Share

61 - Bandel

Penulis: Thesa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 12:17:20

“Lo yakin mau ikut?”Miquel untuk sekali lagi memastikan bahwa Rindu memang ingin ikut. Sudah satu minggu sejak tidak ada Ragata, Rindu benar-benar kerja di rumah sakit terus. Jika tidak dalam keadaan hamil, sebenarnya tidak masalah. Tapi ini, Rindu sedang berbadan dua. Jadi tingkat kelelahannya itu sangat tinggi.

Anggukan sang sahabat membuatnya tidak bisa menolak.

“Tapi lo janji gak buat apa-apa ya, atau gak, lo gak usah ikut.”

“Iya, janji.”

“Bener?”

“Iya loh, Miq.”

“Okey, naik sekarang. Bentar, gue bantu.”

Pandu menyetir pelan. Sesuai arahan dari Miquel. Kali ini mereka akan menuju ke panti asuhan, tempat biasa mereka melakukan pemeriksaan dan juga akan membagikan beberapa makanan gratis.

Sebenarnya, Pandu dan Miquel tidak mau mengajak Rindu dan berniat untuk pergi sembunyi-sembunyi. Tapi…percakapan mereka malah di dengar oleh Rindu. Jadilah sosok yang ingin mereka hindari harus ikut. Bukannya menolak, tapi lihatlah perut buncit Rindu, melihatnya saja membuat Pandu takut menaikkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Mungil Dosen Tengil    62 - Ice Cream

    “Mas…”Ragata menoleh dari layar laptop di depannya. Segera menghampiri sang istri, dan memberikan ciuman hangat. Kedua tangannya mengelus baju sang istri.“Ada apa, honey?”“Mau ice cream.”Ini sudah ke sepuluh kali Rindu meminta ice cream pada Ragata. Tapi tidak satupun ada yang dituruti.“Udah minum jus yang aku buat?”“Udah.”“Okey, kalo gitu kamu tidur dulu atau nonton.”“Mas…kok kamu pelit banget sih? Masa gitu doang gak mau, tau deh, sebel.”Menghela nafas, Ragata hanya diam saja saat istrinya itu merajuk dan pergi setelah menginjak kakinya dengan sengaja. Dia hanya bisa tersenyum. Ibu-ibu hamil kadang tidak bisa terus-terusan di turuti. Ice cream tidak bagus saat mengandung. Apalagi Rindu juga sedang flu.Ragata melanjutkan pekerjaannya. Masih ada belasan file yang harus dia ACC agar semua program di rumah sakit berjalan dengan lancar. Soal Rindu? Nanti sang istri juga akan mengerti dengan sendirinya.***Miquel menghela nafas untuk kesekian kalinya. Rindu sudah spam 10 chat p

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    63 – Apartemen

    “Masih belum ketemu, bang?”Ragata menggeleng frustasi. Sudah sangat larut, dan Rindu tak kunjung menjawab panggilannya. Satu-satunya orang yang belum dia tanya adalah Pandu. Segera dia mengambil ponselnya, dan mendial nomor Pandu.Tidak lama, panggilan itu langsung terhubung.“Iya dok?”“Rindu ada sama kamu, atau ngeliat dia gak?”“Eh gada dok, tadi habis operasi saya langsung pulang. Emang Rindu kenapa, Dok?”“Ceritanya panjang, jadi kami berantem. Lalu dia pergi begitu saja tadi dari rumah.”“Aduh, udah malam juga.”“Bener kamu gak tau dia dimana?”“Iya loh, Dok.”“Okelah. Saya tutup.”Pandu menutup sambungan ponselnya. Lalu berjalan ke arah ruang tamu, dimana sosok tersangka sedang terkekeh tidak jelas sambil menonton drakor. Dia merasa bersalah pada Ragata, apalagi mendengar suara frustasi lelaki itu.“Lo gak niat mau pulang, Rin? Suami lo tadi nelpon gue.”Raut wajah Rindu langsung berubah masam. Menatap Pandu dengan horor. “Lo kasih tau gue ada dimana?”“Ye enggak lah bego. Kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    64 - Janji

    Ragata sedang sibuk dengan berkas di tangannya. Juga tidak tahu bagaimana dengan nasibnya. Selama lebih dari beberapa minggu terakhir, dia selalu berupaya menjadi suami siaga. Mengingat istrinya tidak akan lama lagi akan melahirkan. Semua keperluan sudah dipersiapkan, termasuk kamar bayinya. Juga dokter Juliana. Dokter kandungan terbaik yang sudah dia booking dari waktu yang lama untuk nanti proses bersalin istrinya.Namun, lagi-lagi, apa yang ia harapkan tidak selamanya sesuai perkiraan.Ini bermula dari tiga hari lalu, karena beberapa alasan yang tidak bisa dia hindari, mau tidak mau Ragata harus berangkat ke luar negeri. Selama ini dia selalu menugaskan Angga ataupun Andreas untuk mewakilinya, tapi tidak dengan sekarang ini.Ragata nyaris gila. Bayangan menemani Rindu melahirkan yang selama ini ia rancang berjalan dengan mulus, tiba-tiba berantakan. Dia takut jika terjadi sesuatu dengan Rindu. Apalagi dari laporan mamanya, Rindu sering pingsan belakangan ini. Setiap jam, Ragata pas

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    65 - Luka

    “Apa lo lihat-lihat,” Chika melototkan matanya pada Pandu.Sedangkan yang di tatap hanya diam saja. Acuh tidak acuh. Lebih ke arah tidak peduli. Pandu tengah sibuk membaca beberapa kertas berisi catatan hasil rekam medis pasien tabrak lari yang baru saja dia tangani. Ternyata, pasien itu juga tengah mengandung 2 bulan.“Kalian berdua, ayo. Kita ada operasi hari ini.” Dokter Juliana muncul dari arah ruang farmasi. Pandu dan Chika saling memandang. Tidak ada yang berbicara karena keduanya langsung pergi begitu saja.Ruangan operasi sedikit lebih rileks karena dokter Juliana sepertinya sedang berbaik hati. Proses operasi sudah berjalan kurang lebih 2 jam, dan Pandu menjadi asisten utama. Hal itu membuat Chika merepet tidak suka tapi tetap kagum dengannya. Di antara dokter Koas, Pandu, Rindu, dan Ragata memang sangat menonjol. Bahkan sudah bisa menjadi asisten utama saat operasi. “Potong.”Dengan lihai Pandu memotong benang operasi. Operasi berlangsung selama 6 jam, dan tidak terasa wak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    66 - Xavier

    Pandu POVAku tidak tahu, kenapa orang tua itu tiba-tiba memanggilku lagi. Yang pasti, ini bukan sesuatu yang baik. Entah untuk alasan apa, aku tidak pernah menyukai nuansa rumah yang ada di depanku. Saat ini aku masih berdiam diri di dalam mobil. Menimang-nimang apakah masuk atau tidak.Tapi aku putuskan untuk keluar dari mobil. Lalu berjalan pelan memasuki pekarangan rumah yang sunyi. Di garasi, ada mobil lain yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Itu bukan mobil ibu, atau orang tua itu. Satu nama yang terlintas di pikiranku.Xavier. Apa dia pulang?Dugaanku benar. Begitu menginjakkan kaki ruang tengah, pandanganku tertuju pada sosok yang wajahnya mirip denganku, sedang memakan pisang di samping jendela. Dia tidak sadar dengan kehadiranku sepertinya. Lalu tidak jauh darinya, ibu sedang menonton berita. Jika saja suasana ini bisa di pertahankan, aku rasa, rumah adalah tempat paling nyaman di dunia ini.“Kau sudah pulang rupanya.”Suara berat dari arah sofa mengalihkan perhatianku.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    67 - Syok

    Hari ini jadwal Rindu periksa ke rumah sakit. Berhubung Ragata sedang tugas selama 2 hari di luar kota. Jadilah Lia yang ikut ke rumah sakit. 5 bulan tidak terasa sudah berlalu, dan Rindu sudah sangat sehat. Ragata juga sudah memberinya izin keluar rumah sendiri. Tapi tidak dengan bekerja. “Sini, biar Lia aja, mbak Rin.”Tangan Lia dengan sigap membawa tas bayi dari mobil. Rindu tersenyum. Dia menggendong William yang sedang tidur lelap. Bayinya itu sangat pengertian jika Ragata tidak di rumah. Beda cerita kalau sudah ada Ragata. Bawelnya bukan main. Bahkan waktu mereka berdua selalu terganggu. Seolah William tahu apa yang akan dilakukan oleh ayahnya itu jika berduaan dengan sang ibu.Beberapa orang menyapa Rindu. Baik para perawat, dan dokter lainnya.“Lo bisa gak sih, kalo makan gak usah kayak orang gak makan seratus tahun?” Angga menatap Andreas kesal. Mereka berdua sedang makan cake pemberian Chika di lobby.“Ya kan gue emang gak makan udah seratus tahun. Eh…ada Rindu, nih, lo ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    68 - Jatuh Cinta

    Sudah dua hari sejak percakapan dengan Miquel, Lia masih mengurungkan niatnya untuk memberitahu masalahnya kepada Ragata ataupun orang tuanya. Lia cukup kecewa pada Gary. Sebab mereka itu sudah kenal sejak semester awal. Dan hanya karena masalah peringkat, Gary ingin melakukan hal seperti itu padanya?Demi apapun Lia tidak terima.Hari ini kampus sepi. Wajar, karena jarang mahasiswa yang datang ke kampus di hari Sabtu. Hanya para mahasiswa semester akhir, atau anak organisasi yang sedang sibuk rapat. Lia baru saja keluar dari perpustakaan, untungnya kampus mereka membuka layanan perpustakaan di hari weekend. Tapi, di koridor, mata Lia menangkap manusia yang membuatnya hampir kehilangan kesuciannya. Disana, tepat di dekat parkiran paling pojok, lelaki itu sedang duduk sendirian. Mengenakan hoodie, dan menutupi wajahnya. Seolah keberadaannya tidak ingin diketahui oleh siapapun.Lia menghela nafas, dan berjalan ke arah parkiran. Dia tahu Gary ingin mengatakan sesuatu.“Lia…please, gue m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Dosen Tengil    69 - Mandi Bareng

    Rindu sudah mantap dengan pilihannya. Dia akan kembali bekerja seperti dulu. Bukan karena Ragata tidak mampu membiayai kehidupan mereka, tapi karena Rindu bosan setengah mati di rumah terus. Hanya menjaga putra mereka yang kini sudah berusia satu tahun.Malam ini Rindu harus bicara. Apalagi William sedang dijaga oleh mertuanya. Jadi Rindu sedikit leluasa hari ini.“Lo serius mau kerja lagi? Gue gak yakin sih Ragata ngizinin, dia takut kalo lo ntar kecapean. Lagian masih setahun Rin, apa yang lo kejar sih?” ujar Pandu. Sambil mengambil minuman Ocha yang ada di meja. Mereka bertiga—Rindu, Miquel, dan Pandu—sedang berada di mall di hari weekend ini. Mencoba banyak permainan dan juga games. Rencananya mereka akan menonton juga. Tapi karena filmnya baru mulai sekitar 2 jam lagi, jadilah mereka berakhir di salah satu gerai ramen.“Gue setuju sih, Ragata gak ngasih izin sih feeling gue,” Miquel ikut menimpali.“Tapi bosan banget tau kalo di rumah terus. Selain sama William, kayak gada akti

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06

Bab terbaru

  • Istri Mungil Dosen Tengil    75 – Pandawa Part II

    Resort ramai. Mereka memutuskan menginap di resort karena semalaman penuh, Bali diterjang hujan. Bahkan pagi ini, gerimis masih terlihat menyelimuti tempat wisata. Namun tetap saja ada rombongan yang berkunjung, bahkan sang sopir terlihat baru keluar dari mobil usai memarkirkan bus besar di parking area hotel.Jarum jam sudah menunjuk ke arah pukul 09.00, dan Pandu yang baru saja memarkirkan mobil hanya bisa berceloteh ringan. Bahkan sosok yang membuatnya bangun pagi-pagi buta untuk menuju bandara I Gusti Ngurah Rai, tidak mengatakan apa-apa setelah mobil tiba di parkiran hotel.Langsung membuka pintu mobil, dan pergi begitu saja. Membuatnya kesal setengah mati. Pandu lekas mengikuti Ragata yang sudah menghilang di balik lift. Memang ya, kalau sudah mencintai seseorang, tidak ada kata bertahan berpisah. Kekesalan Pandu selain itu, karena baru tahu Rindu juga harus pulang malam ini. Itu artinya rencana mereka ke Lombok juga tertunda.Di tengah langkahnya yang hendak menuju kamar Rindu

  • Istri Mungil Dosen Tengil    74 - Karena aku mencintaimu

    Pandu POVMungkin, orang-orang tidak tahu seberapa besar arti dari sebuah persahabatan. Bagiku, bertemu dengan dua manusia yang meskipun sedang sibuk makan seperti pork dan tidak menyisakan bagianku, aku tetap menyayangi mereka tulus dari lubuk hatiku.Hari sedang cerah di luar, terlihat jelas dari gorden ruang tamu yang berterbangan dan cahaya yang menembus sehingga ruang tengah terang benderang.Kami sedang liburan di Bali, mumpung ada weekend, dan aku pun bisa mengambil jatah libur. Awalnya Rindu mengatakan tidak bisa ikut, tapi dengan segala akal yang aku punya, jadilah dia diberikan kesempatan.Sudah beberapa bulan berselang. Bayi imut yang dulu tidak bisa memanggilku kini sudah mulai mengenaliku. Walau tidak bisa mengeluarkan suara. William sedang berada di pangkuanku. Dan lihatlah, dia benar-benar menggemaskan.Setidaknya itu menghilangkan rasa kesalku pada induknya yang sibuk makan di hadapanku. Tidak ada bedanya dengan Miquel. Mereka berdua benar-benar menikmati hidangan itu t

  • Istri Mungil Dosen Tengil    73 – Pergi!

    Pandu sudah mulai membaik, itu sebuah kemajuan besar. Chika sedang duduk sambil mengamati wajah lelaki yang sedang tertidur itu. Sejak semalam, dia tidak pulang. Bersikeras untuk merawat Pandu. Bahkan rela melewatkan seminarnya, padahal itu adalah kesempatan besar untuk Chika. “Kau tidak kerja hari ini, Chika?”Xavier akhirnya bisa menghilangkan pikiran buruk sangkanya setelah melihat bagaimana Chika merawat sang adik. Sambil meletakkan secangkir teh di atas meja, Xavier mengambil duduk tidak jauh dari kedua orang itu. Udara di rumah sakit amat sangat dia benci. Tapi karena itu adalah Pandu, mau tidak mau Xavier harus mengesampingkan egonya.“Saya shift malam, kak.”“Panggil nama saja, tidak usah terlalu formal. Toh juga aku dengan Pandu hanya beda menit lahirnya.”Chika mengangguk, sambil meneguk isi gelas berisi teh Rosella itu. Sepertinya homemade. Dari rasanya Chika bisa tau. Jemari Pandu mulai bergerak, membuat Chika bersemangat. Tapi menunggu sepersekian menit, tidak ada tanda-

  • Istri Mungil Dosen Tengil    72 – Rencana Kedua?

    Suasana rumah sakit di pagi hari sedikit berbeda daripada sebelumnya. Perbedaan itu paling terasa pada Chika. Sejak tadi dia hanya memantau kehadiran sosok yang sudah menghantuinya belakangan ini. Bahkan nomornya saja tidak bisa di hubungi. Dan Pandu tidak masuk sudah beberapa hari. Gimana gak panik coba?Begitu melihat sosok Rindu yang berjalan dengan tenang, Chika berlari. Menarik tangan Rindu yang hampir saja menghindarinya lagi.“Rin, gue tau lo pasti tau kenapa Pandu gak ngangkat nomor gue kan? Please, I need a hand right know, dia gak balas pesan gue udah dua hari ini. Something happened?”Ekspresi datar Rindu membuat Chika menghela nafas. Dia sudah berusaha menjelaskan bahwa malam itu adalah sebuah kesalahpahaman. Tapi tak satupun yang percaya padanya. Miquel dan Rindu, hanya diam saja.“Rin, kalo emang Pandu gak seberarti itu buat gue, ngapain juga gue rela nungguin dan mau ngasih tahu kalo malam di club itu adalah kesalahan? Tapi karena gue suka sama dia, makanya gue mau nge

  • Istri Mungil Dosen Tengil    71 - Salah Paham

    Suasana club mulai ramai. Chika duduk di salah satu sofa, tidak jauh darinya ada seorang lelaki yang tengah meneguk cocktailnya. Malam itu adalah ulang tahun dari salah satu teman Chika, dan seperti biasa bagi kaula muda. Mereka merayakannya di club.“Chika, lo yakin mau ngelanjutin hubungan lo sama dia? Atau lo emang cuman kasihan sama usaha bokap lo?”“Kevin, please deh gak usah bahas soal itu.”“Lo belom move on dari gue?” Kevin menyeringai. Dia tahu Chika belum menerima Pandu, karena itu hanyalah alibi semata.“Kev, lo itu cowok berengsek tau gak sih? Buat apa mertahanin manusia sampah kayak lo. Mending lo jauh dari sini.”“Aigoo…kalian berdua ini seperti kucing dan tikus saja. Setiap bertemu pasti akan berdebat, apa tidak ada kegiatan yang bisa kalian berdua lakukan selain ini?” Gangga menyela sambil menatap Kevin datar. Dia adalah salah satu teman kuliah Chika, dan juga kenal baik dengan Kevin.Chika hanya menghela nafas. Beberapa dari teman mereka sudah mulai mabuk, dan sudah b

  • Istri Mungil Dosen Tengil    70 - Melamar Chika

    “Mas, aku mau kerja lagi.”Ragata langsung berhenti mengetik di tuts keyboardnya. Diam beberapa menit, lalu berjalan mendekati sang istri yang sedang menatapnya sambil berdiri. Seolah Rindu sedang laporan padanya. Ragata tersenyum, mengambil tangan sang istri dan membawanya duduk di sofa.Bukannya ingin membatasi ruang gerak sang istri. Ragata justru senang jika sang istri tetap produktif. Sebab, Ragata tahu istrinya itu hanya merasa bosan. Jika masalah finansial, Ragata yakin mereka tidak kekurangan. Dia memberikan Rindu Black cardnya, dan bebas mau dibelanjakan untuk apa saja.“Kalo kita sama-sama kerja, nanti yang jaga William siapa sayang? Kalo dia udah umur 4 tahun, baru nanti bisa sekolah atau di jaga sama ibu. Dia baru jalan satu setengah tahun, kamu gak kasihan sama dia?”Wajah Rindu sedikit ditekuk. Tapi tidak mengurungkan niat wanita itu untuk membujuk sang suami. “Tapi kalo di rumah terus, aku bosan banget, Mas. Aku bisa ambil shift pagi, terus nanti William di jaga sama i

  • Istri Mungil Dosen Tengil    69 - Mandi Bareng

    Rindu sudah mantap dengan pilihannya. Dia akan kembali bekerja seperti dulu. Bukan karena Ragata tidak mampu membiayai kehidupan mereka, tapi karena Rindu bosan setengah mati di rumah terus. Hanya menjaga putra mereka yang kini sudah berusia satu tahun.Malam ini Rindu harus bicara. Apalagi William sedang dijaga oleh mertuanya. Jadi Rindu sedikit leluasa hari ini.“Lo serius mau kerja lagi? Gue gak yakin sih Ragata ngizinin, dia takut kalo lo ntar kecapean. Lagian masih setahun Rin, apa yang lo kejar sih?” ujar Pandu. Sambil mengambil minuman Ocha yang ada di meja. Mereka bertiga—Rindu, Miquel, dan Pandu—sedang berada di mall di hari weekend ini. Mencoba banyak permainan dan juga games. Rencananya mereka akan menonton juga. Tapi karena filmnya baru mulai sekitar 2 jam lagi, jadilah mereka berakhir di salah satu gerai ramen.“Gue setuju sih, Ragata gak ngasih izin sih feeling gue,” Miquel ikut menimpali.“Tapi bosan banget tau kalo di rumah terus. Selain sama William, kayak gada akti

  • Istri Mungil Dosen Tengil    68 - Jatuh Cinta

    Sudah dua hari sejak percakapan dengan Miquel, Lia masih mengurungkan niatnya untuk memberitahu masalahnya kepada Ragata ataupun orang tuanya. Lia cukup kecewa pada Gary. Sebab mereka itu sudah kenal sejak semester awal. Dan hanya karena masalah peringkat, Gary ingin melakukan hal seperti itu padanya?Demi apapun Lia tidak terima.Hari ini kampus sepi. Wajar, karena jarang mahasiswa yang datang ke kampus di hari Sabtu. Hanya para mahasiswa semester akhir, atau anak organisasi yang sedang sibuk rapat. Lia baru saja keluar dari perpustakaan, untungnya kampus mereka membuka layanan perpustakaan di hari weekend. Tapi, di koridor, mata Lia menangkap manusia yang membuatnya hampir kehilangan kesuciannya. Disana, tepat di dekat parkiran paling pojok, lelaki itu sedang duduk sendirian. Mengenakan hoodie, dan menutupi wajahnya. Seolah keberadaannya tidak ingin diketahui oleh siapapun.Lia menghela nafas, dan berjalan ke arah parkiran. Dia tahu Gary ingin mengatakan sesuatu.“Lia…please, gue m

  • Istri Mungil Dosen Tengil    67 - Syok

    Hari ini jadwal Rindu periksa ke rumah sakit. Berhubung Ragata sedang tugas selama 2 hari di luar kota. Jadilah Lia yang ikut ke rumah sakit. 5 bulan tidak terasa sudah berlalu, dan Rindu sudah sangat sehat. Ragata juga sudah memberinya izin keluar rumah sendiri. Tapi tidak dengan bekerja. “Sini, biar Lia aja, mbak Rin.”Tangan Lia dengan sigap membawa tas bayi dari mobil. Rindu tersenyum. Dia menggendong William yang sedang tidur lelap. Bayinya itu sangat pengertian jika Ragata tidak di rumah. Beda cerita kalau sudah ada Ragata. Bawelnya bukan main. Bahkan waktu mereka berdua selalu terganggu. Seolah William tahu apa yang akan dilakukan oleh ayahnya itu jika berduaan dengan sang ibu.Beberapa orang menyapa Rindu. Baik para perawat, dan dokter lainnya.“Lo bisa gak sih, kalo makan gak usah kayak orang gak makan seratus tahun?” Angga menatap Andreas kesal. Mereka berdua sedang makan cake pemberian Chika di lobby.“Ya kan gue emang gak makan udah seratus tahun. Eh…ada Rindu, nih, lo ma

DMCA.com Protection Status