Mata Ratu membulat sempurna, bola matanya bergerak gelisah—tidak tenang dengan apa yang baru disampaikan pak Bandit. Dia menemui pria tua itu untuk menuntaskan semua masalah tentang hutang-hutang keluarganya. Ratu datang ke tempat pak Bandit dengan ditemani sang suami. Proses pelunasan sudah selesai dilakukan, semua hutang Ratu beserta bunga-bunganya dinyatakan lunas dan ia tak memiliki ikatan apa-apa lagi dengan pak Bandit. Awalnya Ratu lega mendengar hal itu namun pernyataan terakhir lelaki tua itu membuat Ratu berpikir keras.
“Apa maksudmu, kenapa Nayla memberimu uang 200 juta? Dari mana dia mendapatkannya? Kapan dia memberi uang itu padamu?” tanya Ratu beruntun dan tak sabaran.
“Sudah cukup lama, mungkin sebelum kamu dan laki-laki ini menikah. Dia mendatangiku sambil membawa uang 200 juta, waktu itu anak buahku memang sedang gencar-gencarnya menagihmu buka
“Anjing!” murka Brenda sambil melempar gelas yang dipegangnya ke arah meja yang terdapat foto Geva di atasnya.Nayla terus menangis di atas ranjang dengan Nicole yang setia memeluknya, gadis setengah bule itu pun ikut meneteskan air mata mendengar cerita sahabatnya.“Iblis emang si Geva, dia menolak bertanggung jawab atas kehamilan kamu, Nay? Dia menuduh kamu melakukan itu dengan orang lain? Wahhh, demi Tuhan gue pengen nyiram wajah sialannya dengan air keras!”Brenda sudah berbaikan dengan Nayla, tentu saja peran Nicole sangat besar dalam mendamaikan dua sahabat yang sempat berseteru sengit itu. Brenda menangis tersedu di awal pembicaraannya dengan Nayla ketika itu. Dia merasa jadi teman yang tidak berguna mendengar fakta memilukan yang harus ditanggung sahabatnya.Saat itu Brenda bersujud meminta maaf di depan Nayla atas semua ucapan yang sudah dia katakan. Kemarahan dan kekecewaan membuatnya lupa dan tidak mau tahu seperti apa l
PLAK!Tanpa ancang-ancang dan persiapan apa pun Ratu mendaratkan tamparan yang terlampau keras hingga membuat tubuh Nayla terjerembap jatuh.“Nay!” pekik kedua sahabatnya membantu Nayla.“Denayla ... kenapa .... arghh ... hiks hiks arghh ....”Bugh! Bugh! Bugh!Ratu memukul dadanya sendiri dengan keras sambil air matanya terus mengalir, tak lama kemudian tubuhnya pun ambruk. Sigap Rezan menangkapnya, memeluk sang istri yang seperti baru kehilangan separuh jiwa dan seluruh kekuatannya.“Hiks hiks ... kenapa Nay ... arghhh ... hiks hiks ... aku gagal Mas, aku gagal menjadi kakak yang baik untuknya hiks hiks arghhh.”Ratu terus memukul kepalanya sebagai bentuk kekecewaan terhadap dirinya sendiri.“Tenanglah Ratu, jangan begini.”Ratu menggeleng lemah, “Dia hamil Mas, adikku hamil di luar nikah. Laki-laki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab, hiks hiks. Apa yang
[MENGEJUTKAN! MAHASISWI GENIUS UNIVERSITAS X TERLIBAT PROSTITUSI ONLINE][MIRIS, MAHASISWI INI JUAL DIRI DEMI 200 JUTA][TIDAK PATUT DITIRU! INTIP PROFIL TERDUGA KASUS PROSTITUSI ONLINE]Nayla tidak mengerti lagi dengan apa yang terjadi, kesedihannya belum hilang akibat rasa bersalah usai mengecewakan sang kakak. Kini muncul masalah baru yang semakin menabur garam di atas luka hati Nayla yang masih sangat basah. Beredar foto tangkapan layar mengenai profil yang sempat diunggahnya di situs mateforyou.com. Jagat maya heboh, para penghuninya sibuk mencela dan menjadi juri kehidupan untuk seseorang yang bahkan tidak mereka kenal dengan baik.Hujatan memenuhi kolom komentar setiap situs atau postingan yang memuat berita tentang dirinya. Ada yang mengingatkan dengan cara baik, ada pula yang menghujat Nayla habis-habisan dengan kata-kata yang tidak pantas didengar manusia. Sumpah serapah warganet menyerangnya ta
Nayla keluar ruangan rektornya dengan helaan napas berat, dia berjalan lemah sambil memegangi perutnya yang semakin hari semakin membuncit namun belum begitu terlihat karena ia selalu mengenakan pakaian longgar. Di tengah perjalanan, di sudut yang agak sepi tiba-tiba Geva menghadang langkah Nayla. Gadis itu kaget, ia langsung lanjut berjalan—mengabaikan kehadiran Geva namun tak dibiarkan saja oleh laki-laki itu.“Aku mau bicara,” kata laki-laki itu. Nayla tak memedulikannya sampai Geva mencekal lengan Nayla, cepat gadis itu menghempaskannya kasar.“Apa lagi? Sudah kubilang aku tidak ingin melihat wajahmu!” ketus Nayla sinis.“Kamu masih belum menggugurkan kandunganmu?”Demi Tuhan, Nayla ingin merebus manusia itu hidup-hidup. Dia menghalangi Nayla hanya untuk menanyakan masalah itu? kurang ajar sekali, dasar tidak punya hati.“Ini anakku, sampai mati aku tidak akan membiarkan satu orang pun melukainya.
“Nayla sudah tidur?” Rezan menyoal saat Ratu keluar dari kamar lamanya yang kini dihuni oleh Nayla.Sejak mengetahui adik iparnya mengandung, Rezan memutuskan untuk memboyong Nayla tinggal bersamanya. Tidak ada yang perlu Rezan khawatirkan, hubungannya dengan Ratu sudah membaik, rumah tangga mereka normal, dan Ratu tidak pernah melakukan hal-hal gila yang tidak masuk akal seperti dulu.“Mm, dia baru tidur.”“Ikut saya!” ajak Rezan tidak memberi kesempatan sang istri untuk bertanya atau sekadar mengatakan kalimat lain.Mereka masuk ke kamar Rezan yang sudah menjadi kamar bersama tepatnya, Rezan membuka laptopnya lalu meminta Ratu duduk.“Ronald baru saja mengirimi saya pesan, katanya dia menemukan bukti kedekatan Nayla dengan seorang laki-laki. Saya sudah sempat membaca profilnya, laki-laki itu satu kampus dengan Nayla dan pernah menjadi pembimbingnya juga dalam mengerjakan tugas ilmiah.”Raut w
Percakapan dengan Ratu semalam menyisakan tanda tanya besar di benak Rezan, dia merasa istrinya menyembunyikan sesuatu. Rahasia besar yang menjadi ancaman mengerikan untuknya sehingga Ratu terlihat ketakutan seperti itu. jika dipikir-pikir, memang cukup sering Ratu membahas tentang perpisahan dan perceraian. Bahkan sejak awal masa pernikahan mereka, obrolan itu pasti selalu Ratu angkat. Jika dulu Rezan tidak mau menggubrisnya, sekarang masalah itu menjadi itu penting yang harus Rezan tuntaskan.Ia benci hidup dalam ketidaktahuan, semakin banyak teka-teki yang harus ia pecahkan. Konsentrasinya terbagi, antara menangani kasus penculikan, kasus Nayla, dan kini ditambah kasus Ratu yang masih dipenuhi misteri. Pria itu sedang duduk di ruang kerjanya ketika jam istirahat, terdengar pintu diketuk, Rezan mempersilakan tamunya masuk. Orang yang sejak tadi ditunggu akhirnya datang.“Info
“Lo yakin kita enggak salah sasaran, Tu?” cemas Surya berupaya mengimbangi langkah kawannya yang sangat cepat.“Gue yakin 100% bahwa memang dia orangnya, Ya. Si berengsek yang udah bikin hidup adik gue hancur.”“Tapi ini tindak kriminal, Tu, kita bisa kena masalah kalau bertindak semena-mena sama dia.”“Sejak kapan lo patuh sama hukum, Ya? Kalau emang lo enggak mau bantu gue, lo boleh pulang sekarang.”Ratu menaiki anak tangga dengan cepat, bangunan yang dia kunjungi sekarang adalah bangunan kosong yang pembangunannya belum selesai. Ada urusan yang harus ia selesaikan di sana, wanita itu sama sekali tidak memberitahu suami atau adiknya tentang rencana ini. Hati yang diliputi amarah membuat otak Ratu memutuskan sesuatu yang cukup membahayakan nyawanya dan orang lain.Akhirnya kedua sahabat itu tiba di lantai tertinggi, di sana dia melihat beberapa orang suruhannya sedang melingkup satu laki-laki yang s
“Nayla minggir, aku harus membunuhnya!”Nayla menoleh dengan mata bersimbah air kesedihan, kedua tangannya masih memeluk Geva erat. Melindungi laki-laki itu dari amukan Ratu yang membabi buta.“Aku tidak akan membiarkan kakak melakukan itu, jika kakak ingin membunuh laki-laki ini. Langkahi dulu mayatku baru kakak boleh membunuhnya.”“Nayla!” sentak Ratu, dia menyugar rambut terikatnya frustrasi. Ketika membalikkan tubuh ke belakang ternyata Nayla tidak datang ke sana sendiri, ada Rezan juga yang sedang menatap datar pada istrinya.Rupanya saat Ratu menginterogasi Geva sambil menyiksa anak itu, Surya mengirim pesan pada Rezan untuk segera datang ke sana dan menghentikan aksi gila Ratu. Surya tidak ingin sahabatnya menjadi pembunuh oleh karena itu dia terpaksa mengkhianati Ratu d
"Ayo dong, mana suara tepuk tangannya? Kok sepi sekali, ini bukan pemakaman, kan?" ujar wanita itu lagi.Kali ini tepuk tangan menggema di setiap penjuru ruangan. Para wartawan bahkan sampai gagal fokus karena tindakansavageRatu barusan."Teman-teman wartawan, kalian jangan bingung, ya. Tadi itu kalian semua kena prank dari kakek Dermawan. Dia sengaja mengumumkan suamiku mau bertunangan dengan Caralyn untuk memberi kejutan pada kalian semua dan juga masyarakat di luar sana. Seperti yang sudah kalian lihat, Caralyn ini adalah gadis baik yang bisa menerima pasangan apa adanya. Usia tak menghalangi cinta mereka, Caralyn sudah mantap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama kakek Dermawan. Mari kita doakan semoga cinta mereka abadi selamanya, amin.""Aminnn," koor seluruh tamu yang datang sembari bertepuk tangan meriah."Woahh ... RATU ANAYASA, LO YANG TERBAIK!" teriak Surya di tempatnya sambil tepuk tangan keras-keras.
Seperti dugaan Rezan, kejanggalan sikap Dermawan pada akhirnya membawa prahara baru yang seharusnya tak pernah muncul dalam kehidupan rumah tangga pria itu. Caralyn, apa maksudnya semua ini? Kenapa pula tiba-tiba saja perempuan itu muncul di depannya. Lantas dikenalkan sebagai calon istri kedua Rezandra Mahadewa di depan seluruh tamu undangan yang hadir ke pesta ulang tahun Derma Group.Ratu bahkan sampai tak mengedip mendengar pengumuman itu. Rezan menatap nyalang kakeknya dengan rahang mengeras. Tidak pernah mereka duga, acara keluarga yang semula diprediksi akan berjalan dengan baik dan lancar justru berlangsung dengan penuh kejutan begini."Oh-My-God!Itu aki-aki t
Masih di hari yang sama pasca Rezan dan Ratu sukses bermesraan di kamar tanpa gangguan Reyandra, siangnya kediaman keluarga Dermawan kedatangan tamu yang cukup mengejutkan seisi rumah. Terutama Rezan dan Ratu, mereka tidak pernah menyangka momen mencengangkan ini akan menimpa mereka. Tak sedikit pun terbersit di kepala keduanya bahwa Dermawan kenal baik dengan kakek Caralyn. Ya, dokter cantik yang mendambakan suami Ratu itu ternyata cucu dari kenalan Dermawan. Seorang pengusaha perusahaan minyak bumi yang cukup terkenal di Timur Tengah sana.Kakek Caralyn sedang melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia, dia mendapat kabar bahwa kawan lamanya sedang tidak sehat makanya dia datang untuk menjenguk. Rezan tidak tahu kalau kakeknya sudah mengatur janji dengan kakek Caralyn sejak pria tua itu masih di rumah sakit. Pikiran buruk Rezan terhadap sang kakek kembali menggeliat. Meskipun berdasarkan keterangan Caralyn dia datang ke sana tanpa disengaja namun tetap saja terasa janggal bag
Ratu baru merasakan indahnya penerimaan setelah penolakan panjang yang Dermawan lakukan. Pasca hari itu, segala sesuatunya membaik tanpa ia sangka. Sikap Dermawan pada Ratu sangat baik, bahkan mereka sangat akrab belakangan ini. Ya, tidak terasa hampir satu bulan sudah Rezan dan keluarga kecilnya berada di Jakarta. Cuti yang semula dijadwalkan hanya dua pekan, terpaksa diperpanjang atas permintaan Ratu. Kebetulan Rezan belum pernah menggunakan jatah cutinya sama sekali sehingga ia bisa mengambil cuti panjang kali ini.Kondisi kakek Dermawan pun berangsur membaik, operasinya berjalan lancar dan dia sudah kembali ke rumah sejak pekan lalu setelah hampir sebulan penuh menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Selain menghabiskan waktu dengan keluarga suaminya, tak lupa Ratu pun meluangkan waktu untuk bertemu dengan Nayla, Geva, Genaya, dan Surya tentu saja. kurang lengkap rasanya kalau Ratu tidak bertemu dengan kawan gilanya, yang sekarang sudah agak sedikit waras. Masi
Ratu keluar dari ruang perawatan Dermawan dengan mata mengerjap beberapa kali. Perempuan itu tampak seperti orang bingung, Rezan yang sejak tadi harap-harap cemas lantas menghampiri sang istri. Dia menduga kakeknya kembali bicara yang tidak-tidak hingga membuat Ratu seperti itu."Kamu tidak apa-apa?" tanya Rezan cemas, dia sudah bertekad untuk kembali memboyong keluarganya ke New York. Negara ini memang sudah tidak cocok untuk keluarganya."Mas, aku mimpi enggak, sih?" tanya Ratu masih setengah sadar.Sontak kebingungan berpindah pada Rezan."Kakek berbicara hal yang buruk lagi padamu?"Ratu menggeleng sambil berujar, "Dia menerimaku, Mas."Ratu masih tidak percaya pada ucapannya sendiri. Rezan terkejut namun masih ingin menunggu kelanjutan cerita sang istri.Beberapa waktu lalu ..."Permisi Kek, ini aku,"
Rasanya seperti terkurung dalam ruangan yang menyatukan dua musuh bebuyutan. Keheningan yang tercipta terasa kian mencekam ketika hanya bunyi alat medis saja yang terdengar di sana. Sejak lima menit lalu Rezan diberi kesempatan untuk menghadap kakeknya lebih dulu. Tentu saja itu ide Sesilia, dalang di balik semua rencana konyol ini.Dermawan memperhatikan cucunya dari ranjang sambil berbaring. Rezan semakin tampan, tetap gagah dan berwibawa seperti biasanya. Tidak salah memang, darah Dermawan mengalir deras dalam diri Rezandra Mahadewa. Dia berhak menjadi pimpinan Derma Group, sayangnya pria itu tidak menyimpan ketertarikan pada dunia bisnis.Jauh di lubuk hati pria tua itu, dia sangat merindukan Rezan, ingin kembali akrab dan bercengkerama dengan hangat bersama sang cucu seperti dulu. Namun Rezan terlihat masih sangat marah padanya. Dia bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun sejak memasuki ruang rawat kakeknya.“Sampai kapan kamu akan mendiamkan kakek se
Perdebatan panjang sudah dilalui, menghasilkan satu keputusan yang tak pernah Rezan sangka akan ia ambil. Pria itu dan keluarga kecilnya sudah tiba di Indonesia. Disambut hangat oleh Sesilia, Nayla, dan keluarga yang lain. Setelah mendapat penyambutan yang cukup spesial di bandara, Sesilia tidak langsung mengajak Rezan dan Ratu ke rumah sakit. Berdasarkan penjelasan wanita itu, kakek Dermawan sudah berhasil melewati masa kritisnya. Jadi mereka bisa menjenguk kakek Dermawan nanti. Kediaman megah Dermawan, tempat itulah yang dituju oleh Rezan sekarang. Di sana dia disambut dengan senyuman dan pelukan hangat Restu—sang ayah. Orang tua itu tak henti menciumi pipi Reyandra, cucu yang selama ini hanya bisa dia lihat via panggilan video, akhirnya kini sudah bisa dipeluk langsung. “Kakek jangan cium-cium telus, Leyan geli tahuuu,” protes anak itu cemberut, tak ayal semua orang tertawa karenanya. “Kakek rindu kamu, Sayang, wajar dong kalau kakek cium pipi kamu kayak t
“Mas, tolong dengarkan aku dulu, kita harus pulang malam ini juga,” bujuk Ratu, berusaha meyakinkan suaminya tentang semua rencana yang sudah dia atur.“Kamu tidak bisa seperti ini, Ratu, aku tidak mau pulang ke Indonesia. Bagaimana dengan pekerjaanku di sini?” keras Rezan.Sebenarnya dia tidak begitu memikirkan pekerjaan, yang menjadi pertimbangan utama pria itu adalah perasaan sang istri saat menghadap keluarganya nanti atau lebih tepatnya ketika menghadap Dermawan. Lagi pula Rezan tidak yakin kalau Dermawan benar-benar kritis. Bisa saja berita sakitnya Dermawan adalah skenario yang disusun Sesilia dan kakeknya agar Rezan luluh dan mau pulang. Ingat, Dermawan adalah orang berkuasa yang bisa melakukan apa pun yang dia mau. Berkaca pada pengalaman itu, wajar kalau Rezan meragukan kondisi kakeknya saat ini.“Aku sudah menghubungi atasanmu perkara masalah cuti ini, hanya sebentar Mas. Lagi pula kepala medik juga mengizinkan kamu untuk
Keesokan harinya, Sesilia memasuki ruangan pribadi kakek Dermawan. Pria tua itu memang menjalani perawatan di rumah saja dengan cara memanggil dokter ahli ke rumahnya setiap tiga kali seminggu. Kondisi kesehatan Dermawan memang menurun drastis seperti yang dikabarkan Sesilia kemarin pada adiknya. Dia sangat ingin bertemu dengan cucu dan cicit terkasihnya yang kini tinggal jauh dari jangkauannya. Namun, masih sulit bagi pria tua itu untuk menerima Ratu. Baginya, perempuan itulah yang telah menghancurkan keharmonisan hubungannya dengan Rezan.“Bagaimana Sesilia, apa sudah ada jawaban dari adikmu?”“Dia masih belum menyerah, Kek, entahlah aku harus membujuknya sampai kapan agar dia mau pulang dan menjenguk Kakek.”“Mungkin Kakek harus mati dulu baru dia akan berkunjung ke sini. Kakek sudah tidak punya apa-apa, memangnya salah kalau Kakek ingin bertemu dengan cucu dan cicit kesayangan Kakek?”Sesilia mengela napas berat, ia