Yulia masih tidak mengerti kenapa hal seperti ini bisa terjadi pada dirinya. Saat Toby tahu apa yang dipikirkan oleh perempuan itu, dia hanya tertawa dan berkata, “Nggak hanya kamu yang mengalami hal seperti ini, Tella juga mengalaminya. Tapi kamu dan dia nggak ada yang tertipu.”“Hah? Orang ini ternyata begitu menakutkan,” ujar Yulia yang merasa beruntung memilih untuk tidak mempedulikan lelaki berjas itu. Jika tidak, kemungkinan besar dirinya bisa mengalami bahaya yang sangat besar.Toby tertawa dan berkata, “Sebenarnya aku ingin mengatakan hal ini padamu, tapi ternyata kamu malah mengalaminya lebih dulu.”Mendengar ucapan tersebut, Yulia hanya menggaruk kepalanya saja. Toby membawa perempuan itu pulang dan memberitahu hal tersebut pada Tella dan yang lainnya. Saat mereka mendengarnya, semuanya tidak bisa menahan tawanya. Mereka tidak menyangka bahwa akan menjadi seperti ini.Hal ini benar-benar diluar ekspektasi mereka semua.Mau tidak mau perasaan mereka satu per satu menjadi sedik
Toby sendiri juga tidak tahu harus menghadapi Tella dengan cara seperti apa. Dia tidak menyangka ternyata perempuan itu begitu agresif dan membuatnya cukup terkejut. Untuk sesaat dirinya dibuat mati kutu dan tidak tahu harus berbuat apa.Toby memanggil William yang langsung dihampiri oleh lelaki itu. Saat dia melihat Toby, dengan polos dia mengira lelaki itu sedang terluka. Dengan cepat dia berkata, “Bos, Bos kenapa? Kemarin ketemu lawan yang hebat?”“Iya,” sahut Toby sambil memutar bola matanya. Dia juga tidak mau menjelaskan apa pun dan hanya bisa menganggukkan kepalanya.“Mau pakai obat, nggak?” tanya William.Toby mengibaskan tangannya dan menjawab, “Nggak perlu. Kamu sudah cari tahu tentang keberadaan pecahan kunci Spectra?”“Sudah, salah satunya ada di Larnwick. Tapi pecahan itu ada di tangan salah satu lelaki mata keranjang,” kata William. Dia melaporkan informasi yang selama beberapa hari ini dia cari pada Toby.Kening Toby berkerut ketika mendengar ucapan lelaki itu. “Ada keja
Toby dan William hanya bisa melongo diam melihat pemandangan itu. Ternyata para kumpulan orang-orang itu rela melakukan apa pun untuk bisa dekat dengan orang kaya.“Bos, kita mau ke sana sekarang?” tanya William pada Toby.“Nggak perlu buru-buru,” jawab Toby sambil menggelengkan kepalanya.Toby tidak buru-buru beraksi karena masih tidak terlambat kalau dia menunggu beberapa saat lagi baru bergerak. Lelaki itu mau melihat apakah lelaki mata keranjang ini akan dibodoh-bodohi oleh para teman-temannya atau tidak.Kalau sekarang mereka mendekatinya begitu saja, maka pasti akan dianggap sebagai musuh. Oleh karena itu, Toby merasa dirinya harus mencari waktu yang pas untuk beraksi. Selain itu, Toby juga sedang memperhatikan di mana lelaki itu menyimpan kuncinya. Jika Toby tidak salah menebak, maka seharusnya kunci itu dikalungkan di leher lelaki itu.Sesungguhnya dia cukup terkejut dan tidak mempercayainya jika tidak melihatnya sendiri secara langsung. Toby pikir lelaki itu akan menyimpannya
Ketika orang-orang tersebut telah pergi, William tertawa miring dan berkata, “Orang-orang itu licik sekali. Bisa-bisanya pakai cara seperti itu, aku nggak tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan.”“Ini normal sekali. Gimana pun lelaki itu seorang pengidap autis, orang yang picik pasti akan berusaha memeras uangnya. Sudah, sekarang kamu jangan banyak bicara lagi dan ikut denganku. Kita rusak rencana mereka,” ujar Toby.Akhirnya mereka mendapatkan kesempatan yang pas. Toby tidak peduli bahwa apa yang mereka lakukan telah menggagalkan kesempatan mendapatkan uang dari teman-teman pemuda itu. Kedatangannya untuk mendapatkan pecahan kunci Spectra, kalau orang-orang itu mengerti maka seharusnya jangan menghalangi mereka.William tersenyum sinis karena tidak menyangka Toby memiliki pemikiran yang seperti ini. Dia cukup terkejut dan tidak mempercayainya. Dengan penuh rasa kagum dia berkata, “Bos memang paling hebat. Cara seperti ini juga bisa terpikirkan.”Toby mengibaskan tangannya karena bag
Wajah orang-orang itu langsung berubah keruh. Apakah dua lelaki ini mencari mati? Dari jumlah orang saja mereka sudah menang banyak!Sikap Toby yang tenang membuat emosi mereka semua melonjak naik. Mereka bersumpah akan memberikan Toby pelajaran. Satu per satu dari mereka mengayunkan tongkat di tangannya dengan kompak. Bahkan ada yang memegang botol kaca untuk dilemparkan ke arah TobyPemandangan tersebut membuat para teman-temannya pemuda mata keranjang itu tampak terkejut dan tidak mengerti dengan situasi saat ini. Kenapa mereka ribut? Pasti ada yang salah di dalam sini.Toby memandangi orang-orang di depannya dengan dingin dan tajam. Gerakannya terlihat sangat gesit sekali. Para perempuan yang ada di bar terlihat menahan napas ketika menyaksikan Toby. Mau tidak mau perhatian mereka tertuju pada lelaki itu.Sedangkan Toby sendiri justru terlihat biasa saja. Tidak butuh waktu yang lama baginya untuk membuat orang-orang itu tersungkur semua di lantai. Sedangkan pemuda kaya dan hidung b
Toby tertawa dan berkata, “Maaf, aku nggak perlu uang ini. Aku mau barang yang lainnya.”“Barang apa itu?”“Selama kamu mau jadi anak buah aku dan melindungiku, aku akan memberikan kamu semuanya,” kata pemuda itu.“Nggak perlu, aku hanya mau barang yang ada di leher kamu itu saja,” kata Toby.William melirik ke arah pemuda itu dan menatap pemuda tersebut dengan sorot sinis. Dia merasa pemuda itu terlalu banyak berkhayal. Orang yang tahu identitas Toby tidak akan berani mengatakan kalimat seperti itu.“Kalau nggak mau jadi anak buahku ya sudah!” balas pemuda itu dengan nada ketus.Toby hanya bisa tertawa karena tidak menyangka pemuda itu sedikit sulit dihadapi juga. Akan tetapi, lelaki itu masih memiliki cara yang lainnya karena dia sudah mempersiapkan semuanya.“Ok, kamu sendiri yang bilang. Kalau begitu aku akan menyampaikan apa yang ada dipikiranku,” ujar Toby.“Aku nggak peduli dan nggak mau dengar. Aku hanya mau jadi bodyguard aku.”Semua orang yang mendengar mau tidak mau merasa i
Orang-orang yang mendengar pertanyaan Toby tadi langsung tersenyum bengis dan berkata, “Berikan uang yang ada sama kamu!”Ucapan orang tersebut membuat Toby mendengus pelan. Dia pikir ada masalah apa, ternyata masalah uang. Kalau begitu maka dia akan memberikannya pada mereka. Lelaki itu membuang uang yang tadi diberikan secara paksa padanya pada orang-orang di depannya.Sikap Toby membuat semua orang yang ada di sana melongo tidak percaya. Satu per satu dari mereka tidak menyangka ternyata Toby begitu mudah menyerahkan uang tersebut. Detik berikutnya mereka semua yakin pasti saat ini Toby sedang ketakutan. Tidak ada yang merasa bahwa Toby memberikan uang tersebut karena lelaki itu sama sekali tidak membutuhkannya.Salah satu dari orang yang ada di dalam kelompok itu berkata dengan suara pelan, “Bos, aku rasa orang ini nggak menghargai uang, sepertinya dia orang kaya raya. Gimana kalau kita serang dia saja?”Saat orang yang dipanggil “Bos” tersebut mendengar ucapan temannya, dia berpik
Kalau bukan mereka yang menyaksikannya sendiri secara langsung, bisa dipastikan tidak ada satu pun dari mereka yang mempercayainya.Untuk sesaat tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mencerna keadaan yang dialami sekarang. William mulai bersorak memberi semangat pada Toby karena dia percaya Toby pasti bisa membuat orang-orang itu tumbang tidak tersisa.Orang-orang yang sudah melihat kehebatan Toby tadi tampak panik dan gusar. Apa yang terjadi sekarang sepertinya cukup berbeda dengan yang dibayangkan sebelumnya. Mereka menatap Toby dengan sorot aneh dan juga bingung.“Hei, jangan terlalu sombong! Kamu nggak akan bisa menang!” kata orang-orang itu yang mencoba menggertak Toby.Dengan nada meremehkan Toby berkata, “Kalau mau melawanku seharusnya kalian berkaca dulu apakah kalian pantas atau nggak.”Orang-orang itu menahan napas karena mendadak merasa yakin akan menang. Mereka bersumpah untuk tidak melepaskan Toby begitu saja. Salah satu anak buah yang ada dalam kelompok itu mengancam,