Ketika mendengar ucapan pria tua itu, dia pun merasa bahagia dan dengan penuh semangat menjabat tangannya.“Tapi bayaranku nggak murah. Kamu bayar aku 20 juta pun masih nggak cukup,” kata pria tua itu.Blake sempat merasa kecewa dan menganggap pria tua yang ada di depannya ini sungguh tamak. Namun dia sendiri sudah tidak tahan dengan kondisinya saat ini, jadi dia merasa berapa pun rela dikeluarkan asal dia bisa sembuh. Lantas, dia menuliskan angka dua miliar di atas kertas yang dia bawa.Pria tua itu tersenyum puas ketika melihat harga yang Blake tawarkan, sedangkan Blake justru terlihat murung karena merasa diperas oleh pria tua ini. Namun apa boleh buat, Blake tahu kalau pria tua ini memang tamak, tapi dia membutuhkan pertolongannya sekarang. Jika Blake sudah membaik nanti, barulah dia akan menyuruh anak buahnya menghabisi pria tua itu.Pria tua itu mengeluarkan sebuah botol berisi obat-obatan dan berkata, “Minum ini, nanti kami pasti sembuh.”Blake langsung meminumnya dan benar saj
“Anak itu nggak pantas untuk Yeny. Cuma cucuku yang pantas,” kata pria tua tersebut.Blake tidak mengira kalau pria tua ini juga kenal dengan Yeny. Namun yang pasti, pria tua itu menyanggupi permintaan Blake, dan itulah yang dia mau.“Kamu nggak bayar aku pun bakal aku bantu,” jawab pria tua itu sambil tersenyum.“Oh iya, nama kamu siapa?” tanya Blake.Tidak sedikit orang hebat yang Blake kenal di Larnwick, tapi baru pertama kali ini dia bertemu dengan pria tua yang hebat ini. Terdorong oleh rasa penasaran yang kuat, dia pun memberanikan diri untuk bertanya tentang identitas pria tua tersebut.“Kamu mau tahu siapa aku? Kamu ngga mungkin tahu siapa nama asliku, tapi aku dikenal sebagai Venom King. Aku yakin kamu pasti pernah dengar nama Venom King, ‘kan?”Blake menarik napas yang sangat panjang ketika mendengar nama itu. Jika dia tidak mendengarnya langsung, mungkin dia tidak akan percaya kalau pria tua yang ada di hadapannya ini tidak lain dan tidak bukan adalah Venom King yang melegen
Toby hanya bisa pasrah melihat tatapan mata pemuda itu. Dia sendiri menyadari bahwa pemuda itu menganggapnya sebagai musuh, tapi Toby tidak menunjukkan reaksi apa-apa dan hanya membalasnya dengan senyum menyeringai.Pemuda itu kesal ketika ditatap balik oleh Toby. Dia beranggapan bahwa Toby orang yang angkuh karena berani bersikap seperti itu kepadanya.“Hey, nggak usah songong kamu,” ujar pemuda itu.“Aku nggak ada ngomong apa-apa sama kamu. Tahu dari mana aku songong?” balas Toby.Pemuda itu pun mengabaikan Toby dan kembali melirik Yeny. Dengan senyuman menggodanya itu dia pun berkata, “Yen, sudah lama kita nggak ketemu. Kamu jadi makin cantik saja, deh. Nggak heran kamu disebut sebagai cewek paling cantik di Southcity.”Dari cara pemuda itu menatap Yeny sampai meneteskan air liur, Toby sudah menduga kalau dia tergila-gila kepada Yeny. Akan tetapi dengan sikapnya yang seperti itu, bahkan wanita biasa pun tidak akan mau dengannya. Hanya ada dua kemungkinan apabila ada wanita yang mau
Hanya dengan satu tangan sudah cukup bagi Toby untuk mempermainkan pemuda itu. Akhirnya pemuda itu tidak tahan lagi dengan rasa malu yang dia rasakan karena dibodohi-bodohi oleh Toby dan mengeluarkan jurus racunnya. Muncul aura berwarna hitam dari tangannya. Toby tahu kalau itu adalah teknik racun yang dikerahkan oleh lawannya, makanya dia segera menghindar sambil melancarkan satu tendangan ke pemuda itu sampai dia terpental.Tendangan itu membuat sepatu Toby bersentuhan dengan racun tersebut dan rusak hanya dalam hitungan detik. Maka itu dia segera melepas sepatunya, tapi apa yang terjadi berikutnya benar-benar membuat Toby cukup kaget. Sepatunya perlahan-lahan membusuk dan akhirnya musnah bak debu yang tertiup angin.Ternyata … bahaya dari jurus racun ini memang tidak main-main. Di dunia yang begitu luas ini masih banyak hal-hal ajaib di luar sana. Untung saja reaksi Toby cukup cepat, karena kalau tidak, bukan hanya sepatunya yang hilang, tapi juga nyawanya.Pemuda itu terkena tendan
Wajah Toby mulai terlihat serius. Dia yakin obat yang Venom King keluarkan ini pasti adalah senjata rahasianya, dan Toby harus secepat mungkin menghentikannya agar tidak celaka. Sekali lagi Toby melemparkan puntung rokok dan melontarkannya ke tangan Venom King.Raut wajah Venom King langsung berubah drastis ketika botol yang dia pegang terjatuh ke lantai, dan spontan dia segera membawa cucunya pergi dari sana. Dari reaksi mereka berdua, Toby menyadari betapa bahayanya obat itu. Karena jika tidak, untuk apa mereka berdua melarikan diri. Benar saja, beberapa saat kemudian tercium aroma yang sangat menyengat hidung, dan semakin lama aroma tersebut semakin kuat.Toby pun segera menyuruh yang lain untuk keluar. Dia tidak bodoh dan tahu kalau aroma yang memenuhi tempat ini adalah racun mematikan. Toby hanya tidak menyangka Venom King sampai rela berbuat sejauh ini hanya untuk membunuhnya.Venom King dan cucunya panik, bahkan sampai meneteskan keringat dingin ketika mereka merasakan tatapan m
Saat sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, Venom King dihadang oleh sekelompok orang yang dikepalai oleh Blake. Venom King syok ketika bertemu dengannya, dia tidak habis pikir mengapa Blake bisa berada di tempat ini, dan hal ini juga memberikan firasat buruk padanya. Saat ini dia sudah kesakitan setengah mati dan ingin secepat mungkin mendapatkan perawatan, tapi kedatangan Blake di sini jelas bukanlah hal yang baik baginya.“Ngapain kamu di sini?” tanya Venom King.“Tugasmu masih belum selesai, tapi minta bayarannya begitu tinggi. Jangan harap kamu dibayar kalau begini saja belum selesai.”Venom King meminta cucunya untuk menghadapi Blake, tapi Blake juga memerintahkan semua anak buahnya untuk menyiapkan senjata api yang mereka bawa.“Zaman sudah berubah, siapa lagi yang masih pakai senjata kuno begitu,” tutur Blake.Lantas, Blake merampas kembali cek yang dia berikan kepada Venom King dan pergi bersama para anak buahnya. Venom King semula ingin menggunakan uang itu untuk mengobati k
Kepala keluarga Wardhana segera mengumpulkan semua anggota keluarganya untuk membicarakan rencana mereka hari ini. Kondisi keuangan mereka sedang dalam situasi yang agak sulit, dan siapa pun yang bisa melayani tamu penting tersebut dengan baik mungkin akan diperhatikan oleh sang kepala keluarga. Tidak menutup kemungkinan pula jika nantinya mereka yang akan menjadi penerus keluarga. Maka dari itulah mereka semua mulai menyiapkan rencana masing-masing agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik.“Ini jadi langkah pertama untuk kita bisa menjalin hubungan baik sama Pak Matthias. Aku harap kalian semua jangan sampai bikin kekacauan,” kata kepala keluarga Wardhana, Rudy, dengan nada yang sangat serius.Anggota keluarga lainnya jadi tegang ketika Rudy berkata demikian. Namun, apa yang Rudy katakan memang benar. Mereka harus melakukan persiapan yang matang jika tidak ingin melewatkan kesempatan ini.“Oke, itu saja yang mau aku sampaikan. Sisanya bergantung sama keberuntungan kita,” ujar Rudy.
“Masih berani ngelawan? Memangnya Kamu ini siapa? Ini rumahnya keluarga Wardhana, punya hak apa ketemu sama penghuni di sini?”Sebenarnya Toby ingin menyudahi keributan ini dengan damai, tapi ketika mendengar ucapan si satpam tadi, dia pun jadi sedikit kesal dan membalas satpam itu dengan pukulan. Satpam lainnya yang menyaksikan itu ikut tersinggung dan menghampiri Toby. Toby tahu kalau petugas keamanan di sini memang tidak bisa diajak bicara baik-baik, tapi ini sudah kelewatan.Setelah perkelahian singkat terjadi antara mereka, baton-baton yang dibawa oleh para satpam itu berhasil dipatahkan dan mereka pun tersungkur di lantai tak berdaya.“Kalian sendiri yang cari ribut. Semoga kalian semua sadar apa yang kalian perbuat, atau kalian sendiri yang akan menyesal nanti,” kata Toby.Salah satu dari petugas keamanan itu memberi tahu situasi yang mereka alami kepada petugas keamanan lain yang berada di dalam. Seketika itu pula seorang pemuda datang dengan langkahnya yang lebar sambil menyal