Nayla tidak bisa berkonsentrasi dengan tugas kuliahnya, laptop sudah menyala sejak satu jam lalu, lembar kerja pun sudah dibuka tapi hanya kertas putih yang terlihat. Tangan Nayla memang menyentuh keyboard tapi pikirannya sedang tidak ada di tempat. Dijauhi sahabat dekat adalah kiamat dalam ikatan persahabatan, Nayla salah, ya dia mengakuinya. Dia ingin menebus semua itu tapi Brenda dan Nicole seperti menutup mata dan telinga mereka. Enggan mendengar penjelasan apa pun dari Nayla. Bagaimana gadis itu tidak galau, semangat kuliahnya menurun, gairah belajar pun terkikis rasa sedih. Nayla tidak ingin melakukan apa-apa selain diam dan meratapi nasib persahabatannya yang nyaris hancur.
Drrt ... drrt ...
Pesan masuk dari Geva datang, tadi lelaki itu janji akan menemui Nayla dan menemani gadis itu. Nayla sudah senang mendengarnya, setidaknya bersama Geva dia bisa melupakan sejenak masalah Brenda dan Nicole.
Kak Geva
[Kiran, maaf, malam
“Maafin aku, Cole, hiks hiks maafin aku.”“Nay, kenapa kamu minta maaf?” tanya Nicole dengan suara lirih, matanya pun meneteskan air mata tanpa diperintah. Nicole sudah tahu jawaban dari pertanyaannya meski Nayla belum memastikan, hati Nicole sakit, kecewa, dan merasa kasihan pada Nayla.“Aku terjebak permainanku sendiri, Cole, hiks hiks. Semuanya udah hancur, aku enggak punya harga diri lagi hiks hiks.”“Nay ....”“Aku takut ... selama ini aku ketakutan kalian akan menjauhiku jika aku berkata yang sebenarnya. Makanya aku memutuskan diam, rupanya keputusan itu lebih salah, hiks hiks. Aku jadi semakin egois dan tanpa sadar malah menyakiti kalian terus-terusan. Maafin aku, Cole, maaf hiks hiks.”“Nayla, stop, janga
Semilir angin sore menerpa kulit Rezan dengan intensitas sedang, perjalanan menyenangkan yang sudah lama tidak ia lalui ini menjadi titik balik bagi pria itu. mereguk kenangan yang sempat ia cicipi semasa kuliah dulu bersama teman-temannya. Mereka suka bermain ke alam, berkemah dan bertualang seperti angin segar di tengah penatnya jadi mahasiswa kedokteran yang memiliki tugas segunung.Ini sore terakhir masa liburannya, Rezan menyempatkan mengunjungi sebuah tempat yang masih ada di daerah Gold Coast, Australia. Kali ini dia sendiri yang memilih setelah hari-hari kemarin selalu Ratu yang menjadi kompas hidup liburan mereka. pria itu tidak mengatakan apa-apa ketika menyewa mobil dan membawa istrinya ke tempat itu, padahal Ratu sudah berharap sang suami membawanya ke pusat perbelanjaan.Ada barang yang ingin dia beli untuk Nayla dan Surya, sayangnya Rezan tak mengabulkan permintaan itu dengan alasan oleh-oleh yang dibeli Ratu sebelumnya sudah lebih dari cukup. Bayangkan s
“Kak Geva, ada yang mau aku bicarakan sama Kakak,” kata Nayla yang nekat menemui Geva saat laki-laki itu sedang berkumpul dengan teman-temannya.“Eh, ini Nayla anak bisnis manajemen itu bukan? Wah, sejak kapan kamu dekat sama Nayla, Gev?” tanya teman-temannya antusias. Geva membalas mereka semua dengan senyum santai, “Dulu aku sempat mengajar di kelasnya, dia juga jadi mahasiswa bimbinganku ketika ada lomba menulis karya ilmiah.”Geva menjelaskan seolah-olah memang hanya itu hubungan yang terjalin antara dirinya dan Nayla. Dia tidak bermaksud mengenalkan Nayla sebagai sosok yang benar-benar dekat dengannya.“Mm, tapi sepertinya hubungan kalian lebih dari itu. buktinya Nayla sampai rela menemuimu dan mengajakmu bertemu.”“Kalau begitu aku pergi dulu,” pam
Mata Ratu membulat sempurna, bola matanya bergerak gelisah—tidak tenang dengan apa yang baru disampaikan pak Bandit. Dia menemui pria tua itu untuk menuntaskan semua masalah tentang hutang-hutang keluarganya. Ratu datang ke tempat pak Bandit dengan ditemani sang suami. Proses pelunasan sudah selesai dilakukan, semua hutang Ratu beserta bunga-bunganya dinyatakan lunas dan ia tak memiliki ikatan apa-apa lagi dengan pak Bandit. Awalnya Ratu lega mendengar hal itu namun pernyataan terakhir lelaki tua itu membuat Ratu berpikir keras.“Apa maksudmu, kenapa Nayla memberimu uang 200 juta? Dari mana dia mendapatkannya? Kapan dia memberi uang itu padamu?” tanya Ratu beruntun dan tak sabaran.“Sudah cukup lama, mungkin sebelum kamu dan laki-laki ini menikah. Dia mendatangiku sambil membawa uang 200 juta, waktu itu anak buahku memang sedang gencar-gencarnya menagihmu buka
“Anjing!” murka Brenda sambil melempar gelas yang dipegangnya ke arah meja yang terdapat foto Geva di atasnya.Nayla terus menangis di atas ranjang dengan Nicole yang setia memeluknya, gadis setengah bule itu pun ikut meneteskan air mata mendengar cerita sahabatnya.“Iblis emang si Geva, dia menolak bertanggung jawab atas kehamilan kamu, Nay? Dia menuduh kamu melakukan itu dengan orang lain? Wahhh, demi Tuhan gue pengen nyiram wajah sialannya dengan air keras!”Brenda sudah berbaikan dengan Nayla, tentu saja peran Nicole sangat besar dalam mendamaikan dua sahabat yang sempat berseteru sengit itu. Brenda menangis tersedu di awal pembicaraannya dengan Nayla ketika itu. Dia merasa jadi teman yang tidak berguna mendengar fakta memilukan yang harus ditanggung sahabatnya.Saat itu Brenda bersujud meminta maaf di depan Nayla atas semua ucapan yang sudah dia katakan. Kemarahan dan kekecewaan membuatnya lupa dan tidak mau tahu seperti apa l
PLAK!Tanpa ancang-ancang dan persiapan apa pun Ratu mendaratkan tamparan yang terlampau keras hingga membuat tubuh Nayla terjerembap jatuh.“Nay!” pekik kedua sahabatnya membantu Nayla.“Denayla ... kenapa .... arghh ... hiks hiks arghh ....”Bugh! Bugh! Bugh!Ratu memukul dadanya sendiri dengan keras sambil air matanya terus mengalir, tak lama kemudian tubuhnya pun ambruk. Sigap Rezan menangkapnya, memeluk sang istri yang seperti baru kehilangan separuh jiwa dan seluruh kekuatannya.“Hiks hiks ... kenapa Nay ... arghhh ... hiks hiks ... aku gagal Mas, aku gagal menjadi kakak yang baik untuknya hiks hiks arghhh.”Ratu terus memukul kepalanya sebagai bentuk kekecewaan terhadap dirinya sendiri.“Tenanglah Ratu, jangan begini.”Ratu menggeleng lemah, “Dia hamil Mas, adikku hamil di luar nikah. Laki-laki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab, hiks hiks. Apa yang
[MENGEJUTKAN! MAHASISWI GENIUS UNIVERSITAS X TERLIBAT PROSTITUSI ONLINE][MIRIS, MAHASISWI INI JUAL DIRI DEMI 200 JUTA][TIDAK PATUT DITIRU! INTIP PROFIL TERDUGA KASUS PROSTITUSI ONLINE]Nayla tidak mengerti lagi dengan apa yang terjadi, kesedihannya belum hilang akibat rasa bersalah usai mengecewakan sang kakak. Kini muncul masalah baru yang semakin menabur garam di atas luka hati Nayla yang masih sangat basah. Beredar foto tangkapan layar mengenai profil yang sempat diunggahnya di situs mateforyou.com. Jagat maya heboh, para penghuninya sibuk mencela dan menjadi juri kehidupan untuk seseorang yang bahkan tidak mereka kenal dengan baik.Hujatan memenuhi kolom komentar setiap situs atau postingan yang memuat berita tentang dirinya. Ada yang mengingatkan dengan cara baik, ada pula yang menghujat Nayla habis-habisan dengan kata-kata yang tidak pantas didengar manusia. Sumpah serapah warganet menyerangnya ta
Nayla keluar ruangan rektornya dengan helaan napas berat, dia berjalan lemah sambil memegangi perutnya yang semakin hari semakin membuncit namun belum begitu terlihat karena ia selalu mengenakan pakaian longgar. Di tengah perjalanan, di sudut yang agak sepi tiba-tiba Geva menghadang langkah Nayla. Gadis itu kaget, ia langsung lanjut berjalan—mengabaikan kehadiran Geva namun tak dibiarkan saja oleh laki-laki itu.“Aku mau bicara,” kata laki-laki itu. Nayla tak memedulikannya sampai Geva mencekal lengan Nayla, cepat gadis itu menghempaskannya kasar.“Apa lagi? Sudah kubilang aku tidak ingin melihat wajahmu!” ketus Nayla sinis.“Kamu masih belum menggugurkan kandunganmu?”Demi Tuhan, Nayla ingin merebus manusia itu hidup-hidup. Dia menghalangi Nayla hanya untuk menanyakan masalah itu? kurang ajar sekali, dasar tidak punya hati.“Ini anakku, sampai mati aku tidak akan membiarkan satu orang pun melukainya.
"Ayo dong, mana suara tepuk tangannya? Kok sepi sekali, ini bukan pemakaman, kan?" ujar wanita itu lagi.Kali ini tepuk tangan menggema di setiap penjuru ruangan. Para wartawan bahkan sampai gagal fokus karena tindakansavageRatu barusan."Teman-teman wartawan, kalian jangan bingung, ya. Tadi itu kalian semua kena prank dari kakek Dermawan. Dia sengaja mengumumkan suamiku mau bertunangan dengan Caralyn untuk memberi kejutan pada kalian semua dan juga masyarakat di luar sana. Seperti yang sudah kalian lihat, Caralyn ini adalah gadis baik yang bisa menerima pasangan apa adanya. Usia tak menghalangi cinta mereka, Caralyn sudah mantap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama kakek Dermawan. Mari kita doakan semoga cinta mereka abadi selamanya, amin.""Aminnn," koor seluruh tamu yang datang sembari bertepuk tangan meriah."Woahh ... RATU ANAYASA, LO YANG TERBAIK!" teriak Surya di tempatnya sambil tepuk tangan keras-keras.
Seperti dugaan Rezan, kejanggalan sikap Dermawan pada akhirnya membawa prahara baru yang seharusnya tak pernah muncul dalam kehidupan rumah tangga pria itu. Caralyn, apa maksudnya semua ini? Kenapa pula tiba-tiba saja perempuan itu muncul di depannya. Lantas dikenalkan sebagai calon istri kedua Rezandra Mahadewa di depan seluruh tamu undangan yang hadir ke pesta ulang tahun Derma Group.Ratu bahkan sampai tak mengedip mendengar pengumuman itu. Rezan menatap nyalang kakeknya dengan rahang mengeras. Tidak pernah mereka duga, acara keluarga yang semula diprediksi akan berjalan dengan baik dan lancar justru berlangsung dengan penuh kejutan begini."Oh-My-God!Itu aki-aki t
Masih di hari yang sama pasca Rezan dan Ratu sukses bermesraan di kamar tanpa gangguan Reyandra, siangnya kediaman keluarga Dermawan kedatangan tamu yang cukup mengejutkan seisi rumah. Terutama Rezan dan Ratu, mereka tidak pernah menyangka momen mencengangkan ini akan menimpa mereka. Tak sedikit pun terbersit di kepala keduanya bahwa Dermawan kenal baik dengan kakek Caralyn. Ya, dokter cantik yang mendambakan suami Ratu itu ternyata cucu dari kenalan Dermawan. Seorang pengusaha perusahaan minyak bumi yang cukup terkenal di Timur Tengah sana.Kakek Caralyn sedang melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia, dia mendapat kabar bahwa kawan lamanya sedang tidak sehat makanya dia datang untuk menjenguk. Rezan tidak tahu kalau kakeknya sudah mengatur janji dengan kakek Caralyn sejak pria tua itu masih di rumah sakit. Pikiran buruk Rezan terhadap sang kakek kembali menggeliat. Meskipun berdasarkan keterangan Caralyn dia datang ke sana tanpa disengaja namun tetap saja terasa janggal bag
Ratu baru merasakan indahnya penerimaan setelah penolakan panjang yang Dermawan lakukan. Pasca hari itu, segala sesuatunya membaik tanpa ia sangka. Sikap Dermawan pada Ratu sangat baik, bahkan mereka sangat akrab belakangan ini. Ya, tidak terasa hampir satu bulan sudah Rezan dan keluarga kecilnya berada di Jakarta. Cuti yang semula dijadwalkan hanya dua pekan, terpaksa diperpanjang atas permintaan Ratu. Kebetulan Rezan belum pernah menggunakan jatah cutinya sama sekali sehingga ia bisa mengambil cuti panjang kali ini.Kondisi kakek Dermawan pun berangsur membaik, operasinya berjalan lancar dan dia sudah kembali ke rumah sejak pekan lalu setelah hampir sebulan penuh menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Selain menghabiskan waktu dengan keluarga suaminya, tak lupa Ratu pun meluangkan waktu untuk bertemu dengan Nayla, Geva, Genaya, dan Surya tentu saja. kurang lengkap rasanya kalau Ratu tidak bertemu dengan kawan gilanya, yang sekarang sudah agak sedikit waras. Masi
Ratu keluar dari ruang perawatan Dermawan dengan mata mengerjap beberapa kali. Perempuan itu tampak seperti orang bingung, Rezan yang sejak tadi harap-harap cemas lantas menghampiri sang istri. Dia menduga kakeknya kembali bicara yang tidak-tidak hingga membuat Ratu seperti itu."Kamu tidak apa-apa?" tanya Rezan cemas, dia sudah bertekad untuk kembali memboyong keluarganya ke New York. Negara ini memang sudah tidak cocok untuk keluarganya."Mas, aku mimpi enggak, sih?" tanya Ratu masih setengah sadar.Sontak kebingungan berpindah pada Rezan."Kakek berbicara hal yang buruk lagi padamu?"Ratu menggeleng sambil berujar, "Dia menerimaku, Mas."Ratu masih tidak percaya pada ucapannya sendiri. Rezan terkejut namun masih ingin menunggu kelanjutan cerita sang istri.Beberapa waktu lalu ..."Permisi Kek, ini aku,"
Rasanya seperti terkurung dalam ruangan yang menyatukan dua musuh bebuyutan. Keheningan yang tercipta terasa kian mencekam ketika hanya bunyi alat medis saja yang terdengar di sana. Sejak lima menit lalu Rezan diberi kesempatan untuk menghadap kakeknya lebih dulu. Tentu saja itu ide Sesilia, dalang di balik semua rencana konyol ini.Dermawan memperhatikan cucunya dari ranjang sambil berbaring. Rezan semakin tampan, tetap gagah dan berwibawa seperti biasanya. Tidak salah memang, darah Dermawan mengalir deras dalam diri Rezandra Mahadewa. Dia berhak menjadi pimpinan Derma Group, sayangnya pria itu tidak menyimpan ketertarikan pada dunia bisnis.Jauh di lubuk hati pria tua itu, dia sangat merindukan Rezan, ingin kembali akrab dan bercengkerama dengan hangat bersama sang cucu seperti dulu. Namun Rezan terlihat masih sangat marah padanya. Dia bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun sejak memasuki ruang rawat kakeknya.“Sampai kapan kamu akan mendiamkan kakek se
Perdebatan panjang sudah dilalui, menghasilkan satu keputusan yang tak pernah Rezan sangka akan ia ambil. Pria itu dan keluarga kecilnya sudah tiba di Indonesia. Disambut hangat oleh Sesilia, Nayla, dan keluarga yang lain. Setelah mendapat penyambutan yang cukup spesial di bandara, Sesilia tidak langsung mengajak Rezan dan Ratu ke rumah sakit. Berdasarkan penjelasan wanita itu, kakek Dermawan sudah berhasil melewati masa kritisnya. Jadi mereka bisa menjenguk kakek Dermawan nanti. Kediaman megah Dermawan, tempat itulah yang dituju oleh Rezan sekarang. Di sana dia disambut dengan senyuman dan pelukan hangat Restu—sang ayah. Orang tua itu tak henti menciumi pipi Reyandra, cucu yang selama ini hanya bisa dia lihat via panggilan video, akhirnya kini sudah bisa dipeluk langsung. “Kakek jangan cium-cium telus, Leyan geli tahuuu,” protes anak itu cemberut, tak ayal semua orang tertawa karenanya. “Kakek rindu kamu, Sayang, wajar dong kalau kakek cium pipi kamu kayak t
“Mas, tolong dengarkan aku dulu, kita harus pulang malam ini juga,” bujuk Ratu, berusaha meyakinkan suaminya tentang semua rencana yang sudah dia atur.“Kamu tidak bisa seperti ini, Ratu, aku tidak mau pulang ke Indonesia. Bagaimana dengan pekerjaanku di sini?” keras Rezan.Sebenarnya dia tidak begitu memikirkan pekerjaan, yang menjadi pertimbangan utama pria itu adalah perasaan sang istri saat menghadap keluarganya nanti atau lebih tepatnya ketika menghadap Dermawan. Lagi pula Rezan tidak yakin kalau Dermawan benar-benar kritis. Bisa saja berita sakitnya Dermawan adalah skenario yang disusun Sesilia dan kakeknya agar Rezan luluh dan mau pulang. Ingat, Dermawan adalah orang berkuasa yang bisa melakukan apa pun yang dia mau. Berkaca pada pengalaman itu, wajar kalau Rezan meragukan kondisi kakeknya saat ini.“Aku sudah menghubungi atasanmu perkara masalah cuti ini, hanya sebentar Mas. Lagi pula kepala medik juga mengizinkan kamu untuk
Keesokan harinya, Sesilia memasuki ruangan pribadi kakek Dermawan. Pria tua itu memang menjalani perawatan di rumah saja dengan cara memanggil dokter ahli ke rumahnya setiap tiga kali seminggu. Kondisi kesehatan Dermawan memang menurun drastis seperti yang dikabarkan Sesilia kemarin pada adiknya. Dia sangat ingin bertemu dengan cucu dan cicit terkasihnya yang kini tinggal jauh dari jangkauannya. Namun, masih sulit bagi pria tua itu untuk menerima Ratu. Baginya, perempuan itulah yang telah menghancurkan keharmonisan hubungannya dengan Rezan.“Bagaimana Sesilia, apa sudah ada jawaban dari adikmu?”“Dia masih belum menyerah, Kek, entahlah aku harus membujuknya sampai kapan agar dia mau pulang dan menjenguk Kakek.”“Mungkin Kakek harus mati dulu baru dia akan berkunjung ke sini. Kakek sudah tidak punya apa-apa, memangnya salah kalau Kakek ingin bertemu dengan cucu dan cicit kesayangan Kakek?”Sesilia mengela napas berat, ia