Begitu William masuk ke dalam, seketika emosinya memuncak ketika melihat anggota keluarganya diikat dan langsung menerjang ke depan. Cukup dengan satu ayunan tangan, semua anak buahnya Blake dengan sigap menghadang jalan William.“Dasar pengkhianat, berani-beraninya kamu menentang Dragon Queen,” ucap Blake sambil menatap sinis William.“Siapa yang berkhianat? Sekarang aku sudah nggak ada berguna lagi buat Dragon Queen, jadi aku nggak berutang apa-apa lagi sama dia,” jelas William.“Haha, itu memang benar, aku setuju sama apa yang kamu bilang tadi,” balas Blake sambil menepuk tangannya.Di saat seperti ini masih sempat-sempatnya Blake menghina dia. William pun mengatupkan rahangnya dan berkata dengan lantang, “Lepasin keluargaku, atau kamu sendiri yang bakal menyesal nanti.”Blake tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ucapan William yang tidak ada bedanya dengan lelucon itu. Entah dari mana William mendapatkan rasa percaya diri yang begitu besar sampai dia berani berbicara seperti itu
William merasa jauh lebih lega melihat Toby akhirnya muncul. Selama ada Toby yang membantu, semuanya pasti akan baik-baik saja. William yakin semua yang mereka hadapi pasti diatasi olehnya. Bisa dibilang, sekarang William menganggap Toby sebagai pahlawan.Sementara itu, Blake masih tidak menyadari sama sekali kalau bahaya sedang mendekat, dia masih sibuk mengisap cerutunya sambil berkata, “William, harus kuakui keberanianmu boleh juga. Di sat begini kamu masih bisa ketawa.”Blake masih tidak habis pikir apa yang ada di pikiran William saat ini, tapi dia berasumsi kalau William mungkin sudah gila. Blake masih merasa tidak nyaman dengan tingkah laku William yang seakan tidak mengakui kekalahannya, maka itu dia berniat untuk menumpas habis sisa kesombongan yang masih dimiliki oleh William.“Kalian, terus hajar dia!” perintah Blake.Toby yang melihat situasi sudah seperti ini pun tidak lagi tinggal diam. Dengan satu tendangan sekuat tenaga dia berhasil menghancurkan kursi yang diduduki ole
Para anak buah Blake terkapar tak berdaya di lantai tanpa mampu memberikan perlawanan sedikit pun. Tentu saja William sudah mengingatkan Toby untuk tidak terlalu kasar pada mereka, maka itu Toby tidak membunuh dan hanya membuat mereka tidak bisa bergerak untuk sementara waktu.Firasat buruk yang dirasakan oleh Blake semakin menguat seiring dia melihat Toby yang perlahan berjalan ke arahnya. Tatapan mata Toby terasa begitu mengerikan hingga membuat bulu kuduk di sekujur tubuh Blake berdiri.“Jangan mendekat! Kalau kamu masih berani mendekat, aku kasih tahu Dragon Queen sekarang juga! Dia nggak bakal ngampunin kamu,” ancam Blake sambil perlahan melangkah mundur.Dengan lugunya Blake mengira dia bisa menakuti Toby dengan menyebut nama Dragon Queen. Namun semua itu tidak ada gunanya bagi Toby. Kalaupun Blake memanggil Dragon Queen kemari, dia juga tidak akan bergerak sedikit pun.“Tolong ampuni aku. Aku masih punya keluarga. Kalau aku mati, gimana nasib mereka nanti?” tutur Blake yang berp
“Aku bisa saja biarin kamu pergi, tapi ancaman terbesar itu mulut kamu,” ujar Toby seraya tersenyum tipis.Spontan Blake menutup mulutnya ketika mendengar hal itu karena berpikir Toby akan merobek-robek mulutnya. Walau memang terdengar agak berlebihan, bukan berarti itu hal yang mustahil untuk terjadi. Apabila Toby sampai benar-benar melakukannya, Blake akan kehilangan asetnya dan tidak bisa berguna lagi.Seketika itu pula Toby mengeluarkan racun yang sebelumnya dia minta dari Yeny. Racun ini akan membuat orang yang terkena jadi bisu dan hanya bisa disembuhkan dengan obat penawar yang hanya dimiliki oleh Yeny. Ada pilihan selain memakan obat penawar, yaitu mencari Venom King, tapi tentu saja mencari Venom King bukanlah perkara mudah.Blake sontak termangu ketika melihat dia Toby mengeluarkan sesuatu, dan dia pun bertanya keheranan, “Apa itu?”“Ini bukan barang sembarangan. Barang ini cukup kuat sampai bisa bikin orang lain kehilangan harapan untuk hidup.”Blake begitu terkejut sekaligu
Dengan kondisinya yang seperti itu, Blake tidak akan bisa berguna lagi bagi Dragon Queen dan akan dibuang. Blake tahu betul akan betapa gawatnya masalah yang dia hadapi saat ini, makanya dia merasa begitu terpuruk dan menatap Toby dengan penuh amarah.Pastinya Toby tahu apa yang dipikirkan oleh Blake, tapi dia sedikit pun tidak menaruh simpati kepadanya dan malah menganggap itu sebagai hukuman yang pantas.Begitu orang lain menyadari bahwa Blake sudah tidak bisa berbicara lagi, mereka pun diam-diam bersorak karena sebenarnya mereka sendiri sejak dulu sudah muak dengan Blake. Penderitaan yang Blake rasakan ini memang sudah sepantasnya dia dapatkan.Blake bermaksud menyuruh para anak buahnya untuk kembali, tapi mereka malah dengan sengaja mencemoohnya, “Kami nggak ngerti kamu ngomong apa. Bisu, ya?”Seketika itu juga Blake mengamuk dan kembali dengan perasaan yang gusar, dan salah satu dari anak buahnya masih terus meledeknya, “Oh, aku tahu apa maksudnya Blake.”Kedua mata Blake langsung
Ketika mendengar ucapan pria tua itu, dia pun merasa bahagia dan dengan penuh semangat menjabat tangannya.“Tapi bayaranku nggak murah. Kamu bayar aku 20 juta pun masih nggak cukup,” kata pria tua itu.Blake sempat merasa kecewa dan menganggap pria tua yang ada di depannya ini sungguh tamak. Namun dia sendiri sudah tidak tahan dengan kondisinya saat ini, jadi dia merasa berapa pun rela dikeluarkan asal dia bisa sembuh. Lantas, dia menuliskan angka dua miliar di atas kertas yang dia bawa.Pria tua itu tersenyum puas ketika melihat harga yang Blake tawarkan, sedangkan Blake justru terlihat murung karena merasa diperas oleh pria tua ini. Namun apa boleh buat, Blake tahu kalau pria tua ini memang tamak, tapi dia membutuhkan pertolongannya sekarang. Jika Blake sudah membaik nanti, barulah dia akan menyuruh anak buahnya menghabisi pria tua itu.Pria tua itu mengeluarkan sebuah botol berisi obat-obatan dan berkata, “Minum ini, nanti kami pasti sembuh.”Blake langsung meminumnya dan benar saj
“Anak itu nggak pantas untuk Yeny. Cuma cucuku yang pantas,” kata pria tua tersebut.Blake tidak mengira kalau pria tua ini juga kenal dengan Yeny. Namun yang pasti, pria tua itu menyanggupi permintaan Blake, dan itulah yang dia mau.“Kamu nggak bayar aku pun bakal aku bantu,” jawab pria tua itu sambil tersenyum.“Oh iya, nama kamu siapa?” tanya Blake.Tidak sedikit orang hebat yang Blake kenal di Larnwick, tapi baru pertama kali ini dia bertemu dengan pria tua yang hebat ini. Terdorong oleh rasa penasaran yang kuat, dia pun memberanikan diri untuk bertanya tentang identitas pria tua tersebut.“Kamu mau tahu siapa aku? Kamu ngga mungkin tahu siapa nama asliku, tapi aku dikenal sebagai Venom King. Aku yakin kamu pasti pernah dengar nama Venom King, ‘kan?”Blake menarik napas yang sangat panjang ketika mendengar nama itu. Jika dia tidak mendengarnya langsung, mungkin dia tidak akan percaya kalau pria tua yang ada di hadapannya ini tidak lain dan tidak bukan adalah Venom King yang melegen
Toby hanya bisa pasrah melihat tatapan mata pemuda itu. Dia sendiri menyadari bahwa pemuda itu menganggapnya sebagai musuh, tapi Toby tidak menunjukkan reaksi apa-apa dan hanya membalasnya dengan senyum menyeringai.Pemuda itu kesal ketika ditatap balik oleh Toby. Dia beranggapan bahwa Toby orang yang angkuh karena berani bersikap seperti itu kepadanya.“Hey, nggak usah songong kamu,” ujar pemuda itu.“Aku nggak ada ngomong apa-apa sama kamu. Tahu dari mana aku songong?” balas Toby.Pemuda itu pun mengabaikan Toby dan kembali melirik Yeny. Dengan senyuman menggodanya itu dia pun berkata, “Yen, sudah lama kita nggak ketemu. Kamu jadi makin cantik saja, deh. Nggak heran kamu disebut sebagai cewek paling cantik di Southcity.”Dari cara pemuda itu menatap Yeny sampai meneteskan air liur, Toby sudah menduga kalau dia tergila-gila kepada Yeny. Akan tetapi dengan sikapnya yang seperti itu, bahkan wanita biasa pun tidak akan mau dengannya. Hanya ada dua kemungkinan apabila ada wanita yang mau