Wajah orang-orang itu langsung berubah keruh. Apakah dua lelaki ini mencari mati? Dari jumlah orang saja mereka sudah menang banyak!Sikap Toby yang tenang membuat emosi mereka semua melonjak naik. Mereka bersumpah akan memberikan Toby pelajaran. Satu per satu dari mereka mengayunkan tongkat di tangannya dengan kompak. Bahkan ada yang memegang botol kaca untuk dilemparkan ke arah TobyPemandangan tersebut membuat para teman-temannya pemuda mata keranjang itu tampak terkejut dan tidak mengerti dengan situasi saat ini. Kenapa mereka ribut? Pasti ada yang salah di dalam sini.Toby memandangi orang-orang di depannya dengan dingin dan tajam. Gerakannya terlihat sangat gesit sekali. Para perempuan yang ada di bar terlihat menahan napas ketika menyaksikan Toby. Mau tidak mau perhatian mereka tertuju pada lelaki itu.Sedangkan Toby sendiri justru terlihat biasa saja. Tidak butuh waktu yang lama baginya untuk membuat orang-orang itu tersungkur semua di lantai. Sedangkan pemuda kaya dan hidung b
Toby tertawa dan berkata, “Maaf, aku nggak perlu uang ini. Aku mau barang yang lainnya.”“Barang apa itu?”“Selama kamu mau jadi anak buah aku dan melindungiku, aku akan memberikan kamu semuanya,” kata pemuda itu.“Nggak perlu, aku hanya mau barang yang ada di leher kamu itu saja,” kata Toby.William melirik ke arah pemuda itu dan menatap pemuda tersebut dengan sorot sinis. Dia merasa pemuda itu terlalu banyak berkhayal. Orang yang tahu identitas Toby tidak akan berani mengatakan kalimat seperti itu.“Kalau nggak mau jadi anak buahku ya sudah!” balas pemuda itu dengan nada ketus.Toby hanya bisa tertawa karena tidak menyangka pemuda itu sedikit sulit dihadapi juga. Akan tetapi, lelaki itu masih memiliki cara yang lainnya karena dia sudah mempersiapkan semuanya.“Ok, kamu sendiri yang bilang. Kalau begitu aku akan menyampaikan apa yang ada dipikiranku,” ujar Toby.“Aku nggak peduli dan nggak mau dengar. Aku hanya mau jadi bodyguard aku.”Semua orang yang mendengar mau tidak mau merasa i
Orang-orang yang mendengar pertanyaan Toby tadi langsung tersenyum bengis dan berkata, “Berikan uang yang ada sama kamu!”Ucapan orang tersebut membuat Toby mendengus pelan. Dia pikir ada masalah apa, ternyata masalah uang. Kalau begitu maka dia akan memberikannya pada mereka. Lelaki itu membuang uang yang tadi diberikan secara paksa padanya pada orang-orang di depannya.Sikap Toby membuat semua orang yang ada di sana melongo tidak percaya. Satu per satu dari mereka tidak menyangka ternyata Toby begitu mudah menyerahkan uang tersebut. Detik berikutnya mereka semua yakin pasti saat ini Toby sedang ketakutan. Tidak ada yang merasa bahwa Toby memberikan uang tersebut karena lelaki itu sama sekali tidak membutuhkannya.Salah satu dari orang yang ada di dalam kelompok itu berkata dengan suara pelan, “Bos, aku rasa orang ini nggak menghargai uang, sepertinya dia orang kaya raya. Gimana kalau kita serang dia saja?”Saat orang yang dipanggil “Bos” tersebut mendengar ucapan temannya, dia berpik
Kalau bukan mereka yang menyaksikannya sendiri secara langsung, bisa dipastikan tidak ada satu pun dari mereka yang mempercayainya.Untuk sesaat tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mencerna keadaan yang dialami sekarang. William mulai bersorak memberi semangat pada Toby karena dia percaya Toby pasti bisa membuat orang-orang itu tumbang tidak tersisa.Orang-orang yang sudah melihat kehebatan Toby tadi tampak panik dan gusar. Apa yang terjadi sekarang sepertinya cukup berbeda dengan yang dibayangkan sebelumnya. Mereka menatap Toby dengan sorot aneh dan juga bingung.“Hei, jangan terlalu sombong! Kamu nggak akan bisa menang!” kata orang-orang itu yang mencoba menggertak Toby.Dengan nada meremehkan Toby berkata, “Kalau mau melawanku seharusnya kalian berkaca dulu apakah kalian pantas atau nggak.”Orang-orang itu menahan napas karena mendadak merasa yakin akan menang. Mereka bersumpah untuk tidak melepaskan Toby begitu saja. Salah satu anak buah yang ada dalam kelompok itu mengancam,
“Oh, benarkah? Bagus kalau begitu,” kata Toby merespons ucapan orang tersebut. Mereka semua tercenung ketika mendengar jawaban lelaki itu. Semua orang terlihat terkejut dan tidak mempercayainya.Mereka tidak menyangka ternyata Toby sangat sombong sekali. Di saat seperti ini dia masih terlihat tidak takut. Orang-orang itu mulai sibuk berbisik-bisik dan berkata, “Sepertinya dia kenal dengan Pak Matthias, kalau nggak dia nggak mungkin bisa terlihat nggak takut sama sekali.”“Hahaha, nggak mau berkaca dulu dan sadar diri. Penampilan dia yang seperti itu nggak mungkin bisa kenal dengan Pak Matthias,” kata ketua mereka dengan raut aneh. Anak buahnya yang lain hanya mengangguk dan tidak menepis ucapan ketuanya.Toby melirik jarum jam dan merasa sudah tidak sabar lagi. Dengan cepat dia berkata, “Sudah belum? Kenapa kakakmu masih belum datang? Kalau masih nggak datang aku sudah mau pergi.”“Cih! Kamu orang yang paling nggak takut mati yang selama ini pernah kutemui. Kakakku sudah datang, mari k
Namun dia bisa pastikan kalau Toby bukan sembarang orang. Lelaki itu melirik Toby dengan sinis sambil bersumpah dalam hati bahwa dia akan memberikan Toby pelajaran.Pemuda bertubuh kekar itu menatap Toby dengan dingin dan berkata, “Aku nggak bisa mengabaikan kamu yang sudah mengusik adikku.”Toby diam tidak bersuara, sedangkan pemuda itu juga tidak berbasa-basi lagi dan menunggu lebih lama. Dia langsung menyerang Toby dengan kekuatan penuh. Bahkan gerakan lelaki itu nyaris membuat orang lain tidak bisa menghindarinya.Pukulannya mengenai tubuh Toby dan detik selanjutnya Toby justru berkata, “Hei, sepertinya kamu benar-benar nggak tahu kehebatanku yang sebenarnya. Kalau begitu, sebaiknya jangan cari masalah.”Orang-orang yang ada di sana dan mendengar kalimat tersebut tampak sangat terkejut dan tidak mempercayainya. Kalau bukan karena mereka melihatnya sendiri, kemungkinan mereka tidak akan percaya. Kemampuan Toby jauh dari apa yang mereka pikirkan.Awalnya mereka pikir kemampuan lelaki
Lelaki itu memasang ekspresi tersenyum bengis sambil memandangi Toby. Perasaannya sangat gusar karena tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang. Ternyata lawannya ini sangat hebat sekali. Kalau bukan karena dia yang menyaksikannya secara langsung, dia tidak akan mengetahui apa yang sedang terjadi.Yang dia ketahui dengan pasti adalah jika tadi Toby mengerahkan semua kemampuannya secara penuh, maka dia akan mati. Lelaki itu tidak menyangka kalau Toby ternyata tidak membunuhnya secara langsung. Hal tersebut cukup membuatnya terkejut dan tidak percaya.“Hebat sekali,” puji lelaki itu sambil menahan napas.Kalau dia tidak merasakan tendangan Toby tadi, dia mungkin akan berpikir bahwa kemampuan Toby tidak seberapa. Sekarang dia sudah mengetahui kalau dari tadi Toby hanya bermain-main saja dengannya. Pemikiran tersebut membuat lelaki kekar tadi memutuskan untuk melaporkannya pada Matthias.Sekarang dia hanya bisa menghubungi Boldman dulu dan meminta lelaki itu untuk membantunya membereskan
Saat Boldman tahu orang yang dimaksud adalah Toby, dia menahan napasnya tanpa sadar. Bagai tersambar petir di siang bolong ketika melihat sosok Toby. Dia tidak menyangka orangnya sendiri bisa-bisanya mencari perkara dengan Pak Toby.“Kamu yang seharusnya nggak punya mata!” sahut Boldman dengan dingin.Lelaki kekar tersebut tampak kebingungan. Sebenarnya siapa yang telah mengusik siapa? Kenapa Boldman bisa tiba-tiba marah besar dengannya? Lelaki itu menggaruk kepalanya tidak mengerti.“Dia adalah Pak Toby, temannya Pak Matthias. Bisa-bisanya kamu bilang dia nggak punya mata?! Kamu bosan hidup?!” kata Boldman dengan lantang. Jelas sekali kalau dia ingin memutuskan hubungan dengan lelaki kekar itu saat ini.Saat lelaki kekar tadi menyadari apa yang sedang terjadi sekarang, dia hanya bisa menarik napas dalam-dalam dan sulit mempercayainya.“Hah?” Lelaki kekar tadi tercengang. Sampai detik ini dia masih enggan mempercayai apa yang terjadi. Kalau dia tahu kehebatan Toby yang sebenarnya, dia
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro