Toby dan William hanya bisa melongo diam melihat pemandangan itu. Ternyata para kumpulan orang-orang itu rela melakukan apa pun untuk bisa dekat dengan orang kaya.“Bos, kita mau ke sana sekarang?” tanya William pada Toby.“Nggak perlu buru-buru,” jawab Toby sambil menggelengkan kepalanya.Toby tidak buru-buru beraksi karena masih tidak terlambat kalau dia menunggu beberapa saat lagi baru bergerak. Lelaki itu mau melihat apakah lelaki mata keranjang ini akan dibodoh-bodohi oleh para teman-temannya atau tidak.Kalau sekarang mereka mendekatinya begitu saja, maka pasti akan dianggap sebagai musuh. Oleh karena itu, Toby merasa dirinya harus mencari waktu yang pas untuk beraksi. Selain itu, Toby juga sedang memperhatikan di mana lelaki itu menyimpan kuncinya. Jika Toby tidak salah menebak, maka seharusnya kunci itu dikalungkan di leher lelaki itu.Sesungguhnya dia cukup terkejut dan tidak mempercayainya jika tidak melihatnya sendiri secara langsung. Toby pikir lelaki itu akan menyimpannya
Ketika orang-orang tersebut telah pergi, William tertawa miring dan berkata, “Orang-orang itu licik sekali. Bisa-bisanya pakai cara seperti itu, aku nggak tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan.”“Ini normal sekali. Gimana pun lelaki itu seorang pengidap autis, orang yang picik pasti akan berusaha memeras uangnya. Sudah, sekarang kamu jangan banyak bicara lagi dan ikut denganku. Kita rusak rencana mereka,” ujar Toby.Akhirnya mereka mendapatkan kesempatan yang pas. Toby tidak peduli bahwa apa yang mereka lakukan telah menggagalkan kesempatan mendapatkan uang dari teman-teman pemuda itu. Kedatangannya untuk mendapatkan pecahan kunci Spectra, kalau orang-orang itu mengerti maka seharusnya jangan menghalangi mereka.William tersenyum sinis karena tidak menyangka Toby memiliki pemikiran yang seperti ini. Dia cukup terkejut dan tidak mempercayainya. Dengan penuh rasa kagum dia berkata, “Bos memang paling hebat. Cara seperti ini juga bisa terpikirkan.”Toby mengibaskan tangannya karena bag
Wajah orang-orang itu langsung berubah keruh. Apakah dua lelaki ini mencari mati? Dari jumlah orang saja mereka sudah menang banyak!Sikap Toby yang tenang membuat emosi mereka semua melonjak naik. Mereka bersumpah akan memberikan Toby pelajaran. Satu per satu dari mereka mengayunkan tongkat di tangannya dengan kompak. Bahkan ada yang memegang botol kaca untuk dilemparkan ke arah TobyPemandangan tersebut membuat para teman-temannya pemuda mata keranjang itu tampak terkejut dan tidak mengerti dengan situasi saat ini. Kenapa mereka ribut? Pasti ada yang salah di dalam sini.Toby memandangi orang-orang di depannya dengan dingin dan tajam. Gerakannya terlihat sangat gesit sekali. Para perempuan yang ada di bar terlihat menahan napas ketika menyaksikan Toby. Mau tidak mau perhatian mereka tertuju pada lelaki itu.Sedangkan Toby sendiri justru terlihat biasa saja. Tidak butuh waktu yang lama baginya untuk membuat orang-orang itu tersungkur semua di lantai. Sedangkan pemuda kaya dan hidung b
Toby tertawa dan berkata, “Maaf, aku nggak perlu uang ini. Aku mau barang yang lainnya.”“Barang apa itu?”“Selama kamu mau jadi anak buah aku dan melindungiku, aku akan memberikan kamu semuanya,” kata pemuda itu.“Nggak perlu, aku hanya mau barang yang ada di leher kamu itu saja,” kata Toby.William melirik ke arah pemuda itu dan menatap pemuda tersebut dengan sorot sinis. Dia merasa pemuda itu terlalu banyak berkhayal. Orang yang tahu identitas Toby tidak akan berani mengatakan kalimat seperti itu.“Kalau nggak mau jadi anak buahku ya sudah!” balas pemuda itu dengan nada ketus.Toby hanya bisa tertawa karena tidak menyangka pemuda itu sedikit sulit dihadapi juga. Akan tetapi, lelaki itu masih memiliki cara yang lainnya karena dia sudah mempersiapkan semuanya.“Ok, kamu sendiri yang bilang. Kalau begitu aku akan menyampaikan apa yang ada dipikiranku,” ujar Toby.“Aku nggak peduli dan nggak mau dengar. Aku hanya mau jadi bodyguard aku.”Semua orang yang mendengar mau tidak mau merasa i
Orang-orang yang mendengar pertanyaan Toby tadi langsung tersenyum bengis dan berkata, “Berikan uang yang ada sama kamu!”Ucapan orang tersebut membuat Toby mendengus pelan. Dia pikir ada masalah apa, ternyata masalah uang. Kalau begitu maka dia akan memberikannya pada mereka. Lelaki itu membuang uang yang tadi diberikan secara paksa padanya pada orang-orang di depannya.Sikap Toby membuat semua orang yang ada di sana melongo tidak percaya. Satu per satu dari mereka tidak menyangka ternyata Toby begitu mudah menyerahkan uang tersebut. Detik berikutnya mereka semua yakin pasti saat ini Toby sedang ketakutan. Tidak ada yang merasa bahwa Toby memberikan uang tersebut karena lelaki itu sama sekali tidak membutuhkannya.Salah satu dari orang yang ada di dalam kelompok itu berkata dengan suara pelan, “Bos, aku rasa orang ini nggak menghargai uang, sepertinya dia orang kaya raya. Gimana kalau kita serang dia saja?”Saat orang yang dipanggil “Bos” tersebut mendengar ucapan temannya, dia berpik
Kalau bukan mereka yang menyaksikannya sendiri secara langsung, bisa dipastikan tidak ada satu pun dari mereka yang mempercayainya.Untuk sesaat tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mencerna keadaan yang dialami sekarang. William mulai bersorak memberi semangat pada Toby karena dia percaya Toby pasti bisa membuat orang-orang itu tumbang tidak tersisa.Orang-orang yang sudah melihat kehebatan Toby tadi tampak panik dan gusar. Apa yang terjadi sekarang sepertinya cukup berbeda dengan yang dibayangkan sebelumnya. Mereka menatap Toby dengan sorot aneh dan juga bingung.“Hei, jangan terlalu sombong! Kamu nggak akan bisa menang!” kata orang-orang itu yang mencoba menggertak Toby.Dengan nada meremehkan Toby berkata, “Kalau mau melawanku seharusnya kalian berkaca dulu apakah kalian pantas atau nggak.”Orang-orang itu menahan napas karena mendadak merasa yakin akan menang. Mereka bersumpah untuk tidak melepaskan Toby begitu saja. Salah satu anak buah yang ada dalam kelompok itu mengancam,
“Oh, benarkah? Bagus kalau begitu,” kata Toby merespons ucapan orang tersebut. Mereka semua tercenung ketika mendengar jawaban lelaki itu. Semua orang terlihat terkejut dan tidak mempercayainya.Mereka tidak menyangka ternyata Toby sangat sombong sekali. Di saat seperti ini dia masih terlihat tidak takut. Orang-orang itu mulai sibuk berbisik-bisik dan berkata, “Sepertinya dia kenal dengan Pak Matthias, kalau nggak dia nggak mungkin bisa terlihat nggak takut sama sekali.”“Hahaha, nggak mau berkaca dulu dan sadar diri. Penampilan dia yang seperti itu nggak mungkin bisa kenal dengan Pak Matthias,” kata ketua mereka dengan raut aneh. Anak buahnya yang lain hanya mengangguk dan tidak menepis ucapan ketuanya.Toby melirik jarum jam dan merasa sudah tidak sabar lagi. Dengan cepat dia berkata, “Sudah belum? Kenapa kakakmu masih belum datang? Kalau masih nggak datang aku sudah mau pergi.”“Cih! Kamu orang yang paling nggak takut mati yang selama ini pernah kutemui. Kakakku sudah datang, mari k
Namun dia bisa pastikan kalau Toby bukan sembarang orang. Lelaki itu melirik Toby dengan sinis sambil bersumpah dalam hati bahwa dia akan memberikan Toby pelajaran.Pemuda bertubuh kekar itu menatap Toby dengan dingin dan berkata, “Aku nggak bisa mengabaikan kamu yang sudah mengusik adikku.”Toby diam tidak bersuara, sedangkan pemuda itu juga tidak berbasa-basi lagi dan menunggu lebih lama. Dia langsung menyerang Toby dengan kekuatan penuh. Bahkan gerakan lelaki itu nyaris membuat orang lain tidak bisa menghindarinya.Pukulannya mengenai tubuh Toby dan detik selanjutnya Toby justru berkata, “Hei, sepertinya kamu benar-benar nggak tahu kehebatanku yang sebenarnya. Kalau begitu, sebaiknya jangan cari masalah.”Orang-orang yang ada di sana dan mendengar kalimat tersebut tampak sangat terkejut dan tidak mempercayainya. Kalau bukan karena mereka melihatnya sendiri, kemungkinan mereka tidak akan percaya. Kemampuan Toby jauh dari apa yang mereka pikirkan.Awalnya mereka pikir kemampuan lelaki