Sesampainya di rumah sebelum makan siang, tiga wanita jahat langsung menghadang merek sebelum menaiki anak tangga. Mereka adalah Elena, Keily dan Jennifer yang selalu merendahkan dan menghina Nicholas selama ini padahal dia putra kandung Kenneth."Kau dari mana, Nicholas?" tanya Elena langsung menarik tangan anak kecil itu, tetapi Claire menahannya.Sejak tadi, gadis itu bersumpah akan menjaga dan mencintai Nicholas layaknya perasaan seorang ibu kepada anaknya. Dia tidak akan membiarkan siapapun menghina Nicholas lagi sekalipun itu nenek atau bibinya."Katakan, kalian dari mana?" Jennifer mengulangi dengan penuh penekanan sambil menatap benci pada Claire."Dari sekolah, apa kau tidak melihatnya?" Claire membalas tatapan itu santai. Dia menyuruh Nicholas untuk langsung ke kamar sementara Claire ada menyelesaikannya sendiri.Anak lelaki itu tidak mau, dia bertekad untuk menemani ibunya, tetapi Claire terus melarang. Suatu keajaiban karena bisa mengatur Nicholas yang sama keras kepalanya
Claire kembali turun untuk mengambil makanan, dia tidak mau meminta pelayan yang melakukannya agar Nicholas semakin tahu bagaimana gadis itu peduli padanya.Sialnya, mereka bertiga masih berada di bawah sana. Tidak, tepatnya Billy juga datang. Claire menghembuskan napas kasar berusaha untuk terlihat santai dan menganggap mereka tidak ada."Sediakan makanan untukku dan Nicholas, biar aku sendiri yang membawanya ke atas!" perintah Claire pada seorang pelayan yang langsung menunduk hormat."Sungguh enak menjadi mantan istri dari Kenneth, bisa memerintah pelayan di sini tanpa sadar kalau dia datang sebagai pengasuh Nicholas. Seharusnya iblis itu sadar kalau dia bukan nyonya lagi!" sindir Elena yang dianggap angin lalu oleh Claire.Billy Carl maju masih dengan tatapan mesumnya dan Claire merasa tidak nyaman. Gadis itu tahu kalau Billy adalah lelaki yang tidak mudah setia pada satu wanita dan kenapa Jennifer tidak menghalanginya?Apakah gadis bodoh itu terlalu diperbudak oleh cinta sehingga
"Kau tidak bisa menolaknya, tetapi harus melakukannya. Nicho, ayah membesarkan kamu dan membawanya ke sini bukan untuk mencintainya. Dia pengasuh, bukan ibumu!""Ayah, dia ibuku! Kalau kau tidak bisa mencintainya, maka jangan memintaku untuk menganggapnya pengasuh. Apa ada seorang pengasuh yang berani membelaku di sekolah?" Nicholas mulai menunjukkan kemarahannya. Dia semakin tidak takut pada Kenneth karena kecintaannya untuk gadis itu.Di saat bersama Claire lah hati Nicholas bisa setenang malam. Anak lelaki itu merasa telah menemukan dunianya. Saat di luar rumah, dia punya alasan untuk pulang, bukan karena tidak menemukan tempat tinggal lagi.Suara Claire yang lembut juga kasih sayangnya, bagaimana mungkin Nicholas akan melupakan itu dan menyia-nyiakannya demi melihat sang ayah bahagia? Keegoisan yang mereka miliki membuat Nicholas tertekan."Kenapa dia harus membelamu di sekolah? Apa yang sudah terjadi di sana? Bukankah kemarin kau malah ke taman di saat teman-temanmu sedang belaja
Kenneth memukul meja kerjanya, dia tidak menyangka kalau mantan istrinya bisa setenang itu bahkan dengan mudah mencuri hati Nicholas yang selama ini sudah dihasut untuk membencinya.Bahkan untuk kembali ke kantor saja dia sudah tidak bisa. Menggeram, Kenneth melempar line telepon ke sembarang arah. Di satu sisi dia senang melihat kedekatan Nicholas dengan wanita itu, tetapi di sisi lain Kenneth belum bisa melupakan bagaimana Chloe merintih di bawah tubuh lelaki lain.Kesalahan di masa lalu, sekalipun telah tujuh tahun berlalu, tetapi Kenneth tidak bisa memaafkannya. Dia hampir miskin dan harus berjuang karena ulah Chloe pula. Entahlah, lelaki itu merasa tidak bisa mengaku masih mencintai Chloe.Pantaskah dia memaafkannya? Kenneth tidak bisa tenang, dia melangkah cepat menuju kamar Nicholas karena ingin tahu lebih banyak. Dia harus mengulik informasi agar tahu bagaimana perasaan Chloe terhadapnya. Mungkin demi kebahagiaan sang anak, Kenneth harus belajar menerima kehadiran wanita itu.
"Menguntit Chloe?" Kenneth menautkan kedua alisnya bingung, dia tidak merasa menguntit siapapun."Kenneth Wilson. Kupikir kau sangat cerdas dan tidak mudah memberi maaf mengingat selama ini aku tidak pernah melihatmu tersenyum setelah kepergian Chloe. Sikapmu yang langsung berubah dingin saat itu bukan karena dendam, tetapi hatimu dibawa pergi olehnya. Melihatmu seperti ini membuatku merasa prihatin, andai saja Ethan masih hidup, menurutmu apa yang akan dia lakukan?""Ethan bukan manusia licik yang tergila-gila dengan uang, dia hanya sibuk bekerja dan terlalu mudah percaya pada orang. Bukan hanya Chloe, padamu pun tidak menyimpan kecurigaan. Keily, kau paham apa yang aku bicarakan, bukan?"Wanita itu mengerti, tetapi dia tetap memaksakan senyuman. Sebelum Kenneth benar-benar murka, dia memilih menjauh. Sementara Kenneth sendiri mengetuk pintu kamar Claire karena tidak bisa memendam rasa penasaran terlalu lama.Claire membuka pintu tanpa ekspresi apapun. "Kenapa? Maksudku, kenapa kau k
Pukul tujuh pagi, Nicholas sudah membuat heboh seluruh penghuni mansion. Pasalnya, anak lelaki itu terus mencari keberadaan Claire dan tidak seorang pun berhasil menemukannya.Hatinya panas karena amarah yang membara, Nicholas menduga bahwa Elena telah mengusir ibunya sebelum dia terjaga. Anak lelaki itu mengepalkan kedua tangannya, dia begitu yakin kalau sang nenek yang melakukannya.Di mansion itu, tidak ada yang berani mengusirnya selain Elena. Nicholas melangkah cepat mendekati wanita tua yang sedang tertawa di bawah sana. Meskipun Nicholas hanya anak kecil, tetapi dia tidak takut pada neneknya."Aku sudah bilang kalau wanita sialan itu tidak pernah tulus mencintaimu. Lihat, sekarang dia tidak ada di sini dan kau masih mau mencarinya? Jangan menganggap dia ibu jika kau masih ingin bahagia, Nicholas." Elena tertawa jahat menatap cucunya yang terus menggeram."Nenek sangat benci pada ibuku, aku yakin nenek lah yang memaksanya pergi dari sini agar aku berpikir dia memang wanita jahat
"Ma-maaf, Tuan, Anda salah paham. Kami tidak bermaksud mengatakan itu pada Nicholas. Tadi hanya ....""Perkenalkan dirimu, lalu ikut aku ke ruang Kepala Sekolah!"Wanita itu menghela napas berat. "Aku Evelyn, Tuan."Kenneth mengangguk cepat, kemudian meraih tangan Nicholas dan membawanya ke ruang kepala sekolah. Evelyn sendiri terpaksa mengikut di belakang sambil terus menggerutu karena tidak menyampaikan perintah Claire kemarin.Dia keras kepala dan tidak menyangka kalau Kenneth akan datang ke sekolah mereka. Seperti yang semua orang tahu bahwa Kenneth adalah donatur tetap mereka dan memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur kepala sekolah dengan uangnya.Pintu ruang kepala sekolah sudah terbuka, seorang lelaki bertubuh gemuk tersentak dengan kedua mata membulat sempurna. Dia tidak menduga kalau Kenneth akan menemuinya secara mendadak.Bukan tidak tahu, kepala sekolah itu sendiri yang meminta Evelyn untuk diam saja. Sebenarnya mereka sudah mau memindahkan David, tetapi orang tuanya ter
Kenneth tiba di Michigan setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih empat jam. Lelaki itu melirik pada jam tangan yang menunjuk pukul sembilan malam. Dia sangat kelelahan karena setelah meeting tadi tidak bisa langsung berangkat sebab banyak urusan lain yang harus diselesaikan dan Wilson bisa saja marah jika Kenneth tidak melakukan tugasnya dengan baik.Lelaki itu mempercepat langkahnya. Dia menyusuri koridor DMC Harper University Hospital dengan perasaan gelisah. Informasi yang dia dapat adalah wanita itu berada di rumah sakit dan tidak tahu apa alasannya. Dia terus melangkah ke ruang perawatan mengikuti langkah seorang perawat."Apa ini kamarnya?" tanya Kenneth sambil mencengkram lengan perawat itu yang hampir saja meraih handel pintu."Iya, Tuan. Ini kamar pasien atas nama Jonathan.""Siapa Jonathan? Aku tidak mencarinya, tetapi mencari Chloe. Chloe Dakota, kau tahu?""Aku mengerti, Tuan, dan Nona Chloe sendiri yang membawa Tuan Jonathan ke sini."Orang suruhan Kenneth langsu
Kenneth menyusul istrinya di taman yang selalu indah itu. Sebuah tempat di mana Claire pernah dihukum oleh Elena dan Keily dengan mengerumuninya dengan semut. Akan tetapi, semua kini berbeda karena dia tengah berbincang hangat dengan Nicholas.Apa yang mereka bicarakan? Kenneth terlalu penasaran, dia pun mendekat dengan langkah yang sangat pelan agar tidak ketahuan. Dia berhenti, berdiri di balik pohon kecil."Aku tahu, Ibu. Pertama melihatmu, aku berusaha untuk membenci karena ayah menyuruhku, tetapi aku tidak bisa. Setiap hari aku marah karena sulit untuk benci padamu. Apalagi kau sangat lembut dan penyayang dan itu meluluhkan hatiku. Kurasa, ayah pun memiliki perasaan yang sama sehingga tidak langsung menghukummu?""Benarkah?"Nicholas mengangguk. "Kau tahu, ayah selalu marah pada siapa saja yang mencoba untuk mengenalkannya dengan wanita lain. Ketika mereka menyebut nama Chloe, aku pasti bersembunyi dalam kamar untuk menghindari amukannya. Ayah adalah orang yang paling membenci ib
"Kau bukan tidak percaya, tetapi tidak menduga, Ken." Elena tersenyum tipis pada putranya. "Tentu saja, karena dia ada dalam hatimu. Kau memberikan cinta yang tulus, tetapi kemudian berkhianat. Sebenarnya, aku memang pernah memergoki mereka sedang bercumbu dalam kamar kosong, tetapi hanya diam karena tidak ingin mendapat masalah. Aku tahu, mengusik Claire akan membuatmu marah. Akan tetapi, ketika masalah ini sudah kita bahas, mustahil untuk tetap diam, bukan?"Dada Claire naik turun, dia sedang tersulut emosi dan mencoba menebak dalang dari masalah itu. Dia mengamati tingkah semua orang yang berdiri di sana dan mendapati si pelayan gemuk selalu mencuri pandang pada Elena.Dugaan yang bagus. Claire tahu kalau mereka berdua bersekutu untuk melawannya. Baiklah, jika itu yang Elena inginkan, maka Claire pasti memberi bukti kalau dia memang pantas untuk tetap hidup sebagai menantu keluarga Wilson.Apa yang harus dia takutkan? Kenneth percaya padanya dan Elena adalah orang yang sangat dia b
Ini kali pertama Claire memasuki kamar Jennifer. Dia sengaja memboyong gadis itu karena penasaran dengan sesuatu. Ternyata jawabannya sudah ada, Jennifer memang sangat mencintai Billy. Kamar mereka penuh dengan foto lelaki sialan itu.Apakah romantis? Tidak, Claire tidak melihat cinta di raut wajah Billy. Dia terlihat seperti menganggap Jennifer adik sendiri. Kenapa gadis itu tidak bisa melihatnya? Mungkinkah dia baru belajar mengenal cinta?Dalam foto itu, Jennifer lah yang selalu tertawa lepas, memeluk bahkan bersandar di bahu Billy. Sementara Billy tersenyum samar, bahkan tidak menyentuh pundak kekasihnya sama sekali seakan foto itu tidak pernah dia inginkan."Menyedihkan!" umpat Claire tidak sengaja.Elena menoleh. Jennifer memang bukan anak kandungnya, tetapi apakah pantas dia mendengar umpatan tadi? Gadis itu terlalu lugu, Elena sangat tahu. Antara mereka berdua, Elena lebih memilih Jennifer."Apa maksudmu? Kau mengatakan Jennifer menyedihkan karena dia hamil sementara Billy tel
Kenneth dan Claire sudah tiba di depan rumah. Sepanjang jalan tadi, wanita itu memikirkan nasib saudaranya. Meskipun dia terkenal licik dan kejam, tetap saja tidak dapat menutup kemungkinan kalau mereka lahir di rahim yang sama.Ketika rindu itu tiba, haruskah Claire mematung di depan cermin? Kenapa Chloe bisa sejahat itu padahal ayahnya kerapkali mengingatkan untuk baik kepada siapapun? Pada tahun itu, Claire terlalu banyak merasakan kesedihan.Berawal dari dirinya yang dipaksa pergi ke Phoenix, mendapat hukuman berat, menyusul kematian ayah dan saudaranya. Claire tidak menduga kalau kejadian itu akan terjadi di tahun yang sama bahkan hanya dalam beberapa bulan terakhir. Bagaimana jika ternyata Kenneth marah begitu melihat Claire yang memiliki wajah mirip dengan saudaranya? Apakah itu akan membangkitkan dendamnya?"Ada apa denganmu, Claire? Kau terlihat memikirkan sesuatu." Kenneth menegur karena sejak tadi wanita itu hanya diam tanpa berani melangkahkan kakinya.Di mansion itu dia m
"Chloe telah mati."Claire tersentak. Otot di wajahnya menegang mendengar kalimat Kenneth. Mereka baru saja bertemu, Claire masih bisa melihat bagaimana saudaranya begitu tangguh bahkan ketika mendapat siksaan. Benarkah dia telah mati? Apakah berendam di air es memang sangat bahaya?Dia tidak berkutik, air mata pun enggan menjadi bukti kesedihannya. Hati Claire seperti mati dan hal yang paling diingat sekarang adalah dia benar-benar hidup sebatang kara. Mungkinkah seandainya dia juga berkhianat, maka berakhir seperti Chloe?"Tidak, itu tidak mungkin.""Kau menyesal?""Maksudku ...." Claire tidak tahu mencari alasan padahal yang dia maksud adalah mustahil untuk mendua. "Em, mereka bagaimana?" tanya Claire kemudian menatap Keily dan Billy yang babak belur.Mereka kurus seperti mayat hidup, bawah mata hitam dan banyak luka di wajahnya. Tidak ada lagi aura kecantikan yang selalu Claire lihat ketika berhadapan dengan Keily. Dia sudah berubah menjadi wanita super jelek. Apalagi Billy, wanit
"Lalu bagaimana denganku?" Oscar kembali mengajukan pertanyaan begitu melihat Nicholas memasuki kamarnya. Dia tahu mereka menjaga rahasia dari anak lelaki itu. Ah, entahlah, Oscar tidak peduli pada siapapun saat ini."Lebih baik kau bergegas kembali ke Michigan sebelum aku berubah pikiran!""Pulanglah, jangan memikirkan apa pun lagi," tambah Claire lembut.Oscar tidak bisa tersenyum, Claire menduga lelaki itu memang sulit berpisah dengannya. Wanita itu bingung harus sedih atau tidak karena takut ekspresinya terbaca oleh Kenneth. Sepasang kekasih itu saling menatap tanpa ada ruang untuk menetap.Mereka seperti berbicara dari hati, menyampaikan segala rindu yang semakin mustahil berujung temu. Pada akhirnya, cinta tidak selalu berbuah manis sekalipun berjuang sepanjang siang dan malam untuk bersama. Oscar mengepalkan kedua tangan, lalu melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Lelaki yang malang, dia bertekad untuk melupakan Claire dengan caranya sendiri. Kembali ke Michigan h
"Ya, aku tahu segalanya. Oscar berkata jujur tentangmu yang selalu mengingatku dan Nicholas. Kau menghabiskan waktu sepanjang siang dan malam menungguku menemukanmu. Betul?""I-iya, ta-tapi kenapa kau tidak datang dan membiarkanku tinggal di sana?""Chloe harus melakukan tugasnya di sini. Aku tidak boleh menghukum seseorang tanpa alasan, maka kubiarkan dia melakukan banyak kesalahan. Sementara itu, aku juga menguji kesetiaan dan ketulusanmu, apakah bertahan untuk tetap bersamaku meskipun berada di bawah tekanan mantan kekasihmu. Aku tahu jawabannya meski kau berusaha untuk mengelak.""Apa jawabannya?" kejar Claire semakin penasaran."Selama ini aku berpura-pura bodoh bahkan ketika sendirian agar rencana ini berhasil sepenuhnya. Betul bahwa kau tidak meminta Chloe untuk mengganti posisimu dan dia memang patut disalahkan. Semua yang dikatakan Oscar itu jujur termasuk semua hal yang terjadi di Michigan. Kalian sendiri tahu aku adalah CEO dengan pengaruh paling besar di sini juga memiliki
"Kau memang pantas untuk dihukum. Setelah membawa kabur kekasihmu, kalian datang dan menyebar fitnah padaku. Ya, aku akui sudah salah karena menuruti keinginan Claire, itu semua agar Kenneth bisa mendapatkan kebahagiaan meskipun hanya sandiwara. Aku yang bodoh sudah terjebak dalam permainan kalian!""Chloe!" bentak Wilson tidak tahan melihat raut wajah wanita itu. "Semua penghuni mansion, dari pelayan rendahan sampai kepala pelayan, seluruh bodyguard bahkan aku sendiri tahu kalau kau tidak semudah itu untuk ikut dalam permainan seseorang terutama jika kau membencinya. Claire yang lemah itu sukses menjebakmu? Mustahil dan jangan katakan itu lagi.""Ayah, dulu aku memang selicik itu, tetapi tidak pada adik sendiri.""Ya, karena kau tidak licik pada adik sendiri sehingga mengirimnya ke sini untuk menyamar menjadi dirimu." Tanpa mengalihkan pandangan, Wilson melanjutkan, "urus mantan istrimu ini, Ken. Aku harus ke luar bersama ibumu. Di sini terlalu banyak masalah dan itu akan menambah pe
Dengan berat hati Oscar membawa Claire kembali pulang ke mansion. Sepanjang perjalanan tadi, mereka hanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Satu yang lelaki itu patut syukuri yakni kekasihnya mau memberi kenangan dengan berfoto bersama.Kini, mereka sudah tiba. Beberapa pelayan hanya melirik sebentar, tetapi kemudian melanjutkan pekerjaannya karena tidak mengenali Claire yang sengaja memakai kacamata dan masker dengan penampilan seperti biasa saat masih tinggal di Michigan."Kau sudah siap?" tanya Oscar, padahal sia sendiri tidak tahu kenapa menanyakan hal itu.Jika ditanya tentang perpisahan, maka dia lah yang paling menolak untuk berpisah. Akan tetapi, siap atau tidak, Claire telah menentukan pilihannya. Mereka memang belum berjodoh."Ayo!" ajak Oscar berani.Lelaki itu sudah tahu konsekuensi menculik Claire dan hukuman apa saja yang mungkin dia terima nanti. Hari ini, pekerja kantoran libur, tentu saja Kenneth dan Wilson ada di sana.Mereka melangkah beriringan melewati pintu