Godfrey terpaksa mengalah karena dia sudah tahu tidak akan bisa menang melawan Toby. Apabila dia tidak segera meminta ampun sekarang, kesempatan itu tidak akan datang lagi. Kejadian kali ini sungguh membuat dia malu. Godfrey sungguh tidak menyangka semua yang terjadi justru bertolak belakang dengan apa yang dia bayangkan.Godfrey sungguh menyesali perbuatannya, tapi untuk saat ini dia hanya bisa menahan rasa malunya. Dia pun menatap Toby dengan mata yang sinis dan bertekad untuk berhenti sampai di sini. Godfrey sudah menyusun rencana. Begitu dia berhasil keluar dari tempat ini, dia akan langsung meminta kakaknya yang punya sasana bela diri untuk memberi Toby pelajaran.“Anu … Toby, aku sudah boleh pergi, ‘kan?” ujar Godfrey tersenyum seraya menyembunyikan perasaannya.Toby tentu saja dapat merasakan kebencian yang tadi Godfrey tunjukkan, meski hanya sesaat. Namun Toby tidak memberikan reaksi apa pun karena dia sudah tahu apa yang dipikirkan oleh Godfrey. Toby hanya malas meladeninya sa
Mau bagaimanapun juga, status sosial Godfrey jauh lebih baik ketimbang Toby, tapi kenapa dia malah ikut terseret. Alhasil, kebencian Godfrey terhadap Toby pun menjadi semakin dalam.Ayahnya Bella jadi penasaran dengan pekerjaan Toby. Jika Toby bisa semudah itu menghamburkan 20 miliar, berarti dia pasti anak orang kaya, atau minimal seorang pengusaha. Hanya saja, sampai detik ini, dia tidak pernah dengan ada orang yang namanya Toby di Larnwick. Dia yakin Toby pasti bukan orang sembarangan, makanya dia ingin menanyakan pertanyaan ini untuk mengenal Toby lebih jauh.Toby tentu bisa melihat bahwa ayahnya Bella sangat mementingkan pekerjaannya, tapi dia hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Ayahnya Bella pun menyadari hal itu dan tidak banyak bertanya lagi.Seketika suasana di tempat kembali senyap. Meski situasi yang paling genting sudah teratasi, tapi masih ada satu hal yang lebih penting lagi.Sementara itu, adiknya Bella yang menyadari tatapan kecewa dari kedua orang tuanya pun jad
Bella sungguh kecewa terhadap adiknya. Dia mengira adiknya akan berubah, tapi siapa sangka dia malah semakin parah. Dia sudah membuang jauh-jauh semua harapan karena yakin adiknya sudah tak tertolong lagi.“Kamu panggil tangkap dia saja sekarang, biar dia ditahan selama beberapa hari,” kata Toby kepada Bella.Bella langsung menepuk kepalanya begitu mendengar saran Toby. Bisa-bisanya dia lupa soal ini. Lantas, tanpa banyak bicara lagi, Bella langsung beraksi.Adiknya Bella terus memberontak, tapi aksinya hanyalah perbuatan yang tidak membuahkan hasil. Pada akhirnya, dia tetap dibawa pergi oleh kolega Bella.Setelah semua keributan ini selesai, barulah Bella sadar bahwa apa yang Toby lakukan hari ini merupakan utang budi yang selama tidak akan bisa dia bayar.“Maaf, ya. Kamu jadi ikut terlibat masalah keluargaku, sampai kamu harus keluar banyak uang juga,” kata Bella.“Nggak apa-apa. Anggap saja ini sebagai hadiah ulang tahun untuk Tante,” jawab Toby tersenyum.Ibunya Bella yang mendeng
Semakin dibayangkan, pikiran Bella jadi semakin kalut dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Toby menatap seisi kamar Bella, kemudian dia langsung menarik kembali pandangannya tanpa memberi komentar apa-apa. Kamar Bella dipenuhi dengan warna merah. Toby sungguh tidak menyangka wanita dingin seperti Bella memiliki kamar tidur yang sangat feminim.“Oh ya, kamu ada selimut cadangan?” tanya Toby.Toby harus bertanya sampai tiga kali, barulah Bella merespons. Bella terkesiap menatap Toby dan bertanya-tanya untuk apa dia menanyakan hal itu. Setelah itu, barulah Bella menunjuk ke sebuah lemari yang ada di belakang Toby.Toby berbalik mengambil selimut dengan warna yang tidak terlalu mencolok, lalu berkata, “Good night.”Akan tetapi … ketika Bella mengira Toby akan menaruh selimutnya di atas ranjang, apa yang dilakukan oleh Toby sungguh membuatnya tercengang. Toby malah membawa selimutnya keluar kamar. Jika Bella tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, mungkin dia tidak akan percay
Kedua mata Toby langsung berbinar setelah mendengar perkataan Bella. Dia sungguh tidak menyangka Bella akan mengizinkannya tidur di kamar. Lantas dia pun tidak sungkan lagi dan langsung membawa selimutnya ke dalam seraya berkata, “Benar juga.”Bella sungguh kehabisan kata-kata dan hanya memutar bola matanya. Dia tidak tahu apakah Toby hanya berpura-pura atau tidak. Jika Toby tidak berpura-pura, maka apa maksudnya tadi? Toby memang orang yang misterius, begitu misterius sampai Bella tidak bisa memahaminya.Toby langsung berbaring di ranjang begitu dia kembali ke kamar. Untung saja kakinya tidak bau, karena kalau bau, Bella pasti sudah mengomel.Meski tadi mereka sempat berinteraksi satu sama lain, Bella masih belum merasa terbiasa.“Eh, udaranya agak panas, nih. Aku buka baju, ya,” kata Toby.Bela tidak mengatakan apa-apa lagi, tidak mengiakan ataupun menolak.Toby pun membuka bajunya, memperlihatkan otot-otot dan six-pack yang kuat.Seketika wajah Bella langsung memerah seperti tomat.
Kebetulan di saat itu juga Bella terbangun. Dia tidak tahu apa pun yang terjadi semalam, tapi ketika melihat selimutnya bertumpukan dengan selimut Toby, Bella jadi curiga.Di saat yang sama, dia menyadari Toby sedang menatap dirinya. Bella baru menyadari apa yang sedang diperhatikan oleh Toby ketika dia menundukkan kepalanya. Bella pun berkata dengan wajah merona, “Dasar genit, lihat apa kamu.”“Aku nggak lihat apa-apa,” jawab Toby seraya memutar matanya.“Apaan, kamu masih lihatin aku terus,” ujar Bella sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.Namun, Toby tidak merasa rugi karena toh dia sudah melihatnya sampai puas.“Eh, aku pergi dulu, ya,” kata Toby.Bella pun hanya mengangguk, tanpa ada sedikit pun kemauan untuk menahannya di sini.Kebetulan kedua orang tua Bella sedang membuat sarapan saat Toby keluar dari kamar.“Kok buru-buru amat sudah mau pulang? Makan dulu saja,” kata ibunya Bella.“Nggak usah, Tante,” balas Toby sambil melambaikan tangannya.Ibunya Bella juga tidak enak ha
Namun, tentu saja itu hanyalah angan-angan. Kalau sampai skenario itu sungguh terjadi, Helena pasti sudah menentangnya. Toby tidak ingin membuat Helena sakit hati, yang dia inginkan adalah melindunginya seumur hidup. Dia pun ikut duduk di sofa bersama mereka bertiga.Sementara itu … sejak William gagal melaksanakan tugasnya, dia pergi mencari Dragon Queen.Dragon Queen sungguh kecewa ketika melihat William, dan William juga hanya bisa menundukkan kepalanya.“Tugas kamu kali ini lagi-lagi gagal, dasar sampah nggak berguna,” dengus Dragon Queen yang mulai kehabisan kesabaran terhadap William.William sudah berkali-kali mengalami kegagalan dan membuat Dragon Queen membencinya. Awalnya William sempat berpikir untuk menjadi agen ganda. Dia menjadi sekutu Toby, tapi di saat yang sama juga menjadi sekutu Dragon Queen. Akan tetapi, penghinaan Dragon Queen terhadapnya ini benar-benar membuat William enggan melayaninya.“Dragon Queen, ini murni kecelakaan. Aku nggak sengaja ketemu sama Toby,” ba
Untuk saat ini, William masih tidak bisa memikirkan cara apa untuk menghadapi Toby, ditambah lagi Toby juga bukan orang sembarangan.Dragon Queen sungguh tidak suka dengan sikap William yang hanya diam saja ketika ditanya. William pun bisa merasakan amarah Dragon Queen kepadanya, tapi saat ini dia benar-benar tidak punya taktik lain untuk menghadapi Toby.“Sudahlah, kamu turun sana,” kata Dragon Queen, yang secara mengejutkan sama sekali tidak memarahi William.William benar-benar kaget dengan perlakuan Dragon Queen. Kalau dulu, Dragon Queen pasti sudah menghukumnya, tapi kenapa sifatnya tiba-tiba berubah …? Akan tetapi, William juga tidak langsung pergi begitu saja. Dia masih punya waktu satu minggu, dan dia pun berkata, “Terima kasih untuk kebaikan Dragon Queen. Aku pasti bakal cari cara untuk menghadapi si Toby itu.”Namun, Dragon Queen tidak berkata apa-apa dan hanya sibuk mengecat kuku jarinya yang merah menyala di bawah pancaran sinar matahari.William sempat ragu sesaat, tapi di
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro