter

  • Istri Penebus Dosa   Titipan yang Luar Biasa

    “Huek! Huek!” Syera memejamkan mata seraya memijat pelipisnya setelah mual yang dialaminya sedikit membaik. Selama beberapa saat, wanita itu masih berpegangan pada pinggiran wastafel sembari mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Setelah dirasa mualnya tak akan datang lagi, barulah wanita itu membersihkan mulut dan wajahnya. Kemudian, beranjak dari toilet dengan langkah pelan karena kepalanya masih berdenyut-denyut. Padahal ia sudah meminum obat masuk angin, namun tetap saja tak ada hasil yang signifikan. Semenjak hari ulang tahun Aidan yang ke-1 seminggu lalu, Syera selalu seperti ini. Tubuhnya lemas dengan pening dan mual yang melengkapinya. Untung saja Bianca dan Rebecca sering berkunjung belakangan ini. Jadi, dirinya tidak keteteran mengurus kedua anaknya dalam keadaan seperti ini. “Kamu masih mual-mual? Yakin tidak perlu ke dokter? Suamimu akan marah besar kalau tahu kamu sakit tapi tidak mau ke dokter,” tutur Bianca yang baru saja masuk ke kamar putrinya bersama Aidan yang sedang

  • Istri Penebus Dosa   Aku Mencintaimu, Mas

    “Maaf membuatmu kesal seharian ini. Aku sengaja melakukan itu agar kamu tidak sadar kalau orang-orang rumah sedang mempersiapkan pesta ini,” ucap Tama membongkar rencana terselubungnya memuat Syera kesal seharian ini. Syera spontan menoleh. Tak menyangka jika sikap menyebalkan suaminya adalah unsur kesengajaan. Ia menyadari hari ini para pelayan yang biasanya jarang berkeliaran tampak lebih sibuk. Tetapi, mengabaikannya karena dibuat kesal dengan sikap sang suami. Hal yang lebih mengejutkan adalah mereka mengingat hari ulang tahunnya. Entah siapa yang memiliki ide untuk merayakan ulang tahunnya. Tetapi, jujur saja ini sangat membahagiakan baginya. Sebelumnya tak pernah ada yang membuat kejutan di hari ulang tahunnya. Dulu, sang ayah hanya mengucapkan selamat ulang tahun jika ingat saja dan tidak ada perayaan spesial setelahnya. Syera mengira hal itu karena ayahnya masih mengingat ibu kandungnya. Tetapi, ternyata itu terjadi karena Kuncoro memang bukan ayah kandungnya. Wajar jika

  • Istri Penebus Dosa   Kejutan

    “Kenapa mataku harus ditutup, Mas? Memangnya kita akan ke mana? Bagaimana kalau aku tersandung?” protes Syera setengah menggerutu karena Tama memaksa menutup matanya dengan kain begitu mereka turun dari mobil. Ketika pulang dari kantor, tiba-tiba Tama memaksa Syera yang saat itu sedang memasak di dapur untuk bersiap-siap pergi. Ternyata lelaki itu mengajaknya mengunjungi salah satu salon di dekat tempat tinggal mereka dan langsung meminta para stylish mendandaninya. Syera tak sempat bertanya karena para stylish itu langsung membawanya memasuki ruangan lain. Setelah dirinya selesai didandani oleh mereka dengan riasan yang cukup mewah, barulah ia bertanya pada sang suami ke mana mereka akan pergi karena riasan juga gaun yang dirinya pakai rasanya terlalu merah jika untuk menghadiri undangan dari rekan bisnis lelaki itu. Namun, seperti biasa, Tama lebih senang membuat Syera penasaran dan bertanya-tanya sendiri. Lelaki itu hanya mengatakan jika mereka akan mendatangi acara penting. Enta

  • Istri Penebus Dosa   Berterimakasih pada Penjahat

    “Tadi kamu mengunjungi makam Kirana, ‘kan? Kenapa tidak terus terang padaku?” Tama yang baru saja berbaring di ranjang langsung bertanya tanpa basa-basi. “Supirku tidak mungkin bisa kamu ajak bekerja sama.” Tama yang tahu kalau Syera belum tidur langsung membalikkan tubuh wanita itu. “Aku tidak akan marah atau melarangmu kalau kamu jujur. Jadi, kenapa kamu memilih berbohong? Bagaimana kalau terjadi sesuatu di luar sana dan aku tidak tahu?” Syera merutuk dalam hati. Ia memang tak ingin Tama mengetahui dirinya mengunjungi makam sang kakak karena tidak mau ditanya macam-macam. Sebenarnya wanita itu berencana berangkat menggunakan taksi. Namun, hal itu pasti semakin memicu kecurigaan Tama. Syera sudah berpesan pada supir yang mengantarnya agar tidak perlu memberitahu ke mana dirinya pergi setelah mengunjungi makam Kuncoro. Namun, ia lupa jika semua orang yang bekerja di rumah ini pasti memberitahu aktivitasnya pada lelaki itu. “Emm … aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Lagipula aku

  • Istri Penebus Dosa   Maafkan Aku Mencintainya

    Selama ini Syera tak pernah mendengar informasi apa pun mengenai ayah mertuanya. Ia sempat mengira jika mungkin saja kedua orang tua Tama sudah berpisah dan hidup masing-masing hingga tak pernah berkumpul lagi. Namun, setelah Tama mengajaknya ke suatu tempat yang mengejutkan, Syera tahu dugaannya salah. Setelah mereka makan siang bersama, Tama benar-benar mengajak istri dan anaknya mendatangi tempat papanya berada. Syera mengikuti langkah Tama yang lebih dulu berjalan memasuki area pemakaman umum yang ternyata berlokasi cukup dekat dengan kantor lelaki itu. Tak berselang lama, mereka sampai di sebuah pusara bertuliskan nama Bagas Ravindra. “Selamat siang, Pa. Maaf baru mengunjungi Papa lagi. Aku ingin mengenalkan orang-orang yang sangat ku sayangi. Istri dan anak-anakku,” ucap Tama sembari berjongkok di samping pusara sang papa dan mengusap batu nisannya. Syera ikut berjongkok di samping suaminya sembari membetulkan gendongan Aidan yang sedikit melorot. “Halo, Pa. Maaf baru d

  • Istri Penebus Dosa   Membongkar Kebusukan Sendiri

    “Apa?! Lalu, bagaimana, Mas?” sahut Syera khawatir. Syera sudah menduga jika cepat atau lambat Elena pasti melakukan sesuatu yang akan merugikan pihak mereka. Walaupun jelas wanita itu yang salah, Elena tak mungkin tinggal diam setelah diperlakukan seperti itu oleh Tama. Perusahaan yang Tama pimpin baru mulai stabil beberapa bulan lalu, itupun karena bantuan dari Elena juga. Jika wanita itu tiba-tiba menarik seluruh investasi, pasti dampaknya cukup besar bagi perusahaan sang suami. Tama menarik pelan sang istri yang hendak bangkit kembali ke pelukannya. “Jangan khawatir, Sayang. Sejak kejadian malam itu aku sudah menebak kalau dia akan melakukan ini. Aku juga sudah mempersiapkan semuanya. Tadi aku hanya memperbaiki sedikit masalah. Perusahaanku tidak akan kolaps seperti waktu itu lagi.” Syera yakin Tama pasti dapat menyelesaikan masalah di perusahaan yang lelaki itu pimpij secepatnya. Akan tetapi, bukan tidak mungkin Elena kembali berulah setelah ini. Sebelumnya wanita itu selalu m

  • Istri Penebus Dosa   Permintaan Maaf Tak Terduga

    Syera yang merasa tidak pernah dekat dengan ibu mertuanya terus tak berhenti menerka apa yang akan wanita paruh baya itu bicarakan dengannya. Selama ini Rebecca hanya mengancam, menghina atau mengintimidasinya ketika mereka sedang berbicara. Wanita paruh baya itu berubah lebih baik setelah mengetahui siapa dirinya. Akan tetapi, mereka belum pernah berbicara empat mata setelah itu. Terlebih, saat ini tak ada Tama di rumah. Bukannya ia tak suka dengan keberadaan Rebecca, hanya saja menurutnya sangat aneh ketika wanita itu tiba-tiba mengajaknya mengobrol. Syera masih dipusingkan dengan sikap aneh suaminya. Ia tak mau menambah beban pikirannya hanya karena pembicaraannya dengan Rebecca. Walaupun belum tentu juga wanita paruh bata itu akan membicarakan sesuatu yang melukai hatinya. “Atau jangan-jangan ini juga ada hubungannya dengan sikap aneh Mas Tama?” gumam Syera menebak-nebak. Ia sedang membuat teh chamomile untuk teman mengobrolnya dengan sang ibu mertua nanti. Selain sedang malas

  • Istri Penebus Dosa   Sesuatu yang Disembunyikan

    “Sayang, kamu yakin tidak mau bergabung bersamaku?” tutur Tama sembari menyugar rambutnya yang basah menggunakan tangan. Ia sengaja berenang mendekati Syera dan mencipratkan air kolam ke arah wanita itu. “Mas, basah!” gerutu Syera kesal. Pakaian yang baru dipakainya beberapa menit sebelum datang ke privat pool ini basah karena kelakuan suaminya. Sejak awal ia memang tidak akan ikut berenang karena cukup sadar jika dirinya tak mahir berenang. Kalau bukan karena Tama yang tadi memaksanya ikut kemari ia akan memilih bermain bersama anak-anaknya di kamar. Syera tahu pasti suaminya akan terus mengusiknya jika berada di sini. Apalagi hanya ada mereka berdua di sini. Villa yang Tama sewa untuk bulan madu mereka memang dilengkapi dengan fasilitas privat pool di bagian belakangnya. Namun, sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini. Syera sama sekali tak tertarik untuk mencoba berenang di sini. Apalagi setelah melihat jika air kolam itu mencapai dada suaminya yang berarti mencapai dag

  • Istri Penebus Dosa   Tak Sesuai Ekspektasi

    Walaupun kesalahpahaman di antara Syera dan Tama telah terungkap, nyatanya pesta pernikahan mereka tetap tidak jadi dilaksanakan karena Elvina jatuh sakit. Mereka sepakat menunda pesta tersebut dan fokus merawat Elvina dulu. Dua hari kemudian pesta tersebut baru bisa dilaksanakan. Pesta sangat mewah yang bahkan jauh lebih indah dari yang Syera bayangkan. Syera sempat mendengar dari beberapa pelayan yang berbincang jika pesta ini lebih mewah dari pesta pernikahan Tama dengan Kirana. Syera tak tahu hal itu benar atau tidak karena dirinya tidak berani menanyakan secara langsung pada Tama. Lagipula ia tidak ingin bersaing dengan kakaknya sendiri. Diberi pesta seperti ini saja sudah sangat membahagiakan baginya. 6 “Mas, kenapa saat di restoran waktu itu Mas malah mencekik Elena? Memangnya apa yang dia katakan?” tanya Syera sembari menyelipkan tangannya di lengan Tama. Syera tahu pembahasan ini kurang cocok dibahas sekarang, namun ia sudah terlanjur penasaran. Setiap hendak bertanya, pas

DMCA.com Protection Status