Tella tidak tahu bahwa bahaya sedang menghampirinya. Saat ini, dia sedang minum dengan santai, mengabaikan semua yang terjadi di sekitarnya. Dia datang ke bar itu untuk bersantai.Pada saat ini, sekelompok pria berbadan besar yang mabuk sedang mengawasi Tella. Ini pertama kalinya orang-orang itu melihat wanita secantik Tella. Mereka langsung tertarik padanya.Orang-orang itu berjalan ke depan Tella. Tella tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa orang-orang ini pasti ingin melakukan sesuatu padanya.Dia melihat pria-pria itu dengan tatapan waspada dan berkata, “Kalian mau apa?”Pria-pria itu tersenyum jahat. Mereka mengira Tella sangat polos. Bagi mereka, ini adalah kesempatan yang bagus. Inilah yang mereka inginkan.Mereka menggosok tangan, berjalan mendekati Tella, dan berkata sambil tersenyum, “Jangan takut, kami tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi jangan khawatir. Kami nggak akan melakukan apa-apa padamu.”Pria-pria itu tersenyum kecil.Mendengar itu, Tella tersenyum merendahkan. Dia m
“Ini uang sebagai tanda terima kasihku. Terima kasih banyak,” ujar Tella, mengeluarkan sejumlah uang dan memberikannya pada pria berjas itu.Pria itu tercengang. Kalau dia tidak mengalaminya sendiri, dia tidak akan percaya semua ini nyata.Dia mengira wanita itu akan menciumnya, atau semacamnya. Tak disangka, wanita itu malah “mengusirnya” dengan uang.Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, Tella melambaikan tangan dan berpamit padanya. Tampaknya, wanita itu tidak ingin berlama di tempat ini.Ekspresi di wajah pria berjas itu menjadi masam. Hal ini sangat mengejutkannya. Dia sangat kesal, tapi tidak menunjukkannya. Dia mengikuti Tella dan berkata, “Kamu sudah minum banyak, bahaya kalau pulang sendiri. Aku saja yang mengantarmu.”“Nggak perlu. Aku bisa pulang sendiri.” Tella menggelengkan kepalanya.Pria berjas itu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau hal seperti tadi terjadi lagi? Kalau aku menemanimu, orang-orang itu pasti nggak akan berani datang.”Tella mengerutkan kening. Meskipu
Sesampainya di rumah, Tella memberi tahu Toby dan yang lainnya tentang kejadian tadi.Toby mengacungkan jempol kepada Tella. Matanya jeli juga, bisa melihat sandiwara itu. Kalau terjadi pada orang lain, mereka bisa jadi sudah tertipu.Namun, Toby pikir, ini semua pasti tidak sesederhana itu. Dia merasa pasti ada yang tidak beres. Dia juga tidak bisa bilang apa yang tidak beres, tapi dia yakin.Dia harus menghadapi hal ini dengan tenang. Kalau tidak, semuanya akan menjadi masalah besar. Dia tahu akan hal ini.Toby berkata kepada Tella dan yang lainnya, “Kalau kalian menghadapi situasi seperti itu lagi, kalian harus lebih berhati-hati.”Yeny tidak ada di sana. Toby pikir, dia akan memberi tahu wanita itu ketika wanita itu pulang, agar wanita itu bisa lebih waspada.Pada saat ini, pria berjas itu telah mengubah targetnya menjadi Yeny. Melihat betapa polosnya Yeny, dia tahu wanita itu pasti mudah ditipu.Memikirkan hal ini, pria berjas itu menggosok tangannya.Saat ini Yeny, sedang minum k
“Cantik, apa kamu benar-benar mau menolakku?” tanya pria berjas itu.Yeny mengangguk dan berkata, “Maaf, Pak. Aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi aku nggak akan pergi denganmu sekarang.”Dia merasa pria itu sangat menyebalkan. Dia ingin meninggalkan tempat ini, jadi dia segera mengambil tasnya dan bersiap pergi.Pria itu langsung agak panik melihat hal itu. Sebenarnya dia salah apa? Mengapa semua wanita cantik tidak mau melihatnya? Ini membuatnya tidak berdaya. Dia benar-benar tidak habis pikir.“Cantik, jangan begitu dong. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Aku ini orang baik. Aku hanya merasa kamu mirip dengan temanku, jadi aku ingin mengenalmu,” kata pria berjas itu sambil menggosokkan tangan.Yeny tidak percaya mendengarnya. Dia pikir, otak pria itu pasti sedang tidak berfungsi. Di saat seperti ini, pria itu masih saja berpikiran yang tidak-tidak. Bukannya ini namanya cari masalah?Namun, apa yang dia inginkan sangat sederhana. Dia tidak ingin berlama-lama lagi di sini. Dia pun ban
Mendengar itu, Yeny langsung menolak. Dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Pendekatan yang paksa seperti ini membuatnya ilfeel.“Maaf, aku nggak suka padamu. Apa kamu mengerti maksudku?” kata Yeny dengan tidak sabar.Dia sudah ilfeel dengan pria itu. Pria itu masih saja terus mengganggunya. Itu membuatnya sangat pusing.Pria itu mengerutkan bibirnya. Dia tidak menyangka dirinya akan begitu menyedihkan, bisa-bisanya gagal dua kali dalam mendekati wanita. Sampai sekarang, dia tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Dia pikir wanita itu pasti sengaja melakukannya.Dia berkata pada Yeny, “Oke, kamu yang memaksaku untuk melakukan ini.”Yeny memperlakukannya seperti seorang idiot dan langsung mengabaikannya.Pria berjas itu tidak menyangka Yeny akan begitu susah didekatkan. Namun, untungnya dia sudah ada persiapan sebelumnya. Sebelum datang, dia sudah memanggil segerombolan anak buah. Dengan anak buahnya di sisinya, apa dia masih tidak bisa menghadapi seorang wanita?Setelah Yeny kelua
Anak-anak buah itu menggertakkan gigi ketika mendengar perintah pria berjas itu. Pria itu sudah memerintah mereka, kalau mereka masih tidak bergerak, nyawa mereka akan melayang. Mereka semua tahu betapa kejamnya pria itu.Mereka tidak punya pilihan selain memaksakan diri dan mulai menyerang Yeny. Setiap serangan yang mereka keluarkan lebih ganas dari yang sebelumnya, sangat sulit dihindari.Yeny tetap tenang melihat hal ini. Namun, dia hanya punya dua tangan dan pihak mereka banyak sekali orangnya. Dia pun perlahan mulai kalah. Dia ingin berteriak meminta tolong, tetapi sudah terlambat.Tiba-tiba, dia melihat Toby. Dia sangat senang dan tanpa sadar langsung meminta bantuan dari pria itu.Ternyata, setelah menyadari Yeny tidak ada di rumah tadi, Toby sengaja datang ke kafe yang sering didatangi oleh Yeny. Ketika dia sampai di sana, Yeny malah tidak ada di sana. Dia langsung punya firasat buruk.Telinganya sangat tajam dan mendengar teriakan Yeny. Dia refleks langsung bergerak menuju tem
Para preman itu sangat marah mendengarnya. Kalau mereka tidak mendengarnya sendiri, mereka mungkin tidak akan percaya bahwa Toby benar-benar baru mengatakan itu. Mereka semua sampai curiga, apa mereka yang salah dengar?Orang normal mungkin akan segera melarikan diri sejauh mungkin ketika mendengar nama Spectra. Namun, yang mengejutkan mereka adalah, Toby tetap tenang setelah mendengar nama itu. Hal itu membuat mereka terkejut.Mereka semua tercengang. Mereka menarik napas dalam-dalam, menatap Toby dengan heran, dan berkata, “Siapa kamu? Mengapa kamu mencari masalah dengan kami?”Toby tersenyum dan berkata, “Aku Toby Mars.”Para preman itu langsung terkejut ketika mendengar nama yang disebutkan Toby. Mereka pernah mendengar nama Toby sebelumnya. Pria itu bermasalah dengan Spectra, sampai Dragon Queen saja takut mendengar namanya.Mereka belum pernah melihat wajah pria yang bernama Toby itu, hanya pernah mendengar namanya. Mereka sangat terkejut, menarik napas dalam-dalam dan berpikir,
“Sudah, jangan banyak bacot. Memangnya aku nggak tahu apa yang ada di pikiranmu? Kalian masih belum punya kemampuan untuk melawanku.”Mendengar perkataan Toby, pria berjas itu merasa seperti ingin meledak di tempat.Dia berkata pada preman-preman yang terbengong itu, “Kalian para idiot. Kenapa kalian masih bengong di sana? Cepat serang dia.”Para preman itu kebingungan. Apa salah mereka? Kenapa mereka bisa buat dua tokoh besar ini marah? Mereka sangat tidak berdaya dan tidak tahu harus berkata apa. Ekspresi di wajah mereka sangat canggung.Preman-preman itu menggertakkan gigi mereka dan mulai menyerang Toby. Tentu saja, Toby tidak akan membiarkan orang-orang itu begitu saja. Kalau orang itu mau bermain dengannya, maka dia akan meladeni mereka sampai mereka puas. Dia mulai menyerang orang-orang itu dan serangannya semakin lama semakin ganas.Para preman itu hampir tidak bisa menangkis pukulan Toby. Mereka tidak menyangka Toby begitu hebat. Ini membuat mereka sangat kaget. Mereka menggar