Tak peduli bagaimanapun Godfrey memikirkannya, dia merasa Toby sedang membual. Dia bertaruh bahwa Toby pasti tidak memiliki uang sebanyak itu. Dia merasa seperti sudah bisa melihat Toby kalah taruhan dan memanggilnya dengan sebutan Kakek.Memikirkan hal itu, dia merasa sangat puas dalam hati.Melihat Godfrey tersenyum seperti orang bodoh, Toby langsung tahu kalau pria itu sedang berimajinasi. Dia malas meladeni pria itu.Scar ragu-ragu untuk waktu yang lama, kemudian akhirnya memberi isyarat mata pada anak buah yang ada di sebelahnya. Anak buahnya itu segera mengeluarkan mesin EDC.Semua orang mengira Toby sedang mengulur waktu. Mereka tidak tahu apa gunanya Toby mengulur waktu. Memangnya itu perlu?Toby mulai menggesek kartu. Setelah dia menggesek kartunya itu, mata semua orang tertuju ke arah mesin tersebut. Semuanya sangat penasaran dengan hasilnya.Kebanyakan dari mereka berpikir saldo di rekening Toby pasti tidak cukup.Namun setelah itu, suara yang keluar dari mesin EDC itu seola
“Urusannya beresin di sini saja,” kata Toby.Toby bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Godfrey. Sudah jelas Godfrey tidak mau mengakui kekalahannya, maka itu dia ingin mencari alasan untuk pergi dari sini. Toby paham betul jalan pikiran orang-orang seperti Godfrey.Bella dan keluarganya pun menunjukkan kebencian mereka terhadap Godfrey. Perbuatan Godfrey hari ini telah memperlihatkan semua keburukannya. Tidak bertanggung jawab, egois, dan tidak bisa dipercaya.Bahkan ibunya Bella yang materialistis itu juga merasa jijik terhadap Godfrey. Bayangkan betapa malunya Godfrey ketika semua mata tertuju kepadanya.“Kalau kalah ya bayar, jangan coba-coba kabur, ya,” kata Scar.“Mana mungkin aku kabur. Kalian tenang dulu, aku pasti bayar,” bantah Godfrey.Scar sangat membenci Godfrey. Dia tahu seperti apa sifat Godfrey, dan orang dengan sifat seperti itu tidak bisa dihadapi dengan cara yang halus.Tanpa sadar Scar menatap ke arah Toby seolah sedang menunggu reaksinya. Toby pun memberikan isyara
Godfrey terpaksa mengalah karena dia sudah tahu tidak akan bisa menang melawan Toby. Apabila dia tidak segera meminta ampun sekarang, kesempatan itu tidak akan datang lagi. Kejadian kali ini sungguh membuat dia malu. Godfrey sungguh tidak menyangka semua yang terjadi justru bertolak belakang dengan apa yang dia bayangkan.Godfrey sungguh menyesali perbuatannya, tapi untuk saat ini dia hanya bisa menahan rasa malunya. Dia pun menatap Toby dengan mata yang sinis dan bertekad untuk berhenti sampai di sini. Godfrey sudah menyusun rencana. Begitu dia berhasil keluar dari tempat ini, dia akan langsung meminta kakaknya yang punya sasana bela diri untuk memberi Toby pelajaran.“Anu … Toby, aku sudah boleh pergi, ‘kan?” ujar Godfrey tersenyum seraya menyembunyikan perasaannya.Toby tentu saja dapat merasakan kebencian yang tadi Godfrey tunjukkan, meski hanya sesaat. Namun Toby tidak memberikan reaksi apa pun karena dia sudah tahu apa yang dipikirkan oleh Godfrey. Toby hanya malas meladeninya sa
Mau bagaimanapun juga, status sosial Godfrey jauh lebih baik ketimbang Toby, tapi kenapa dia malah ikut terseret. Alhasil, kebencian Godfrey terhadap Toby pun menjadi semakin dalam.Ayahnya Bella jadi penasaran dengan pekerjaan Toby. Jika Toby bisa semudah itu menghamburkan 20 miliar, berarti dia pasti anak orang kaya, atau minimal seorang pengusaha. Hanya saja, sampai detik ini, dia tidak pernah dengan ada orang yang namanya Toby di Larnwick. Dia yakin Toby pasti bukan orang sembarangan, makanya dia ingin menanyakan pertanyaan ini untuk mengenal Toby lebih jauh.Toby tentu bisa melihat bahwa ayahnya Bella sangat mementingkan pekerjaannya, tapi dia hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Ayahnya Bella pun menyadari hal itu dan tidak banyak bertanya lagi.Seketika suasana di tempat kembali senyap. Meski situasi yang paling genting sudah teratasi, tapi masih ada satu hal yang lebih penting lagi.Sementara itu, adiknya Bella yang menyadari tatapan kecewa dari kedua orang tuanya pun jad
Bella sungguh kecewa terhadap adiknya. Dia mengira adiknya akan berubah, tapi siapa sangka dia malah semakin parah. Dia sudah membuang jauh-jauh semua harapan karena yakin adiknya sudah tak tertolong lagi.“Kamu panggil tangkap dia saja sekarang, biar dia ditahan selama beberapa hari,” kata Toby kepada Bella.Bella langsung menepuk kepalanya begitu mendengar saran Toby. Bisa-bisanya dia lupa soal ini. Lantas, tanpa banyak bicara lagi, Bella langsung beraksi.Adiknya Bella terus memberontak, tapi aksinya hanyalah perbuatan yang tidak membuahkan hasil. Pada akhirnya, dia tetap dibawa pergi oleh kolega Bella.Setelah semua keributan ini selesai, barulah Bella sadar bahwa apa yang Toby lakukan hari ini merupakan utang budi yang selama tidak akan bisa dia bayar.“Maaf, ya. Kamu jadi ikut terlibat masalah keluargaku, sampai kamu harus keluar banyak uang juga,” kata Bella.“Nggak apa-apa. Anggap saja ini sebagai hadiah ulang tahun untuk Tante,” jawab Toby tersenyum.Ibunya Bella yang mendeng
Semakin dibayangkan, pikiran Bella jadi semakin kalut dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Toby menatap seisi kamar Bella, kemudian dia langsung menarik kembali pandangannya tanpa memberi komentar apa-apa. Kamar Bella dipenuhi dengan warna merah. Toby sungguh tidak menyangka wanita dingin seperti Bella memiliki kamar tidur yang sangat feminim.“Oh ya, kamu ada selimut cadangan?” tanya Toby.Toby harus bertanya sampai tiga kali, barulah Bella merespons. Bella terkesiap menatap Toby dan bertanya-tanya untuk apa dia menanyakan hal itu. Setelah itu, barulah Bella menunjuk ke sebuah lemari yang ada di belakang Toby.Toby berbalik mengambil selimut dengan warna yang tidak terlalu mencolok, lalu berkata, “Good night.”Akan tetapi … ketika Bella mengira Toby akan menaruh selimutnya di atas ranjang, apa yang dilakukan oleh Toby sungguh membuatnya tercengang. Toby malah membawa selimutnya keluar kamar. Jika Bella tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, mungkin dia tidak akan percay
Kedua mata Toby langsung berbinar setelah mendengar perkataan Bella. Dia sungguh tidak menyangka Bella akan mengizinkannya tidur di kamar. Lantas dia pun tidak sungkan lagi dan langsung membawa selimutnya ke dalam seraya berkata, “Benar juga.”Bella sungguh kehabisan kata-kata dan hanya memutar bola matanya. Dia tidak tahu apakah Toby hanya berpura-pura atau tidak. Jika Toby tidak berpura-pura, maka apa maksudnya tadi? Toby memang orang yang misterius, begitu misterius sampai Bella tidak bisa memahaminya.Toby langsung berbaring di ranjang begitu dia kembali ke kamar. Untung saja kakinya tidak bau, karena kalau bau, Bella pasti sudah mengomel.Meski tadi mereka sempat berinteraksi satu sama lain, Bella masih belum merasa terbiasa.“Eh, udaranya agak panas, nih. Aku buka baju, ya,” kata Toby.Bela tidak mengatakan apa-apa lagi, tidak mengiakan ataupun menolak.Toby pun membuka bajunya, memperlihatkan otot-otot dan six-pack yang kuat.Seketika wajah Bella langsung memerah seperti tomat.
Kebetulan di saat itu juga Bella terbangun. Dia tidak tahu apa pun yang terjadi semalam, tapi ketika melihat selimutnya bertumpukan dengan selimut Toby, Bella jadi curiga.Di saat yang sama, dia menyadari Toby sedang menatap dirinya. Bella baru menyadari apa yang sedang diperhatikan oleh Toby ketika dia menundukkan kepalanya. Bella pun berkata dengan wajah merona, “Dasar genit, lihat apa kamu.”“Aku nggak lihat apa-apa,” jawab Toby seraya memutar matanya.“Apaan, kamu masih lihatin aku terus,” ujar Bella sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.Namun, Toby tidak merasa rugi karena toh dia sudah melihatnya sampai puas.“Eh, aku pergi dulu, ya,” kata Toby.Bella pun hanya mengangguk, tanpa ada sedikit pun kemauan untuk menahannya di sini.Kebetulan kedua orang tua Bella sedang membuat sarapan saat Toby keluar dari kamar.“Kok buru-buru amat sudah mau pulang? Makan dulu saja,” kata ibunya Bella.“Nggak usah, Tante,” balas Toby sambil melambaikan tangannya.Ibunya Bella juga tidak enak ha