Toby tahu jelas. Ini adalah trik yang sering digunakan oleh Spectra. Dia tidak menyangka Spectra akan keterlaluan seperti ini. Bisa-bisanya mereka melakukan hal ini. Dia tidak akan menerima semua ini.Bagaimanapun juga, dia harus mencegahnya. Jangan sampai hal ini terjadi.“Jangan khawatir, Spectra yang membuat masalah ini. Aku yakin aku bisa menangani orang-orang mereka,” kata Toby dengan tenang.Wanita cantik itu memandang Toby dengan curiga. Jika dia tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, dia mungkin akan mengira pria itu sedang bercanda dengannya. Dia tahu jelas kedudukan dan pengaruh Spectra di Larnwick.Bisa-bisanya pria itu begitu yakin. Orang lain pasti akan panik.Dia tidak tahu dari mana datangnya keberanian pria itu.Pada saat ini, wanita cantik itu tersenyum, “Jangan bercanda denganku. Aku tahu cara main Spectra. Dengan kemampuanmu, kamu bukan tandingan mereka.”Dia pikir pria itu pasti sedang menghibur dirinya. Dia menghargai niat baik itu.Wanita itu ingin cepat-cep
Ada banyak preman yang sedang berdiri di pabrik kosong itu. Ketika melihat wanita cantik itu, mereka seperti sekawanan serigala yang melihat daging segar. Tatapan mereka sangat serakah dan penuh nafsu. Mereka tidak menyangka wanita ini ternyata begitu cantik.Jika tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, mereka sendiri juga tidak akan percaya.Mereka tertegun sejenak, menjilat sudut bibir mereka, dan tanpa sadar menatap wanita cantik itu.Wanita itu sangat jijik dan takut melihat tatapan berapi-api dari para preman tersebut.Blake datang menghampirinya, mengeluarkan sejumlah uang dan melemparkannya ke sopir taksi tadi dan berkata, “Pergilah.”Bukannya marah, sopir itu malah mengambil uang itu sambil tersenyum dan langsung pergi.“Oke, oke,” ujar sopir itu dengan sangat bersemangat. Dengan uang sebanyak ini, dia sudah menjadi kaya sekarang.Blake memandang sopir itu dengan jijik. Baginya, sopir itu terlalu norak. Dia tersenyum meremehkan dan tidak memedulikan sopir itu sama sekali.
Blake masih trauma menghadapi Toby. Dia terkejut dan tidak tahu harus berkata apa untuk waktu yang lama. Ini memang di luar perkiraannya.Dia melirik belasan preman yang ada di belakangnya. Dia juga tidak tahu apa orang-orang ini bisa melawan Toby.Dia sekarang seperti sedang berhalusinasi, seolah-olah dia dikelilingi oleh Toby sendirian.Para preman itu menggosokkan tangan mereka, tidak sabar untuk melawan Toby.Blake mengerutkan kening dan berkata, “Toby, mengapa kamu selalu mencari masalah denganku? Apa aku pernah mencari masalah padamu?”Dia sangat marah karena ini. Dia tidak menyangka Toby akan menghentikan semua rencananya di mana-mana.Toby tertawa mendengarnya. Di saat seperti ini, pria itu masih sangat naif.“Blake, kamu pikir aku nggak tahu apa-apa? Kamu terlalu naif,” Toby tersenyum dingin.Sudut mulut Blake sedikit berkedut. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk waktu yang lama. Dia masih terkejut dengan hal ini.Dia sangat pusing dan dia tidak tahu harus berbuat apa sekar
Suara dingin itu seolah meledak di telinga Blake. Blake punya firasat buruk. Dia menoleh dengan kaku, memaksakan senyum dan menatap Toby.Toby berkata dengan datar, “Blake, aku tahu kemampuanmu, tapi kalau kamu ingin meninggalkan tempat ini sekarang, nggak semudah itu. Kamu harus melewatiku.”Blake rasanya ingin mengumpat. Dia tidak tahu apa kesalahannya. Mengapa hidupnya sangat menyedihkan seperti ini?“Pak Toby, jangan bercanda denganku. Aku sama sekali bukan lawanmu.” Blake tersenyum datar.Toby menyipitkan matanya dan berkata, “Aku berubah pikiran sekarang. Kamu nggak boleh pergi.”Blake terkejut. Dia punya firasat buruk. Apa pria ini akan menyerangnya? Dia tidak bisa membayangkan dia akan dipukuli sampai seperti apa.Toby berkata dengan dingin, “Ini peringatan terakhir. Kalau masih ada lain kali, aku berjanji akan membiarkanmu mati tanpa dikubur.”Kaki Blake gemetaran mendengar perkataan itu. Dia terduduk di tanah. Dia tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa Toby tidak hanya menakut-n
Wanita cantik itu merasa pasti ada yang tidak beres dalam hal ini. Namun, dia juga tidak tahu apa yang tidak beres. Satu-satunya hal yang bisa dia katakan adalah orang yang membantunya ini jelas bukan orang biasa. Dia melihat Toby dengan aneh, ingin mendapatkan informasi dan petunjuk yang berguna dari tubuh pria itu.Dia punya firasat dan bisa melihat bahwa hal ini pasti ada hubungannya dengan Toby. Setelah memikirkannya, dia melihat ke arah Toby lagi dan menginginkan jawaban dari pria itu.Toby juga tertegun melihat sikap wanita itu. Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan wanita itu, tapi dia yakin wanita itu pasti punya firasat.“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kalau ada yang mau dikatakan, katakan saja,” kata Toby datar.Sejujurnya, dia juga sangat bingung dengan wanita ini. Dia tidak mengerti mengapa wanita ini terus memandangnya.Wanita itu tersenyum dan berkata, “Nggak, aku hanya bercanda denganmu. Jangan diambil ke hati. Aku sangat mendukungmu dalam hal ini.”Toby agak terkej
Segera setelah itu, Dragon Queen mulai mengajukan persyaratannya sendiri.Seperti dugaannya, pria berjas itu setuju. Pria itu juga tahu apa yang dipikirkan Dragon Queen, jadi dia sangat tenang saat ini. Dia sangat mendukung Dragon Queen dalam hal ini.Dragon Queen tertegun melihat sikap pria itu. Dia tertawa, “Tapi, karena kamu sudah bergabung dengan kami, kamu harus menunjukkan kemampuanmu. Kamu harus membuat Toby membayar atas semua tindakannya selama ini. Apa kamu bisa melakukannya?”Dragon Queen sangat membenci Toby. Dia tidak peduli cara apapun yang digunakan pria itu. Dia ingin Toby membayar konsekuensinya. Keinginannya sangat sederhana, yaitu membalas dendam pada Toby.Mendengar itu, pria itu seperti baru mendengar lelucon terbesar di dunia. Dia tersenyum, “Apalah artinya hal itu? Bagiku, asalkan aku mau melakukannya, aku pasti bisa.”Dragon Queen merasa lega melihat pria itu begitu percaya diri. Pada saat yang sama, dia juga jadi sangat penasaran dengan kemampuan pria itu. Bisa
Tella tidak tahu bahwa bahaya sedang menghampirinya. Saat ini, dia sedang minum dengan santai, mengabaikan semua yang terjadi di sekitarnya. Dia datang ke bar itu untuk bersantai.Pada saat ini, sekelompok pria berbadan besar yang mabuk sedang mengawasi Tella. Ini pertama kalinya orang-orang itu melihat wanita secantik Tella. Mereka langsung tertarik padanya.Orang-orang itu berjalan ke depan Tella. Tella tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa orang-orang ini pasti ingin melakukan sesuatu padanya.Dia melihat pria-pria itu dengan tatapan waspada dan berkata, “Kalian mau apa?”Pria-pria itu tersenyum jahat. Mereka mengira Tella sangat polos. Bagi mereka, ini adalah kesempatan yang bagus. Inilah yang mereka inginkan.Mereka menggosok tangan, berjalan mendekati Tella, dan berkata sambil tersenyum, “Jangan takut, kami tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi jangan khawatir. Kami nggak akan melakukan apa-apa padamu.”Pria-pria itu tersenyum kecil.Mendengar itu, Tella tersenyum merendahkan. Dia m
“Ini uang sebagai tanda terima kasihku. Terima kasih banyak,” ujar Tella, mengeluarkan sejumlah uang dan memberikannya pada pria berjas itu.Pria itu tercengang. Kalau dia tidak mengalaminya sendiri, dia tidak akan percaya semua ini nyata.Dia mengira wanita itu akan menciumnya, atau semacamnya. Tak disangka, wanita itu malah “mengusirnya” dengan uang.Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, Tella melambaikan tangan dan berpamit padanya. Tampaknya, wanita itu tidak ingin berlama di tempat ini.Ekspresi di wajah pria berjas itu menjadi masam. Hal ini sangat mengejutkannya. Dia sangat kesal, tapi tidak menunjukkannya. Dia mengikuti Tella dan berkata, “Kamu sudah minum banyak, bahaya kalau pulang sendiri. Aku saja yang mengantarmu.”“Nggak perlu. Aku bisa pulang sendiri.” Tella menggelengkan kepalanya.Pria berjas itu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau hal seperti tadi terjadi lagi? Kalau aku menemanimu, orang-orang itu pasti nggak akan berani datang.”Tella mengerutkan kening. Meskipu