"Apa yang ingin kamu tanyakan?" tanya Bai Mulin. Tatapannya begitu tajam dan dalam, membuat jantung Yu Mingmei berdebar tidak karuan.Yu Mingmei menundukkan kepalanya. Rona kemerahan merambati wajah dan telinganya. Dia tiba-tiba merasa malu dan tidak mengetahui dari mana keberaniannya tadi berasal.Bai Mulin melihat kepala tertunduk Yu Mingmei dan telinganya yang memerah. Namun, demi menjaga agar Yu Mingmei tidak bertambah malu, dia tidak mengatakan apapun. Dia hanya berdiri tidak bergeming dari tempatnya."Aku … ah, tidak. Lebih baik Kak Mulin yang mengatakannya terlebih dahulu," cicit Yu Mingmei pelan.Bai Mulin mengangkat kedua alisnya.Di era ini, wanita rata-rata akan menikah di usia 15 tahun. Ini adalah hal yang biasa terjadi. Dan di usia mereka sekarang, beberapa bahkan sudah bertunangan.Bai Mulin bukannya tidak melihat perasaan Yu Mingmei kepadanya. Selain itu, kepolosan dan sifat Yu Mingmei yang baik hati sudah lama menarik perhatiannya. Hanya saja, dia bukan jenis orang yan
Dua kereta kuda berjalan beriringan melewati jalan di tengah hutan pinus. Matahari hari ini bersinar cerah sehingga memberikan sedikit kehangatan di saat musim gugur seperti sekarang ini.“Apa kamu lapar? Sebaiknya kita berhenti sebentar untuk beristirahat. Lagi pula ini sudah hampir jam makan siang,” kata Bai Changyi seraya menatap Li Mei yang tampak kelelahan. Dia tidak menyalahkan Li Mei. Mereka sudah melakukan perjalanan selama dua minggu. Kereta kuda mereka berjalan sepanjang hari, dan mereka harus berkemah di alam liar pada saat malam hari tiba. Semua orang tentu saja merasa sangat kelelahan.“Ya, itu ide yang bagus. Lagi pula aku sudah lapar,” jawab Li Mei.Bai Changyi mengangguk ketika mendengar apa yang dikatakan Li Mei. Dia membuka tirai jendela dan melihat ke sekitar, lalu berkata kepada A Guo yang sedang mengendalikan kereta kuda, “A Guo, lebih baik cari tempat yang teduh. Kita akan berhenti sebentar untuk makan siang.”“Baik, Kak!” ja
“Berlumuran darah?” Bai Changyi tertegun ketika mendengar perkataan Li Mei.“Ya,” jawab Li Mei. Dia segera memundurkan wajahnya agar bisa menatap wajah Bai Changyi dan melihat ekspresi wajahnya, “apakah menurutmu ini pertanda buruk?”Bai Changyi memiringkan kepalanya, lalu menggeleng pelan, “entahlah.”Setelah beberapa saat dia menyunggingkan sebuah senyuman lembut di wajahnya lalu mengelus pelan kepala Li Mei, “sudahlah, tidak perlu kamu pikirkan. Percayalah, aku akan baik-baik saja.”Li Mei menatap wajah Bai Changyi selama beberapa saat. Setelah beberapa saat, dia hanya bisa menghela nafas panjang, “baiklah. Berjanjilah padaku untuk selalu menjaga dirimu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu apapun padamu.”Bai Changyi mencubit pelan dagu Li Mei dan berbisik, “tentu saja.”“Kak …” Nuannuan hendak memanggil Li Mei dan Bai Changyi agar keduanya bergabung bersama mereka memanggang hasil buruan. Namun ketika dia tiba dan melihat keduanya, wajah Nuannuan mau tidak mau langsung bersemu merah.
“Apa yang sedang kalian lakukan di pinggiran hutan seperti ini? Apakah kalian belum mendengar apa yang terjadi di sekitar sini akhir-akhir ini?” tanya salah satu tentara tiba-tiba.Bai Changyi lah yang pertama kali bangkit dari duduknya dan menangkupkan tangannya ke arah para tentara, “salam, Tuan. Kami semua berasal dari Kabupaten Jinxi, dan ini pertama kalinya kami melewati daerah ini. Jadi kami belum mendengar rumor apapun. Apakah Tuan-tuan sekalian bersedia memberitahu kami apa yang terjadi?”Salah satu tentara segera mengangguk, “tentu saja. Lebih baik kalian segera pergi meninggalkan tempat ini. Ada sekawanan serigala yang memburu manusia. Mereka bahkan berani memasuki Kota Shuixian untuk menculik manusia.”Wajah Li Mei dan yang lainnya memucat ketika mendengar apa yang dikatakan tentara itu.Sial! Ternyata apa yang mereka takutkan benar-benar menjadi kenyataan.“Ya, mereka juga banyak memburu orang-orang yang melewati daerah ini. Cepat bereskan barang-barang kalian dan pergi da
“Xiao Lang!”Suara panggilan Bai Changyi mengalihkan perhatian seluruh serigala yang berada di tempat itu. Mereka menoleh dan menatap dua orang manusia yang berada tidak jauh dari lokasi mereka.Bai Changyi dan Bai Mulin terlihat gugup ketika menyadari banyaknya serigala yang mengelilingi Xiao Lang. Keduanya segera mengangkat pedang mereka dan memasang posisi siap bertarung.Xiao Lang segera berlari dan berdiri di depan Bai Changyi dan Bai Mulin. Dia menggeram seraya memperlihatkan giginya, memberi peringatan kalau tidak ada yang boleh menyentuh keluarga manusianya.Kawanan serigala tertegun untuk beberapa saat ketika melihat pemandangan tidak biasa di hadapan mereka ini. Apa ini? Bagaimana bisa keturunan Serigala Kuno Yang Agung menjadi anjing peliharaan manusia? Apakah mereka sedang berhalusinasi?Tapi tidak. Apa yang mereka lihat saat ini bukanlah sebuah halusinasi tapi kenyataan.Pemimpin serigala mendengus dingin ketika meli
A Guo menarik tali kekang Si Hitam untuk memelankan langkahnya. Bai Changyi membuka tirai kereta dan melihat ke arah gerbang Kota Barat Laut. Berbeda dengan gerbang kota pada umumnya, gerbang Kota Barat Laut terlihat sangat kokoh dan besar. Hanya dalam sekali pandang, orang-orang akan langsung memahami kalau kota itu adalah pusat kemiliteran.Kota Barat Laut terletak di lereng gunung dan tidak jauh dari bibir pantai. Membutuhkan waktu satu batang dupa saja untuk sampai ke kawasan pantai. Kota Barat Laut bertanggung jawab untuk menjaga daratan serta wilayah laut milik Kekaisaran Xing. Dan di sini jugalah kota tempat keluarga Adipati Qiang berkuasa.Sayangnya, mendampingi Kaisar bagaikan mendampingi seekor harimau. Kaisar sangat takut kalau keluarga Adipati Qiang akan menentangnya. Itulah mengapa Kaisar akan mempersulit keluarga Adipati Qiang dari balik layar."Apa kepentingan kalian di sini?" tanya petugas penjaga gerbang ketika mereka menghentikan kereta yang ditumpangi Bai Changyi da
"Biarkan mereka masuk! Aku yang memberinya izin untuk membawa serigala itu datang ke sini!" Suara Fu Xingshen yang dingin tiba-tiba terdengar dan membuat suasana seketika menjadi hening."Jenderal Besar Fu." Li Mei dan semua orang yang ada di sana segera menangkupkan tangan mereka untuk memberi hormat begitu mereka melihat sosok berwibawa itu.Fu Xingshen melihat ke arah Bai Changyi dan rombongannya. Dia sedikit tertegun ketika melihat Xiao Lang. Pantas saja semua orang terlihat sangat ketakutan. Itu tidak dapat disalahkan. Namun dia segera mendapatkan kembali ketenangannya dalam sekejap. Fu Xingshen mengangguk lalu mempersilahkan tamunya untuk masuk, "masuklah."Bai Changyi dan yang lainnya kembali mengucapkan terima kasih kepada petugas penjaga gerbang yang mengantarkan mereka sebelum pada akhirnya mereka mengikuti Fu Xingshen masuk ke dalam kediaman Adipati Qiang.Meskipun merupakan kediaman seorang adipati, rumah Fu Xingshen tidak terlihat mewah. Meskipun sangat luas, rumah itu ta
"Apa yang kamu lihat?" suara Bai Changyi terdengar serak. Dia baru saja bangun dari tidurnya dan hal pertama yang dilihatnya adalah kedua bola mata istrinya yang sedang menatapnya."Kamu sudah bangun?" tanya Li Mei terdengar senang."Apakah kamu sangat senang melihatku bangun?" goda Bai Changyi."Tidak. Aku hanya tidak bisa bergerak karena kamu memelukku terlalu erat," jawab Li Mei dengan polosnya.Bai Changyi tertegun dan merasa sedikit terluka ketika mendengar jawaban Li Mei. Li Mei tertawa ketika melihat perubahan raut wajah suaminya yang berubah murung. "Ha! Ha! Ha! Aku hanya bercanda. Tentu saja aku senang melihatmu bangun. Aku sudah menantikanmu dan merasa sangat kesepian semenjak tadi."Namun, tawa Li Mei seketika berhenti ketika tiba-tiba saja tubuh Bai Changyi sudah berada di atas tubuhnya seraya tersenyum nakal, "ternyata istriku sedang menggodaku.""Ah, ya. Aku hanya bercanda," jawab Li Mei tegang."Apakah kamu tidak belajar dari pengalamanmu tadi malam? Apakah kamu ingin a
"Apa yang kamu maksud dengan 'ini'?" tanya Fu Lian santai."Lian'er, kamu tahu apa maksudku," jawab Wang Gongfai kesal. "Kabar sebesar ini, bagaimana aku tidak bisa mengetahuinya?"Fu Lian akhirnya berhenti berpura-pura. Dia menatap Wang Gongfai dengan wajah cemberut, "kamu sudah tahu aku menginginkan ini sejak lama, mengapa kamu tidak bisa mendukungku?"Wang Gongfai terpana dengan perkataan Fu Lian. Calon istrinya akan pergi untuk berperang, bagaimana dia akan mendukungnya?"Apa kamu bodoh? Bagaimana aku bisa melepaskanmu untuk pergi berperang?" tanya Wang Gongfai dengan 2 alis terangkat."Apa yang kamu khawatirkan? Semuanya akan baik-baik saja," kata Fu Lian mencoba menenangkannya."Lian'er." Wang Gongfai menarik tangan Fu Lian dan menariknya menjauh. Dia tidak ingin mereka menjadi pusat perhatian para pengawal yang ada di sekitar.Dun Ming berlari mengikuti di belakang mereka. Dia tidak menyangka Wang Gongfai akan berhenti tiba-tiba hingga membuatnya menabraknya."Yang Mulia, maafka
"Apa benar kamu Pangeran Pertama?" tanya Fu Lian ragu."Tentu saja! Untuk apa aku berbohong?" celetuk Wang Gongfai kesal.Fu Lian menatap Wang Gongfai selama beberapa saat lalu menganggukkan kepalanya, "baiklah. Aku akan mengantarmu.""Bagus, bagus," kata Wang Gongfai senang. Dia lalu berjalan di samping Fu Lian dan mengikuti langkahnya. Dia berkali-kali mencuri pandang ke arah Fu Lian."Berhenti menatapku," kata Fu Lian kesal.Wang Gongfai hanya menggaruk pelan kepalanya yang tidak terasa gatal. Dia hanya mengagumi kecantikan Fu Lian, mengapa dia harus merasa terganggu?Sesosok tubuh besar berwarna putih tiba-tiba mendarat di depan keduanya. Senyuman mengembang di wajah Fu Lian sedangkan Wang Gongfai tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya."Xiao Lang!" Fu Lian bergegas menubruk tubuh besar Xiao Lang."Wow! Apakah dia benar-benar Xiao Lang?" Wang Gongfai merasa sangat k
Kediaman Adipati Qiang terlihat begitu meriah hari ini. Beberapa tamu undangan berjalan memasuki kediaman Adipati Qiang dengan pakaian terbaiknya.Li Mei terlihat cantik dengan balutan hanfu berwarna biru tua. Tidak jauh darinya, terlihat Fu Changyi yang menggunakan baju dengan warna senada. Fu Xingshen yang berada di sebelah Fu Changyi juga terlihat menggunakan baju berwarna biru gelap. Ketiganya terlihat sibuk menyambut para tamu.Hari ini mereka sedang merayakan hari ulang tahun Fu Lian dan Fu Huanran yang ke-10. Tidak ada seorangpun tamu yang tidak datang. Mereka semua ingin menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Adipati Qiang.Tiba-tiba, Li Mei melihat Nuannuan berjalan dengan panik ke arahnya. Dia segera menoleh ke beberapa orang tamu wanita yang sedang mengelilinginya, "Nyonya-nyonya, maafkan aku. Aku harus pergi untuk melihat persiapan Putriku.""Tidak apa-apa, kamu tidak perlu tergesa-gesa," kata Nyonya Lin, istri Perdana Menteri Yan."Kami tahu betapa repotnya mempersia
8 orang preman mengelilingi 3 orang anak kecil. Fu Huanran merasa sangat ketakutan, dia hampir menangis.Fu Lian menggertakkan giginya, "minggir! Apa kalian tidak takut seseorang akan datang dan menghukum kalian?"Kedelapan preman itu saling memandang ketika mendengar perkataan Fu Lian lalu tertawa terbahak-bahak. Setelah beberapa saat, Erzhu berkata pada mereka, "siapa yang akan menemukan kami? Tidak akan ada yang tahu!"Tiba-tiba Fu Lian menerjang ke arah Erzhu. Dia mengangkat kakinya tinggi lalu menendang tepat di titik vital Erzhu.Kedua mata Erzhu membola sempurna saat suara lengkingan terdengar dari mulutnya, "ah!"Ketujuh orang lainnya langsung memegangi alat vital mereka masing-masing dan menatap Erzhu dengan ngeri. Mereka yakin itu pasti sangat menyakitkan. Atau bahkan mungkin, hancur? Baiklah, sepertinya mereka harus membuat acara perpisahan yang layak untuk masa depan Erzhu yang baru saja hilang."Anak kecil brengsek!" Dafu, yang sebelumnya dipanggil dengan sebutan kakak ke
"Aku sudah kenyang!" kata Fu Lian. Dia mendorong mangkuknya yang sudah kosong menjauh."Aku juga sudah selesai," kata Fu Huanran. "Kalau begitu ayo kita pulang."Ketiganya meninggalkan meja dan pergi menghampiri Ming Feng, "Paman Ming, kami sudah selesai." Setelah itu, Fu Lian mengeluarkan. 1 tael perak lalu memberikannya kepada Ming Feng."Sudah selesai? Apa kalian akan langsung pulang?" tanya Ming Feng khawatir. Dia melihat ke arah jalanan tapi tidak bisa menemukan Ming Shao."Ya, Paman. Kamu tidak perlu khawatir," kata Fu Lian seraya tersenyum manis."Tunggu sebentar, biar aku memberimu kembaliannya," kata Ming Feng. Dia berencana mengulur-ngulur waktu hingga seseorang dari kediaman Adipati Qiang datang."Tidak perlu. Paman bisa menyimpannya," kata Fu Lian. Dia segera berbalik lalu menyeret kedua saudaranya pergi."Ah, ah, bagaimana bisa seperti itu?" tanya Ming Feng panik. Dia hendak mengejar ketiga anak itu, namun sayangnya mereka terlalu gesit. "Celaka! Celaka! Mereka tidak perg
"Haohao! Haohao!" Suara bisikan dari balik bebatuan taman mengusik Fu Hao. Anak laki-laki berusia 3 tahun itu menoleh dan melihat kedua kakak kembarnya sedang bersembunyi di antara bebatuan. Setelah beberapa saat, Fu Hao berjalan menghampiri keduanya."Ada apa?" tanya Fu Hao datar.Fu Lian segera menariknya untuk bersembunyi di balik bebatuan. Dia menatap buku-buku yang ada di tangan Fu Hao, "apa yang akan kamu lakukan dengan buku-buku membosankan itu?"Tentu saja pergi belajar. Bukankan Guru Jiang akan segera datang?" tanya Fu Hao tanpa berekpresi.Fu Lian menghela nafas panjang, "untuk apa kita pergi belajar? Aku sangat bosan. Lebih baik kita pergi berjalan-jalan!"Fu Huanran terlihat gelisah ketika mendengar perkataan Fu Lian. Ini bukan pertama kalinya saudara kembarnya mengajaknya untuk bolos belajar. Fu Lian selalu suka menyeret Fu Huanran dan Fu Hao pergi bermain di area perkotaan atau pegunungan untuk mencari buah-buahan liar."Lian'er, kalau Ibu mengetahuinya, dia akan memukul
Fu Xingshen menghentikan langkahnya ketika dia sudah berada di dekat Wang Minghao. Saat ini, para pejabat menutup mulut mereka. Tidak ada seorangpun yang berani berbicara. Siapa yang berani mengatakan sesuatu ketika lawan mereka sudah dipastikan unggul?Wang Minghao terjatuh duduk di singgasananya. Tubuhnya bergetar hebat karena kemarahan dan juga ketakutan.Wan Rong menoleh dan menatap Wang Shimin dengan penuh kebencian, "Shimin, kenapa kamu melakukan hal ini?""Ha! Ha! Ha! Permaisuri Wan, apakah kamu bertanya karena tidak tahu, atau kamu berpura-pura tidak tahu?" tanya Wang Shimin dingin. Dia berjalan pelan ke arah Wang Minghao dan bertanya dengan wajah datar, "Ayah, apakah kamu juga tidak mengetahuinya?"Wang Minghao tidak menjawab, dia hanya menyipitkannya matanya saat menatap Wang Shimin."Baiklah, baiklah. Aku tidak akan bermain tebak-tebakan lagi. Aku akan menjelaskan semuanya," kata Wang Shimin. Dia lalu menambahkan, "setidaknya kalian bisa mengetahui alasan kalian mati."Wajah
Fu Xingshen melihat kembang api yang meledak di udara. Tangannya tanpa sadar menggenggam erat pedang yang ada di pinggangnya. Setelah itu Fu Xingshen dan Fu Yi menaiki kuda mereka masing-masing. Melihat pemimpin mereka sudah bersiap, para tentara memegang senjata mereka, bersiap untuk menyerbu masuk ke dalam Ibukota Kekaisaran."Maju!" perintah Fu Xingshen dingin.Fu Yi mengangkat sebuah kembang api dan menembakkannya ke udara. Fu Xingshen membagi tentara menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok menunggu di kegelapan hutan di 4 penjuru mata angin. Begitu melihat sinyal kedua ditembakkan, para tentara merangsek masuk ke dalam Ibukota Kekaisaran. Suasana Ibukota tiba-tiba menjadi gempar. Melihat banyaknya tentara yang membawa senjata masuk ke dalam kota, para penduduk berhamburan masuk ke dalam rumah mereka dengan panik. Mereka semua ketakutan dan mengunci rumah mereka dari dalam. Beberapa bahkan bersembunyi di kolong-kolong tempat tidur, berharap nyawa mereka akan selamat.Tidak ber
"Benar-benar tidak bisa dimaafkan!" Suara marah Wang Minghao menggelegar di dalam aula.Aula seketika dipenuhi dengan suara orang-orang yang berlutut beserta teriakan. "Yang Mulia, tolong jaga kesehatan Anda!"Wang Minghao tidak marah karena seseorang ingin mencelakai Li Mei, dia marah karena orang-orang itu telah merusak rencananya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya berhasil mengendalikan emosinya."Kembali duduk."Setelah semua orang kembali duduk, Wang Minghao menoleh kepada Li Xue dan berkata, "Tabib Li, ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu malam ini." "Yang Mulia, Hamba siap mendengarkan, " jawab Li Xue."Aku telah menurunkan Dekrit Pernikahan sebelumnya untuk Li Mei dan Putra Mahkota. Namun hal itu gagal karena Nona Li menghilang. Oleh karena itu posisi Putri Mahkota aku serahkan kepada Xiang Qian," kata Wang Minghao.Wajah Xiang Qian berubah suram. Perkataan Kaisar Xing